Epidemiologi
Faktor predisposisi terjadinya ISK kompleks :
Etiologi Obstruksi saluran Kelainan ginjal
Striktur uretra Parut ginjal
• Escherichia coli (E.coli)
Pelviureteric junction Refluks vesikoureter
• Klebsiella sp.
Posterior urethral valves Displasia ginjal
• Proteus sp.
Bladder neck obstruction Ginjal dupleks
• Staphylococcus saprophtycus
• Streptococcus grup B Batu/tumor
• Staphylococcus aureus Neuropathic bladder
• Enterococcus sp. Kista ginjal
• Enterobacter sp. Benda asing Metabolik
Indwelling catheter Imunosupresi
Batu Gagal ginjal
Selang nefrostomi Diabetes
Infeksi Saluran Kemih Penatalaksanaan
Manisfestasi klinis
Antibiotik oral
Urolitiasis
1. Sulfonamide infeksi awal resisten
•2. Adanya batu (kalkuli) di saluran
Trimetoprim-sulfametoksazol kemih dari obat ini memiliki efektivitas tinggi dalam melawan
: Kombinasi
1. Urinalisis
Pemeriksaan
bakteri aerob, kecuali Pseudomonas aeruginosa.
• Gejala rasa sakit yang berlebihan pada - pinggang, Obat ini penting untuk mengobati infeksi dengan
Makroskopis : Merah keruh
komplikasi, juga efektif sebagai profilaksis pada infeksi berulang. Dosis 6-12 mg/kg/hari selama 7-
- Mikroskopis : Leukosuria >5/LPB; eritrosit 5-10/LPB;
Penunjang
nausea,
10 hari muntah, demam, hematuria.
Pulasan gram
3. Penisilin – Ampisislin 50-100 mg/kg/hari
• Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. - Amoxicillin 500 mg/8 jam
- Pemeriksaan kimia : tes nitrit >100.000 bakteri (+)
4. Sefalosporin digunakan jika resisten terhadap amoxicillin, Trimetoprim-sulfametoksazol
•5. Urolitiasis 2. Kultur urin
Tetrasiklin lebih banyak terjadi pada laki-laki
3. Pemeriksaan lab : darah lengkap dan faal ginjal
6. dibandingkan
Quinolon untuk infeksi
perempuan. awal E. coli dan enterobacteriaceae, tidak terhadap Pseudomonas..
Dosis untuk ciprofloxacin sebesar 50 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam. Dosis ofloxacin
Defisiensi
•sebesar subtansi
200-300 mg dantertentusitrat; pH urin; dan
interval pemberiannya tiapstatus
12 jam.
7. cairan
Nitrofurantoin
pasien. 5-7 mg/kg/24jam dalam dosis terbagi 3-4. sangat efektif terhadap klebsiella-
enterobacter.; profilaksis infeksi berulang
• Adanya kelainan bawaan pada pelvikalis (stenosis
Antibiotik parenteral
uretro-pelvis), divertikel, obstruksi intravesiko kronik,
1. Aminogikosida Gentamisin (3-5 mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 24 jam dan
sepertiberat
1 mg/kg Benign Prostate
badan Hyperplasia
dengan (BPH), striktur
interval pemberian dan
tiap 8 jam) dan Tobramisin
2. Penisilin Penisilin
vesika urinaria memilki spektrum luas dan lebih efektif untuk menobati infeksi akibat
neurogenik.
Pseudomonas aeruginosa dan enterococcus
3.Sefalosporin
Prognosis jangka panjang infeksi saluran kemih biasanya baik apabila
segera diobati dengan adekuat setelah diagnosis ditegakkan. Infeksi
Prognosis saluran kemih tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis yang
lebih baik bila pengobatan pada fase akut adekuat dan disertai
pengawasan terhadap kemungkinan infeksi ulang
Pencegahan