Anda di halaman 1dari 26

UNDANG-UNDANG NO 24 TAHUN 2007

TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA

Pasal 4

Penanggulangan Bencana Bertujuan Untuk :

a. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana;


b. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
c. menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh;
d. menghargai budaya lokal; “Gotong Royong Menanggulangi Bencana”
e. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan Lomba Desa
kedermawanan; Tangguh Bencana
g. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No 6 Tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 81 Tahun 2015 Tentang Evaluasi Perkembangan Desa dan
Kelurahan
UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 372 Asas Rekognisi


Pengakuan terhadap hak
1. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi dan asal-usul;
Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat menugaskan
sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi Asas Subsidiaritas
kewenangannya kepada Desa. Penetapan kewenangan
berskala lokal dan
2. Pendanaan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan pengambilan keputusan
yang ditugaskan kepada Desa oleh Pemerintah Pusat secara lokal untuk
dibebankan kepada APBN. kepentingan masyarakat
Desa.
3. Pendanaan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan
yang ditugaskan kepada Desa oleh Pemerintah Daerah
Provinsi dibebankan kepada APBD provinsi.

4. Pendanaan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan


yang ditugaskan kepada Desa oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dibebankan kepada APBD
kabupaten/kota.
UNDANG-UNDANG NO 6 TAHUN 2014
TENTANG DESA

Bab I POLEKSOSBUD & HANKAM


Ketentuan Umum
Pasal 1  Trisula :
 Kepala Desa
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama  Babinsa
lain selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat  Babinkamtibmas
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan  Ekonomi & Sosbud :
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal  BUMDes
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam  KOPWAN
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia  Hasil PNPM
 Dasa Wisma
 Kampung Siaga
Bab IV  Desa Siaga
Kewenangan Desa  Dsb.
Pasal 18

Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang


penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan adat istiadat Desa

*adat istiadat Desa = kearifan lokal


PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI NO 6 TAHUN 2015
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Bab II PENDAMPING DESA


Susunan Organisasi (Dana Desa)
Pasal 4
1) Pendamping tingkat Desa
1 Pendamping : 3 – 5 Desa
Dirjend Pengembangan Daerah Tertentu 2) Pendamping tingkat
Kecamatan
2 (dua) Bidang :
Daerah tertentu adalah daerah yang memiliki karakteristik tertentu
• Bidang Pemberdayaan Masy.
seperti daerah rawan pangan, rawan bencana, perbatasan, terkecil,
Desa
terluar, dan pasca konflik sesuai dengan ketentuan peraturan
• Bidang Pelaksanaan
perundang-undangan.
Pembangunan Desa
3) Pendamping Tingkat
Pengembangan daerah tertentu yang berbasis kondisi (Daerah Rawan Kabupaten
Bencana) harus berkoordinasi dengan K/L yang menangani urusan • Infrastruktur
bencana. • Perencanaan
• Kerohanian
Pengembangan Daerah Tertentu sangat bergantung pada kualitas • Sosial Budaya
koordinasi dengan Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan • Sumberdaya
Masyarakat dalam mewujudkan daerah tangguh bencana. 4) Pendamping Tingkat Provinsi
P3MD (Program Pembangunan
Hasil dari Proses Pengembangan Daerah Tertentu akan digunakan dan Pemberdayaan Masyarakat
untuk koordinasi pemutakhiran data, informasi, dan pengetahuan. Desa)
Selain itu, data dan informasi diatas digunakan juga sebagai bahan
koordinasi dengan K/L/D/M bagi pengembangan daerah rawan
bencana menjadi daerah tangguh bencana.
PERMENDAGRI NO 81 TAHUN 2015
TENTANG EVALUASI PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN

1. Evaluasi Bidang
Evaluasi perkembangan desa dan kelurahan adalah suatu upaya penilaian Pemerintahan
tingkat penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan, dan kemasya akatan 2. Evaluasi Bidang
yang didasarkan pada instrumen evaluasi perkembangan Desa dan kelurahan Kewilayahan
guna mengetahui efektivitas dan status perkembangan serta tahapan 3. Evaluasi Bidang
kemajuan Desa dan kelurahan. Kemasyarakatan

Evaluasi Bidang Kewilayahan Desa dan Kelurahan Meliputi


Aspek (Pasal 8 Ayat 2) : Proses evaluasi perkembangan desa dan kelurahan
1. Identitas menghasilkan :
2. Batas 1. Desa dan Kelurahan Cepat Berkembang
3. Inovasi 2. Desa dan Kelurahan Berkembang
4. Tanggap dan siaga bencana 3. Desa dan Kelurahan Kurang Berkembang
5. Pengaturan Investasi

Terhadap desa dan kelurahan dengan kategori cepat Lomba desa dan kelurahan dilakukan pada tingkat
berkembang dan berkembang diikut sertakan dalam lomba kabupaten/kota, provinsi dan nasional
desa dan kelurahan

Lomba Desa dan Kelurahan Evaluasi dan penilaian perkembangan penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan dan
kemasyarakatan yang cepat berkembang dan berkembang yang dilakukan oleh Pemerintah
Pusat dan Pemerintah daerah.
PERMENDAGRI NO 81 TAHUN 2015
TENTANG EVALUASI PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Provinsi Jawa Timur

Melalui Porlambaan Desa dan Kelurahan Tahun


2017 :
A. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur memasukkan Indikator
ketangguhan desa/kelurahan dijadikan
acuan dalam evaluasi bidang kewilayahan
aspek tanggap dan siaga bencana, yang
meliputi :
1. Perencanaan Kontijensi
2. Peta Risiko Bencana (Ketersediaan
Peta dan Sosialisasi Kepada
Masyarakat)
3. Sistem Peringatan Dini
4. Infrastruktur Evakuasi (Jalur
Evakuasi, tempat Evakuasi, Sarana
Evakuasi)

B. Melibatkan BPBD Provinsi Jawa Timur


dalam susunan keanggotaan Tim Penilai
Perlombaan Desa dan Kelurahan.
KAJIAN RESIKO BENCANA TAHUN 2016-2020

ANCAMAN BENCANA DI JAWA TIMUR

1. BANJIR
2. BANJIR BANDANG
3. GELOMBANG EKSTRIM DAN ABRASI
4. GEMPA BUMI
5. KEGAGALAN TEKNOLOGI
6. KEKERINGAN
7. EPIDEMI DAN WABAH PENYAKIT
8. LETUSAN GUNUNG API
9. CUACA EKSTRIM
10. TANAH LONGSOR
11. TSUNAMI
12. KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Sumber : Kajian Resiko Bencana Jawa Timur Tahun 2016-2020


(Halaman 8)

Keterangan :

Kajian Resiko Bencana adalah mekanisme terpadu untuk


memberikan gambaran menyeluruh terhadap resiko bencana
suatu daerah dengan menganalisis tingkat bahaya, tingkat
kerentanan dan kapasitas daerah
KEJADIAN BENCANA TAHUN 2016

Dari 386 kejadian Bencana di Provinsi Jawa Timur


pada Tahun 2016 didominasi oleh Banjir, Tanah
Longsor dan Angin Puting Beliung dengan rincian :
Banjir 187 Kejadian, Tanah Longsor 155 Kejadian,
Angin Puting Beliung 27 Kejadian Banjir

Dari 386 Kejadian


Bencana di Provinsi
Jawa Timur,
98% atau 379 Kejadian Tanah Longsor

didominasi oleh
Bencana
Hidrometerologi
(Banjir, Tanah Longsor,
Angin Puting Beliung)
Angin Puting Beliung

Sumber :
PUSDALOPS-PB BPBD PROVINSI JAWA TIMUR
BENCANA HIDROMETEOROLOGI
DI JAWA TIMUR

32%

Sumber :
PUSDALOPS-PB BPBD PROVINSI JAWA TIMUR
DESA/KELURAHAN RAWAN BENCANA DI JAWA TIMUR

Jumlah Desa/Kelurahan di Provinsi Jawa


Timur
8575 Desa

Desa/Kelurahan Rawan Bencana


Hidrometeorologi dan Geologi
(Longsor, Banjir, Gunung Api, Tsunami)
617 Desa
7,2 % dari Total Desa di Jawa Timur

Desa/Kelurahan Rawan Bencana


Hidrometeorologi
(Banjir, Longsor)
564 Desa
6,6 % dari Total Desa di Jawa Timur
Sumber :
PUSDALOPS-PB BPBD PROVINSI JAWA TIMUR
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS PROVINSI JAWA TIMUR

Menyelaraskan dokumen perencanaan BPBD Provinsi dengan


BPBD Kabupaten/ Kota (Indikator Kinerja Utama)

Lomba Desa/Kelurahan sebagai salah satu upaya untuk


mendorong usaha pembangunan masyarakat atas dasar tekad dan
Karena jumlah kekuatan sendiri yang sekaligus mengevaluasi keberhasilan usaha-
Desa/Kelurahan Rawan usaha masyarakat dalam pembangunan Desa dan Kelurahan
yang ada di Jawa Timur
cukup banyak, maka Lomba Desa/Kelurahan Tangguh Bencana sebagai stimulan agar
diperlukan langkah-langkah daerah terpacu untuk mengembangkan dan bahkan meningkatkan
upaya pengurangan risiko Desa/Kelurahan Tangguh Bencana di daerah rawan bencana
bencana yang berbasis
masyarakat dengan Melibatkan Lembaga, Perguruan Tinggi, dunia usaha, dan
harapan masyarakat yang masyarakat → (AIPTINAKES Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi
ada di Desa/Kelurahan Tenaga Kesehatan)
memiliki pemahaman
tentang ancaman bencana Pembagian peran antara BNPB, BPBD Provinsi dan BPBD Kab/Kota
dalam Kegiatan pengembangan Destana :
1. BNPB dan BPBD Provinsi melakukan kegiatan Pengembangan
Destana Kategori Pratama
2. BPBD Kab/Kota melakukan kegiatan Pengembangan Destana
Kategori Madya dan Utama
PENGUATAN
KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN
DI DAERAH DESA/KELURAHAN
RAWAN BENCANA TANGGUH
DALAM BENCANA
PENGURANGAN (DESTANA)
RISIKO BENCANA
DEFINISI DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

PERATURAN KEPALA BNPB


NOMOR 01 TAHUN 2012

Desa/Kelurahan yang memiliki kemampuan


mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi
potensi ancaman bencana, serta memulihkan
diri dengan segera dari dampak-dampak
bencana yang merugikan.
KARAKTERISTIK DASAR DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

Memiliki kemampuan beradaptasi dan


menghadapi potensi ancaman bencana secara
mandiri

Tetap mempertahankan struktur dan fungsi-fungsi


dasarnya bahkan pada saat bencana

Mampu memulihkan diri dan melenting balik


setelah tertimpa bencana
LATAR BELAKANG DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

Realitas bencana di Indonesia: frekuensi dan intensitas tinggi

Dampak bencana pada hasil pembangunan dan masyarakat

Kewajiban melindungi masyarakat dari dampak bencana

Pentingnya PRB dalam pembangunan berkelanjutan

Filosofi kearifan lokal akar sosial-budaya dari PRB

Perlunya membangun ketangguhan masyarakat


TUJUAN DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

1 Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari dampak-


dampak merugikan bencana;

2 Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam


pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana

3 Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber


daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana

4 Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber


daya dan teknis bagi pengurangan risiko bencana

Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB,


5 pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi
masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli
PRINSIP-PRINSIP DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

1. Bencana adalah urusan bersama. 14. Otonomi dan desentralisasi


2. Berbasis Pengurangan Risiko pemerintahan.
Bencana. 15. Pemaduan ke dalam pembangunan
3. Pemenuhan hak masyarakat. berkelanjutan.
4. Masyarakat menjadi pelaku utama. 16. Diselenggarakan secara lintas sektor.
5. Dilakukan secara partisipatoris.
6. Mobilisasi sumber daya lokal.
7. Inklusif.
8. Berlandaskan kemanusiaan.
9. Keadilan dan kesetaraan gender.
10. Keberpihakan pada kelompok rentan.
11. Transparansi dan akuntabilitas.
12. Kemitraan.
13. Multi Ancaman.
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

Pemanfaatan Keberlanjutan :
Sumberdaya lokal Sinkronisasi
program/kegiatan
Pelibatan seluruh 2 K/L, Lembaga Int’l /
lapisan masyarakat 1 Lokal

3
Pengarus-utamaan 10 Dukungan Pemerintah/
PRB pemerintah daerah
DESA 4
9 TANGGUH
Pemaduan PRB BENCANA
dalam
Peningkatan
Pembangunan
5 Pengetahuan dan
8 Kesadaran
7
6
Penerapan Peningkatan
manajemen risiko Kapasitas Pengurangan
Kerentanan

19
SISTEM NASIONAL PENGEMBANGAN BENCANA : BASIS PENGEMBANGAN INDIKATOR

LEGISLASI

PERENCANAAN KELEMBAGAAN PENDANAAN

PENINGKATAN KAPASITAS / IPTEK

PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

20
INDIKATOR DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

ASPEK INDIKATOR PRATAMA MADYA UTAMA


LEGISLASI Kebijakan/Peraturan di Desa/Kel tentang PB/PRB √ √ √

PERENCANAAN Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi Komunitas, √ √ √


dan/atau Rencana kontijensi

Forum PRB √ √ √
KELEMBAGAAN
Relawan Penanggulangan Bencana √ √ √
Kerjasama antar pelaku dan wilayah √

PENDANAAN Dana tanggap darurat √


Dana untuk PRB √ √
PENGEMBANGAN KAPASITAS Pelatihan untuk pemerintah desa √ √
Pelatihan untuk tim relawan √ √
Pelatihan untuk warga desa √
Pelibatan/partisipasi warga desa √ √
Pelibatan Perempuan dalam tim relawan √ √

Peta dan analisa risiko √ √ √


PENYELENGGA-
Peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian √ √ √
RAAN PENANGGU-
LANGAN BENCANA Sistem peringatan dini √ √
Pelaksanaan mitigasi struktural (fisik) √
Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan √
masyarakat
Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan √
Pengelolaan sumber daya alam (SDA) untuk PRB √
Perlindungan aset produktif utama masyarakat √
JUMLAH 6 12 20

21
DOKUMENTASI KEGIATAN LOMBA DESTANA TAHUN 2016

DOKUMENTASI PENILAIAN LOMBA DESA TANGGUH TAHUN 2016


DI DESA KRADINAN, KECAMATAN PAGERWOJO, KABUPATEN
TULUNGAGUNG

Sosialisasi dan Pembukaan Kegiatan


Penilaian, diikuti oleh relawan dari
berbagai unsur yang terdapat di
Kabupaten Tulungagung

Sistem Peringatan Dini dan Rambu


Evakuasi, Warga Desa Kradinan
menggunakan teknologi tradisional
karena sulitnya sinyal telepon dan
seringnya pemadaman listrik

Pos Kesehatan Darurat di Tempat Evakuasi


Sementara yang dijaga oleh bidan desa dan
Pos Kesehatan Darurat di Balai Desa yang
dijaga oleh tim medik dari Puskesmas Desa
dan Kecamatan
DOKUMENTASI KEGIATAN LOMBA DESTANA TAHUN 2016

DOKUMENTASI PENILAIAN LOMBA DESA TANGGUH TAHUN 2016


DI DESA KRADINAN, KECAMATAN PAGERWOJO, KABUPATEN TULUNGAGUNG

Tim Relawan menolong warga


yang terluka dengan
berimprovisasi menggunakan
peralatan yang tersedia di sekitar
mereka

Tim relawan dan tim kesehatan


sedang menoong warga

Penyediaan tempat evakuasi bagi


warga dan hewan ternak
DOKUMENTASI KEGIATAN LOMBA DESTANA TAHUN 2016

DOKUMENTASI PENILAIAN LOMBA DESA TANGGUH TAHUN 2016


DI DESA SUNGON LEGOWO, KECAMATAN BUNGAH, KABUPATEN GRESIK

Acara Pembukaan dan sambutan


Kepala Pelaksana BPBD Provinsi
Jawa Timur

Evakuasi mandiri warga saat simulasi/


gladi lapang penanggulangan bencana
banjir dan Warga menuju tempat
pengungsian di bantu petugas dan
relawan

BPBD Kab. Gresik di bantu


relawan menyelamatkan korban
dan acara penutupan
DOKUMENTASI KEGIATAN LOMBA DESTANA TAHUN 2016

DOKUMENTASI PENILAIAN LOMBA DESA TANGGUH TAHUN 2016


DI DESA SUNGON LEGOWO, KECAMATAN BUNGAH, KABUPATEN GRESIK

Korban banjir diangkat dengan


menggunakan tandu untuk di bawa
menuju Pos Kesehatan

Penanganan korban pada pos


kesehatan dan Pendirian tenda untuk
tempat pengungsian warga/ korban
bencana

BPBD Kab. Gresik di bantu relawan


melakukan pendataan pengungsi/ korban
bencana dan Pendirian dapur umum untuk
pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai