Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KELURAHAN PETUAHA

PUSAT KOTA (RW3, RW4, RW 5)


LATAR BELAKANG TUJUAN
Permasalahan urbanisasi memang telah lama menjadi masalah Yang menjadi tujuan kami dalam tahap
penyelesaian tugas ini adalah untuk
berbagai kota, salah satunya adalah kota kendari. Kendari
mengetahui bagaimana cara mengatasi
merupakan ibu kota dari provinsi Sulawesi tenggara yang menjadi permasalah yang diakibatkan oleh urbanisasi
salah satu pusat sosial-ekonomi dan pusat pemerintahan. Sehingga dengan menerapkan 8 elemen perancangan

kota kendari menjadi nadi dari daerah-daerah disekitarnya. Hal kota menurut hamid shirvani dan 5 elemen
citra kota menurut kevin linkage
inilah yang menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi dikota
kendari. Banyaknya lapangan pekerjaan dan kondisi kota yang lebih
maju dari daerah lain membuat banyak masyarakat yang mencoba
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembahasan yaitu
peruntungan dan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan cara
merencanakan lokasi yang telah ditentukan
berpindah ke kota besar. Akibatnya, terjadi pertambahan penduduk yaitu Kel. Petuaha (RW3, RW4, RW5)
yang menyebabkan kepadatan penduduk di kota kendari. Hal ini lah dengan mengacu kepada teori teori
perencanaan kota terutama teori mengenai
yang kemudian meyebabkan timbulnya masalah masalah di
elemen perancangan kota dan citra kota
perkotaan, misalnya saja terciptanya area area kumuh dan bangunan
bangunan tidak layak huni.
KAJIAN TEORI
8 ELEMEN PERANCANGAN KOTA

Land Use (Guna Lahan)


1 1. Tetap mengacu arahan fungsi peruntukkan yang tertuang dalam Tata Guna Lahan RTRW
(Rencana Tata Ruang Wilayah)
2. Efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan
3. Menciptakan keharmonisan, keterpaduan dan keseimbangan antar peruntukkan lahan
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Jaringan Penghubung antar fungsi (Jalan, Pedestrian)
2. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
3. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
4. Koefisien Daerah Hijau (KDH)
5. Koefisien Tapak Besmen (KTB)
6. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Building Form and Massing (Bentuk dan Masa Bangunan)
2 adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud
pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasukpembentukan citra/karakter fisik lingkungan,
besaran, dankonfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian
dan elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota
yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-
ruang publik.

KOMPONEN PERANCANGAN :

1. Pengaturan Blok Lingkungan


2. Pengaturan Kaveling/Petak Lahan
3. Pengaturan Bangunan (orientasi, sosok, ekspresi, tekstur, warna)
4. KDB
5. KLB
6. Set Back
Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir)
3 terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi
kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat
dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan
sistem jaringan penghubung.

KOMPONEN PERANCANGAN :

1. Sistem jaringan jalan dan pergerakan 6. Sistem parkir


2. Sistem sirkulasi kendaraan umum 7. Sistem perencanaan jalur servis/pelayanan
3. Sistem sirkulasi kendaraan pribadi 8. Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda
4. Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat 9. Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (pedestrian
5. Sistem pergerakan transit lingkage)
Open Space (Ruang Terbuka)
4 Ruang terbuka diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem
ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta
memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki
karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik

KOMPONEN PERANCANGAN :

1. Sistem Ruang Terbuka Umum


2. Sistem Ruang Terbuka Pribadi
3. Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh umum
4. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau
5. Area Jalur Hijau
Pedestrian Ways (Jalan/Jalur Pedestrian)
5 Sebagai bagian dari sistem penghubung antar fungsi dalam kawasan. Jalur pedestrian mempunyai fungsi
sebagai sarana pergerakan orang atau manusia dari satu tempat sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai
tujuan dengan menggunakan moda jalan kaki

KOMPONEN PERANCANGAN :

1. Dapat di akses oleh siapapun (termasuk penyandang cacat)


2. Mempunyai dimensi dan bentuk yang memenuhi syarat
3. Matrial permukaan yang digunakan mempunyai tingkat kenyamanan dan keamanan
4. Disarankan mempunyai peneduh (pohon atau elemen lain)
Activity Support (Pendukung Aktivitas)
6 Merupakan aktifitas yang menghubungkan antar fungsi/fasilitas dalam sebuah kawasan/kota. Pendukung
aktivitas ini dapat tumbuh dengan subur apabila berada diantara dua atau lebih kutub kegiatan utama
kawasan/kota. Pendukung aktivitas mempunyai fungsi mengarahkan kepentingan pergerakan manusia

KOMPONEN PERANCANGAN :

1. Berupa taman terbuka untuk umum


2. Berupa jalur pedestrian, di dalamnya terdapat street vendor (PKL), cafe (tempat
rendevouz)
3. Kegiatan-kegiatan yang bersifat instan (misal tempat kuliner pada malam hari
Signage System (Sistem Penanda)
7 Dari segi perancangan kota, papan/nama/reklame/informasi ebagai sistem penanda perlu diatur agar
terjalin kecocokan lingkungan, pengurangan dampak visual negatif, mengurangi kebingungan dan
kompetisi antara papan informasi publik dan papan reklame. Papan nama/reklame yang dirancang baik
akan menambah kualitas tampilan bangunan dan memberi kejelasan informasi usaha

KOMPONEN PERANCANGAN :

1. Visibilitas (keterlihatan) papan/tanda


2. Legibilitas informasi (keterbacaan, kejelasan)
3. Tidak mencolok baik dari segi kualitas gambar maupun warna
4. Keharmonisan papan nama/reklame dengan arsitektur bangunan
5. Pengendalian pemakaian lampu kedip untuk reklame (kecuali untuk tanda
keselamatan lalulintas/tanda "hati-hati", atau untuk bioskop dan sebagainya
6. Skala dan proporsi bentuk
Preservation (Preservasi)
8 Preservasi atau perlindungan tidak hanya diberlakukan untuk bangunan bersejarah, tapi juga untuk
bangunan dan tempat yang dianggap perlu dilestarikan. Preservasi biasanya juga mempertimbangkan
faktor ekonomis dan kultural. Preservasi sering dipandang sebagai penghambat pembangunan. Tapi
beberapa kegiatan preservasi justru menciptakan kegiatan ikutan yang mendorong keberhasilan usaha dan
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Preservasi bangunan dan kawasan perlu mampu mendorong peningkatan perekonomian daerah.
2. Pada masa kini, preservasi bergeser dari "pelarangan" menjadi "perlindungan".
3. Peraturan tentang preservasi berbeda dari satu kota ke kota yang lain. Meskipun demikian, terdapat
unsur-unsur yang sama, yaitu: (i) standar penetapan obyek preservasi; (ii) pengkajian oleh tim
atau dewan kajian arsitektur atau komisi preservasi; (iii) standar kajian untuk preservasi, demolisi
(penghancuran), dan alterasi (pengubahan); (iv) perlindungan landmark.
KAJIAN TEORI
5 ELEMEN CITRA KOTA
1. Landmark (tengaran) adalah elemen letenger atau penanda suatu citra kota, karena yang akan menjual image sebuah kota
terhadap tempat lain. Seperti tetenger di kawasan kota lama Semarang

2. Edge (tepian) adalah elemen linear yang tidak dipakai/dilihat sebagai path. Edge berada pada batas antara dua kawasan tertentrt
dan berfungsi sebagai pemutus linear, misalnya pantai, tembok, batasan arfiara lintasan kereta api, topografi, dan sebagainya

3. Poth (jalur) adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Path mernpunyai identitas yang lebih baik kalau nremiliki
tujuan dasar yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun, dan lain-lain), serta ada penampakan yang kuat (misalnya fasad,
pohon, dan lain-lain), atau ada belokan yang jelas.

4. District (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi. Sebuah kawasan distrik memiliki ciri khas yang
mirip (bentuk, pola, dan wujudnya) dan khas pula dalarn batasnya, di mana orang merasa harus rnengakhiri atau rnemulainya.
Distrik dalarn kota mempunyai identitas yang lebih baik jika tarnpilan batasnya dibentuk dengan jelas dan dapat dilihat
homogen, serta fungsi dan posisinya jelas.

5. Node (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat
diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya pada persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, dan jembatan
GAMBARAN UMUM LOKASI PERANCANGAN
1. Administratif

Berdasarkan pembagian wilayah administratif kota kendari, lokasi perancnagn berada pada kecamatan
nambo, kelurahan petuaha RW 03, RW04, RW05 yang berjarak sekitar kurang lebih 20 km dari pusat
kota kendari. Luas wilayah lokasi ini sekitar 1700 Ha. Batas batas administrasi wilayah tersebut adalah :

Utara : berbatasan dengan teluk kendari

Timur : berbatasan dengan kelurahan nambo

Selatan : berbatasan dengan kecamatan moramo

Barat : berbatasan dengan kelurahan anggolomelai


EKSISTING CONDITION
Land use
EKSISTING CONDITION
Komponen perancangan :
Bentuk Dan Massa Bangunan • Pengaturan blok lingkungan :
Blok lingkungan pada lokasi penelitian
berbentuk linear, area permukiman
warga berjejer mengkuti garis teluk.
• Pengaturan kavling/petak lahan:
Sebegian besar permukiman warga di
lokasi penelitian berada di atas air,
dan sebagian kecil dari permukiman
tersebut berada pada area kavlingan
yang disusun secara linear sesuai
dengan blok lingkungan.
• Pengaturan bangunan:
Sebagian besar bangunan permukiman
warga merupakan bangunan semi
permanenen.
EKSISTING CONDITION
Sirkulasi dan parkir

Sistem jaringan jalan pada lokasi


penelitian merupakan jalan-jalan
lingkungan yang tersedia dengan lebar
kurang dari 120 centi meter.
Untuk sistem parikir tidak tersedia pada
lokasi tersebut sehingga kendaraan
warga sembarang memarkir.
EKSISTING CONDITION
Open space

Tidak tersedia ruang terbuka hijau


untuk umum dikarenakan lokasi
merupakan lokasi berair atau rawa.

Anda mungkin juga menyukai