U
“Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran
IDENTITAS
Inisial : Nn. U
Umur : 20 tahun (P)
No. : 11167xxx
Alamat : Tulungagung
Pekerjaan : -
Informan : pasien dan ibu pasien
ALASAN MASUK
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa 4 tahun yang lalu karena trauma
pasien menjalani pengobatan selama 1 tahun kemudian sembuh
tanggal 27 November 2017 pasien kambuh lagi karena tidak minum obat
pasien dirawat di ruang 23 empati tanggal 7 November pasien KRS
dan sembuh.
B. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
TIDAK ADA
STATUS MENTAL
A. Penampilan
Tidak rapi
Jelaskan :
Rambut pasien acak-acakan, berwarna hitam, persebaran rambut
merata, rambut berbau. Mata simetris, konjungitva tidak anemis,
sklera tidak ekterik. Hidung klien bersih, tidak ada sekret. Bibir klien
pucat, mukosa bibir lembab. Telinga klien simetris, bersih, dan tidak
ada pengeluaran sekret. Tercium bau badan. Kuku terlihat kotor.
B. Kesadaran
Kualitatif: berubah
hipokinesia, hipoaktivitas
gaduh gelisah katatonik
LABIL
ARUS PIKIR
Jelaskan : Asosiasi Longgar. Pasien bicara ngelantur, tidak ada tujuan
yang jelas jika berbicara.
ISI PIKIR
Jelaskan : Obsesif. Pasien sulit melupakan masa lalunya dan selalu
teringat jika dirinya dibully.
BENTUK PIKIR
NON REALISTIK
G. Memori
TIDAK KOOPERATIF
Jelaskan : Saat pengkajian pasien tidak kooperatif, pasien bicara
ngelantur, terkadang diam dan kemudian marah serta berteriak.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik, GCS 456.
Tanda vital: TD: 130/90 N: 110x/menit S: 37,2
Keluhan Fisik: Tidak ada keluhan fisik
Pemeriksaan fisik:
Kepala : tidak ada edema dan nyeri tekan, rambut acak-acakan
Wajah : wajah simetris, tidak ada lesi dan edema tidak ada nyeri tekan
Mata : simetris, isokor, tidak ikterik, anemis (-)
Hidung : simetris, tidak ada nyeri tekan
Telinga : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada lesi
Leher : simetris, pembesaran kelenjar tiroid (-) distensi vena jugularis (-)
Dada : simetris, normal chest, tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada nyeri
tekan
Paru : suara napas vasikuler RH (-), Wz (-), pengembangan paru simetris
Abdomen : tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan, simetris, tidak ada penumpukan
cairan
Extremitas : tidak ada odem dan lesi
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan
sesudah sakit)
A. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
b. Identitas : Pada tanggal 29 November dilakukan
c. Peran : pengkajian, pasien sulit dievaluasi
karena bicara ngelantur
d. Ideal diri :
e. Harga diri :
B. GENOGRAM
Ayah Ibu
20
thn
Keterangan:
= Meninggal = Perempuan
= Laki-Laki = Pasien
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dalam silsilah ini pasien dekat
dekat dengan ibunya. Pola komunikasi pasien di dalam keluarga ini terbuka, jika
ada masalah maka dibicarakan bersama. Penentu kebijakan dalam keluarga ini
adalah bapak dari pasien. Pola asuh kedua orang tua pasien terhadap pasien
sendiri sangat baik, pasien sangat disayang oleh kedua orang tuanya. Stressor yang
dialami oleh pasien sendiri tidak ada dari keluarga, melainkan dari luar keluarga
seperti tetangga maupun teman-teman pasien.
C. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat:
Pasien hanya dekat dengan pacarnya
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat:
Pasien tidak mengikuti kegiatan masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Pasien takut untuk bersosialisasi dengan alasan takut dibully
D. Spiritual dan kultural
ADAPTIF:
BICARA DENGAN ORANG LAIN
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Pasien tidak ikut dalam kegiatan kelompok karena takut dibully.
Kekacauan Neurotransmitter
Isolasi Sosial
Isolasi Sosial
Evaluasi SP 1 Pasien
S:
• Pasien mengatakan ingin berdiskusi tentang keluhannya di dalam ruangan
agar lebih nyaman
• Pasien mengatakan mau dilatih cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
• Pasien mengatakan paham dan tenang setelah berdiskusi
O:
• Pasien menyebutkan namanya
• Pasien kooperatif berdiskusi
• Kontak mata baik
• Pasien mengungkapkan keluhannya
• Pasien dapat menerapkan cara mengontrol halusinasi yang sudah
diajarkan
A:
Kognitif
1. Pasien dapat menyebutkan apa yang disarankan oleh mahasiswa praktek
2. Pasien dapat menyebutkan nama mahasiswa
Afektif
1. Pasien mendengarkan dan memahami apa yang dijelaskan oleh
mahasiswa praktek
2. Kontak mata baik
3. Pasien duduk saat mahasiswa praktek menjelaskan
Psikomotor
1. Pasien bisa berjabat tangan dengan mahasiswa praktek
2. Pasien mampu menerapkan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik