Anda di halaman 1dari 45

Situasi P2TB di Kota Tasikmalaya

Dan Kebijakan Strategi P2TB


Tahun 2017
GAMBARAN UMUM P2TB
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2017
• Jumlah Penduduk : 659606
• Jumlah Puskesmas :
21buah (PRM=5 buah,
PPM=9 buah, PS=7 buah)
• RS Pemerintah 1 Buah
(DOTS)rencana menjadi
sub rujukan TB MDR
• LAPAS : 1 (DOTS)
• RS Swasta 6 (1 DOTS)
Capaian penjaringan suspek

• Tahun 2014 : 7096


• Tahun 2015 : 7653
• Tahun 2016 : 4239

Target : Jumlah Kasus x 6

Target tahun 2017 : 8688


Jumlah Seluruh Kasus TB
Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2017
Jumlah Kasus TB
1448
1249 1182
1084 1141
1047 1043

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Sampai TW
3
TREND CAPAIAN P2 TUBERKULOSIS DI PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2003 S.D TAHUN 2016
180
PER 100.000 PDDK

160
140
120
100
80
60
40
20
0
2017
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (sd
TW 3)
Semua Kasus 89 106 127 139 134 151 147 142 147 140 137 135 144 153 109
BTA Positif Baru 45 58 74 80 72 74 74 72 81 76 74 70 69 67 44
100
90
80
70
PERSEN

60
50
40
30
20
10
0
2016 (sd
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
TW 3)
SR 90 92 94 93 91 92 92 92 92 92 90 91 88 74
Angka Notifikasi Kasus TB (Case Notification Rate)
Jawa Barat 2016
500

450

400

350

300

250

200
153
150

100

50

CNR Target
ANGKA NOTOFIKASI KASUS (CNR)
TAHUN 2014 - 2016

• Tahun 2014 = 197 / 100.000 penduduk


• Tahun 2015 = 180 / 100. 000 penduduk
• Tahun 2016 = 221 / 100.000 penduduk

* TARGET : KENAIKAN 5% PER TAHUN


* CAPAIAN JABAR TAHUN 2016 : 153/100.000 PDDK
Angka Notifikasi Kasus TB (Case Notification Rate)
Jawa Barat 2017 (s.d TW 3)
450

400

350

300

250

200

150 109
100

50

CNR Target
ANGKA KESEMBUHAN
PER TAHUN (2013-2015)

Capaian
• Tahun 2013 : 86,09%
• Tahun 2014 : 83 %
• Tahun 2015 : 83,9%

Target : 85%
TOTAL 83.90%

LAPAS KOTA TASIKMALAYA 0.00%

PUSKESMAS BANTAR 77.80%

PUSKESMAS BUNGURSARI 76.90%

PUSKESMAS CIBEUREUM 100.00%

PUSKESMAS CIGEUREUNG 85.70%

PUSKESMAS CIHIDEUNG 100.00%

PUSKESMAS CILEMBANG 75.00%

PUSKESMAS CIPEDES 92.90%

PUSKESMAS INDIHIANG 96.60%

PUSKESMAS KAHURIPAN 93.30%

PUSKESMAS KARANGANYAR 78.90%

PUSKESMAS KAWALU 100.00%

PUSKESMAS MANGKUBUMI 87.10%

PUSKESMAS PANGLAYUNGAN 100.00%

PUSKESMAS PARAKANYASAG 66.70%


Per Fasyankes Tahun 2015

PUSKESMAS PURBARATU 77.30%


Angka Kesembuhan (Cure Rate)

PUSKESMAS SAMBONGPARI 91.30%

PUSKESMAS SANGKALI 85.70%

PUSKESMAS SUKALAKSANA 100.00%

PUSKESMAS TAMANSARI 100.00%

PUSKESMAS TAWANG 75.00%

PUSKESMAS URUG 87.00%

RSU TASIK MEDIKA CITRATAMA 0.00%

RSUD KOTA TASIKMALAYA 26.20%


TOTAL 90.70%

PUSKESMAS BANTAR 77.80%

PUSKESMAS BUNGURSARI 76.90%

PUSKESMAS CIBEUREUM 100.00%

PUSKESMAS CIGEUREUNG 85.70%

PUSKESMAS CIHIDEUNG 100.00%

PUSKESMAS CILEMBANG 75.00%

PUSKESMAS CIPEDES 92.90%

PUSKESMAS INDIHIANG 96.60%

PUSKESMAS KAHURIPAN 93.30%

PUSKESMAS KARANGANYAR 78.90%

PUSKESMAS KAWALU 100.00%

PUSKESMAS MANGKUBUMI 87.10%

PUSKESMAS PANGLAYUNGAN 100.00%


(Cure Rate) Tanpa RS

PUSKESMAS PARAKANYASAG 66.70%


Angka Kesembuhan Tahun 2015

PUSKESMAS PURBARATU 77.30%

PUSKESMAS SAMBONGPARI 91.30%

PUSKESMAS SANGKALI 85.70%

PUSKESMAS SUKALAKSANA 100.00%

PUSKESMAS TAMANSARI 100.00%

PUSKESMAS TAWANG 75.00%

PUSKESMAS URUG 87.00%


ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN
PER TAHUN (2013-2015)
Capaian
• Tahun 2013 : 88,2%
• Tahun 2014 : 85%
• Tahun 2015 : 86,80%

Target : 90%
TOTAL 87%

LAPAS KOTA TASIKMALAYA 0%

PUSKESMAS BANTAR 78%

PUSKESMAS BUNGURSARI 77%

PUSKESMAS CIBEUREUM 100%

PUSKESMAS CIGEUREUNG 95%

PUSKESMAS CIHIDEUNG 100%

PUSKESMAS CILEMBANG 75%

PUSKESMAS CIPEDES 93%

PUSKESMAS INDIHIANG 97%

PUSKESMAS KAHURIPAN 93%

PUSKESMAS KARANGANYAR 79%

PUSKESMAS KAWALU 100%

PUSKESMAS MANGKUBUMI 97%


(success rate)

PUSKESMAS PANGLAYUNGAN 100%

PUSKESMAS PARAKANYASAG 67%

PUSKESMAS PURBARATU 86%

PUSKESMAS SAMBONGPARI 91%

PUSKESMAS SANGKALI 100%


Angka keberhasilan pengobatan Tahun 2015

PUSKESMAS SUKALAKSANA 100%

PUSKESMAS TAMANSARI 100%

PUSKESMAS TAWANG 75%

PUSKESMAS URUG 96%

RSU TASIK MEDIKA CITRATAMA 0%

RSUD KOTA TASIKMALAYA 33%


93.20%

77.80%

76.90%

100.00%

95.20%

100.00%

75.00%

92.90%

96.60%

93.30%

78.90%

100.00%

96.80%

100.00%
(success rate) Tanpa RS

66.70%

86.40%

91.30%
Angka keberhasilan pengobatan Tahun 2015

100.00%

100.00%

100.00%

75.00%

95.70%
TB RESISTEN OBAT (TB kebal obat)
REKAP DATA KASUS TB MDR
SAMPAI TAHUN 2017
14

12
14
10

8
11
6 8
4 7
2

0
Meninggal DO Dalam Pengobatan Sembuh

Meninggal DO Dalam Pengobatan Sembuh

Catatan
Pasien TB XDR pertama di Kota Tasikmalaya dari wilayah PKM Sukalaksana
telah meninggal
 Evaluasi Hasil Pengobatan dilakukan 2 tahun dan 3 tahun pengobatan
 Yang bisa dievaluasi pasien yang mulai pengobatan th. 2012 S.D 2014
 Yang bisa dievaluasi RSHS Bandung dan RSP Goenawan

 Angka KESEMBUHAN TB MDR JAWA BARAT  RENDAH


Target > 60 %

 Angka LOSS TO FOLLOW UP (DO) JAWA BARAT  TINGGI


Target < 4 %
KEGIATAN P2TB BERBASIS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PEMBENTUKAN
MASYARAKAT PEDULI
TUBERKULOSIS (MPTB)

TARGET  SELURUH KELURAHAN DI SUMBER DANA


WILAYAH KOTA TASIKMALAYA (69
KELURAHAN) DBH-PR

CAPAIAN SAMPAI 2017 SEBANYAK 43


KELURAHAN (63,32%)

RENCANA TAHUN 2018


PENAMBAHAN 8 KELURAHAN
KOLABORASI TB HIV
KEGIATAN KOLABORASI TB HIV

SETIAP KASUS TB TEST HIV

• TAHUN 2015  1182 KASUS  TEST 129 ORANG  HASIL REAKTIF HIV 1 ORANG
• TAHUN 2016  1448 KASUS  TEST 33 ORANG  HASIL REKATIF HIV 0
• TAHUN 2017 DITEMUKAN 1 KASUS PASIEN TB DENGAN HIV POSISTIF

TARGET = SELURUH KASUS TB DI LAKUKAN TEST HIV (100%)


KEBIJAKAN P2TB DI
INDONESIA DAN KOTA TASIKMALAYA
• Beban masalah TB yang tinggi (jumlah kasus,
cakupan, resistensi, komorbid, manajemen dan
kepemimpinan)
• Menjadi komitmen global dan nasional:
• MDGs (goal 6 target 6 C) dilanjutkan SDGs
• RPJMN.
• Program Prioritas Percepatan Pembangunan
Nasional.
• Renstra Kementerian Kesehatan
• Standar Pelayanan Minimal.
• Meningkatnya komitmen pemerintah
Beban TB dunia WHO, 2017
7.3 M insidens mortalias
TB 10.400.000 1.400.000
142/100rb
TB/HIV 1.170.000 390.000
11/100rb
MDR-TB

Situation Burden
TB HIV 78.000
258 jt Insiden Mortalitas
incidence
TB 1.020.000 100.000
395/100rb Knowing HIV 3.523 (5%)
status
TB/HIV 78.000 26.000
10/100rb TB HIV on ART 21%
MDR-TB 10.000 Succes rate 56%
10 negara dengan selisih kasus terbesar antara notifikasi
kasus baru dan kambuh dengan perkiraan insiden, 2015

1. India 6. Bangladesh
2. Indonesia 7. Kongo
3. Nigeria 8. China
4. Pakistan 9. Tanzania
5. Afrika Selatan 10. Mozambique
Notifikasi Kasus TB sebesar 33% tahun 2016
1200 1. India Diperkirakan 50% under reporting
2. Indonesia 1.020.000
3. Nigeria
4. Pakistan
1000 5. Afrika Selatan

670.000
800 67%
6. Bangladesh
7. Kongo
8. China
Kasus yang tidak
9. Tanzania ditemukan dan
600
10. Mozambique tidak terlaporkan

400

200 330.000
10 negara dengan selisih kasus terbesar antara notifikasi kasus dengan 33%
perkiraan insiden, 2015

0
1992

1996
1990
1991

1993
1994
1995

1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Pola perilaku pencarian pengobatan
pasien TB
Wilayah RS BP4 PKM DPS
PSP Berdasarkan
Survei Prevalensi TB Sumatera 44% 43% 12%
2013-2014: KTI 31% 51% 16%

 78% tahu gejala TB Jawa 49% 21% 29%

 73% tahu TB dapat 100%


disembuhkan 90%
9,7
2,6
3,6
 81% tidak tahu obat 80%
19,2 31,3
70%
TB gratis 60%
36,5

50%
40% 48,2
43,9 Lain-lain
30%
39,9 RS khusus paru
20% Praktik swasta
10% Puskesmas
14,2 10,8
0% 4,8 RS swasta
*Riskesdas 2010, Balitbangkes (2011) Jawa Bali Kalimantan Papua Sumatra Sulawesi RS pemerintah
MILESTONE ELIMINASI TB
• VISI: INDONESIA BEBAS TB
• TUJUAN: ELIMINASI TB DI INDONESIA TAHUN 2035

Peluncuran Strategi TOSS-TB :


• Peta jalan Eliminasi TB
2016 • Penemuan Intensif, Aktif, Massif
• Kemitraan dan mobilisasi sosial

Target dampak pada 2020: Target dampak pada 2025:


• 20% penurunan insiden TB • 50% penurunan insiden TB
2020 • 40% penurunan kematian TB 2025 • 70% penurunan kematian TB
dibandingkan tahun 2014 dibandingkan tahun 2014

Target dampak pada 2030: Target dampak pada 2035:


• 80% penurunan insiden TB • 90% penurunan insiden TB
2030 • 90% penurunan kematian TB 2035 • 95% penurunan kematian TB
dibandingkan tahun 2014 dibandingkan tahun 2014
PRINSIP DAN STRATEGI PROGRAM TB
2015 - 2020

Peningkatan Peningkatan
Penguatan
Akses layanan kemandirian
Kepemimpin
TOSS-TB
Pengendalian Peningkatan Penguatan
masyarakat
an program
bermutu dan faktor risiko kemitraan TB dalam
manajemen
dan dukungan melalui forum program
berpihak penularan TB Koordinasi TB pengendalian
sistem
pasien TB TB

Desentralisasi Program pada tingkat Kabupaten/kota

Penguatan Kepemimpinan Program


Kontribusi terhadap Penguatan sistem kesehatan
Keberpihakan kepada masyarakat dan pasien TB
Inklusif, proaktif, efektif, profesional dan akuntabel
Isu Strategis
1. Angka Kesakitan yang tinggi sementara Angka
Penemuan rendah (32%)
2. Tantangan : TB-HIV, TB RO, TB DM, malnutrisi dll
3. Kepemimpinan dan manajemen program
a. Pendanaan bersumber domestik
b. Kecenderungan donor dependen
c. Eligibilitas untuk mendapatkan dana donor
berkurang (middle income country)
d. Exit strategy program belum jelas, terarah dan
fokus
Isu Strategis
e. Pendekatan sentralistis vs desentralistis
f. Banyak mitra tetapi kurang terintegrasi menjadi
kekuatan yang sinergis.
4. Manajemen program
a. Jejaring layanan, sistem kesehatan.
b. SDM baik kualitas dan kuantitas
c. Logistik program
d. Informasi Strategis
PERUBAHAN STRATEGI
• Pemanfaatan baseline baru beban TB
• Penemuan Pasif  pasif, intensif, aktif, masif
• Basis Diagnosisi Mikroskopis  mikroskopis, kultur, molekuler
• Sistem terdesentralisasi, penguatan jejering PPM
• Penguatan regulasi didaerah (Perda /Perkada TB, RPJMD, dll)
terkait TB
• Pendekatan Multisektoral (apa yg bisa diperankan sektor lain)
• Perbaikan Sistem dan Jejering utk mendekatkan layanan kepada
masyarakat
– Jejaring public-private mix
– Alur diagnostik
– Sistem pemeriksaan dan rujukan mikroskopis
– Pendamping/pemantau minum obat
• Fokus kepada TOSS-TB sebaik, sedini dan sebanyak mungkin
• Pendekatan keluarga dan masyarakat
Pengendalian faktor risiko TB
1. Promosi perilaku hidup bersih dan sehat termasuk
lingkungan sehat
2. Perumahan dan lingkungan yang sehat, Perilaku hidup
bersih dan sehat, Etika batu bagi pasien TB
3. Imunisasi BCG pada bayi segera setelah lahir
4. Pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas layanan
5. Pengobatan profilaksis infeksi TB laten
a. Anak dibawah lima tahun dan ODHA
b. Indikasi klinis seperti silikosis
6. Intervensi pada kelompok/lokasi berisiko penularan TB
7. Terus meningkatkan dan mempertahankan angka penemuan
dan Keberhasilan pengobatan yang tinggi  Cakupan kasus
yang diobati > 70%, angka keberhasilan pengobatan >85%.
SPM dan Keluarga Sehat

1.Pelayanan kesehatan ibu hamil 1. Keluarga mengikuti KB


2.Pelayanan kesehatan ibu bersalin 2. Ibu bersalin difaskes
3.Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 3. Bayi mendapat imunisasi dasar
4.Pelayanan kesehatan balita lengkap
5.Pelayanan kesehatan pada usia 4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6
pendidikan dasar bulan
6.Pelayanan kesehatan pada usia 5. Pertumbuhan balita di pantau tiap
bulan
produktif
• TB 6. Penderita TB Paru berobat sesuai
7.Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
• Hipertensi standar
8.Pelayanan kesehatan penderita 7. Penderita hipertensi berobat teratur
hipertensi • Kesehatan
Jiwa 8. Gangguan jiwa berat di obati dan
9.Pelayanan kesehatan penderita tidak ditelantarkan
Diabetes Melitus • IDL
9. Tidak ada anggota keluarga yang
10.Pelayanan Kesehatan orang dengan merokok
gangguan jiwa berat 10.Keluarga memiliki atau memakai air
11.Pelayanan kesehatan orang terduga bersih
TB 11.Keluarga memiliki atau memakai
12.Pelayanan kesehatan orang dengan jamban sehat
risiko terinfeksi HIV 12.Sekeluarga menjadi anggota JKN
Akselerasi dan akses Layanan
Strategi Meningkatkan Akses Layanan
TB yg Bermutu
• Peningkatan jejaring layanan TB
– Melibatkan semua fasilitas layanan potensial baik pemerintah
maupun swasta (public-private mix)
– Mandatory notification, kewajiban melaporkan bagi provider
yang menangani TB
• Penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat
– Investigasi kontak, setiap pasien TB dilakukan pemeriksaan
kontak 10-15 orang
– Kelompok khusus
– Penemuan aktif di masyarakat yang berisiko tinggi penularan TB
– Penguatan peran masyarakat (kader TB)
• Penemuan intensif melalui kolaborasi (TB-HIV, TB-DM, PAL, TB-
KIA, dll) dan investigasi kontak.
– Kolaborasi pada tingkat fasilitas layanan untuk mengurangi miss
oportunity penemuan
Meningkatkan Akses Layanan TB yg Bermutu
• Keberhasilan pengobatan
– monitoring pengobatan (konseling), pelacakan
pasien
– Dukungan psikososial pasien
– Penguatan rujukan
• Inovasi diagnosis dan pengobatan TB
– Penggunaan alat baru : TCM
– Penguatan Laboratorium Mikroskopis TB dan
Mengembangkan Lab biakan dan uji kepekaan
– Penyederhanaan sistem dan alur diagnostik
– Penyederhanaan paket pengobatan dan penerapan
regimen baru
Indikator Akselerasi dan Akses Layanan
Jejaring PPM
 jumlah kabupaten/kota yang menerapkan konsep
jejering layanan (PPM)
 Jumlah fasyankes yang aktif terlibat dalam jejaring
layanan (PPM).
 Peningkatan jumlah kasus yang dilayani di dalam
jejeraing PPM
 Penerapan Layanan TB terpadu
 Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan konsep
penemuan aktif
 Jumlah Puskesmas yang melakukan penemuan aktif
 Jumlah pasien TB yang dilakukan investigasi kontak
Kemitraan dan Dukungan Lintas
Sektor
KEMITRAAN
Sektor dan pemangku kepentingan yang terkait
dalam eliminasi TB
Kementerian/lembaga dan
•Lembaga Swadaya
dinas terkait
Masyarakat, umum
•Kemendagri, Kemenkeu,
maupun berbasis agama
Bappenas/da,
Kemendikbud, Kemendes
Sektor Swasta, CSO,
Org. Internasional TB Institusi Litbang dan
Perguruan Tinggi
Sekolah dan Akademi

Masyarakat, kader dan


pasien TB Org.Kesehatan/
Profesi

Provider layanan
Kementerian Kesehatan
kesehatan
Dinas Kesehatan
Kemitraan
Kemitraan dengan pihak yang berkepentingan :
NGO/CSO; Advokasi, sebagai public watch, edukasi, bantuan teknis dan
promosi kesehatan
Organisasi Profesi; sertifikasi bagi dokter swasta (berdasarkan
standar klinis TB atau PNPK) dan membangun kapasitas penyedia
layanan kesehatan
Institusi Pemerintah; perluasan layanan dan promosi TB di institusi terkait

Komunitas Pasien TB; peer educator/pendidik sebaya, penjangkauan


terduga TB
Pemberdayaan Kader ; penjangkauan terduga TB di masyarakat, PMO,
promosi aktif TB

Integrasi Layanan TB melalui UKBM; pemberdayaan masyarakat


Public Private MIX (PPM)
Regulasi, MoU, komitmen

Dinas
Kesehatan
Patient
Rumah Sakit centered,
Etis, moral,
Puskesmas Profesional,
Akuntabel Laboratorium
Klinik
Organisasi profesi
Dokter Praktek kesehatan lainnya
Mandiri LSM, organisasi pasien
PENGUATAN JEJARING PPM TB DI KAB/KOTA
KOALISI
JEJARING LAYANAN (EKSTERNAL) DAN KOLABORASI LAYANAN (INTERNAL) PROFESI
TIM PPM
Pelaporan
Mandatory notification Kab/Kota
RUMAH SAKIT
SWASTA
LAYANAN Supervisi, monev
RUJUKAN SDM, Logistik
RUMAH SAKIT
PEMERINTAH
DINKES
Rujukan Rujukan KAB
/KOTA
LAYANAN Rujukan dan
PRIMER Pelaporan
PUSKESMAS
Laboratorium

Dokter Praktik Farmasi


Faskes lain Mandiri
(DPM) Klinik swasta
Surveilans

PIS-PK
Masyarakat/kader BPJS
Kesimpulan
• Beban masalah yang besar (Jumlah kasus tinggi,
cakupan rendah, resistensi, komorbid)
• Perubahan strategi yang lebih akseleratif
• Kepemimpinan dan regulasi harus diperkuat.
• Perencanaan terpadu dan regulasi setiap jenjang untuk
keberlangsungan program eliminasi TB
• PPM dan penemuan aktif salah satu strategi penting
didalam meningkatkan akses layanan program
• Gerakan TB memerlukan kemitraan multisektoral,
mobilisasi sosial dan kemandirian masyarakat
PERINGATAN HTBS 2017
di Provinsi Jawa Barat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai