Apa sih, yang ada dalam pikiran Anda untuk menggambarkan orang yang punya mental kuat?
Apakah orang tersebut punya mental kuat karena tidak pernah menangis? Atau, mereka yang
tidak gampang meratapi nasib ketika menghadapi cobaan hidup?
Tidak selalu. Ada sejumlah karakteristik lain yang bisa membedakan orang-orang ini dari
kelompok masyarakat lainnya. Dan, Anda juga bisa mulai menerapkannya pada diri sendiri
sebagai strategi meningkatkan kekuatan mental Anda.
Kecerdasan emosional (EQ) adalah landasan kekuatan mental. Anda tidak bisa kuat secara
mental tanpa kemampuan untuk sepenuhnya memahami dan mentolerir emosi negatif yang
kuat, dan mengambil tindakan tegas jika Anda ingin berhasil melewatinya dengan sukses.
EQ adalah keterampilan fleksibel yang dapat Anda latih dengan pemahaman dan usaha.
Tidak mengherankan jika 90% orang sukses di dunia ini memiliki EQ tinggi dan orang
dengan EQ yang tinggi menghasilkan pendapatan per tahun rata-rata yang lebih besar
daripada orang-orang yang EQ-nya rendah. Sayangnya, punya EQ saja tidak cukup untuk
Anda bisa bermental sekuat baja.
Orang-orang yang bermental kuat percaya bahwa mental memiliki efek yang kuat pada
kemampuan seseorang untuk sukses. Dan ini didukung oleh fakta. Sebuah studi baru-baru ini
di University of Melbourne menunjukkan bahwa orang yang percaya diri terus mendapatkan
upah yang lebih tinggi dan dipromosikan lebih cepat daripada rekannya yang lain.
Kepercayaan diri sejati berbanding terbalik dengan kepercayaan diri palsu, yang sering
dimunculkan oleh seseorang untuk menutupi kekhawatiran dalam dirinya. Mereka tidak
membiarkan orang lain mengendalikan hidup mereka, dan mereka tidak memengaruhi
mereka. Mereka mengerti bahwa mereka adalah yang berhak untuk mengendalikan emosi
mereka sendiri. Keyakinan mereka mengilhami orang lain dan membantu mereka
mewujudkan sesuatu.
Bila sudah waktunya untuk mengatakan tidak, orang-orang yang secara mental kuat
menghindari ungkapan-ungkapan seperti “Saya tidak berpikir saya bisa” atau “Saya tidak
yakin.” Mereka mengatakan “tidak” dengan percaya diri karena mereka tahu bahwa
mengatakan tidak pada komitmen baru sama saja dengan menghormati yang sudah ada saat
ini, dan memberi mereka kesempatan untuk berhasil mewujudkannya.
Orang yang kuat secara mental juga tahu bagaimana mengendalikan diri dengan mengatakan
tidak pada diri mereka sendiri. Mereka menunda kesenangan sementara dan menghindari
tindakan impulsif yang bisa menyebabkan bahaya.
Dengan berani mengatakan “tidak”, orang-orang yang kuat secara mental menyadari bahwa
mereka tidak perlu menyenangkan setiap orang sepanjang waktu. Mereka tidak takut untuk
mengatakan tidak atau berbicara blak-blakan bila diperlukan. Mereka berusaha untuk
bersikap baik dan adil, tapi bisa menangani orang lain yang kesal jika mereka tidak membuat
orang-orang tersebut bahagia.
Mereka juga mempertimbangkan sudut pandang dari si orang negatif tersebut dan dapat
menemukan kesamaan dan solusi untuk masalah. Bahkan ketika situasi telah terlanjut kacau,
orang-orang yang kuat secara mental tidak membiarkannya terbenam dalam rasa kesal.
5. Mereka tidak cepat ngambek ketika bentrok dengan hal-hal yang tidak
bisa mereka kontrol
Anda tidak akan mendengar orang yang mentalnya kuat mengeluh karena kehilangan barang
bawaan atau terjebak kemacetan lalu lintas. Sebaliknya, mereka fokus pada apa yang bisa
mereka kontrol dalam kehidupan mereka. Mereka menyadari bahwa kadang-kadang, satu-
satunya hal yang dapat mereka kontrol adalah sikap mereka dalam situasi-situasi tertentu.
Orang-orang yang memiliki mental kuat tidak takut untuk mengambil risiko, tapi bukan
sembarang risiko. Mereka tidak mengambil risiko yang gegabah atau bodoh, tapi tidak
keberatan mengambil risiko yang sudah diperhitungkan masak-masak. Orang-orang yang
memiliki mental kuat menghabiskan waktu untuk menimbang risiko dan manfaatnya sebelum
mengambil keputusan besar, dan mereka sepenuhnya mengetahui potensi kerugian sebelum
mereka bertindak.
7. Mereka tidak terjebak di masa lalu
Orang yang kuat secara mental tidak membuang waktu untuk bernostalgia di masa lalu dan
berharap segala sesuatunya bisa berbeda. Mereka mengakui masa lalu mereka dan dapat
mengatakan apa yang telah mereka pelajari darinya. Namun, mereka tidak terus-menerus
menghidupkan kembali pengalaman buruk atau berkhayal tentang hari-hari kejayaan.
Sebaliknya, mereka hidup untuk saat ini dan merencanakan masa depan.
Orang-orang bermental sekuat baja tidak berusaha menghindari perubahan. Sebagai gantinya,
mereka menyambut perubahan positif dan bersedia bersikap fleksibel. Mereka mengerti
bahwa perubahan adalah hal yang tak terelakkan dalam hidup, dan percaya pada kemampuan
mereka untuk beradaptasi.
Orang-orang yang kuat secara mental merangkul kegagalan karena mereka tahu bahwa jalan
menuju kesuksesan dibangun dari eror dan kesalahan. Tidak ada yang pernah mengalami
kesuksesan sejati tanpa pertama kali merangkul kegagalan.
Dengan mengakui bahwa Anda berada di jalur yang salah, kegagalan Anda akan membuka
jalan bagi Anda untuk sukses. Rasa frustrasi setelah gagal inilah yang memacu Anda
memutar otak untuk berpikir secara berbeda, untuk melihat segala sesuatunya dari sudut
pandang yang baru, dan untuk menemukan solusi yang Anda cari selama ini.
Mereka tidak melihat kegagalan sebagai alasan untuk menyerah. Orang yang kuat mentalnya
tahu bahwa di mana Anda memusatkan perhatian Anda adalah apa yang menentukan kondisi
emosional Anda. Maksudnya, jika Anda terus memikirkan masalah yang Anda hadapi, Anda
menciptakan dan memperpanjang emosi dan stres negatif, yang menghambat kinerja.
Mereka menerima tanggung jawab atas perilaku mereka dan belajar dari kesalahan masa lalu.
Akibatnya, mereka tidak terus mengulangi kesalahan tersebut berulang-ulang. Sebagai
gantinya, mereka melanjutkan dan membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Orang-orang yang kuat secara mental dapat menghargai dan merayakan kesuksesan orang
lain. Mereka tidak cemburu atau merasa terkhianati saat orang lain mengungguli mereka.
Sebaliknya, mereka menyadari bahwa setiap kesuksesan datang dengan kerja keras.
Orang-orang yang kuat secara mental tidak menghakimi orang lain karena mereka tahu
bahwa setiap orang memiliki sesuatu hal positif untuk ditawarkan pada dunia, dan mereka
tidak perlu menjelek-jelekkan orang lain untuk merasa nyaman dengan diri mereka sendiri.
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain sama saja membatasi potensi kemampuan
Anda. Cemburu dan dendam menyedot energi dari hidup. Orang-orang yang kuat secara
mental tidak membuang waktu atau energi untuk membanding-bandingkan diri dengan orang
lain, dan mereka bersedia bekerja keras demi kesuksesan mereka sendiri.
Apakah mereka berolahraga untuk memperbaiki kesehatan mereka atau mengangkat bisnis
mereka ke pasa yang lebih tinggi, orang-orang yang kuat secara mental tidak mengharapkan
hasil yang instan. Sebagai gantinya, mereka menerapkan keterampilan dan waktu mereka
sebaik kemampuan mereka dan mengerti bahwa perubahan nyata membutuhkan waktu.
Orang-orang yang kuat secara mental bisa mentolerir kesendirian dan mereka tidak takut
dalam diam. Mereka tidak takut sendirian dengan pikiran mereka, dan mereka bisa
menggunakan waktu luang menyendiri ini untuk menjadi produktif. Mereka menikmati
kesendirian mereka sendiri dan tidak bergantung pada orang lain untuk menemani dan
hiburan sepanjang waktu namun bisa bahagia dengan diri sendiri.
Sebuah studi yang dilakukan di Eastern Ontario Research Institute menemukan bahwa orang-
orang yang berolahraga dua kali seminggu selama 10 minggu merasa lebih kompeten secara
sosial, intelektual, dan atletik. Mereka juga memiliki citra tubuh dan harga diri yang lebih
tinggi.
Terlebih lagi, olahraga tak hanya mendorong perubahan fisik di tubuh mereka yang
bertanggung jawab atas peningkatan kepercayaan diri, juga pemikiran positif yang langsung
didorong oleh endorfin dari olahraga. Ketika dikombinasikan, keduanya merupakan kunci
utama dari kekuatan mental.
Tidur yang berkualitas erat hubungannya dengan kesehatan mental yang mumpuni. Saat
Anda tidur, otak Anda membilas protein beracun dari dalam tubuh, yang merupakan produk
sampingan dari aktivitas saraf saat Anda terjaga.
Sayangnya, otak Anda hanya dapat menghapusnya dalam jumlah besar saat Anda sedang
tidur. Jadi ketika Anda kurang tidur, sisa-sisa protein beracun ini tetap ada di sel otak Anda,
sehingga menimbulkan malapetaka di keesokan harinya karena mengganggu kemampuan
Anda untuk berpikir jernih.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/15-karakter-mental-kuat/