Anda di halaman 1dari 27

PENGELOLAAN ERITEMA

MULTIFORM PADA PASIEN REMAJA

OLEH:
I gede Bagus Arya Maharta
Rentha Andinatha
PENDAHULUAN
Eritema multiforme (EM) merupakan suatu
peradangan akut penyakit kulit yang sering
ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa
muda. Jarang ditemukan setelah usia 50 tahun.
DEFINISI
Erythema Multiforme (EM) didefinisikan
merupakan suatu penyakit akut dari kulit dan
membran mukosa yang dapat menyebabkan
beberapa jenis lesi kulit. Penyakit ini merupakan
suatu reaksi hipersensitivitas, yang karakteristik
dengan adanya lesi target pada kulit atau lesi
ulserasi pada mukosa.
EM terbagi atas 2 tipe yaitu tipe minor dan
tipe mayor serta varian dengan gejala yang lebih
parah parah disebut Steven Johnson syndrome.
Berpengaruh pada imunologi yang timbul
sebagai hasil dari respon imun terhadap agen
eksternal seperti virus herpes simpleks atau
berbagai obat-obatan.
PATOGENESIS
EM terjadi karena adanya peningkatan
kadar kompleks antigen-antibodi (imun) yang
menyebabkan vaskulitis. Faktor-faktor spesifik
penyebab vaskulitis kompleks imun adalah alergi
makanan, reaksi terhadap mikroorganisme,
radioterapi, penyakit sistemik, dan keganasan.
Pemakaian obat-obatan juga dapat
memicu terjadinya EM (chepalosporin dan
phenitoin). Hal ini dipicu oleh metabolit obat-
obatan reaktif dan adanya peningkatan
apoptosis keratinosit oleh karena peningkatan
TNF-α yang dirilis oleh keratinosit, makrofag dan
monosit menyebabkan kerusakan jaringan.
KLINIS
Minor Erithema Multiform
Pada tipe EM minor jarang sekali terjadi
hanya pada bagian rongga mulut saja. Lesi
berupa vesikula yang banyak dan pecah,
meninggalkan daerah erosi yang sakit dan
ditutupi pseudomembran putih.
Mayor erithema Multiform
Dimulai dari daerah kemerahan, berubah
dengan cepat menjadi bentuk vesikula dan
segera pecah dan meninggalkan daerah erosi
kemerahan yang ditutupi pseudomembran putih
dan krusta akibat perdarahan.
DIAGNOSA
Tidak ada pemeriksaan diagnostik yang
spesifik untuk EM sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan biopsi untuk melihat histopatologi.
Pemeriksaan mikroskop terlihat epithelial
hyperplasia dan spongiosis dengan nekrosis
satelit sel (individual eosinophilic necrotic
keratinocytes yang dikelilingi oleh limfosit).
DIAGNOSA BANDING
1. Herpes simpleks virus
2. pemphigus vulgaris
3. membrane mucous phempigoid
TERAPI
Sistemik
Pemakaian kortikosteroid secara oral,
terutama setelah hari ke 2-4, untuk mengurangi
periode erupsi akut dan gejala. Tipe minor
pemberian kortikosteroid oral antara 30-50
mg/hari selama 4-6 hari lalu diberikan secara
tapering dosis tak lebih dari 2 minggu.
Topikal
Pemakaian anastesi topikal, obat kumur
yang berisi antibiotik, dan kortikosteroid topikal
untuk mengurangi ketidaknyamanan pada
pasien.
KASUS JURNAL 1
An. A/ 14 th dengan riwayat satu minggu
dari ulserasi mulut yang nyeri. Kemudian lesi
oral muncul beberapa hari. pasien memiliki
beberapa erosi dangkal merah dibagian atas dan
bibir bawah disertai krusta dan pendarahan.
Temuan menunjukkan beberapa erosi tidak
teratur, bisul dan daerah eritematosa intens,
terutama pada mukosa labial.
Diagnosis klinis EM disimpulkan oleh
anamnesis dan gambaran klinis, dengan
diferensial diagnosis infeksi herpes sekunder
(herpes labialis) dan vulgaris pemfigus.
Pasien diobati dengan lokal dan sistemik
prednisone (30 mg / hari). Penyakit ini
menunjukkan perbaikan yang nyata dalam dua
minggu.
KASUS JURNAL 2
An/7 th, datang ke Fakultas kedokteran gigi
Universitas airlangga dengan riwayat dua minggu
ulserasi mulut. Dimulai dari wajah, pasien
menerima pengobatan 250 mg amoksisilin dan 250
mg parasetamol untuk laringitis, lalu lesi oral
muncul beberapa hari kemudian.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Multiple
irregular erosions, ulcers andintense erythematous
terutama pada mukosa labial.
Pasien diberikan kortikosteroid
(prednisone) pada awal dosis 30 mg / hari.
Penyakit ini mendapatkan perbaikan dalam 2
minggu. Pemberian 0,25 gram lanolin, 0,1 gram
Kemicitine, dan 10 gram Vaseline dan
multivitamin harus diterapkan pada lesi oral.
12 hari setelah Kunjungan pertama, pasien
datang dengan kondisi yang lebih baik.
Seminggu setelah kontrol, lesi pada bibir pasien
sudah hilang.
DISKUSI
Eritema Multiforme adalah penyakit yang
bersifat akut yang ditandai dengan gangguan
mukokutan, lesi kulit eritematosa, dan terjadi
dengan perubahan warna pada lesinya.
Gejala prodromal termasuk malaise,
demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan
batuk rhinorrhoea yang mungkin terjadi sekitar
1 minggu sebelum timbulnya EM.
Khas lesi EM umumnya adalah bulat,
makula eritematosa yang dengan cepat menjadi
urtikaria. Etiologi pada EM masih belum
sepenuhnya jelas, namun EM diyakinkan terjdi
karena suatu infeksi terutama herpes dan
pengaruh obat.
Obat khususnya seperti Mulfonamid,
barbiturat dan phenitoin dilaporkan sebagai
pemicu timbulnya EM.
EM yang menyerang bibir umumnya
disertai krusta dan pendarahan. Pada
pemeriksaan mikroskopik didapatkan nekrosis
keratinosit dengan perubahan eosinophilic
koloid di epitel superfisial.
Penatalaksanaan pada EM umumnya
adalah dengan pemberian kortikosteroid dengan
dosis awal 30-50 mg/ hari ( Prednisone ).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai