Anda di halaman 1dari 42

DIABETES MELLITUS

Naely Shofia
Oktasi Stella N
PENGERTIAN
WHO PERKENI
DM merupakan kumpulan problema DM merupakan kumpulan
anatomi dan kimiawi akibat dari problema anatomi dan kimiawi
sejumlah faktor dimana didapat akibat dari sejumlah faktor dimana
defisiensi insulin absolut atau relatif didapat defisiensi insulin absolut
dan gangguan fungsi insulin. atau relatif dan gangguan fungsi
insulin.
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI

TIPE 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut


• Autoimun
• Idiopatik

TIPE 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek
sekresi insulin disertai resistensi insulin

TIPE LAIN Defek genetik fungsi sel beta


 Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pankreas
 Endokrinopati
 Karena obat atau zat kimia
 Infeksi
 Sebab imunologi yang jarang
 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

Diabetes mellitus
gestasional
DM TIPE 1
Penyebab Tipe 1
• Destruksi sel beta islet karena proses autoimun  defisiensi sekresi
insulin sampai nol
• IDDM berhubungan dengan gen HLA -DR dan HLA- DQ
• Islet cell Antibodiesdan Antibodies against insulin ditemukan setelah
infeksi mumps, rubella, measles, chikenpox, Coxsakie , Influenza
• protein Susu sapi juga memacu inisiasi autoimunitas sel beta dan
diabetes
• food adidtives atau toksin seperti nitrosamines
DM TIPE 2
Insert the title of your subtitle Here
Penyebab

Genetik Obese Non obese


• Ditemukan kadar • sebab primer • primer , defek sel
insulin meningkat resistensi insulin beta
dan toleransi dijaringan perifer • produksi insulin <
glukosa (otot, lemak) • Kelainan
sehinggga sehingga sekunder di
menyebabkan kebutuhan insulin perifer
resistensi insulin meningkat
Perbedaan IDDM dengan NIDDM

IDDM NIDDM
Respon insulin Rata Bervariasi
Hub dg Antibodi Ada Tidak
Hub dg HLA Ya Tidak
Kerusakan sel β Ya Tidak
Diturunkan Tidak Ya
Usia Anak/muda Puncak 40th
Sekresi Insulin Rendah/nol N/Naik/Resist
Berat badan Underweight Overweihgt
Patogenesis DM tipe 2
Kriteria Diagnosis DM
GDP
01 Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl.
Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori
minimal 8 jam.(B)

TTGO

DM
02 Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam
setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
dengan beban glukosa 75 gram. (B)

GDS
03 Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200
mg/dl dengan keluhan klasik.

HbA1c
04 Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan
menggunakan metode yang terstandarisasi oleh
National Glycohaemoglobin Standarization
Program (NGSP). (B)
Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan
prediabetes.
Cara Pelaksanaan TTGO

1 2 3 4 5 6

3 hari sebelum px, Cek GDP Puasa


pasien tetap makan 2 jam kemudian di
dan kegiatan seperti ambil sampel Cek Kadar Gula 2
Pemberian Glukosa jam setelah diberi
biasa Berpuasa
75 gr (dewasa) atau beban
minimal 8 jam 1,75 gr/kgBB ( anak
sebelum px, boleh anak)
minum air putih +
250 mL air

Diminum 5 menit
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Penatalaksanaan
DM
Tujuan Penatalaksanaan

Tujuan Akhir
Menurunkan
morbiditas dan
mortalita
Jangka Pendek Jangka Panjang
menghilangkan keluhan DM, mencegah dan menghambat
memperbaiki kualitas hidup, dan progresivitas penyulit
mengurangi risiko komplikasi akut. mikroangiopati dan
makroangiopati
Penatalaksanaan umum

1 2 3 4

Riwayat Penyakit Pemeriksaan Fisik Evaluasi Lab Penapisan


Komplikasi
TATALAKSANA DM
EDUKASI POLA MAKAN
01

02 OLAH RAGA

03 PENGOBATAN SECARA TERATUR

04 PGDM / GULA TERKONTROL

05 PERAWATAN KAKI
LANGKAH
03 PENATALAKSANAAN
01 Protein
10-20 total asupan energi,
KHUSUS
sumber protein yg baik
Karbohidrat : (ikan,udang,cumi, daging (Terapi Nutrisi Medis)
45-60 % total asupan tanpa lemak, ayam tanpa
energi, sukrosa tidak boleh kulit, kacang, tahu, tempe).
>5%, makan 3x sehari Nefropati diabetik: 10 %
disertai makanan selingan. total asupan kalori atau
0,8g/kgBB perhari.

02
Lemak

20-25 % total kebutuhan


kalori, konsumsi kolesterol <
200mg/hari, batasi lemak
jenuh dan lemak trans
(daging berlemak, susu
fullcream)
LANGKAH
PENATALAKSANAAN
KHUSUS
05
Serat:
20-35 g/hari. sumber
serat: kacang-
kacangan, buah, sayur
Pemanis alternatif :
fruktosa tidak dianjurkan
bagi pasien DM

04
Natrium

<2300 mg/hari, sumber


natrium: garam dapur,
vetsin, soda, bahan
pengawetnatrium
benzoat, natrium nitrit
KEBUTUHAN KALORI

Berat badan ideal (Broca)=


90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.

Berat badan ideal (BBI) = 160 cm 150 cm


(TB dalam cm - 100) x 1 kg.

BB Normal : BB ideal •± 10 %
Kurus : kurang dari BBI - 10 %
Gemuk : lebih dari BBI + 10 %
BB Kurang < 18,5
BB Normal 18,5-22,9
BB Lebih ≥ 23,0

Keterangan:
Dengan risiko 23,0-24,9 IMT = BB(kg)/TB(m2)
Obes I 25,0-29,9
Obes II > 30

*) WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective:Redefining Obesity and its Treatment.
Faktor yang menentukan
kebutuhan kalori

30 kkl 25 kkl
UMUR
 40-59 th dikurangi 5%
 60-69 th dikurangi 10%
 >70 th dikurangi 20%

AKTIFITAS FISIK
 Istirahat : 10 %
 Aktifitas ringan : 20%
 Aktifitas sedang : 30%
 Aktifitas berat : 40 %
 Aktifitas sangat berat :50%

Stres metabolik : +10-30%


Berat badan : gemuk -20-30 %; kurus +20-30%
3-5 x/ minggu @30- 40 menit. Untuk jeda tidak

OLAH RAGA boleh > 2 hari.


Algoritma Tatalaksana
DM
nunung-S1
Terapi
Terapi farmakologi

nunung-S1
Insulin diperlukan pada keadaan:
 HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
 Penurunan berat badan yang cepat
 Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
 Krisis Hiperglikemia
 Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
 Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut,
stroke)
 Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak
terkendali dengan perencanaan makan
 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
 Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Kehamilan dengan
HbA1c > 9% dengan DM/Diabetes melitus
kondisi dekompensasi
metabolik
gestasional yang tidak

Penurunan berat badan Stres berat (infeksi


yang cepat sistemik, operasi besar,
infark miokard akut, stroke)
Hiperglikemia berat yang
disertai ketosis Gangguan fungsi ginjal
atau hati yang berat

Krisis Hiperglikemia Kondisi perioperatif sesuai


dengan indikasi

Gagal dengan
kombinasi OHO Kontraindikasi
dosis optimal dan atau alergi
terhadap OHO
Insulin
Insulin
Monitoring
Monitoring

Pemeriksaan kadar glukosa darah

Pemeriksaan HbA1C

Pemantauan Glukosa Darah Mandiri


(PGDM)
nunung-S1
Penyulit DM
Krisis Hiperglikemi
Status Hiperglikemi
Ketoasidosis Diabetik (KAD) Hiperosmolar (SHH)
 peningkatan kadar glukosa darah  peningkatan glukosa darah
yang tinggi (300-600 mg/dl). sangat tinggi (600-1200 mg/dl)

 Tanda dan gejala asidosis dan  tanpa tanda dan gejala asidosis
plasma keton (+) kuat.

 Osmolaritas plasma meningkat  osmolaritas plasma sangat


(300-320 mOs/ml) meningkat (330-380 mOs/ml),
plasma keton (+/-)
 Terjadi peningkatan anion gap.  anion gap normal atau sedikit
meningkat.
Hipoglikemi
Hipoglikemia adalah penurunan
konsentrasi glukosa serum (kadar seperti adanya whipple’s triad:
glukosa darah < 70 mg/dl) dengan
atau tanpa adanya gejala-gejala
sistem otonom,

PowerPoint
Presentation

gejala-gejala Kadar glukosa Gejala


hipoglikemia darah yang berkurang
rendah dengan
pengobatan.
Penyulit menahun
Makroangiopati

Mikroangiopati:

Neuropati diabetik Retinopati diabetik Nefropati diabetik

nunung-S1
Asupan makanan

Obat Anti Hiperglikemi Aktifitas fisik

Anda mungkin juga menyukai