Anda di halaman 1dari 49

Refrat

Gita Nur Azizah (112016296)


Pembimbing:
Dr. Vinsensius Harry, Sp.OG

Kepaniteraan Ilmu Obstetri dan Ginekologi Universitas Kristen Krida Wacana


Rumah Sakit Bayukarta Karawang
Periode 27 November 2017- 02 Januari 2018
Keadaan di mana janin terletak
memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong
berada di bagian bawah
kavum uteri
 Presentasi bokong murni (frank breech).
50-70%
 Jika kedua kaki mengalami fleksi pada panggul dan
ekstensi pada lutut
 Presentasi bokong sempurna (complete
breech). 5-10%
 Jika kedua kaki mengalami fleksi pada panggul dan
lutut
 Presentasi kaki. (incomplete or footling)
(10-30%).
 Jika sebuah kaki mengalami ekstensi pada panggul
dan lutut
PREVALENCE OF BREECH
PRESENTATION
<28 29-32 33-36 37-40
 Insidennya 3-4% dari seluruh kehamilan
 Mortalitas perinatal 13 kali dibandingkan 6%, 10%

presentasi kepala
 Morbiditas perinatal 5-7 kali 9%, 14%
dibandingkan presentasi kepala
33%, 53%
 Sebab utama kematian perinatal pada
presentasi bokong: hipoksia, trauma
persalinan, prematuritas dan kelainan 14%, 23%
kongenital
Kelainan Pada Ibu
- Kelainan
Uterus - Bayi prematur
- Kehamilan

Kelainan Pada Janin


- Kelainan
panggul ganda
- Kelainan dari - Bayi mati
jumlah air - Bayi dengan
ketuban kelainan
- Kelainan bawaan
implantasi
plasenta
Pemeriksaan luar

Inspeksi Palpasi Perkusi


Pemeriksaan dalam
 Setelah ketuban pecah diraba
bokong (sakrum, tuber ossis iskii
& anus)
 Bila teraba kaki  dibedakan
dengan tangan
 Persalinan lama  bokong edema
& sulit membedakan dengan muka

Rumusan ‘bo s ka dep’


USG

MRI
Penanganan dalam
kehamilan, dapat dibagi

Knee Chest Position ( KCP )


Knee-chest position (15
menit tiap 2 jam selama 5
hari)  meningkatkan versi
spontan pada trimester III
akhir
Penanganan dalam kehamilan, dapat
dibagi
Versi Spontan
 Usia 29-32 minggu  75%
mengalami versi spontan
 Usia 37 minggu  18 %

Versi Luar
 Versi luar  >32 minggu.
 Primigravida 32 – 34 minggu,
multigravida 34 – 36 minggu.
 Selama versi dilakukan dan setelah versi luar berhasil denyut jantung janin harus
selalu diawasi, baik dengan non stress test maupun dengan USG. Sesudah janin
berada dalam keadaan presentasi kepala, kepala didorong masuk ke dalam rongga
panggul.
- Bagian terendah
janin masih dapat - Panggul sempit
Syarat Versi Luar

digerakkan di atas - Perdarahan

Kontra Indikasi
PAP antepartum
- Ibu tidak gemuk - Hipertensi
- Selaput ketuban - Hamil kembar
masih utuh
- Kelainan uerus
- Pada keadaan yang
inpartu, dilatasi
serviks < 4 cm
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+
Panjang serviks (cm) 3 2 1 0
Station -3 -2 -1 +1,+2
Konsistensi Kaku Sedang Lunak
Position posterior Mid anterior

Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
versi luar gagal karena :
penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, kerugiannya antara lain:
narkosis harus dalam,
lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit
digunakannya tenaga yang berlebihan,
sehingga penggunaan narkosis dihindari pada versi luar (4).
 Pervaginam
 Persalinan spontan (spontaneous breech): janin dilahirkan dengan
kekuatan & tenaga ibu. Disebut cara Bracht.
 Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery):
janin dilahirkan sebagian dengan tenaga ibu & sebagian tenaga
penolong.
 Ekstraksi sungsang (total breech extraction): janin dilahirkan
seluruhnya dengan tenaga penolong.

 Perabdominam (seksio sesarea)


Syarat Pimpinan
Meneran Kala II
1. Panggul adekuat

2. Presentasi bokong sempurna (Frank breech)


1. Pembukaan lengkap
3. Berat badan janin < 3500 gram,
2. Bokong di Hodge III atau lebih
4. Kehamilan aterm dan Kepala janin fleksi
3. Ketuban ditunggu pecah sendiri, atau
5. Hasil pemeriksaan USG dipecahkan bila pembukaan lengkap
6. Tidak ada lilitan tali pusat di leher janin 4. Hati-hati prolaps tali pusat
5. Hati-hati "aftercoming head
Tersedia forcep (cunam) Piper
6. Operator yang kompeten
Syarat Persalinan
Pervaginam
MEKANISME PERSALINAN
Teridiri dari 3 fase :

 Tahap 1 : fase lambat.


 Dimulai dari persalinan bokong sampai pusarr. Disebut fase lambat karena melahirkan bagian janin yang
tidak berbahaya.

 Tahap 2 : fase cepat


 Lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala sudah masuk
PAP sehingga resiko tali pusat terjepit.

 Tahap 3 : fase lambat


 lahirnya mulut sampai kepala lahir seluruhnya. Disebut fase lambat karena harus dilahirkan secara
perlhan-lahan untuk menghindari perdarahan intrakranial.
17
1. SPONTAN BRACHT

 Posisi ibu litotomi, penolong berdiri di depan


vulva
 Saat his, ibu mengejan dengan merangkol kedua
pangkal paha
 Saat bokong crowning, inj 5 IU oksitosin im.
 Episiotomi saat bokong membuka vulva
 Bokong lahir, cengkeram secara Bracht
 Tali pusat tampak, kendorkan
 Hiperlordosis (mengikuti rotasi anterior) sambil
Kristeler pada fundus sesuai sumbu panggul
Berturut lahir pusar, perut, bahu, lengan, dagu,
mulut dan akhirnya seluruh kepala
18
 Tahap pertama: Lahirnya
 Tahap ketiga: lahirnya kepala
bokong - pusar yang dilahirkan
dengan kekuatan tenaga ibu  Mauriceau (Veit-Smellie)
sendiri  Najouks
 Wigand Martin-Winckel
 Prague terbalik
 Tahap kedua: Lahirnya bahu
dan lengan yang memakai tenaga  Cunam piper
penolong
 Klasik (Deventer)
 Mueller
 Lovset
 Bickenbach
a. Cara Klasik/Deventer
• Melahirkan lengan belakang terlebih dahulu
(ruang lebih luas), baru lengan depan.

• Kedua kaki elevasi, perut janin mendekati


perut ibu

• Jari telunjuk&jari tengah tangan kiri (non-


dominan) masuk ke jalan lahir, mencari fossa
cubiti, tarik ke bawah seolah-olah mengusap
muka janin
21
MELAHIRKAN BAHU

• Prinsip : melahirkan bahu dan lengan depan dahulu


dengan ekstraksi, baru lengan belakang.

• Memegang bokong secara femuro-pelvic => badan


janin ditarik curam ke bawah hingga bahudepan
berada di bawah simfisis => lengan depan dikait

• Masih posisi memegang femuro-pelvic, melahirkan


lengan belakang dengan ditarik ke atas sampai bahu
belakang dan lengan lahir (dikait jika perlu)
MELAHIRKAN BAHU

• Prinsip : adanya sudut inklinasi PAP dengan sumbu


panggul => bahu belakang letaknya selalu lebih
rendah. Melahirkan bahu dan lengan belakang
dahulu dengan memutar 180 derajat sehingga lahir
dalam posisi lengan depan

• Memegang badan secara femuro-pelvic => badan


janin ditarik curam ke bawah => terlihat subskapula
bahu depan => diputar 180 derajat sehingga lengan
belakang lahir di depan => traksi lagi, putar lagi
untuk melahirkan lengan belakang ke2
25
a. CARA MAURICEAU

 Prinsip : mempertahankan fleksi kepala janin, badan

disanggah horizontal seperti menunggang kuda,


kedua jari masuk ke jalan lahir (jari tengah di mulut,
jari telunjuk dan jari manis di fossa canina)

 Kedua tangan penolong menarik traksi janin curam

ke bawah, asisten melakukan Kristeller, oksiput


sebagai hipomoklion.

 Lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, dahi, ubun-

ubun, seluruh kepala


Melahirkan Kepala

 I/: kepala masih tinggi, sehingga jari penolong


tidak dapat dimasukkan ke dalam mulut janin.
 Teknik:
 Kedua tangan penolong mencengkram leher janin dari arah
depan dan belakang.
 Kedua tangan penolong menarik bahu curam ke bawah dan
bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala
janin ke arah bawah. berat pada sumsum tulang di daerah
leher.
 I/: oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di
belakang dekat sakrum dan muka janin
menghadap simfisis.
 Teknik:
 Satu tangan penolong mencengkram leher dari
bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak
tangan penolong.
 Tangan penolong lain memegang kedua
pergelangan kaki.
 Kaki janin ditarik ke atas bersamaan dgn tarikan
pada bahu janin, sehingga perut janin mendekati
perut ibu.
 Dgn laring sbg hipomoklion, kepala janin dapat
dilahirkan.
MELAHIRKAN KEPALA

Teknik:
 Asisten memegang badan janin pada kedua kaki, dan kedua
lengan janin diletakkan di punggung janin. Kemudian badan
janin dielevasi ke atas, sehingga punggung janin mendekati
punggung ibu.
 cunam dimasukkan dari arah bawah, yaitu sejajar dengan
pelipatan paha belakang.
 suboksiput tampak di bawah simfisis  cunam dielevasi ke
atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, berturut-
turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh
kepala lahir.
 Cunam Piper mempunyai bentuk khusus :
 daun cunam berfenestra
mempunyai lengkungan panggul
yang agak mendatar (baik untuk
pemasangan yang tinggi)
 tangkai panjang
melengkung ke atas dan terbuka 
menghindari kompresi yang
berlebihan pada kepala janin.
CARA CUNAM PIPER

31
a) Ekstraksi kaki
b) Ekstraksi bokong
a. Ekstraksi kaki /Perasat Pinard (1)
 Tangan searah dengan bagian-bagian kecil janin
dimasukkan secara obstetrik ke dalam jalan
lahir, tangan yang lain membuka labia.

 Tangan di dalam mencari kaki depan dengan


menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut,
kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada
paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi.
 Tangan di luar mendorong fundus uterus ke
bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan
kaki dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga dan
dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
Ekstraksi kaki /Perasat Pinard (2)
 Kedua tangan penolong memegang betis
janin (kedua ibu jari di belakang betis
sejajar sumbu panjang betis & jari-jari
lain di depan betis)
 kaki ditarik curam ke bawah sampai
pangkal paha lahir.
 Pegangan pindah ke pangkal paha
setinggi mungkin dengan kedua ibu jari
di belakang paha, sejajar sumbu panjang
paha dan jari-jari lain di depan paha.
Ekstraksi kaki /Perasat Pinard (3)

 Pangkal paha :
 ditarik curam ke bawah  trokanter depan lahir
 dielevasi ke atas  trokhanter belakang lahir.

kedua trokhanter  bokong lahir.


 kaki belakang lahir duluan  trokhanter belakang
lahir duluan, pangkal paha ditarik curam ke bawah
u/ lahirkan trokhanter depan
 Setelah bokong lahir dgn teknik pegangan
femuro-pelviks badan janin ditarik curam ke
bawah sampai pusar lahir.
 melahirkan badan janin ~ manual aid.
 I/:
 letak bokong murni & bokong sudah berada di dasar
panggul
 Kala II tidak maju
 Keadaan janin/ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan
 Teknik:
 Jari telunjuk tangan penolong searah dengan bagian kecil
janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di
pelipatan paha depan  dikait dan ditarik curam ke bawah.
 tangan penolong lain mencengkram pergelangan tangan tadi,
dan turut menarik curam ke bawah.
 trokhanter depan  di bawah simfisis  jari telunjuk
penolong yang lain mengait pelipatan paha ditarik curam ke
bawah sampai bokong lahir.
 bokong lahir  bokong dipegang secara femuro-pelviks
(duimbekken greep), janin dilahirkan dengan cara manual
aid.
Sectio Caesaria

Suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
diatas 500 gram.
1. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya (disproporsi feto pelvic
atau skor Zachtuchni Andros ≤ 3).

Skor Zachtuchni Andros

Parameter Nilai

0 1 2

Paritas Primi multi -

Pernah letak sungsang Tidak 1 kali 2 kali

TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g

Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu

Station < -3 -2 -1 atau >


 Presentasi bokong dengan bayi besar > 4000 gram
 Presentasi bokong dengan bayi besar dengan panggul sempit serta beberapa kelainan
bentuk panggul
 Presentasi bokong dengan kepala hiperekstensi
 Presentasi bokong belum inpartu dan keadaan Ketuban pecah dini.
 Presentasi bokong dengan disfungsi uterus
 Presentasi kaki atau Incomplete Breech
 Janin Prematur yang Viable
 Severe IUGR
 Presentasi bokong dengan kematian perinatal sebelumnya atau riwayat trauma lahir pada
persalinan sebelumnya dan nilai sosial anak yang tinggi (anak sangat berharga). 8,9
 Permintaan untuk sterilisasi
 Penolong yang kurang kompeten
Dari faktor ibu Dari faktor bayi
 Perdarahan oleh karena  Perdarahan seperti
trauma jalan lahir atonia
uteri, sisa placenta. perdarahan intracranial,
edema intracranial,
 Infeksi karena terjadi secara
ascendens melalui trauma perdarahan alat-alat vital
(endometritits) intra-abdominal.
 Trauma persalinan seperti  Infeksi karena manipulasi
trauma jalan lahir,
simfidiolisis.  Trauma persalinan
 Prognosis ibu pada presentasi bokong tidak banyak
berbeda dengan prognosis pada presentasi kepala,
rupture perineum mungkin lebih sering terjadi.
Sebaliknya, prognosis bagi anak letak sungsang
lebih buruk, terutama anak berukuran besar dan
ibu seorang primigravida
 Letak sungsang adalah apabila janin membujur dalam rahim dengan
bokong/kaki pada bagian bawah. Dapat dibedakan menjadi: presentasi
bokng murni, bokong kaki, kaki.
 Diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik yaitu palpasi Leopold I didapatkan
kepala/Ballotement di fundus, Leopold II teraba punggung di satu sisi dan
bagian kecil di sisi lain, Leopold III-IV bokong terba dibagian bawah rahim
dan dilakukan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan penunjang dengan
ultrasonografi dan MRI.
 Tatalaksana letak sungsang yakni Waktu hamil (antenatal) yaitu untuk
kehamilan 28-30 minggu dilakukan untuk mencari kausa dengan USG. Jika
tidak ada kelainan dapat dilakukan knee chest position atau dengan versi
luar.
 Waktu persalinan yaitu dapat pervaginam dengan cara spontan Bracht,
Manual Aid/Lovset-Mauriceau, total ekstraksi. Persalinan perabdominal
(seksio sesaria) dipilih jika persalinan pervaginam sukar dan berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai