- Na urine meningkat
negatif.
- Terapi : pemberian antibiotik intraventrikuler.
PROSEDUR DIAGNOSTIK :
1. Pungsi lumbal
2. Kultur darah
3 Counterimmunoelectrophoresis (CIE) menentukan
spesies bakteri dan serotype bakteri
4. Pemeriksaan radiologi : foto dada, tengkorak,
mastoid dan paranasal menyingkirkan fraktur,
sinusitis atau mastoiditis.
5. Enzim LCS : peningkatan lactic acid dehydrogena-
se isoenzim 4 dan 5, peningkatan GOT meningi
tis bakterial.
C reactive proteine (+) dalam LCS meningitis
Tb dan meningitis bakterial akut, tidak
didapatkan pada meningitis virus (aseptik).
6. MRI dan CT Scan empiema subdural, abses
serebri, atau infrak serebri.
PENATALAKSANAAN :
1. Tirah baring dengan sedikit suara bising,bila
disebabkan oleh meningcoccus memerlukan isolasi.
2. Keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah ke-
mungkinan shock dan komplikasi SIADH. Bantuan
CVP untuk memelihara hidrasi yang adekuat.
3. Terapi antibiotika.
4. Edema serebri : adanya papiledem, bukti herniasi,
diberikan dexamethason dan mannitol
5. Kejang : dapat dikontrol dengan diazepam intra-
vena dan phenytoin intravena. Kejang mereda ji-
ka meningitis juga mereda.
PROGNOSIS :
- Jelek pada usia sangat muda atau sangat tua, te-
rapi terlambat atau inadekuat, berhubungan dengan
penyakit sistemik
- 10 – 20% dengan komplikasi, pada kelompok ne
onatus
- Hasil akhir jelek :
a. Lekositosis (< 15.000 lekosit pmn/cu mm)
b. Hiperpireksia (> 40 derajat celcius rektal)
c. Hipotensi (sistolik < 100 mm Hg dewasa, < 70 mg
- anak anak)
d. Kejang
e. Koma
f. Trombositopenia