Anda di halaman 1dari 18

MENINGITIS

EDY PURNOMO, dr, Sp.S


DEFINISI :
 Suatu respon inflamasi terhadap infeksi bakteri
yang mengenai selaput pia dan arachnoid yang
membungkus otak dan medulla spinalis
ETIOLOGI DAN PATOLOGI :
 Penyebab paling sering :
- Diplococcus pneumoniae
- Neisseria meningitidis
- Haemophilus influenzae.
Bakteri mencapai rongga subarachnoid via :
- Aliran darah
- Penyebaran dari bangunan sekitar : telinga,
sinus, kulit kepala
- Implantasi langsung setelah trauma
- Sesudah prosedur bedah saraf atau pungsi lumbal
Bakteri melintasi sawar darah otak  respon inflama
si tipikal  sel polimorfonuklear ke dalam cairan sere
brospinal  LCS menjadi keruh, menjadi intens di sis -
terna basalis dan di atas konveksitas otak  eksudat
menjadi fibrinopurulen.
GEJALA KLINIS :
- Insidensi Meningitis piogenik akut 5/100.000/tahun
- Laki laki : perempuan = 1 : 1
- Risiko paling tinggi bayi umur 6 bulan – 1 tahun
- 75% kasus : usia < 15 tahun
- Faktor predisposisi : infeksi paru, telinga tengah,
sinus, tulang tengkorak, tenggorok, nasofaring, atau
mastoid; riwayat sebelumnya trauma kepala, bedah
saraf, anestesia spinal; kontak dengan pasien infeksi
meningococcal; kondisi yang melemahkan
seperti sickle cell anemia, alkoholism, AIDS, terapi
immunosupresif kronik.
- Tanda kardinal Meningitis :
a. Kaku dan nyeri leher, tanda Kernig dan Brudsin –
ski positif
b. Demam tinggi
c. Kesadaran berkabut
d. Stupor dan koma
e. Kelumpuhan saraf otak
- Opisthotonus
- Kejang (khususnya anak anak umur < 18 bulan)
Perjalanan :
Fulminan : mencapai kondisi maksimal dalam waktu
24 jam. Pada kasus lain mencapai progresi gejala
beberapa hari sampai beberapa minggu. Progresi ge
jala cepat  prognosis jelek.
KOMPLIKASI :
1. Inappropriate secretion of antidiuretic hormone
(SIADH).
- 80% kasus

- Kadar Na serum < 130 mEq/l

- Na urine meningkat

- Osmolaritas urine meningkat

- Nitrogen urea darah normal atau rendah

- Dikelola dengan restriksi cairan


2. Effusi subdural :
- 32% bayi dan anak anak dengan meningitis
bakterial
- Curiga : vomitus berulang, demam, gagal membaik,

fontanel menggelembung, lingkar kepala meningkat,


konvulsi
3. Abses :
Gagal membaik  defisit neurologik fokal/bukti teka
nan intrakranial meningkat
4. Disseminated intravasculair coagulation (DIC) :
- Berhubungan dengan kuman meningococcus dan

meningitis gram negatif


- Karakteristik : petechiae, purpura dan hipotensi

- Diagnosis : kadar fibrinogen rendah, protrombin


time memanjang, jumlah trombosit <
- Terapi dengan heparin
5. Hidrosefalus :
Perlekatan selaput otak dan otak  menghalangi alir
an LCS  hidrosefalus, kista subarachnoid. Pada
anak anak dan bayi  kepala membesar. Infeksi ter-
kontrol  hidrosefalus mereda. Jika refrakter  pa-
sang Ventrikuloperitoneal shunting.
6. Empiema subdural :
Penyebaran proses inflamasi dan infeksi ke
rongga subdural. Jarang ditemukan dan
didiagnose dengan MRI atau CT Scan.
7. Ventrikulitis :
- Sering pada neonatus dengan meningitis gram

negatif.
- Terapi : pemberian antibiotik intraventrikuler.
PROSEDUR DIAGNOSTIK :
1. Pungsi lumbal
2. Kultur darah
3 Counterimmunoelectrophoresis (CIE)  menentukan
spesies bakteri dan serotype bakteri
4. Pemeriksaan radiologi : foto dada, tengkorak,
mastoid dan paranasal  menyingkirkan fraktur,
sinusitis atau mastoiditis.
5. Enzim LCS : peningkatan lactic acid dehydrogena-
se isoenzim 4 dan 5, peningkatan GOT  meningi
tis bakterial.
C reactive proteine (+) dalam LCS  meningitis
Tb dan meningitis bakterial akut, tidak
didapatkan pada meningitis virus (aseptik).
6. MRI dan CT Scan  empiema subdural, abses
serebri, atau infrak serebri.
PENATALAKSANAAN :
1. Tirah baring dengan sedikit suara bising,bila
disebabkan oleh meningcoccus memerlukan isolasi.
2. Keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah ke-
mungkinan shock dan komplikasi SIADH. Bantuan
CVP untuk memelihara hidrasi yang adekuat.
3. Terapi antibiotika.
4. Edema serebri : adanya papiledem, bukti herniasi,
diberikan dexamethason dan mannitol
5. Kejang : dapat dikontrol dengan diazepam intra-
vena dan phenytoin intravena. Kejang mereda ji-
ka meningitis juga mereda.
PROGNOSIS :
- Jelek pada usia sangat muda atau sangat tua, te-
rapi terlambat atau inadekuat, berhubungan dengan
penyakit sistemik
- 10 – 20% dengan komplikasi, pada kelompok ne
onatus
- Hasil akhir jelek :
a. Lekositosis (< 15.000 lekosit pmn/cu mm)
b. Hiperpireksia (> 40 derajat celcius rektal)
c. Hipotensi (sistolik < 100 mm Hg dewasa, < 70 mg
- anak anak)
d. Kejang
e. Koma
f. Trombositopenia

Anda mungkin juga menyukai