Anda di halaman 1dari 33

PRESBIKUSIS

Oleh:
Putu Angga Dharmayuda (1202006164)
Mona Mentari Pagi Surbakti (1202006022)

dr. Made Wiranadha, Sp.THT-KL


pendahuluan

PRESBIKUSIS penurunan pendengaran alamiah yang terjadi sejalan


dengan proses penuaan dan umumnya dimulai pada
umur 60 tahun.

Presbikusis terjadi pada nada tinggi


Angka insidensi dari gangguan
dan pada pemeriksaan audiometri Progresifitas penyakit ini
nada murni terlihat berupa pendengaran akibat prebikusis pada
dipengaruhi juga oleh usia,
penurunan pendengaran jenis lansia di Amerika Serikat dilaporkan
jenis kelamin ( pada pria
sensorineural yang bilateral pada sebesar 25-30% untuk kelompok
lebih cepat dibandingkan
kedua telinga dan simetris yang umur 60-70 tahun, sedangkan angka
dengan wanita ), dan
disebabkan oleh perubahan insidensi untuk umur lebih dari 75
degeneratif telinga bagian dalam. faktor-faktor risiko lainnya.
tahun sebesar 50%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI – TELINGA LUAR
terdiri atas lempeng Meatus acusticus
tulang rawan elastis externus adalah tabung
tipis yang ditutupi berkelok yang
kulit, berfungsi menghubungkan auricula
AURICULA

EXTERNUS
MEATUS ACUSTICUS
mengumpulkan dengan membrana
getaran udara. tympani. Tabung ini
berfungsi untuk
menghantarkan
gelombang suara dari
auricula ke membrana
tympani.
ANATOMI - Cavum Tympani

ruang berisi udara di Di bagian depan ruang ini Di telinga tengah


dalam pars petrosa ossis berhubungan dengan ini juga terdapat
temporalis yang dilapisi nasofaring melalui tuba
oleh membrana mucosa. auditiva dan di bagian tulang-tulang
Ruang ini berisi tulang- belakang dengan antrum pendengaran yang
definisi

tulang pendengaran  mastoideum. terdiri dari


untuk meneruskan Tuba auditiva (tuba maleus, incus, dan
getaran membrana Eustachii) terbentang stapes.
tympani ke perilympha dari dinding anterior
telinga dalam. cavum tympani ke
bawah, depan, dan
medial sampai ke
nasofaring, berfungsi
untuk menyeimbangkan
tekanan udara di dalam
cavum tympani dengan
nasofaring
ANATOMI - labirin
vestibulum

canalis
labyrinthus osseus
semicircularis

cochlea
Labirin

Utriculus
labyrinthus
membranaceus
sacculus
K gangguan pendengaran

Tipe
Tipe Campuran
Sensorineural
Tipe Konduktif
Tipe Sensorineural

Tipe Campuran
Tipe Konduktif
• Gangguan pada • kelainan • Tipe campur
telinga bagian (mixed
luar dan tengah terdapat
akan deafness)
menyebabkan
pada merupakan
ganguan nervus VII gabungan
pendengaran tipe di kokhlea antara tipe
konduktif, seperti:
sumbatan tuba (telinga konduktif dan
eustachius, dalam). tipe
gangguan pada sensorineural
vena jugularis
menyebabkan
telinga berbunyi
sesuai denyut
jantung.
K etiologi
Merupakan berhubungan dengan faktor-
akibat dari faktor herediter, pola makanan, Beberapa faktor yang
proses metabolisme, arteriosklerosis, mendasari antara lain
degenerasi infeksi, bising, gaya hidup, atau
bersifat multifaktor

Proses
penuaan pada
level seluler Terpaparnya
(sel rambut secara
dan neuron) kumulatif dari
Predisposisi
dan pada level faktor eksogen
genetik
organ yang dapat
(membran meruksan
basiler, organ telinga
cori, stria
vaskularis).
K patologi
Struktur
koklea N.VIII
struktur koklea ada N.VIII Selain itu
koklea perubahan juga terdapat
yang mencolok perubahan berupa
adalah atrofi dan berkurangnya jumlah
degenerasi sel-sel dan ukuran sel-sel
rambut penunjang ganglion dan saraf.
pada organ korti. Hal yang sama juga
Proses degenerasi terjadi pada akson
juga terjadi pada myelin saraf
vaskular juga terjadi
pada stria vaskularis.
• Ditandai dengan penurunan pendengaran terjadi pada awalnya di
frekuensi tinggi dan bersifat bilateral simetris sehingga frekuensi
percakapan tidak terganggu
• Secara histologis ditemukan degenerasi/atrofi organ korti pada
daerah basiler kemudian berjalan progresif kearah apical pada
frekuensi bicara
• Keluhan utama tipe ini adalah sulit mengartikan atau mengikuti
pembicaraan
• Pada audiometric tampak penurunan pendengaran sedang yang
hampir sama untuk seluruh frekuensi
• Secara histologis tampak atrofi sel ganglion spiralis dan organ korti,
kehilangan neuron tampak pada seluruh koklea terutama daerah
basiler tetapi sangat sedikit, sehingga tidak terlihat adanya penurunan
pendengaran pada frekuensi tinggi
• Pada audiometric tampak penurunan pendengaran
dengan gambaran flat pada seluruh frekuensi karena
melibatkan seluruh daerah koklea dan diskriminasi
bicara dipertahankan dengan baik

• Secara histologis pada koklea terlihat atrofi didaerah


stria vaskularis. Stria vaskularis berfungsi untuk
keseimbangan kimia dan bioelektrik serta metabolic
pada koklea
• Pada tipe ini terjadi penebalan dan pengerasan membran
basalis koklea sehingga mengkibatkan penurunan
mobilitas yang menyebabkan gambaran penurunan
pendengaran dengan pola menurun pada frekuensi tinggi
secara lurus pada pemeriksaan audiometric disertai
penurunan skor diskriminasi bicara.

• Secara histologis tampak hialinisasi dari kalsifikasi


membrane basalis, degenerasi kistik elemen strial, atrofi
ligament secara progresif
Gejala Klinis

 Keluhan utama presbikusis berupa


berkurangnya pendengaran secara
perlahan-lahan dan progresif, simetris pada
kedua telinga
 telinga berdenging (tinitus nada tinggi)
 cocktail party deafness
 recruitment
Penatalaksanaan

• edukasi (konseling)
• alat bantu dengar (hearing aid)
• farmakologis
• implan koklear
Diagnosis

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK AUDIOMETRI
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama : SS
Umur : 68 tahun
JenisKelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Pemogan gg. Taruna No 1 Denpasar
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 20 Januari 2017
ANAMNESIS
• Pendengaran berkurang pada
KELUHAN UTAMA kedua telinga

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pendengaran berkurang
• Sejak 2 tahun
• Muncul mendadak
• Semakin memburuk tiap tahun
• Telinga berdenging
• Sejak 5 bulan
• Pendengaran semakin menurun
• Sulit mendengar percakapan dikeramaian
anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan diasakan sejak 2 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa.
Riwayat Pribadi/Sosial/Lingkungan

• Pasien merupakan pegawai


• Tinggal bersama istri dan anak
• Rumah pasien dekat dengan bengkel-> mendengar suara
berisik

Riwayat Alergi dan Pengobatan


-
Pemeriksaan Fisik
Status Present Status General
KeadaanUmum : Baik Kepala : Normocephali
Mata : anemis -/-, ikterus -/-, allergic shiner
Kesadaran : Compos mentis (-/-)
Tekanan darah : 120/80 mmHg THT : Sesuai status lokalis
Nadi : 84 kali/mnt Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba
Toraks :
Respirasi : 22 kali/mnt
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Temperatur Aksila : 36,5°C Pulmo : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
BB : 80 Kg (-/-)
Abdomen : Distensi (-), Bising usus (+) Normal,
Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Hangat + + , edema - -
+ + - -
Status THT
Telinga
Telinga Kanan Kiri
Daun Telinga Normal Normal
Nyeri Tekan Tragus Tidak ada Tidak Ada
Nyeri Tekan Aurikuler Tidak ada Tidak ada
Liang Telinga Lapang, serumen (+) Lapang, serumen (+)

Discharge Tidak ada Tidak ada


Membran timpani Intak, pucat Intak, pucat
Tumor Tidak Ada Tidak ada
Mastoid Normal Normal
Test Penala Pemeriksaan Timpanometri : Tipe A/TipeA
 Tes Rine (+) dikedua telinga Pemeriksaan Audiometri :
 Test Weber: tidak ada lateralisasi AD : AC : 53,75 dB
BC : 36, 75 dB
AS : AC : 42,5 dB
BC : 36,25 dB
Hidung Tenggorok
Hidung Kanan Kiri Dispneu Tidak ada

Sianosis Tidak ada


Hidung Luar Normal Normal
Suara Normal
Kavum Nasi Lapang Lapang
Stridor Tidak ada

Septum Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi Mukosa Merah muda

Dinding Belakang Faring Sulit dievaluasi


Discharge Tidak ada Tidak ada
Tonsil Kanan Kiri
Mukosa Merah Muda Merah muda
- Grade T1 T1

Tumor Tidak ada Tidak ada - Mukosa Hiperemia (-) (-)

- Detritus (-) (-)


Sinus Normal Normal
- Uvula Hiperemia (-), Deviasi (-)
Konka Normal Normal
- Palatum Mole Hiperemia (-)
Resume
 Pasien laki-laki, 68 tahun datang ke Poliklinik THT RSUP Sanglah
dengan keluhan pendengaran menurun sejak 2 tahun yang lalu,
mendadak dan semakin memburuk. Pasien juga mengeluhkan telinga
berdenging sejak 5 bulan yang lalu.
 Status Present dan General masih dalam batas normal
 pemeriksaan status lokalis THT
kelainan pada membrane timpani -> kepucatan
Dari hasil pemeriksaan audiologi => AD :
AC : 53,75 dB; BC : 36,75 dB
AS :
AC : 42,5 dB; BC : 36,25 dB.
Diagnosis
Diagnosis Kerja Diagnosis Banding
Sensori Neural Hearing Loss • Sindrom Meniere
Derajat Sedang D/S et causa • Ototoksik obat
Presbikusis
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA KIE NON-MEDIKAMENTOSA
• VITAMIN B COMPLEKS • Jelaskan kepada pasien • KONSUL KE DIVISI
mengenai penyakit pasien.
2 KALI SEHARI NEUROOTOLOGI
• Menjelaskan kepada
pasien rencana terapi yang • PENGGUNAAN ALAT
akan dilakukan kepada BANTU DENGAR
pasien
(ABD)
• Pasien disarankan untuk
menghindari suara keras,
makanan berlemak untuk
menghindari faktor resiko
dan menghindari
mengkorek telinga
BAB IV
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
• ANAMESIS • ANAMNESIS
• USIA TUA -> ≥ 60 TH  PASIEN BERUSIA 68 TH
• JENIS KELAMIN -> LAKI-LAKI > PEREMPUAN  LAKI-LAKI

• KELUHAN : • KELUHAN :
• PENDENGARAN ↓, BILATERAL, SIMETRIS, PROGRESIF
 PENDENGARAN ↓-> 2 TAHUN
• SULIT MENDENGAR PERCAKAPAN DISUASANA KERAMAIAN  PADA KEDUA TELINGA DAN PROGRESIF
ATAU BERISIK  SULIT MENDENGAR DIKERAMAIAN APALAGI DALAM
• TELINGA BERDENGING KEADAAN BISING (+)
• FAKTOR RESIKO :  TELINGA BERDENGING (+)
• VASKULAR • FAKTOR RESIKO :
• DIET DAN METABOLISM  SUARA GADUH -> DISEBELAH RUMAH ADA BENGKEL
• GENETIK
• PEMERIKSAAN FISIK
• SUARA GADUH
 TELINGA -> MEMBRAN TIMPANI => PUCAT
• EFEK OBAT OTOTOKSIK
• MEROKOK • PEMERIKSAAN AUDIOLOGI
• STRESS • AD : AC : 53,75 DB

• PEMERIKSAAN FISIK BC : 36, 75 DB


• AS : AC : 42,5 DB
• THT -> TELINGA -> MEMBRAN TIMPANI -> PUCAT
BC : 36,25 DB
• PEMERIKSAAN AUDIOLOGI
• PENATALAKSANAAN
• PENATALAKSAAN -> ALAT BANTU DENGAR (ABD)
• KONSUL NEUROOTOLOGI
• ABD -> DIRENCANAAN
BAB V
SIMPULANAN KASUS
1. Presbikusis -> penurunan pendengaran alamiah -> ≥ 60 th -> bilateral -
> progresif
2. Ada faktor resiko yang mempengaruhi
3. Pada kasus, laki-laki -> 60 th -> pendengaran ↓bilateral progresif
dengan diagnosis Sensory Neural Hearing loss ec presbikusis
4. Didiagnosis dengan melakukan : Anamnesis + pemeriksaan fisik +
audiometri
5. Pasien Direncanakan :
1. Konsul -> neurootologi
2. Mengunakan Alat Bantu Dengar (ABD)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai