Anda di halaman 1dari 35

FARMAKOLOGI OBAT

HIPNOTIF-SEDATIF

DELSY APRIDA, S.KED

PEMBIMBING:
dr. Adi Chandra, Sp.An
BAB I
LATAR BELAKANG
 Hipnotik sedatif  obat-obatan yang mampu
mendepresi sistem saraf pusat.

 Penggunaan klinis obat-obatan ini telah digunakan


secara luas seperti untuk tatalaksana nyeri akut dan
kronik, tindakan anestesia, penatalaksanaan
kejang, serta insomnia.
BAB II
FARMAKOLOGI OBAT HIPNOTIF-SEDATIF
 Obat-obatan sedatif hipnotik diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok, yakni:
 Benzodiazepin
 Barbiturat
 Golongan obat nonbarbiturat – nonbenzodiazepin
Benzodiazepin
Memiliki lima efek farmakologi 
 anxiolisis,

 sedasi,

 anti konvulsi,

 relaksasi otot melalui medula spinalis, dan

 amnesia retrograde
Benzodiazepin
Mekanisme Kerja  akibat aksi gamma-
aminobutyric acid (GABA) sebagai neurotransmitter
penghambat di otak.

Benzodiazepine ↑ kepekaan reseptor GABA


terhadap neurotransmitter penghambat  kanal
klorida terbuka  hiperpolarisasi post sinaptik
membran sel dan mendorong post sinaptik membran
sel tidak dapat dieksitasi.
Benzodiazepin
Efek samping  kelelahan dan mengantuk. Sedasi akan
menggangu aktivitas setidaknya selama 2 minggu

Contoh Preparat Benzodiazepin :


1. Midazolam,
2. Diazepam,
3. Lorazepam,
4. Oxazepam, dan
5. Alprazolam
Midazolam
 Midazolam  benzodiazepine yang larut air
dengan struktur cincin imidazole yang stabil dalam
larutan dan metabolisme yang cepat.
Midazolam
 Farmakokinetik  diserap cepat dari saluran
cerna dan dengan cepat melalui sawar darah otak.

 Waktu paruh  antara 1-4 jam, lebih pendek


daripada waktu paruh diazepam.

 Waktu paruh ini dapat meningkat pada pasien tua


dan gangguan fungsi hati.
Midazolam
 Metabolisme  oleh hepar dan enzim cytochrome
P-450 usus halus menjadi metabolit yang aktif dan
tidak aktif

 Metabolit utama  1-hidroksimidazolam

 Simetidin, eritromisin, calsium channel blocker, obat


anti jamur  penghambat metabolisme midazolam
Midazolam
 Efek pada Sistem Organ

Pernapasan  penurunan pernapasan dengan


midazolam sebesar 0,15 mg/kg IV

Pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis 


depresi pernapasan

Cardiovascular  midazolam 0,2 mg/kg IV sebagai


induksi anestesi akan menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan denyut jantung
Midazolam
 Penggunaan Klinik :

 Premedikasi
 Sedasi intravena
 Induksi anestesi
 Rumatan anestesi
 Sedasi post-operasi
 Gerakan pita suara paradoks
Diazepam
 Diazepam  benzodiazepine yang sangat larut
lemak dan memiliki durasi kerja yang lebih panjang
dibanding midazolam.
 Farmakokinetik
 Diazepam cepat diserap melalui saluran cerna
dan mencapai puncaknya dalam 1 jam (15-30
menit pada anak-anak).

 Metabolisme
 Diazepam mengalami oksidasi N-demethylation oleh
enzim mikrosom hati menjadi desmethyldiazepam
dan oxazepam serta sebagian kecil temazepam
 Waktu paruh  antara 21-37 jam dan akan
semakin panjang pada pasien tua, obese dan
gangguan fungsi hepar serta digunakan bersama
obat penghambat enzim sitokrom P-450.
 Efek pada Sistem Organ  hampir tidak
menimbulkan efek depresi napas.

 Namun, pada penggunaan bersama dengan


obat penekan CNS lain atau pada pasien
dengan penyakit paru obstruktif 
meningkatkan resiko terjadinya depresi napas.
Penggunaan Klinis  sebagai sedasi pada
anestesi telah digantikan oleh midazolam.

 Sehingga diazepam lebih banyak


digunakan untuk mengatasi kejang.
BARBITURAT
 merupakan derivat asam barbiturat (2,4,4-
trioksoheksahidropirimidin)

 efek utama barbiturat  depresi SSP ; mulai dari


sedasi, hipnosis, koma sampai dengan kematian.

 Contoh Preparat :
 Tiopental
THIOPENTAL
 untuk induksi anestesi dan banyak dipergunakan
dalam bentuk kombinasi dengan anestetik inhalasi
lainnya.
THIOPENTAL
 Mekanisme kerja  melewati sawar darah otak
secara cepat  hypnosis

 Cepat berdifusi keluar otak dan jaringan lain yang


sangat vascular serta akan didistribusikan  otot,
lemak dan seluruh jaringan tubuh.

 Metabolisme  sangat lambat dan akan


didistribusikan ke hati.
THIOPENTAL
 Efek pada sistem organ :

 ↓tekanan arteri, curah balik, dan curah


jantung.

 mendepresi pusat pernafasan dan ↓


sensitivitas pusat pernapasan terhadap karbon
dioksida.
THIOPENTAL
 Penggunaan klinis :

 induksi pada anestesi umum,


 operasi yang singkat  reposisi fraktur, insisi, jahit
luka,
 sedasi pada analgesik regional,

 mengatasi kejang-kejang.

 Dosis: 3-7mg/kg disuntikkan perlahan-lahan


dalam 30-60 detik.
NON-BARBITURAT – NONBENZODIAZEPIN
propofol, ketamin, dextromethorphan

 PROPOFOL
 Propofol adalah zat subsitusi isopropylphenol (2,6
diisopropylphenol

 Penggunaan propofol 1,5 – 2,5 mg/kgBB dengan


penyuntikan cepat (< 15 detik)  turunnya
kesadaran dalam waktu 30 detik.
PROPOFOL
 Mekanisme kerja :

 Ketika reseptor GABA diaktivasi, penghantar


klorida transmembran ↑ dan menimbulkan
hiperpolarisasi di membran sel post sinaps dan
menghambat fungsi neuron post sinaps.
PROPOFOL
 Farmakokinetik  propofol didegradasi di hati
melalui metabolisme oksidatif hepatik oleh
cytochrome P-450.

 < 0,3% dosis obat diekskresikan melalui urin.

 Waktu paruh  0,5 – 1,5 jam tapi yang lebih


penting sensitive half time dari propofol yang
digunakan melalui infus selama 8 jam adalah
kurang dari 40 menit.
PROPOFOL
 Penggunaan klinis :
 Induksi Anestesia
 Sedasi Intravena
 Maintenance Anestesia
 Aplikasi Terapeutik Nonhipnotik
Efek pada organ :
 Sistem Saraf Pusat
 Propofol menurunkan Cerebral Metabolism Rate
terhadap oksigen (CRMO2), aliran darah, serta
tekanan intra kranial (TIK).

 Dosis besar propofol  ↓ tekanan darah yang


diikuti ↓tekanan aliran darah ke otak.
 Sistem Kardiovaskular
 Propofol lebih menurunkan tekanan darah sistemik
daripada thiopental.

 Paru
 Terdapat risiko apnea sebesar 25-35% pada
pasien yang mendapat propofol.
KETAMIN

 Ketamin  derivat phencyclidine yang


menyebabkan “disosiative anesthesia” yang
ditandai dengan disosiasi EEG pada talamokortikal
dan sistem limbik.
KETAMIN
 Farmakokinetik  memiliki aksi kerja yang relatif
singkat, kelarutan lemak yang tinggi.

 Ketamin secara cepat dilepaskan ke jaringan


misalnya ke otak.

 Waktu paruhnya sekitar 2-3 jam.

 Metabolisme  oleh enzim microsomal hati dan


diekskresikan di urin sebagai bentuk yang tak
diubah.
Penggunaan Klinis
 Analgesia
 Induksi Anestesia
 Pengembali Toleransi Opioid
 Meningkatkan Depresi Mental
BAB III
KESIMPULAN
 Hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-
obatan yang mampu mendepresi sistem saraf
pusat.

 Obat-Obatan hipnotik sedatif terbagi menjadi


tiga jenis yakni golongan benzodiazepin,
barbiturat, dan bukan keduanya.
 Obat golongan benzodiazepin berkerja
pada reseptor gamma-aminobutyric acid.
 Contoh preparat benzodiazepin antara
lain midazolam, alprazolam, diazepam,
clobazam.
 Obat-obatan barbiturat bekerja pada
neurotansmiter penghambat (gamma-
aminobutyric acid) pada sistem saraf pusat.
Contoh obat-obatan golongan barbiturat
antara lain tiopental dan phenobarbital.
 Beberapa obat lain yang bukan jenis
barbiturat dan banzodiazepin yang sering
digunakan sebagai obat sedasi dan hipnotik
antara lain: propofol, ketamin,
dextromethorphan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai