Anda di halaman 1dari 22

Geriatric nutritional risk index correlates with length of

hospital stay and inflammatory markers in older inpatients

Simone Gartner, Matthias Kraft , Janine Krüger, Lena J. Vogt, Michael Fiene et al

2016
Pendahuluan
• Malnutrisi adalah kondisi umum di seluruh dunia,
terutama pada pasien usia tua.
• Menurut beberapa penelitian, 20 sampai 50 persen
pasien yang berobat ke rumah sakit mengalami
malnutrisi.
• Beberapa studi menunjukkan bahwa malnutrisi
meningkatkan lama rawatan/Length of Stay (LOS), beban
biaya kesehatan, dan tingkat mortalitas.
Pendahuluan
• Studi intervensional telah menunjukkan bahwa suplemen
protein dan energi untuk pasien malnutrisi, menunjukkan
efek positif pada kondisi klinis dan kualitas hidup.
Namun, intervensi nutrisi masih mendapat perhatian
kecil dari dokter.
• The Geriatric Nutritional Risk index (GNRI) saat ini telah
divalidasi dalam berbagai penelitian, dan nilai
prognostiknya telah terbukti pada pasien hemodialisa,
sepsis, rehabilitasi dan pada pasien dengan kondisi akut
yang dirawat dirumah sakit.
Tujuan
• Untuk menilai apakah GNRI berhubungan
dengan tingkat LOS, marker inflamasi dan
kematian di rumah sakit.
Kriteria Inklusi
• Usia ≥ 65 tahun
Kriteria Eksklusi
• Penyakit hati (Child Puh B dan C)
• Gangguan ginjal (KDOQI > 4)
Metode
• Prospective observational, single center
• Tempat : Northeast Germany
• n : 500 (F:247, M:253)
• February 2012 – Maret 2014

– < 82 : Major risk


– 82 – 91 : Moderate risk
– 92 – 98 : Low risk
– > 98 : No risk
Analisa Statistik
• Two tailed, p<0.05
• The Mann-Whitney-U-Test
• Cox Proportional hazard model

• PASW 18 (Predictive Analytics Software, Chicago, Il,


USA)
• STATA 12.2 SE (STATA Corp., College Station, TX, USA).
• Sigmaplot 11.0 (Systat Software Inc., San Jose, CA,
USA)
Hasil
Diskusi
• Korelasi antara risiko kematian dan GNRI tidak bermakna
secara statistik
– Cereda et al. ≠ Yang membandingkan Mini Nutritional
Assesment (MNA) dengan GNRI  terdapat korelasi
dengan kematian di rumah sakit.
• LOS secara signifikan meningkat dengan penurunan nilai
GNRI.
– Cereda et al.  menunjukkan bahwa GNRI saat masuk
dapat memprediksi LOS.
Diskusi
• GNRI menunjukkan korelasi yang signifikan dengan jumlah
limfosit.
– Baik et al.  gizi buruk yang berdampak pada status kekebalan
terlihat pada jumlah penurunan limfosit.
– Cereda et al.  asosiasi signifikan antara GNRI dan total
lymphocyte count.
• CRP  marker inflamasi nonspesifik. Pada penelitian ini, GNRI
lebih rendah berasosiasi dengan peningkatan CRP.
Diskusi
• Serum albumin telah diakui sebagai indikator kesehatan dan
status gizi. Beberapa studi telah mengevaluasi efek albumin
serum pada pasien dan menemukan bahwa serum albumin
yang rendah berhubungan dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas.
• Penurunan albumin serum merupakan konsekuensi dari status
gizi atau pada kondisi peradangan/penyakit. Dua hal ini tidak
bisa dibedakan pada albumin serum yang rendah. Oleh karena
itu diperlukan indikator yang lebih stabil untuk menggunakan
serum albumin yaitu berat badan, seperti halnya pada GNRI.
Diskusi
• GNRI dapat dinilai dengan mudah, dan dapat menjadi tool
untuk menentukan risiko kekurangan gizi dan mengurangi
biaya rawatan pada pasien usia tua.
Keterbatasan Penelitian

• Pasien yang direkrut sebagian besar pasien rawat


inap  perlu validasi pada kondisi nonmedis.
• Pasien selanjutnya dirujuk pada perawatan spesialis
 membatasi ekstrapolasi data.
Kesimpulan
• GNRI berkorelasi dengan marker inflamasi dan LOS.
Implementasi rutin penggunaan GNRI untuk
penilaian nutrisi pada pasien usia tua dapat memiliki
dampak medis dan sosial ekonomi yang signifikan.
• Studi ini merekomendasikan penggunaan GNRI untuk
mendeteksi pasien rawatan dengan risiko nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai