Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA


PADA PENATALAKSANAAN PASIEN HIPERTENSI

Oleh :
Aria Jaya, S.Ked
FAB 116 018

Pembimbing :
dr. Herlina Eka Shinta, M.Biomed., Sp.PA
dr. Martwinny R. Benung, M. Biomed

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2018
Pendahuluan
…Pendahuluan
Etiologi hipertensi tidak diketahui  >95% kasus
Sekitar 20-40% variasi  faktor genetik
Riskesdas tahun 2013  prevalensi umur ≥18 tahun = 25,8 %
1. Bangka Belitung (30,9%)
2. Kalimantan Selatan (30,8%)
3. Kalimantan Timur (29,6%)
4. Jawa Barat (29,4%)
Kalimantan Tengah (26,7%).
…Pendahuluan
Laporan ini  pasien perempuan berusia 43 tahun yang menderita darah tinggi dengan keluhan
sakit kepala dan leher terasa pegal.
Faktor risiko penyebab masalah dibahas dengan paradigma hidup sehat H. L. Bloom
Pendekatan individu  menyelesaikan masalah klinisnya
Pendekatan keluarga dan komunitas  penyelesaian faktor yang berpengaruh
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Menikah
Alamat : Jl. G.Obos XII
Tanggal pemeriksaan : 19 Desember 2017
…Laporan Kasus
Anamnesis (Auto-Anamnesis)
Keluhan Utama : Sakit Kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke PKM Menteng dengan keluhan sakit kepala yang dirasakan sejak 1 minggu yang
lalu dan dirasakan makin parah sejak ± 2 hari yang lalu. Keluhan ini diakui berlangsung terus menerus dan
semakin memberat ketika pasien sedang banyak pikiran atau saat sedang stress. Selain itu pasien juga
mengeluhkan kram pada bagian belakang leher dan rasa pegal-pegal pada punggung serta kedua kaki.
Pasien juga mengaku sejak ± 1 minggu pasien susah tidur dan nafsu makan pasien berkurang.
Pasien menyangkal adanya rasa mual atau muntah. Pasien juga menyangkal adanya keluhan jantung
berdebar-debar dan gangguan penglihatan. BAB dan BAK (+) normal tidak ada keluhan.
Pasien mengaku sejak dulu pasien suka makanan yang asin-asin seperti ikan asin. Pasien juga
sering mengkonsmsi makanan yang digoreng, jarang mengkonsumsi buah dan sayuran serta jarang
berolahraga. Alasan pasien jarang berolahraga karena pasien sibuk menjaga warung.
…Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi diketahui sejak ± 1 tahun yang lalu. Pasien mengaku tidak rutin
meminum obat hipertensi, pasien minum obat (amlodipine 10 mg) hanya jika pasien
merasa ada keluhan seperti kepala pusing. Pasien mengaku tidak pernah dirawat di
rumah sakit.
Pasien menyangkal adanya riwayat stroke, riwayat diabetes melitus, riwayat asma dan
riwayat alergi obat.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengakui adanya riwayat hipertensi pada keluarga yaitu pada ayah pasien.
Pasien menyangkal adanya riwayat stroke, riwayat diabetes melitus, riwayat asma dan
riwayat alergi obat pada keluarga. Pasien juga menyangkal adanya riwayat hipertensi
pada suami.
…Laporan Kasus
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan
• Pasien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pasien tinggal di rumah bersama suaminya
(Tn. R, 45 tahun), pasien mempunyai 3 orang anak.
• Pasien dan suami telah terdaftar sebagai anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
• Pasien merupakan keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Pasien dan suami sehari-
hari bekerja menjaga warung miliknya, pemasukan keuangan didapatkan rata-rata Rp. 150.000-
200.000/hari, namun pasien mengatakan hasil pemasukan keuangan tersebut kadang tidak
menentu.
…Laporan Kasus
• Sumber air yang dipakai sehari-hari adalah air mesin hitachi, sedangkan untuk minum dan
memasak pasien menggunakan air galon.
• Untuk memasak, keluarga pasien menggunakan kompor Hock
• Pasien mengaku tidak pernah merokok atau mengkonsumsi alkohol
• Pasien makan 3 kali sehari dengan lauk yang beraneka ragam misalnya sayur bening, ikan
goreng patin, tahu, tempe dan sambal bawang.
• Rumah pasien terletak di pinggir jalan G.Obos XII. Rumah berukuran 16 x 5 m2. Rumah terdiri
dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 WC dan 1 kamar mandi. Lantai
terbuat dari semen, dinding rumah berupa kayu dan atap rumah terbuat dari seng. Rumah
pasien hanya memiliki 1 jendela yaitu di kamar tidur. Ventilasi dan pencahayaan kurang.
…Laporan Kasus
GAMBAR 2. DENAH RUMAH NY. A
…Laporan Kasus
Pemeriksaan Umum
- Kesadaran : Kompos mentis
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Tekanan Darah : 150/90 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Napas : 17x/menit
- Suhu : 36,7 C
Kepala
Kepala : Normocephal, distribusi rambut merata.
Mata edema palpebra (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
diameter pupil 3 mm/3 mm, isokor (+), reflek cahaya +/+, nafas
cuping hidung (-), pinna normal, kanalis auditus eksterna
normal, sekret (-)
Mulut : Mulut normal, sianosis bibir (-), mukosa bibir lembab, tonsil T1-
T1, faring tidak hiperemis.
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), massa (-).
JVP 5-2 cmH20.
Toraks
Inspeksi : Simetris, retraksi -/-, massa (-)
a. Paru
Inspeksi : Bentuk simetris, penggunaan otot bantu nafas (-) pelebaran sela
iga (-), frekuensi nafas 20x/menit
Palpasi : Fremitus raba dan vokal simetris, provokasi nyeri (-)
Perkusi : Sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler normal, ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC IV linea midklavikula kiri
Perkusi : batas atas pada SIC II parasternalis, batas kanan pada SIC IV
parasternalis dextra, batas kiri pada SIC V linea midklavikularis
sinistra.
Auskultasi : S1-S2 tunggal reguler, gallop (-) dan murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, distensi (-), venektasi (-), kontur usus (-) scar (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani (+) shifting dullness (-)
Ekstremitas : Deformitas (-), Sianosis (-), Clubbing Finger (-) akral hangat, CRT
<2 detik pada ekstremitas superior dan inferior D/S
Genitalia & anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
…Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan
GDS : 119 mg/dL • Amlodipin tablet 5 mg 1x1 (0-0-1)
Asam Urat : 8,0 mg/dL • Paracetamol tablet 500 mg 3x1 (Post
Coenam)
Kolesterol : 304 mg/dL
• Simvastatin tablet 10 mg 1x1 (0-0-1)
• Allopurinol tablet 100 mg 1x1 (0-0-1)
Diagnosis Kerja
• Vitamin B Complex 1x1 (1-0-0)
Hipertensi Grade II

Prognosis
Bonam
…Laporan Kasus
Konseling
 tentang anjuran pola hidup sehat untuk mengontrol dan mencegah kekambuhan ht yang dialaminya
yaitu dengan cara:
Promotif:
◦ Penyakit HT tidak menular dan tidak bisa sembuh  hanya bisa dikontrol
◦ Gejala-gejala dan resiko penyulit
◦ Meningkatkan kesadaran pasien terhadap kesehatannya
◦ Mendorong keluarga pasien (suami) untuk mendukung pengobatan yang dijalani
…Laporan Kasus
Preventif:
• Tidak mengkonsumsi makanan yang kadar garam yang tinggi atau banyak lemak, dan
memperbanyak makan serat, seperti buah dan sayuran.
• Asupan garam 5 mg atau satu sendok the/hari
• Meminum obat hipertensi teratur
…Laporan Kasus
Kuratif:
Pihak Puskesmas tetap terus memberi pengobatan setiap kali pasien datang untuk
memeriksakan kesehatannya. Obat yang diberikan yang utama adalah obat anti hipertensi.

Rehabilitatif:
Mengupayakan pasien untuk tetap terus memeriksakan dirinya ke Puskesmas agar tekanan
darah tetap terkontrol dan tetap memotivasi pasien agar meminum obat yang diberi secara
teratur.
Pembahasan
Pada kasus ini :
Pasien  wanita berumur 43 tahun
Keluhan utama  sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu (makin parah
2 hari ini)
 terus-menerus dan memberat ketika banyak pikiran atau stress
 kram pada bagian belakang leher
 rasa pegal-pegal pada punggung serta kedua kaki
 kurang lebih 1 minggu pasien susah tidur
 nafsu makan berkurang
…Pembahasan
KASUS TEORI

 sejak dulu pasien suka makanan yang Menurut The Joint National Committee on
asin-asin Detection, Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure (JNC-VIII) dan American Heart
 sering mengkonsmsi makanan yang Association (AHA) tahun 2017 dikatakan
digoreng Hipertensi Grade 2 bila didapatkan tekanan
 jarang mengkonsumsi buah dan sayuran darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90
mmHg, oleh karena itu pasien pada laporan
 jarang berolahraga kasus ini dapat didiagnosis menderita
Hipertensi Grade II
Hasil pemeriksaan fisik
 tekanan darah 150/90 mmHg
…Pembahasan
…Pembahasan
KASUS TEORI

Penatalaksanaan pada pasien ini Tujuan terapi medikasi  mengontrol tekanan


darah dengan efek samping minimal.
Amlodipin 5 mg 1x1 tablet
Agen lini pertama yang direkomendasikan
Paracetamol 500 mg 3x1 tablet seperti diuretik, ACE inhibitor, angiotensin
Simvastatin 10 mg 1x1 tablet reseptor antagonist, calcium channel
antagonist, dan beta bloker.
Allopurinol 100 mg 1x1 tablet
Tekanan darah yang diharapkan sesuai grafik
Vitamin B Complex tablet 1x1 dibawah ini (JNC 8 Guideline)
…Pembahasan
KASUS TEORI

Pada pemeriksaan darah didapatkan kadar Hiperurisemia peningkatan kadar asam urat darah di
atas normal.
asam urat 8,0 mg/dL
Dikatakan meningkat apabila kadar asam urat >7
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium mg/dL pada laki-laki
pada pasien ini maka pasien juga mengalami dan > 6 mg/dL pada perempuan
hiperurisemia Keadaan hiperurisemia akan berisiko timbulnya
arthritis gout, nefropati urat, atau batu ginjal.
Metabolisme purin 90% metabolit nukleotid
(adenin, guanin dan hipoxantin) dipakai kembali untuk
membentuk AMP, IMP dan GMP oleh
phosphoribosyltransferase (APRT) dan hypoxanthin
guanine phosphorybosiltranferase (HGPRT) dan hanya
10% sisanya diubah menjadi Xantin  menjadi asam
urat oleh xanthine oxidase (XO)
…Pembahasan
Terapi farmakologi untuk hiperurisemia  allopurinol
Allopurinol  menghambat kerja enzim xantin oksidase
Dosis awal allopurinol adalah 100 mg per hari
Bisa ditingkatkan sampai 300 mg per hari, tergantung kadar asam urat dalam serum.
Pada pasien ini diberikan dosis awal pemberian allopurinol yaitu 1x100 mg.
…Pembahasan
KASUS TEORI

Pada pemeriksaan darah didapatkan kadar Dislipidemia  kelainan metabolisme lipid 


kolesterol 304 mg/dL. ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
pada pasien ini maka pasien juga mengalami Kelainan fraksi lipid yang paling utama 
dislipidemia. kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
kenaikan kadar trigliserida serta penurunan
kadar HDL.
 predisposisi terhadap terjadinya
aterosklerosis atau penyakit jantung koroner
…Pembahasan
Obat lini pertama dislipidemia  HMG-CoA reductase inhibitor
 mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah
 antara lain pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atrovastatin
Dosis awal yang disetujui simvastatin = 10-20 mg pada waktu malam
Dosis maksimal adalah 80 mg
Pada pasien ini mendapatkan terapi dengan simvastatin 10 mg malam.
…Pembahasan
KASUS TEORI

 sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu Paracetamol 500 mg, 3x1 tablet untuk
(makin parah 2 hari ini) membantu mengurangi keluhan sakit kepala
 nafsu makan berkurang dan rasa pegal pada punggung serta kaki.
Vitamin B Complex tablet 1x1 pada kasus ini
adalah untuk membantu mengembalikan
nafsu makan pasien yang berkurang.
Teori Bloom
pada kasus ini
…Pembahasan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab hipertensi pada kasus ini
1. faktor biologis (genetik yaitu ayah pasien yang menderita
hipertensi),
2. faktor perilaku (asupan garam yang berlebih (diet tinggi garam)
dan makanan berlemak, serta jarang berolahraga).
…Pembahasan
Intervensi holistik  pembinaan keluarga
 tidak hanya mengenai penyakit pasien, tapi juga mengenai perilaku kesehatan pasien dan
keluarga dalam terjadinya penyakit tersebut.
Selain itu pembinaan juga dilakukan pada lingkungan fisik rumah dan peran serta komunitas
yang meskipun secara tidak langsung memiliki sedikit pengaruh dalam terjadinya penyakit
pasien.
…Pembahasan
Penyelesaian masalah pada kasus ini :
terapi medika mentosa : obat antihipertensi (amlodipine) dan obat simptomatis lainnya
terapi non medikamentosa : pemberian edukasi mengenai hubungan genetik dan usia
dengan penyakit yang diderita pasien, komplikasi-komplikasi yang akan muncul apabila tidak
rutin berobat. Kebiasaan makan, olah raga seminggu 2-3 kali dengan durasi 30 menit,
memeriksakan kesehatan secara berkala, serta meminta keluarga mendukung pengobatan
pasien
…Pembahasan
Adapun untuk lingkungan fisik dan komunitas dilakukan intervensi berupa pemberian edukasi
dan motivasi untuk membiasakan diri membuang sampah pada bak sampah serta merapikan
rumah dengan cara mengatur tata letak perabotan barang.
Kesimpulan
 Dilaporkan seorang pasien perempuan berusia 43 tahun datang dengan keluhan sakit kepala,
kram pada bagian belakang leher dan rasa pegal-pegal pada punggung serta kedua kaki yang disertai
dengan penurunan nafsu makan.
 Dari pemeriksaan vital sign diperoleh pasien menderita hipertensi grade II dan pasien tidak
berobat secara teratur.
 Penyelesaian masalah yang dialami oleh pasien adalah dengan memberikan obat antihipertensi
dan obat simptomatis lainnya untuk mengatasi gejala penyerta yang dikeluhkan pasien.
 Pada keluarga ini dilakukan edukasi mengenai faktor apa saja yang menyebabkan munculnya
penyakit ini. Pada pasien ditemukan permasalahan seperti gaya hidup yang kurang baik seperti jarang
berolah raga, sering mengonsumsi makanan asin, dan tidak berobat secara berkala untuk hipertensi
yang dideritanya. Pasien disarankan untuk memperbaiki gaya hidup dirinya dan keluarganya.
Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
…Lampiran
Daftar Pustaka
1. 2017 Hypertension Guidelines Programming. American Heart Association’s annual scientific sessions,
Anaheim, California. November 13, 2017.
2. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison’s Manual of Medicine. Edisi
18. New York: Mc Graw Hill. 834-8.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. James PA, Ortiz E, et al. 2014 evidence-based guideline for the management of high blood pressure in
adults: (JNC8). JAMA. 2014.
5. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiatii S
(editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2011.p. 1079-85
6. Nafrialdi. Antihipertensi. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2012.
7. Roddy. E., and Doherty.M. Epidemiology of Gout. Arthritis Research & Therapy. 2012.
8. Albar, Z. Gout: Diagnosis and Management. Rheumatology division, Department of Internal Medicine,
Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta, Indonesia. 2013.
9. Azwar, Bahri. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan : FK USU. 2012.
10. Ringkasan Eksekutif Penanggulangan Hipertensi. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Jakarta; 2013.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai