Oleh :
Aria Jaya, S.Ked
FAB 116 018
Pembimbing :
dr. Herlina Eka Shinta, M.Biomed., Sp.PA
dr. Martwinny R. Benung, M. Biomed
Prognosis
Bonam
…Laporan Kasus
Konseling
tentang anjuran pola hidup sehat untuk mengontrol dan mencegah kekambuhan ht yang dialaminya
yaitu dengan cara:
Promotif:
◦ Penyakit HT tidak menular dan tidak bisa sembuh hanya bisa dikontrol
◦ Gejala-gejala dan resiko penyulit
◦ Meningkatkan kesadaran pasien terhadap kesehatannya
◦ Mendorong keluarga pasien (suami) untuk mendukung pengobatan yang dijalani
…Laporan Kasus
Preventif:
• Tidak mengkonsumsi makanan yang kadar garam yang tinggi atau banyak lemak, dan
memperbanyak makan serat, seperti buah dan sayuran.
• Asupan garam 5 mg atau satu sendok the/hari
• Meminum obat hipertensi teratur
…Laporan Kasus
Kuratif:
Pihak Puskesmas tetap terus memberi pengobatan setiap kali pasien datang untuk
memeriksakan kesehatannya. Obat yang diberikan yang utama adalah obat anti hipertensi.
Rehabilitatif:
Mengupayakan pasien untuk tetap terus memeriksakan dirinya ke Puskesmas agar tekanan
darah tetap terkontrol dan tetap memotivasi pasien agar meminum obat yang diberi secara
teratur.
Pembahasan
Pada kasus ini :
Pasien wanita berumur 43 tahun
Keluhan utama sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu (makin parah
2 hari ini)
terus-menerus dan memberat ketika banyak pikiran atau stress
kram pada bagian belakang leher
rasa pegal-pegal pada punggung serta kedua kaki
kurang lebih 1 minggu pasien susah tidur
nafsu makan berkurang
…Pembahasan
KASUS TEORI
sejak dulu pasien suka makanan yang Menurut The Joint National Committee on
asin-asin Detection, Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure (JNC-VIII) dan American Heart
sering mengkonsmsi makanan yang Association (AHA) tahun 2017 dikatakan
digoreng Hipertensi Grade 2 bila didapatkan tekanan
jarang mengkonsumsi buah dan sayuran darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90
mmHg, oleh karena itu pasien pada laporan
jarang berolahraga kasus ini dapat didiagnosis menderita
Hipertensi Grade II
Hasil pemeriksaan fisik
tekanan darah 150/90 mmHg
…Pembahasan
…Pembahasan
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan darah didapatkan kadar Hiperurisemia peningkatan kadar asam urat darah di
atas normal.
asam urat 8,0 mg/dL
Dikatakan meningkat apabila kadar asam urat >7
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium mg/dL pada laki-laki
pada pasien ini maka pasien juga mengalami dan > 6 mg/dL pada perempuan
hiperurisemia Keadaan hiperurisemia akan berisiko timbulnya
arthritis gout, nefropati urat, atau batu ginjal.
Metabolisme purin 90% metabolit nukleotid
(adenin, guanin dan hipoxantin) dipakai kembali untuk
membentuk AMP, IMP dan GMP oleh
phosphoribosyltransferase (APRT) dan hypoxanthin
guanine phosphorybosiltranferase (HGPRT) dan hanya
10% sisanya diubah menjadi Xantin menjadi asam
urat oleh xanthine oxidase (XO)
…Pembahasan
Terapi farmakologi untuk hiperurisemia allopurinol
Allopurinol menghambat kerja enzim xantin oksidase
Dosis awal allopurinol adalah 100 mg per hari
Bisa ditingkatkan sampai 300 mg per hari, tergantung kadar asam urat dalam serum.
Pada pasien ini diberikan dosis awal pemberian allopurinol yaitu 1x100 mg.
…Pembahasan
KASUS TEORI
sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu Paracetamol 500 mg, 3x1 tablet untuk
(makin parah 2 hari ini) membantu mengurangi keluhan sakit kepala
nafsu makan berkurang dan rasa pegal pada punggung serta kaki.
Vitamin B Complex tablet 1x1 pada kasus ini
adalah untuk membantu mengembalikan
nafsu makan pasien yang berkurang.
Teori Bloom
pada kasus ini
…Pembahasan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab hipertensi pada kasus ini
1. faktor biologis (genetik yaitu ayah pasien yang menderita
hipertensi),
2. faktor perilaku (asupan garam yang berlebih (diet tinggi garam)
dan makanan berlemak, serta jarang berolahraga).
…Pembahasan
Intervensi holistik pembinaan keluarga
tidak hanya mengenai penyakit pasien, tapi juga mengenai perilaku kesehatan pasien dan
keluarga dalam terjadinya penyakit tersebut.
Selain itu pembinaan juga dilakukan pada lingkungan fisik rumah dan peran serta komunitas
yang meskipun secara tidak langsung memiliki sedikit pengaruh dalam terjadinya penyakit
pasien.
…Pembahasan
Penyelesaian masalah pada kasus ini :
terapi medika mentosa : obat antihipertensi (amlodipine) dan obat simptomatis lainnya
terapi non medikamentosa : pemberian edukasi mengenai hubungan genetik dan usia
dengan penyakit yang diderita pasien, komplikasi-komplikasi yang akan muncul apabila tidak
rutin berobat. Kebiasaan makan, olah raga seminggu 2-3 kali dengan durasi 30 menit,
memeriksakan kesehatan secara berkala, serta meminta keluarga mendukung pengobatan
pasien
…Pembahasan
Adapun untuk lingkungan fisik dan komunitas dilakukan intervensi berupa pemberian edukasi
dan motivasi untuk membiasakan diri membuang sampah pada bak sampah serta merapikan
rumah dengan cara mengatur tata letak perabotan barang.
Kesimpulan
Dilaporkan seorang pasien perempuan berusia 43 tahun datang dengan keluhan sakit kepala,
kram pada bagian belakang leher dan rasa pegal-pegal pada punggung serta kedua kaki yang disertai
dengan penurunan nafsu makan.
Dari pemeriksaan vital sign diperoleh pasien menderita hipertensi grade II dan pasien tidak
berobat secara teratur.
Penyelesaian masalah yang dialami oleh pasien adalah dengan memberikan obat antihipertensi
dan obat simptomatis lainnya untuk mengatasi gejala penyerta yang dikeluhkan pasien.
Pada keluarga ini dilakukan edukasi mengenai faktor apa saja yang menyebabkan munculnya
penyakit ini. Pada pasien ditemukan permasalahan seperti gaya hidup yang kurang baik seperti jarang
berolah raga, sering mengonsumsi makanan asin, dan tidak berobat secara berkala untuk hipertensi
yang dideritanya. Pasien disarankan untuk memperbaiki gaya hidup dirinya dan keluarganya.
Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
Daftar Pustaka
1. 2017 Hypertension Guidelines Programming. American Heart Association’s annual scientific sessions,
Anaheim, California. November 13, 2017.
2. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison’s Manual of Medicine. Edisi
18. New York: Mc Graw Hill. 834-8.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. James PA, Ortiz E, et al. 2014 evidence-based guideline for the management of high blood pressure in
adults: (JNC8). JAMA. 2014.
5. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiatii S
(editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2011.p. 1079-85
6. Nafrialdi. Antihipertensi. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2012.
7. Roddy. E., and Doherty.M. Epidemiology of Gout. Arthritis Research & Therapy. 2012.
8. Albar, Z. Gout: Diagnosis and Management. Rheumatology division, Department of Internal Medicine,
Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta, Indonesia. 2013.
9. Azwar, Bahri. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan : FK USU. 2012.
10. Ringkasan Eksekutif Penanggulangan Hipertensi. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Jakarta; 2013.
TERIMA KASIH