Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN


BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT BANDUNG

MEKANISME PEMBAYARAN DALAM RANGKA


PELAKSANAAN APBN DAN PNBP SERTA
PERPAJAKAN
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 Tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 Tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
4. Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-3/PB?2014 Tentang Petunjuk
Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara
pada Satker Pengelola APBN serta Verifikasi LPJ Bendahara
5. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2014 tentang Petunjuk
Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara
pada Badan Layanan Umum Serta Verifikasi dan Monitoring Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum
6. SOP Pencairan Anggaran No. OT.02.02/I/572/2017 tanggal efektif 27
Februari 2017
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA)
• DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang
digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai
pelaksanaan APBN.
 DIPA berlaku sebagai dasar pelaksanaan pengeluaran
negara setelah mendapat pengesahan dari Menteri
Keuangan selaku BUN.
 Alokasi dana yang tertuang dalam DIPA merupakan
batas tertinggi pengeluaran negara.
 Pengeluaran negara tidak boleh dilaksanakan jika
alokasi dananya tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dalam DIPA.
PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA
• Pengguna Anggaran (PA). PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
• Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari
PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
• Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). PPK adalah pejabat yang melaksanakan
kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
• Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM). PPSPM adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.

Pasal 9 ayat (2) PMK No. 190 Thn 2012,


Untuk 1(satu) DIPA, KPA menetapkan:
a. 1 (satu) atau lebih PPK; dan
b. 1 (satu) PPSPM.
Bendahara Pengeluaran
• Untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran belanja, Menteri/Pimpinan Lembaga
mengangkat Bendahara Pengeluaran di setiap Satker.
• Kewenangan pengangkatan Bendahara Pengeluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat didelegasikan
kepada kepala Satker.
• Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada
kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga.
• Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA,
PPK atau PPSPM.
PENYELESAIAN TAGIHAN NEGARA
• Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
anggaran pada DIPA yang mengakibatkan
pengeluaran negara, dilakukan melalui
pembuatan komitmen.
• Pembuatan komitmen dilakukan dalam
bentuk:
a. Perjanjian/kontrak untuk pengadaan
barang/jasa; dan/atau
b. Penetapan keputusan.
• Perjanjian/kontrak, dilaksanakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
• Pembuatan komitmen melalui penetapan
keputusan yang mengakibatkan pengeluaran
negara antara lain untuk:
a. pelaksanaan belanja pegawai;
b. pelaksanaan perjalanan dinas yang
dilaksanakan secara swakelola;
c. pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk
pembayaran honorarium kegiatan; atau
d. belanja bantuan sosial yang disalurkan dalam
bentuk uang kepada penerima bantuan sosial.
Mekanisme Penyelesaian Tagihan
• Penerima hak mengajukan tagihan kepada negara atas komitmen berdasarkan bukti-bukti yang sah
untuk memperoleh pembayaran.
Bukti-bukti yang sah (Pasal 40 ayat 2 PMK 190/2012) meliputi:
a. Bukti perjanjian/kontrak;
b. Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa;
c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang;
e. Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;
f. Berita Acara Pembayaran;
g. Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, yang dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini;
h. Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh Wajib
Pajak/Bendahara Pengeluaran;
i. Jaminan yang dikeluarkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi
sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan
barang/jasa pemerintah; dan/atau
j. Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang dananya sebagian
atau seluruhnya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam/luar negeri sebagaimana
dipersyaratkan dalam naskah perjanjian pinjaman atau hibah dalam/luar negeri bersangkutan.
• Atas dasar tagihan PPK melakukan pengujian
• Pelaksanaan pembayaran tagihan, dilakukan
dengan :
Mekanisme Pembayaran LS kepada penyedia
barang/jasa atau
Mekanisme Pembayaran dengan Uang Persediaan
dan Tambahan Uang Persediaan
Mekanisme Pembayaran LS
SOP Pencairan Anggaran No. OT.02.02/I/055/2017 tanggal efektif 09 Januari 2017
Mekanisme Pembayaran dengan Uang Persediaan
SOP Persetujuan Pembayaran Tagihan No. OT.02.02/XLV.I/1950/2017 tanggal efektif 08 Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai