Anda di halaman 1dari 31

KONSELING dan TESTING

HIV-AIDS

Dr. LUANA N.A, Sp.KJ

Konseling dan Testing HIV-AIDS 1


1. VCT (Voluntary Counselling and Testing)

2. PITC (Provider Initiating Testing and Counselling)

Rahasia

Sukarela

Informed Concent
Konseling dan Testing HIV-AIDS 2
KONSELING
Proses membantu seseorang untuk belajar
menyelesaikan masalah interpersonal/emosional
dan memutuskan hal tertentu (perorangan/
pasangan dan keluarga)

KONSELOR Membantu klien

Konseling dan Testing HIV-AIDS 3


TUJUAN :
¤ Membangun kemampuan untuk mengambil
keputusan bijak dan realistik
¤ Menuntun perilaku dan mampu menanggung
konsekuensi
¤ Memberikan informasi

Konseling dan Testing HIV-AIDS 4


Konseling adalah bukan ……
• Berbicara / mengarahkan
• Memberi nasehat
• Obrolan
• Interogasi
• Pengakuan
• Doa

Konseling dan Testing HIV-AIDS 5


Konseling Edukasi Kesehatan

¤ Rahasia ¤ Tidak selalu Rahasia


¤Tatap Muka, Kelompok Kecil ¤ Kelompok kecil/Besar
¤ Emosi kuat konselor/klien ¤ Netral
¤ Focus, Spesifik, Target Goal ¤ Umum
¤ Informasi untuk mengubah sikap ¤ Meningkatkan pengetahuan
Dan motivasi perubahan perilaku dan mendidik
¤ Orientasi masalah ¤ Isi
¤ Kebutuhan klien ¤ Kebutuhan Kesehatan
masyarakat

Konseling dan Testing HIV-AIDS 6


Konseling HIV-AIDS
Komunikasi yang sifatnya rahasia antara klien dan
konselor meningkatkan kemampuan stress
Keputusan terkait

Tujuan :

1. Mencegah penularan memberi informasi tentang


perilaku berisiko (seks aman, pengguna jarum bersama)
perubahan perilaku terapi seumur hidup

2. Dukungan psikologik emosi, sosial, dan spiritual

3. Efektivitas Rujukan Kesehatan

Konseling dan Testing HIV-AIDS 7


K O N S E L O R
Baik : Tidak Baik :
¤ Percaya diri ¤ Mendesak dan mengancam
¤ Empati ¤ Memberi opini
¤ Dapat menerima ¤ Menghakimi
¤ Jujur ¤ Mendesak keyakinan
¤ Dapat dipercaya ¤ Minimalisasi problem
¤Dapat menyimpan rahasia ¤ Menginterupsi
¤ Kompeten ¤ Mengambil alih Tanggung jawab

Konseling dan Testing HIV-AIDS 8


KETRAMPILAN KONSELING :

1. Mendengar dengan Perhatian dan Empati

2. Mengajukan Pertanyaan

3. Hening

4. Perilaku non Verbal

Konseling dan Testing HIV-AIDS 9


1. Mendengar dengan Perhatian dan Empati
¤ Kontak Mata
¤ Memberi Perhatian Menganggukan Kepala
¤ Kurangi hal-hal menarik perhatian TV/Telepon, bising
¤ Jangan melakukan pekerjaan lain
¤ Kenali perasaan klien “Tampaknya anda sedih”
¤ Jika tidak mengerti ajukan pertanyaan
¤ Jangan menceritakan diri sendiri
¤ Ulangi pokok-pokok bahasan “Anda mengatakan”,
“Kalau tidak salah tangkap”
2. Mengajukan Pertanyaan
¤ Tanyakan pertanyaan satu pertanyaan pada satu saat
¤ Singkat, jelas, bertujuan
¤ Jangan ajukan karena keingintahuan saudara

Konseling dan Testing HIV-AIDS 10


SIFAT PERTANYAAN :
1.Pertanyaan Tertutup
¤ Jawaban hanya satu kata
¤ Sering mengajukan pertanyaan lagi

“apakah anda melakukan seks aman”

2.Pertanyaan Terbuka
¤ Jawaban lebih dari satu kata
¤ Mendorong klien melanjutkan pembicaraan dan memutuskan
tujuan mereka bicara
“bagaimana reaksi anda jika mengetahui hasil test positif”

3.Pertanyaan Mengarahkan
¤ Bersifat menghakimi
¤ Memberikan jawaban yang konselor inginkan

“Anda melakukan seks aman bukan ??”


“Anda setuju bahwa anda selalu menggunakan kondom ??”
Konseling dan Testing HIV-AIDS 11
3. Hening
¤ Memberi waktu berpikir tentang apa yang akan dikatakan
¤ Memberikan waktu untuk merasakan perasaannya
¤ Memberi kesempatan berbicara sesuai irama
¤ Memberi kesempatan mengatasi ambivalensi
¤ Memberi kebebasan untuk lanjut/berhenti

4. Perilaku non Verbal


Cara mengatakan lebih penting daripada yang dikatakan
¤ gerak tangan
¤ ekspressi wajah
¤ Kontak mata
¤ Menghilangkan Pembatas
¤ Hembusan nafas
¤ Bersungut-sungut
¤ Perubahan tinggi nada
¤ Kelancaran berbicara
Konseling dan Testing HIV-AIDS 12
Kapan Test HIV ??
1. Survailans Epidemiologi
2. Skrining Donor darah
3. Diagnosis Status

Inform Concent :
Persetujuan Tertulis

1. Klien telah diberi penjelasan

2. Bila klien tidak memahami penjelasan Tugas Konselor

3. Klien tidak dalam paksaan

Konseling dan Testing HIV-AIDS 13


TAHAP DALAM VCT :
• Pra test konseling
• Testing
• Post test konseling

Konseling dan Testing HIV-AIDS 14


I. Pra test Konseling – Tujuan
• Memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil betul telah
dipahami dan sukarela.

• Menyiapkan klien akan penerimaan apapun hasil tesnya, negatif


positif-indeterminan.

• Memberikan informasi untuk mengurangi risiko dan strategi


menghadapi tes.

• Memberikan pilihan untuk PMTCT

• Menyediakan pintu masuk untuk terapi dan perawatan

Konseling dan Testing HIV-AIDS 15


Pra Test Konseling – Tahapan
1. Data demografi 2. Penilaian Risiko Individu
Nama Memiliki pasangan tetap/hidup
Umur Status Pasangan : hiv + / - ,
Jenis Kelamin tidak diketahui
Status Pernikahan
Jumlah Anak 3. Penilaian Risiko Klinis
Pendidikan Terakhir Pajanan okupasional (ESSE)
Pekerjaan Tatoo
Produk darah/Transfusi
Oral/Vaginal seks
Berganti jarum suntik

4. Informasi HIV-AIDS KHUSUS :


Perbedaan HIV-AIDS 1. Klien terbaring
Gejala Klinis HIV-AIDS 2. Klien tidak stabil
Cara Penularan 3. Klien Kritis tapi Stabil
Masa Jendela
Terapi
Pencegahan
Mengarahkan Testing
Informed consent
Konseling dan Testing HIV-AIDS 16
II. Pasca Test Konseling – Tujuan
• Menyiapkan klien untuk dapat menerima hasil.

• Membantu klien memahami dan menyesuaikan diri


terhadap hasil tes.

• Menyediakan informasi lebih lanjut, jika dimungkinkan

• Merujuk kepada layanan lainnya bla diperlukan

• Mendiskusikan strategi pengurangan penularan HIV


(Kemungkinan terpapar pada periode jendela, praktek seks aman spi
status HIV jelas mel.tes berikut, kapan tes ulang bila dalam PJ)

Konseling dan Testing HIV-AIDS 17


Pasca Test Konseling – Tahapan
1. Menerangkan hasil test Sero +
Terinfeksi HIV
Anjuran : ¤ Jangan berganti pasangan
¤ Gunakan Kondom
¤ Gunakan Jarum Suntik secara Benar
+ Tidak bergantian
+ Steril
+ Mencuci Spuit
¤ Follow Up Pasangan
¤ Dukungan Orang terdekat

2. Menerangkan Hasil Test sero –


¤ Masa Jendela
¤ Anjuran : s d a

Konseling dan Testing HIV-AIDS 18


III. KONSELING LANJUTAN
1. Kelompok dukungan

2. Perawatan fisik dan Psiaktri

3. Kepatuhan Berobat

Konseling dan Testing HIV-AIDS 19


Konfidensialitas
• Seluruh hasil hanya diberikan kepada klien
setelah diperiksa (keterangannya)
• Hasil dapat diperlihatkan pada pihak ke tiga
bila dilengkapi ijin tertulis dari klien
• Shared confidentiality – Dalam lingkup kllinis
para pekerja kesehatan dapat memberitahukan
status HIV seseorang pada petugas kesehatan
lainnya hanya untuk kepentingan klinis pasien.
Harus disertai ijin dari pasiennya.

Konseling dan Testing HIV-AIDS 20


Kebijakan UN

Tes HIV didasarkan atas kebutuhan,


setelah klien memahami perlunya tes melalui VCT,
dan pemahaman itu tertuang dalam informed
consent

Tes HIV selalu merupakan keputusan klien

Konseling dan Testing HIV-AIDS 21


PROVIDER INITIATED TESTING
& COUNSELING

Konseling dan Testing HIV-AIDS 22


Latar Belakang
• WHO mendorong agar orang dengan perilaku
berisiko secara SUKARELA melakukan
KONSELING & TES HIV
• PRINSIP VCT (sudah berlangsung 20 tahun) :
– KERAHASIAAN (CONFIDENTIALITY)
– INFORMED CONSENT
– AKSES untuk KONSELING BERKUALITAS

Konseling dan Testing HIV-AIDS 23


Latar Belakang
• Program VCT cukup berhasil di banyak negara
• TETAPI ………………………
• Di negara-negara dengan prevalensi HIV
TINGGI, <10% individu menyadari bahwa
mereka mengidap HIV (+)
• Menjangkau individu HIV (+) haruslah menjadi
PRIORITS KESEHATAN MASYARAKAT

Konseling dan Testing HIV-AIDS 24


Latar Belakang
• WHO & UNAIDS :
Meningkatkan PITC disamping VCT
• REKOMENDASI :
‘ UNIVERSAL SYSTEMATIC OFFER’
TES HIV merupakan LANGKAH PENTING
untuk tercapainya ‘UNIVERSAL ACCESS’ bagi
ODHA

Konseling dan Testing HIV-AIDS 25


KATEGORI PITC menurut
WHO/UNAIDS
• Untuk TES DIAGNOSTIK :
menegakkan diagnosis, misalnya pada penderita dengan Berat
Badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas atau adanya
‘Infeksi Oportunistik’ -- apakah HIV (+) ??
• Penawaran rutin :
penawaran rutin Testing dan Konseling HIV pada semua pasien
yang ‘sexually active’ yang datang kelayanan kesehatan apapun
penyakitnya
• Pintu Masuk : - Klinik KIA
- Klinik TB
- Klinik IMS

Konseling dan Testing HIV-AIDS 26


PERHATIAN KHUSUS
Dalam pelaksanaan PITC harus ada
MEKANISME RUJUKAN UNTUK :
– PASKA KONSELING
– DUKUNGAN MEDIS dan PSIKOSOSIAL
BAGI MEREKA YANG POSITIF

Konseling dan Testing HIV-AIDS 27


MODEL PERSETUJUAN ‘OPT OUT’

• “KECUALI ANDA KEBERATAN, MAKA KAMI AKAN


melakukan TES HIV”

• DALAM MELAKUKAN PITC PRINSIP


‘KESUKARELAAN/VOLUNTARY’ HARUSLAH
DIJUNJUNG TINGGI

• PETUGAS KESEHATAN JANGAN SAMPAI


TERJEBAK DALAM TINDAKAN MANDATORY
HATI2 dengan PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN

• KEBERATAN PASIEN ATAU HAK PASIEN UNTUK


MENOLAK TES HIV HARUS DIHORMATI
Konseling dan Testing HIV-AIDS 28
PITC
• Pemberian informasi singkat HIV /
AIDS dan motivasi tes
• Informed consent
• Tes HIV
• Konseling pasca tes

Konseling dan Testing HIV-AIDS 29


PITC VCT
• Sakit (HIV?) + risiko • Sehat + risiko
• Sakit nonHIV + risiko
• Opt – out • Voluntary
• Dokter/Counselor • VCT counselor
• Sarana kesehatan • Komunitas
• Sarana Kesehatan
• Lebih cepat di tes, • Lebih Lama di tes,
dukungan emosional ke rujukan CST
VCT

Konseling dan Testing HIV-AIDS 30


TERIMA KASIH
Konseling dan Testing HIV-AIDS 31

Anda mungkin juga menyukai