Anda di halaman 1dari 44

HEMATOTHORAKS

Jessica A. Wijaya 120100191


Krisna Buana 120100149
Patricia 120100228
Indah Rahmah Lestari 120100003
Tineshraj A/L Selvarajah 120100541
William H.R 080100199
Ayu Yusriani Nasution 120100013
Nur Azimah 110100416
Suruthi Subramaniam 110100419
Nivashini Munuyandi 110100408
Stefina Veronika
FAKULTAS KEDOKTERAN :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN dr. Mhd. Ali Syahputra, SpBTKV
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
Hemothoraks adalah terkumpulnya darah di
rongga pleura. Cairan darah tersebut
memiliki nilai hematokrit lebih besar
daripada 50%.

Kira-kira 150.000 kematian terjadi dari


trauma setiap tahun. Sekitar tiga kali dari
angka individu ini cacat secara permanen
akibat trauma

Trauma dada terjadi pada sekitar 60%


kasus multiple-trauma; oleh sebab itu,
estimasi kasar pada kejadian hemothoraks
yang berhubungan dengan trauma
mencapai hingga 300.000 kasus per tahun.
BAB 2
DEFINISI

5
“ Hematotoraks
suatu keadaan dimana
adalah

terdapat penumpukan
darah dari dalam cavum
pleura diantara pleura
parietalis dan pleura
viseralis.

6
ETIOLOGI

7
ETIOLOGI
Nontraumatik / spontan
Traumatik • Neoplasma
• Trauma tumpul • Komplikasi antikoagulan
• Trauma tembus. • Robekan adesi pleura
yang berhubungan dgn
pneumotoraks spontan
• Nekrosis akibat infeksi
• Tuberculosis
• Fistula arteri atau vena
pulmonal.

8
FAKTOR RISIKO

9
• Sebelumnya pernah menjalani
bedah thorax
• Sedang menderita gangguan
perdarahan
• Sedang menderita tuberkulosis
• Telah didiagnosa mengidap
kanker paru.

10
PATOFISIOLOGI

11
Trauma pada
thorax Nyeri
Inflamasi
daerah
V a
trauma
a r
s t
Laserasi paru + laserasi pembuluh darah o e
intrakostalis / arteri mamae interna k r
o i
n o
Kehilangan s l
Perdarahan  darah darah dari t
terakumulasi di rongga pleura tubuh r
i
k
s
Menekan Cardiac i
Fibrin
+ kontaminasi paru output ↓
deposit
bakteri

Gangguan Tekanan darah


Fibrothorax ↓
bakterimia pengembangan paru

Hambat Gangguan Aliran darah


pengembangan Septic shock ventilasi ke perifer ↓
paru

12
O2 ↓, CO2↑
DIAGNOSIS

13
ANAMNESIS
 Sesak napas
 Nyeri dada. Nyeri dirasakan tajam pada
sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan
terasa lebih nyeri pada gerak pernapasan.
 Batuk-batuk
 Denyut jantung meningkat.
 Kulit mungkin tampak sianosis karena
kadar oksigen darah yang kurang.
14
PEMERIKSAAN
FISIK
Inspeksi : Palpasi :
Pada waktu respirasi, bagian Iktus jantung terdorong ke sisi
yang sakit gerakannya toraks yang sehat
tertinggal Fremitus suara melemah atau
Trakea dan jantung terdorong menghilang pada sisi yang
ke sisi yang sehat sakit
.

15
Perkusi : Auskultasi :
Suara ketok pada sisi yang Pada bagian yang sakit,
sakit pekak suara napas melemah
Batas jantung terdorong ke sampai menghilang
arah toraks yang sehat, Suara vokal melemah dan
apabila tekanan intrapleura tidak menggetar serta
tinggi bronkofoni negatif

16
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pada keadaan dini dimana cairan yang ada
di dalam cavum pleura masih kurang dari
200 cc, maka pada foto tegak dengan posisi
PA belum terlihat bayangan cairan secara
radiologis, karena terletak di belakang
difragma. Kadang-kadang hanya terlihat
sebagai sinus yang tumpul. Tetapi, pada foto
dengan posisi lateral.
2. Bila cairan sudah banyak (lebih dari 300 cc),
akan terlihat gambaran radiologis yang
klasik, berupa :
a. Perselubungan padat dengan sinus
yang tertutup.
b. Permukaan atas cairan yang berbentuk
concave
c. Bila cairan cukup banyak akan
mendorong jantung, mediastinum atau
trachea ke sisi yang lain.
17
2. Analisa Gas Darah
Analisis gas darah arteri dapat memberikan gambaran hipoksemi
meskipun pada kebanyakan pasien sering tidak diperlukan. Pada pasien
dengan gagal napas yang berat secara signifikan meningkatkan
mortalitas sebesar 10%.

3. USG dada, bisa membantu mengidentifikasi adanya akumulasi cairan


dalam jumlah kecil.

18
DIAGNOSIS
BANDING

19
• Efusi Pleura
• Intrathoracic Malignancy
• Mesothelioma
• Empiema

20
TATALAKSANA

21
• Tujuan pengobatan adalah untuk menstabilkan pasien,
menghentikan pendarahan, & menghilangkan darah & udara
dalam rongga pleura.
• Resusitasi cairan: Dimulai dgn infus cairan kristaloid secara
cepat dengan jarum besar & kemudian pemberian darah.
• Pemasangan chest tube ( WSD ) ukuran besar agar darah
pada toraks tersebut dapat cepat keluar sehingga tidak
membeku didalam pleura.

22
Torakotomi dilakukan bila dalam keadaan`:
• Jika pada awal hematotoraks sudah keluar 1500ml
• Pada beberapa penderita pada awalnya darah yg keluar < 1500ml,
tetapi perdarahan tetap berlangsung terus.
• Bila didapatkan kehilangan darah terus menerus sebanyak 200cc /
jam dalam waktu 2 – 4 jam.
• Luka tembus toraks di daerah anterior, medial dari papila mammae
atau luka di daerah posterior, medial dari scapula.

23
24
PROGNOSIS
▰Hematotoraks traumatik prognosisnya baik
▰Kematian biasanya disebabkan oleh empiema (5%
pasien) atau fibrotoraks (1% kasus)
▰Pada kasus non trauma, perjalanan pasien bergantung
pada penyebab yang mendasarinya
BAB 3
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Sutrisno
• No. RM : 72.20.53
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir : 04/02/1961
• Usia : 56 Tahun
• Alamat : Jl. Lapangan Gol no 169 Tuntungan 1
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Status Pernikahan : Sudah Menikah
• Pendidikan Terakhir :-
• Pekerjaan : Pegawai Negeri
• Tinggi Badan : 168 cm
• Berat Badan : 70 kg
• Tanggal Masuk RS : 07 Oktober 2017
• Keluhan Utama : Nyeri dada

• Telaah : Hal ini telah dialami oleh pasien sejak ± 2 jam sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri tersebut timbul setelah dada pasien terbentur
stang sepeda motor yang ia rem mendadak dan terjatuh ke sisi kiri.
Nyeri dirasakan di dada sebelah kiri, bersifat menetap, dan tidak
berkurang dengan istirahat. Pasien juga mengeluhkan sesak napas saat
diperjalanan ke RSUP H. Adam Malik Medan. Riwayat pasien tidak
sadarkan diri setelah terjatuh tidak dijumpai. Riwayat mual (-), muntah (-
), kejang (-) dan demam (-). Os sempat dirawat di Puskesmas Sibolangit
kemudian dirujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan untuk penanganan
lebih lanjut.
• Status Presens
• Sensorium : Compos Mentis
• Tekanan darah : 110\80mmHg
• Frekuensi nadi : 92 x/menit
• Frekuensi nafas : 26x/menit
• Suhu : 37.1oC
Foto Klinis
Laboratorium 03/10/2017
• Hb/Ht/L/Plt :12,7/38/23,000/200.000
• Ur/Cr : 32/1,45
• Na/K/Cl : 140/3,9/107
• KGD adrandom : 130
Toraks AP : Sugestif kontusio paru dan sangat mungkin disertai gambaran
hemitoraks kiri + multiple fraktur kosta postrerior kiri +fraktur margin aksilaris os
scapula sinistra dan soft tissue swelling regio aksila disertai gambaran
empisema subkutis
Saran : CT-Scan Toraks

RADIOLOGI
Diagnosa :
(L) Hematotoraks + (L) Fracture
4th-6th posterior ribs + (L)
Fracture Clavicula + Scapula

• Penatalaksanaan ;
1. IVFD Ringer Lactate 10 gtt/i
2. Inj. Ceftriaxone 1 ampul/12 jam
3. Inj. Ranitidine 1 amp/8 jam
4. Inj. Ketorolac 1 amp/8jam
• Rencana
1. Chest Tube Insertion + wsd
2. Konsul Pain Management
3. CT-Scan Thoraks IV Kontras
FOLLOW UP
Tanggal 08-10 0ktober 2017 pukul 07.00 wib

S : Nyeri pada dada kiri dan sesak berkurang


O : TD: 110/80 mmHg
RR: 18 x/i
HR: 80 x/i
Temp: 36, 8C
A : Post (L) chest tube insertion d/t hematothorax (L)
P :
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
- Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
FOLLOW UP
Tanggal 11-12 Oktober 2017 pukul 07.00 wib

S : Nyeri pada dada kiri dan sesak berkurang


O : TD: 110/80 mmHg
RR: 18 x/i
HR: 80 x/i
Temp: 36, 8C
A : Post (L) chest tube insertion d/t hematothorax (L)
P :
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
- Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
- Nebul Ventolin + Pulmicot/ 8 jam
- aff chest tube (11/10/2017)
R/ PBJ (12/10/2017)
BAB 4 :
DISKUSI DAN
PEMBAHASAN
TEORI KASUS

Hemothoraks adalah terkumpulnya darah Os datang ke RSUP HAM Adam Malik


di rongga pleura. Penyebab paling banyak dengan keluhan nyeri dada. Hal ini telah
hemothoraks adalah trauma. Trauma dialami oleh pasien sejak ± 2 jam sebelum
tersebut meliputi luka tumpul (blunt masuk rumah sakit. Nyeri tersebut timbul
trauma) maupun luka tusuk (penetrating setelah dada pasien terbentur stang
trauma). sepeda motor yang ia rem mendadak
dan terjatuh ke sisi kiri. Nyeri dirasakan
di dada sebelah kiri, bersifat menetap, dan
tidak berkurang dengan istirahat. Os
sempat dirawat di Puskesmas Sibolangit
kemudian dirujuk ke RSUP H. Adam Malik
Medan karena kondisi pasien tidak kunjung
membaik dan adanya kecurigaan
gumpalan darah di dada pasien
menurut dokter yang merawat.
TEORI KASUS

Asimptomatik didapatkan pada pasien Os datang ke RSUP HAM Adam Malik


dengan hemothoraks yang sangat minimal dengan keluhan nyeri dada.
sedangkan kebanyakan pasien akan
menunjukkan gejala, diantaranya nyeri
dada yang berkaitan dengan trauma
dinding dada.
TEORI KASUS

Pasien dengan hemothoraks biasanya Os datang ke RSUP HAM Adam Malik


Pada inspeksi dapat dijumpai pergerakan dengan keluhan nyeri dada.
dada yang asimetris dan flail chest yaitu Inspeksi: Gerakan pernapasan asimetris
frakturnya dua iga atau lebih dimana dada dan tampak jejas di lateral dan dorsal
yang mengalami flail chest tidak akan sinistra.
dapat mengembang dengan sempurna Palpasi: stem fremitus sulit dinilai
saat inspirasi.
Pada palpasi dapat dijumpai stem fremitus
yang melemah pada sisi yang sakit dan
berkurangnya ekspansi dinding dada saat
inspirasi.
BAB 5
KESIMPULAN
• Seorang laki-laki, S berusia 56 tahun
didiagnosis dengan (L) Hematotoraks + (L)
Fracture 4th-6th posterior ribs + (L) Fracture
Clavicula + Scapula dan diberikan
tatalaksana:
• IVFD Ringer Lactate 10 gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 1 ampul/12 jam
• Inj. Ranitidine 1 amp/8 jam
• Inj. Ketorolac 1 amp/8jam
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai