Anda di halaman 1dari 8

Manisfestasi Klinis, Pemeriksaan, dan

Kemungkinan Diagnosis Infeksi Saluran


Kemih pada Anak

Angelina Wijaya 102015186


Kelompok B2 – Tutor : dr. Handy
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
ANALISIS FISIK
MASALAH
SKENARIO 8
• Keadaan umum : tampak sakit ringan
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang dibawa ibunya ke
ANAMNESIS
• Kesadaran : CM
klinik dengan keluhan nyeri saat berkemih sejak 1 minggu yang lalu.
• TTV: anak
◦ Identitas : TDperempuan
100/70mmHg,
7 tahun Nadi 77x/menit, Nafas 16x/menit, T 36ºC EPIDEMIOLOGI
PEMERIKSAAN FISIK
◦ KU• Palpasi
: nyeri:saat
nyeri tekan sejak
berkemih pada1 daerah supralalu
minggu yang pubik
PATOFISIOLOGI
◦ RPS : keluhanPEMERIKSAAN
disertai demam, anyang-anyangan, kurang dapat mengontrol BAK sehingga sering ngompol, mual -,
pinggang -, sakit perut -, anak sering menahanRM
PEMERIKSAAAN PENUNJANG
muntah -, nyeri PENUNJANG BAK saat disekolah karena takut meminta izin.
TATA LAKSANA
◦ RPD : -
• CBC :Leukosit WD 15.000/ul
& DD
◦ Riwayat pengobatan : -
• Urinalisa : urin berwarna kuning keruh, BJ 1020, protein ++, leukosit 5-10, nitrit PENCEGAHAN
+
ETIOLOGI
Hipotesis : Anak perempuan berusia 7 tahun diduga menderita penyakit infeksi saluran kemih
Infeksi Saluran Kemih

KLASIFIKASI ISK URINARIUS


ANATOMI TRAKTUS
1. Gejala klinis  simtomatik dan asimtomatik
2. Lokasi infeksi  ISK atas (pielonefritis) dan ISK bawah
(sistitis)
3. Kelainan saluran kemih  ISK simpleks (uncomplicated
UTI) dan ISK kompleks (complicated UTI)
♀ > ♂  terbanyak pada usia sekolah  kejadian bakteriuria asimtomatik 30x > ♂
Infeksi Saluran Kemih
• ♂ sudah disunat lebih jarang terkena ISK

Epidemiologi
Faktor predisposisi terjadinya ISK kompleks :
Etiologi Obstruksi saluran Kelainan ginjal
Striktur uretra Parut ginjal
• Escherichia coli (E.coli)
Pelviureteric junction Refluks vesikoureter
• Klebsiella sp.
Posterior urethral valves Displasia ginjal
• Proteus sp.
Bladder neck obstruction Ginjal dupleks
• Staphylococcus saprophtycus
• Streptococcus grup B Batu/tumor
• Staphylococcus aureus Neuropathic bladder
• Enterococcus sp. Kista ginjal
• Enterobacter sp. Benda asing Metabolik
Indwelling catheter Imunosupresi
Batu Gagal ginjal
Selang nefrostomi Diabetes
Infeksi Saluran Kemih Penatalaksanaan
Manisfestasi klinis
Antibiotik oral
Urolitiasis
1. Sulfonamide  infeksi awal  resisten
•2. Adanya batu (kalkuli) di saluran
Trimetoprim-sulfametoksazol kemih dari obat ini memiliki efektivitas tinggi dalam melawan
: Kombinasi
1. Urinalisis
Pemeriksaan
bakteri aerob, kecuali Pseudomonas aeruginosa.
• Gejala rasa sakit yang berlebihan pada - pinggang, Obat ini penting untuk mengobati infeksi dengan
Makroskopis : Merah keruh
komplikasi, juga efektif sebagai profilaksis pada infeksi berulang. Dosis 6-12 mg/kg/hari selama 7-
- Mikroskopis : Leukosuria >5/LPB; eritrosit 5-10/LPB;
Penunjang
nausea,
10 hari muntah, demam, hematuria.
Pulasan gram
3. Penisilin – Ampisislin 50-100 mg/kg/hari
• Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. - Amoxicillin 500 mg/8 jam
- Pemeriksaan kimia : tes nitrit  >100.000 bakteri (+)
4. Sefalosporin  digunakan jika resisten terhadap amoxicillin, Trimetoprim-sulfametoksazol
•5. Urolitiasis 2. Kultur urin
Tetrasiklin lebih banyak terjadi pada laki-laki
3. Pemeriksaan lab : darah lengkap dan faal ginjal
6. dibandingkan
Quinolon  untuk infeksi
perempuan. awal E. coli dan enterobacteriaceae, tidak terhadap Pseudomonas..
Dosis untuk ciprofloxacin sebesar 50 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam. Dosis ofloxacin
Defisiensi
•sebesar subtansi
200-300 mg dantertentusitrat; pH urin; dan
interval pemberiannya tiapstatus
12 jam.
7. cairan
Nitrofurantoin
pasien.  5-7 mg/kg/24jam dalam dosis terbagi 3-4. sangat efektif terhadap klebsiella-
enterobacter.; profilaksis infeksi berulang
• Adanya kelainan bawaan pada pelvikalis (stenosis
Antibiotik parenteral
uretro-pelvis), divertikel, obstruksi intravesiko kronik,
1. Aminogikosida  Gentamisin (3-5 mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 24 jam dan
sepertiberat
1 mg/kg Benign Prostate
badan Hyperplasia
dengan (BPH), striktur
interval pemberian dan
tiap 8 jam) dan Tobramisin
2. Penisilin  Penisilin
vesika urinaria memilki spektrum luas dan lebih efektif untuk menobati infeksi akibat
neurogenik.
Pseudomonas aeruginosa dan enterococcus
3.Sefalosporin
Prognosis jangka panjang infeksi saluran kemih biasanya baik apabila
segera diobati dengan adekuat setelah diagnosis ditegakkan. Infeksi
Prognosis saluran kemih tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis yang
lebih baik bila pengobatan pada fase akut adekuat dan disertai
pengawasan terhadap kemungkinan infeksi ulang

Pencegahan

◦ ISK dapat menyebabkan gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan


Komplikasi meningitis. Komplikasi ISK jangka panjang adalah parut ginjal,
hipertensi, gagal ginjal
◦ Parut ginjal terjadi pada 8-40% pasien setelah mengalami episode
pielonefritis akut (faktor resiko umur muda, keterlambatan pemberian
antibiotik pada ISK, infeksi berulang, obstruksi saluran kemih)
Kesimpulan
Dari hasil anamnesis, PF, dan PP anak tersebut didiagnosis menderita ISK bawah (sistitis) dengan diagnose
bandingnya ISK atas (pielonefritis) dan urolitiasis. Penyakit ini paling banyak disebabkan oleh E.coli.
Penyakit ini banyak menyerang anak pada usia sekolah. Penyakit ini memiliki prognosis jangka panjang
yang baik dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri.

Anda mungkin juga menyukai