Anda di halaman 1dari 12

Disusun oleh

Niken sari
Nina hermayani
Nishaul Fauziah
a. Shalat Dalam Keadaan Sakit

“Shalat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan.


Ketika kita sakit pun kita wajib mendirikan
sholat. Orang yang sakit tetap wajib sholat
diwaktunya dan melaksanakannya menurut
kemampuannya, sebagaimana diperintahkan
Allah Ta’ala
Hadist tentang perintah sholat dalam
keadaan sakit
‫َاء ِب ْال َم ِدينَ ِة ِفي‬
ِ ‫ب َو ْال ِعش‬
ِ ‫ص ِر َو ْال َم ْغ ِر‬ْ َ‫سله َم بَيْنَ الظ ْه ِر َو ْالع‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫سو ُل ه‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫َج َم َع َر‬
ُ‫عبها ٍ ِل َم فَعَ َل َل ِل َ قَا َل َك ْي ََل يُ ْر ِر َج أ ُ همََه‬ ُ ‫ب) قُ ْل‬
َ ‫ت َِلب ِْن‬ ٍ ‫ط ٍر قَا َل (أَبُ ْو ُك َر ْي‬
َ ‫ف َو ََل َم‬
ٍ ‫غي ِْر خ َْو‬َ
• "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjama’ antara
Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya’ di kota Madinah tanpa
sebab takut dan hujan. Abu Kuraib rahimahullah berkata: Aku
bertanya kepada Ibnu Abas Radhiyallahu 'anhu : Mengapa beliau
berbuat demikian? Beliau Radhiyallahu 'anhu menjawab: Agar
tidak menyusahkan umatnya." [HR Muslim no. 705]
Dalam hadits di atas jelas Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
membolehkan kita menjamâ’ shalat karena adanya rasa berat yang
menyusahkan (Masyaqqah) dan sakit adalah Masyaqqah. Ini juga
dikuatkan dengan menganalogikan orang sakit dengan orang yang
terkena istihâdhoh yang diperintahkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa
salam untuk mengakhirkan shalat Zhuhur dan mempercepat Ashar
dan mengakhirkan Maghrib serta mempecepat Isya’.
• Diwajibkan bagi orang yang sakit untuk shalat
dengan berdiri apabila mampu dan tak khawatir
sakitnya bertambah parah, karena berdiri dalam
shalat wajib merupakan rukun shalat. Allah Azza
wa Jalla berfirman: "Berdirilah untuk Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyu" [al-Baqarah/
2:238]. Diwajibkan juga bagi orang yang mampu
berdiri walaupun dengan menggunakan tongkat,
bersandar ke tembok atau berpegangan pada
tiang,
• B. Sholat Dengan Duduk
Orang sakit yang mampu berdiri namun tidak
mampu ruku' atau sujud , dia tetap wajib berdiri.
Dia harus shalat dengan berdiri dan melakukan
rukuk dengan menundukkan badannya. Bila dia tak
mampu membungkukkan punggungnya sama
sekali, maka cukup dengan menundukkan lehernya,
kemudian duduk, lalu menundukkan badannya
untuk sujud dalam keadaan duduk dengan
mendekatkan wajahnya ke tanah sebisa mungkin.
Shalat Dengan Berbaring

. Orang sakit yang tidak mampu melakukan shalat


berdiri dan duduk, cara melakukannya adalah dengan
berbaring, boleh dengan miring ke kanan atau ke kiri,
dengan menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. Ini
berdasarkan sabda Rasulullah dalam hadits ‘Imrân bin al-
Hushain Radhiyallahu 'anhu :

ٍ ‫ص ِل قَائِ ًما فَإِ ْن لَ ْم َ َ ْسَ َ ِط ْع فَقَا ِعدًا فَإِ ْن لَ ْم َ َ ْسَ َ ِط ْع فَعَلَى َج ْن‬
‫ب‬ َ

"Shalatlah dengan berdiri, apabila tidak mampu maka


duduklah dan bila tidak mampu juga maka berbaringlah"
[HR al-Bukhâri no. 1117]
Sholat Dengan Terlentang

Orang sakit yang tidak mampu berbaring, boleh melakukan


shalat dengan terlentang dan menghadapkan kakinya ke arah
kiblat, karena hal ini lebih dekat kepada cara berdiri.
Misalnya bila kiblatnya arah barat maka letak kepalanya di
sebelah timur dan kakinya di arah barat. Apabila tidak
mampu menghadap kiblat dan tidak ada yang mengarahkan
atau membantu mengarahkannya, maka hendaklan ia shalat
sesuai keadaannya tersebut, berdasarkan firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala :

‫سا ِإ هَل ُو ْسعَ َها‬


ً ‫َّللاُ نَ ْف‬
‫ف ه‬ ُ ‫ََل يُ َك ِل‬
"Allah Azza wa Jalla tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya" [al-Baqarah/ 2:286]
Tata Cara Shalat Orang Sakit
Mengutip buku panduan fiqih tarapan Madrasah Ibtida’iya menyebutkan
tata cara sholat orang sakit.
mengerjakan shalat sambil duduk

• 1. Kalau tidak dapat berdiri boleh mengerjakannya sambil duduk. Yaitu


telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan diberdirikan (seperti
saat duduk tasyahud awal atau duduk iftirasy).
• 2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua
tangan setinggi bahu (seperti sholat saat berdiri )
• 3. Membaca surat al fatihah dan surat pendek atau surat lainnya yang
ada didalam al qur’an yang di hafal (dilalukan seperti dalam shalat
sambil berdiri).
• 4. Rukuk dan tumaknina dengan duduk membungkuk sedikit dan
membaca doa ruku’.
• 5. Iktidal dan tumakninah dengan kembali ke posisi semulam yaitu
duduk tegak dan membaca doa iktidal.
• 6. Dua sujud, duduk diantara dua sujud tasyahud awal (duduk iftisary)
dan tasyahud akhir sama seperti kita mengerjakannya sambil berdiri.
mengerjakan shalat dengan berbaring
• 1. Apabila seseorang yang sakit mengerjakan shalat dengan
berbaring, hendaklah ia menghadap kiblat, yaini kepada berada
disebelah utara dan kaki sebelah selatan.
• 2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua
tangan setinggi bahu.
• 3. Bersedekap dan membaca surat al fatihah dan surat pendek
lainnya yang ada didalam al-qur’an yang sudah dihafal.
• 4. Rukuk dan sujud menggerakkan kepada kemuka. Pada saat
sujud, kepala lebih ditundudukkan.
• 5. Untuk iktidal dan duduk diantara dua sujud, cukup kembali ke
posisi semula dan membaca doanya sama seperti bacaan dalam
shalat berdiri.
• 6. Begitu juga dengan tasyahud awal dan tasyahud akhir, cukup
kembali ke posisi semula dengan membaca doanya sama seperti
ketika shalat berdiri
Bagi yang sudah memperhatikan

Anda mungkin juga menyukai