Anda di halaman 1dari 51

DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA

INFEKSI VIRUS DENGUE PADA ANAK


PENDAHULUAN
• Infeksi virus dengue masalah kesehatan global
• Kasus ↑ dalam 3 dekade terakhir
• Setiap tahunnya:
– 50 juta terinfeksi
– 500.000 diantaranya MRS
– 90% dari pasien yg MRS adalah anak-anak
• Terutama ditemukan di daerah tropis dan
subtropis
• Asia tenggara: daerah endemis dengue
• Indonesia: kategori endemik A (endemik tinggi)
EPIDEMIOLOGI
• Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan
vektor nyamuk Stegomiya aegipty (dahulu
disebut Aedes aegipty) dan Stegomiya
albopictus (dahulu disebut Aedes albopictus).
• Transmisi virus tergantung:
– Faktor biotik: faktor virus, vektor nyamuk, dan
penjamu manusia
– Faktor abiotik: suhu lingkungan, kelembaban dan
curah hujan
VIRUS DENGUE
• Termasuk virus RNA
• Famili Flaviviridae, Genus Flavivirus
• Memiliki 3 protein struktural (C=capsid, pre-
membrane=prM, dan envelope= E) dan 7 protein non-
struktural (NS1, NS2A, NS2B, NS3, NS4A, NS4B dan
NS5)
• Protein NS1 merupakan satu2nya protein non-
struktural yang dapat disekresikan oleh host mamalia
tapi tidak oleh nyamuk
• Berdasarkan sifat antigen, ada 4 serotype virusdengue:
DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4
• DENV-3 paling virulen
PATOGENESIS INFEKSI DENGUE
• Patogenesis berhubungan dengan:
1. faktor virus: serotype, jumlah, virulensi
2. faktor penjamu: genetik, usia, status gizi,
penyakit komorbid, interaksi virus-penjamu
3. faktor lingkungan: musim, curah hujan,
suhu udara, kepadatan, mobilitas penduduk,
kesehatan lingkungan
PERAN SISTEM IMUN DALAM INFEKSI
VIRUS DENGUE
• Infeksi pertama kali (primer) menimbulkan kekebalan
seumur hidup untuk serotype penyebab
• Infeksi sekunder dgn serotype virus yang
berbeda(secondary heterologous infection) menimbulkan
manifestasi klinis lebih berat
• Bayi lahir dari ibu yg memiliki antibodi dapat menunjukkan
manifestasi klinis berat walaupun pada infeksi primer
• Perembesan plasma terjadi saat jumlah virus dalam darah
menurun
• Perembesan plasma terjadi dalam waktu singkat (24-48
jam) dan dari pemeriksaan patologi tidak ditemukan
kerusakan dari sel endotel pembuluh darah
IMUNOPATOGENESIS
Respon imun tubuh thd virus dengue dapat
bersifat menguntungkan yaitu melindungi
dari terjadinya penyakit, namun sebaliknya
dapat pula menjadi pemicu terjadinya infeksi
yg berat melalui mekanisme antibody-
dependent enhancement
IMUNOPATOGENESIS

1. Respon imun humoral


• Limfosit B  membentuk antibodi spesifik thd virus dengue
• Antibodi spesifik thd 1 serotype dapat menghasilkan kekbalan
menetap thd serotype tsb (antibodi homotipik)
• Bs terjadi cross immunitytbntk antibodi untuk serotype lain
(antibodi heterotipik) yg menimbulkan reaksi silang selama 6
bulan

2. Respon imun seluler


• Sel Limfosit T spesifik dapat mengenali sel yg terinfeksi virus
dengue tjd proliferasi sel T, menghancurkan sel yg terinfeksi
(lisis), produksi sitokin
Original antigenic sin
Infeksi sekunder oleh virus Dengue dengan
serotype yang berbeda

Sel T memori memiliki afinitas lebih besar


terhadap serotype yang sebelumnya

Proses lisis terhadap serotype baru tidak optimal


Sedangkan produksi sitokin berlebih

Memicu reaksi inflamasi dan meningkatkan


permeabilitas endotel vaskular
MEKANISME AUTOIMUN
• Protein yg paling berperan NS1
• Antibodi thd NS1 menunjukkan reaksi silang dgn
sel endotel dan trombositmenimbulkan
gangguan dan respon inflamasi
• Karena kemiripan antara NS1, prM dengan
komponen tertentu pada sel endotel dan
trombosit (molecular mimicry)
• Akibatnya : trombosittrombositopenia
Endotel pe↑permeabilitas,
kebocoran plasma
PERAN SITOKIN DAN MEDIATOR
INFLAMASI LAIN
• Pada infeksi dengue, sitokin berperan
menentukan derajat penyakit
• ↑ jenis dan jumlah sitokin (cytokine storm)
infeksi virus dengue yg berat
• Sitokin yg sering ditemukan: TNF-, IL-1B, IL-6,
IL-8, dan IFN gamma
• Kemokin: CXCL-9, CXCL-10, CXCL-11
MANIFESTASI KLINIS INFEKSI VIRUS
DENGUE
• Manifestasi klinis sangat luas
• Infeksi primerklinis dapat berupa demam
sederhana yg tidak khas, dapat disertai ruam,
self limited
• Infeksi keduaklinis lebih berat, dapat berupa
demam dengue, demam berdarah dengue,
atau expanded dengue syndrome
Infeksi virus dengue

Asimtomatik Simtomatik

Demam tidak khas Demam Berdarah Expanded dengue


Demam syndrome/organopati
(sindrom virus) Dengue (DBD)(dengan
dengue (manifestasi tidak
kebocoran plasma) lazim)

DBD dengan syok=


Tanpa Dengan
DBD non syok Sindrom syok dengue
perdarahan perdarahan (SSD)
Demam Dengue
• Masa inkubasi: 4-6 hari
• Demam, myalgia, sakit punggung, malaise,
anoreksia, gangguan rasa kecap, artralgia,
muntah, gangguan pencernaan (diare atau
konstipasi), nyeri retroorbital
• Demam: timbul mendadak, tinggi (39-40C), terus-
menerus (kurva demam kontinua), bifasik,
berlangsung 2-7 hari.
• Pola demam bifasik: pd hari ke3 sakit, demam
umumnya turun namun masih diatas suhu
normal, kemudian naik lagi
Demam Dengue (lanjutan)
• Pada hari ke3-4 timbul ruam makulopapular yg segera
menghilang
• Masa penyembuhanruam konvalesens: ruam
makulopapular dan petekiae diselingi bercak-bercak putih
(white islands in the sea of red), disertai rasa gatal
• Manifestasi perdarahan biasanya ringan uji tourniqet
positif (≥10 petekiae dlm area 2,8x2,8 cm) atau berupa
petekiae spontan
• LAB: jumlah leukosit normal, trombosit dapat
normal/menurun (100.000-150.000/mm3), peningkatan
hematokrit hingga 10% kemungkinan karena dehidrasi,
intake kurang
Diagnosis Banding Demam Dengue
Infeksi Virus Virus chikungunya, dan penyakit infeksi virus lain seperti
campak, campak jerman, dan virus lain yang menimbulkan ruam;
virus epstein Barr, enterovirus, influenza, hepatitis A, dan
hantavirus

Infeksi Bakteri Meningokokus, leptospirosis, demam tifoid, meiloidosis, penyakit


rikettsia, demam skarlet

Infeksi parasit malaria


Demam Berdarah Dengue
Manifestasi klinis DBD terdiri atas 3 fase:
1. Fase demam
2. Fase kritis
3. Fase konvalesens
Fase Demam
• Manifestasi klinis DBD dimulai dengan demam
yg tinggi, mendadak, kontinua, kadang bifasik,
berlangsung 2-7 hari
• Pada kasus ringan, semua tanda dan gejala
menghilang seiring dengan menghilangnya
demam
• Penurunan demam terjadi secara lisis, artinya
suhu tubuh menurun segera, tidak secara
bertahap.
Fase Kritis
• Fase kritis terjadi saat demam turun (time of
fever defervescence)pada saat ini terjadi
puncak kebocoran plasmasyok hipovolemi
• Mengantisipasi terjadinya syok Warning
signs
• Warning signs:
- muntah terus menerus
- nyeri perut hebat
Fase kritis
• Terjadi dalam 24-48 jam
• Data paling awal terjadinya perembesan
plasmape↑ hematokrit diatas baseline
• Peningkatan hematokrit mendahului
perubahan tekanan darah dan volume nadi-->
pemeriksaan hematokrit berkala sangat
penting
Syok

Syok terkompensasi

Syok dekompensasi

Syok hipotensif dan profound


shock

Asidosis metabolik
Gangguan organ progresif
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
Fase konvalesens
• Terjadi setelah melewati fase kritis
• Terjadi reabsorpsi cairan dari ruang ekstravaskular ke
intravaskular
• Terjadi secara bertahap dalam 48-72 jam berikutnya
• KU dan nafsu makan membaik, gejala gastrointestinal
mereda, status hemodinamik stabil, diuresis
• Ruam konvalesens, pruritus pd beberapa kasus
• Lab: hematokrit normal atau menurun, leukosit
meningkat, pemulihan jml trombosit
Penyulit pada fase demam, kritis dan
konvalesens
Fase Gejala klinis

Demam Dehidrasi,
Demam tinggi dapat menyebabkan
gangguan neurologi dan kejang demam

Kritis Syok akibat perembesan plasma


Perdarahan masif
Gangguan organ
Konvalesens Hipervolemia (jika terapi cairan intravena
diberikan secara berlebihan dan/atau
dilanjutkan sampai fase konvalesens)
Edema paru akut
Sindrom Syok Dengue
• Syok terkompensasi
• Syok dekompensasi
Parameter Sirkulasi stabil Syok Syok
terkompensasi dekompensasi
•Syok hipotensif
•Profound shock

Kesadaran Clear and lucid Clear and lucid Perubahan status


(syok bisa tidak mental (gelisah,
terdeteksi apabila combative)
tidak memegang
pasien)

Waktu pengisian Cepat (<2 detik) Memanjang (>2 Sangat memanjang,


kapiler detik) kulit mottled
Ekstremitas Ekstremitas hangat Ekstremitas dingin Ekstremitas dingin
dan kemerahan dan lembab
Volume nadi perifer Volume baik Lemah dan halus Lemah atau
menghilang
Frekuensi jantung Normal sesuai usia Takikardia Takikardia
berat,bradikardia
pada syok lanjut
Parameter Sirkulasi stabil Syok Syok
terkompensasi dekompensasi
•Syok hipotensif
•Profound shock

Tekanan darah Normal sesuai usia Tekanan sistolik Hipotensi (syok


Tekanan nadi normal tetapi hipotensi)
normal sesuai usia tekanan diastolik Tekanan darah tidak
meningkat, tekanan terukur (profound
nadi menyempit shock)
(≤20mmHg pada
anak)
Hipotensi postural
Frekuensi napas Normal sesuai usia Quite tachypnea Asidosis metabolik/
hiperpnea/
pernapasan
Kussmaul
Diuresis Normal Cenderung Oliguria/anuria
menurun
DIAGNOSIS LABORATORIUM
• Isolasi virusmetode inokulasi pada nyamuk,
kultur sel nyamuk
• Deteksi asam nukleat virusnested PCR, one
step multiplex RT-PCR, real time RT-PCR
• Deteksi antigen virus dengue NS1 dengue
antigensensitivitas tinggi pada 1-2 hari
demam, menghilang setelah 5 hari
• Deteksi respon imun serumpemeriksaan
serologi IgM dan IgG antidengue
Parameter hematologi
• Leukosit :
– Pada awal fase demam: jumlah leukosit normal atau dengan
peningkatan neutrofil
– Selanjutnya : penurunan jumlah leukosit dan neutrofil
• Trombosit:
– Fase awal: normal
– Penurunan trombosit <100.000 terjadi pada akhir fase demam
memasuki fase kritis atau saat penurunan suhu
• Hematokrit
– Fase awal: normal
– Peningkatan ringan: karena demam tinggi, anoreksia dan
muntah
– Peningkatan >20%: karena kebocoran plasma
Kriteria Diagnosis Infeksi Dengue
Jumlah Kasus dan Angka Kematian
DBD di Indonesia, Tahun 2008-2012
Tahun Jumlah Kasus Angka kematian (%)
2008 137.469 0,86

2009 154.855 0,89

2010 156.086 0,87

2011 65.725 0,80

2012 90.245 0,88

Sumber: Data Ditjen PP-PL Kemenkes RI 2012; Buku informasi PP-PL Kemenkes RI 2013
Diagnosis Klinis Demam Dengue

Manifestasi
perdarahan baik
spontan seperti
petekie,
Dijumpai kasus
Demam 2-7 hari purpura,
Nyeri kepala, DBD baik di
yang timbul ekimosis,
mialgia, atralgia, lingkungan Leukopenia < Trombositopenia
mendadak, epistaksis,
nyeri sekolah, rumah 4000/mm3 < 100.000/mm3
tinggi, terus perdarahan gusi,
retroorbital. atau di sekitar
menerus, bifasik. hematemesis
rumah.
dan atau
melena; maupun
berupa uji
torniquet positif.

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih
tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.
Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue
Terdapat kebocoran
Manifestasi plasma yang ditandai
perdarahan baik dengan salah satu
spontan seperti tanda/gejala
petekie,
purpura, • Peningkatan
Demam 2-7 hari Dijumpai kasus Hematokrit >20%
ekimosis,
yang timbul Nyeri kepala, DBD baik di dari pemeriksaan
epistaksis, Trombositopeni
mendadak, mialgia, lingkungan awal atau dari data
perdarahan Hepatomegali a<
tinggi, terus atralgia, nyeri sekolah, rumah populasi menurut
gusi, 100.000/mm3
menerus, retroorbital. atau di sekitar umur.
hematemesis
bifasik. rumah. • Efusi pleura, asites
dan atau
melena; • Hipoalbuminemia,
maupun berupa hipoproteinemia
uji torniquet
positif.

Demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis , ditambah bukti
perembesan plasma dan trombositopeni cukup untuk menegakkan diagnosis DBD
Tanda Bahaya (Warning Signs)

• Demam turun tetapi keadaan anak memburuk


• Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
• Muntah yang menetap
• Letargi, gelisah
Klinis
• Perdarahan mukosa
• Pembesaran hati
• Akumulasi cairan
• Oliguria

• Peningkatan kadar hematokrit bersamaan


Laboratorium dengan penurunan cepat jumlah trombosit
• Hematokrit awal tinggi
Demam berdarah dengue dengan syok
(SSD)
• Memenuhi kriteria DBD
• Ditemukan tanda dan gejala syok hipovolemik
baik yang terkompensasi maupun yang
dekompensasi.
Syok Terkompensasi
• Takikardia
• Takipnea
• Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan
diastolik) < 20 mmHg
• Waktu pengisian kapiler (Capillary refill time/CRT)>2
detik
• Kulit dingin
• Produksi urin (urine output)menurun, <
1ml/kgBB/jam
• Anak gelisah
Syok Dekompensasi
• Takikardia
• Hipotensi (sistolik dan diastolik turun)
• Nadi cepat dan kecil
• Pernapasan Kussmaul atau hiperpneu
• Sianosis
• Kulit lembab dan dingin
• Profound shock: nadi tidak teraba dan tekanan
darah tidak terukur.
Expanded dengue syndrome
Memenuhi kriteria DD atau DBD baik disertai syok maupun tidak, dengan
manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan manifestasi
klinis yang tidak biasa, seperti tanda dan gejala:
• Kelebihan cairan
• Gangguan elektrolit
• Ensefalopati
• Ensefalitis
• Perdarahan hebat
• Gagal ginjal akut
• Haemolytic uremic syndrome (HUS)
• Gangguan jantung: gangguan konsuksi, miokarditis, perikarditis
• Infeksi ganda.
Kriteria diagnosis laboratoris
• Probable dengue, Apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil
pemeriksaan serologi anti dengue
• Confirmed Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat dengan
deteksi genome virus Dengue dengan pemeriksaan RT-PCR,
antigen dengue pada pemeriksaan NS1, atau apabila
didapatkan serokonversi pemeriksaan IgG dan IgM (dari
negatif menjadi positif) pada pemeriksaan serologi
berpasangan.
Isolasi Virus dengue memberikan nilai yang sangat kuat dalam
konfirmasi diagnosis klinis, namun karena memerlukan teknologi
yang canggih dan prosedur yang rumit pemeriksaan ini bukan
merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan.
Tatalaksana Infeksi Virus Dengue
Tersangka Infeksi Dengue
Demam 2-7 hari mendadak tinggi kontinua, nyeri kepala, mialgia, atralgia, nyeri retroorbital,
manifestasi perdarahan (spontan/rumple leede), leukosit < 4000/mm3, dan kasus DBD di lingkungan

Umum Menolak makan dan minum


Muntah persisten
Warning signs DBD Nyeri perut hebat, hepatomegali yang nyeri tekan, letargi, gelisah,
akumulasi cairan, hematokrit awal tinggi, demam turun tetapi
keadaan anak memburuk
Tanda dan gejala syok Terkompensasi dan dekompensasi
Tanda dan gejala keterlibatan organ/expanded dengue syndrome Ensefalitis-ensefalopati, perdarahan hebat seperti melena,
hematemesis, hematokesia, hematuria, urin berwarna gelap
(hemoglobinuria), gangguan jantung, gagal ginjal akut, Haemolytic
uremic syndrome
Indikasi sosial Rumah jauh atau tidak ada orang tua/wali yang dapat diandalkan
untuk merawat anak di rumah

Tidak Ya

Rawat jalan;
nasihat kepada
orang tua
Rawat Inap:
• Demam dengue
Apakah terdapat • Demam berdarah dengue
: Warning signs? Ya • Demam berdarah dengue dengan syok
• Expanded dengue syndrome

Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak, 2014
Nasihat kepada Orang tua Untuk pasien Rawat
Jalan
• Anak harus istirahat
• Cukup minum selain air putih diberikan juga susu, jus buah, cairan elektrolit,
air tajin. Cukup minum ditandai dengan frekuensi Buang Air kecil setiap 4-6
jam.
• Parasetamol 10 mg/kgBB/kali diberikan apabila suhu >380C dengan interval 4-
6 jam. Hindari pemberian aspirin/NSAID/ibuproven. Berikan kompres hangat.
• Pasien rawat jalan harus kontrol setiap hari dan dinilai oleh petugas kesehatan
sampai melewati fase kritis, mengenai: pola demam, jumlah cairan yang
masuk dan keluar (muntah, buang air kecil), tanda-tanda perembesan plasma
dan perdarahan, serta pemeriksaan darah perifer lengkap.
• Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit jika ditemukan satu atau lebih
keadaan berikut: pada saat suhu turun keadaan anak memburuk, nyeri perut
hebat, muntah terus menerus, tangan dan kaki dingin dan lembab, letargi,
tampak lemas, perdarahan (BAB warna hitam atau muntah hitam), sesak
napas, tidak BAK lebih dari 4-6 jam, kejang.
Jenis cairan
• Kristaloid isotonik merupakan cairan pilihan untuk pasien DBD.
• Tidak dianjurkan pemberian cairan hipotonik seperti NaCl 0,45%
kecuali bagi pasien usia < 6 bulan, karena atas dasar pertimbangan
fungsi fisiologis yang berbeda dengan anak yang lebih besar.
• Cairan koloid hiperonkotik (osmolaritas >300 mOsm/L) seperti
dextran 40 atau HES walaupun lebih lama berada di intravaskuler
tetapi memiliki efek samping seperti alergi, mengganggu fungsi
koagulasi, dan berpotensi mengganggu fungsi ginjal. Jenis cairan ini
hanya diberikan pada 1) perembesan plasma masif yang
ditunjukkan hematokrit yang makin meningkat, 2) pada keadaan
syok yang tidak berhasil dengan pemberian bolus cairan kristaloid
yang kedua.
Jumlah cairan
• Volume cairan yang diberikan disesuaikan dengan
berat badan, kondisi klinis, dan temuan laboratorium
• Pada pasien obesitas pemberian cairan harus hati-
hati karena mudah terjadi kelebihan cairan.
• Perhitungan cairan sebaiknya berdasarkan berat
badan ideal
Kebutuhan cairan berdasarkan berat
badan ideal
BB ideal (kg) Rumatan (mL) Rumatan + Defisit 5% (mL)

5 500 750
10 1000 1500
15 1250 2000
20 1500 2500
25 1600 2850
30 1700 3200
Sumber: Holiday MA, Segar WE. Maintenance need for water in parenteral fluid therapy. Pediatrics.
1957;19:823
Kecepatan Pemberian Cairan
Jumlah cairan Kecepatan (mL/kgBB/jam)

½ rumatan 1,5
Rumatan 3
Rumatan + defisit 5% 5
Rumatan + defisit 7% 7
Rumatan + defisit 10% 10
Sumber: Holiday MA, Segar WE. Maintenance need for water in parenteral fluid therapy. Pediatrics.
1957;19:823
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Singkatan Pemeriksaan Laboratorium Keterangan

A-Acidosis Analisis gas darah Indikasi apabila terjadi prolonged


shock
Apabila terdapat keterlibatan
organ, periksa: fungsi hati dan
BUN, kreatinin
B-Bleeding Hematokrit Apabila Ht menurun dibandingkan
pemeriksaan sebelumnya atau
tidak meningkat, segera periksa
golongan darah untuk persiapan
transfusi
C-Calcium Elektrolit, Ca++ Hipokalsemi terjadi pada hampir
semua pasien DBD namun
asimtomatik. Pemberian Ca
diperlukan pada kasus berat atau
dengan komplikasi. Dosis 1
mg/kgBB dilarutkan dua kali,
diberikan secara intravena
perlahan-lahan (apabila diperlukan
dapat diulang setiap 6 jam),
kalsium glukonat maksimal 10 mL.
S-Blood sugar Gula darah, dextrostix Kasus DBD berat, nafsu makan
menghilang apalagi disertai
muntah; dan adanya gangguan
fungsi hati akan menyebabkan
hipoglikemia. Namun beberapa
kasus dapat terjadi hiperglikemia.
TATALAKSANA SINDROM SYOK
DENGUE
Sindrom Syok Dengue Terkompensasi :
Anak Gelisah, takikardi, takipnea, kulit dingin, tekanan nadi <20 mmHg, waktu pengisian kapiler >2”,
jumlah diuresis turun
• Beri oksigen 2-4 L/menit
• Periksa hematokrit, kristaloid RL/RS 10-20mL/kgBB dalam 60 menit

Ya Syok teratasi Tidak

IVFD10 mL/kgBB, 1-2 jam Periksa A-B-C-S : Ht, gas darah, glukosa darah,
kalsium, perdarahan, koreksi bila ditemukan
segera asidosis, hipoglikemi, hipokalsemia
Tanda Vital stabil, turunkan
IVFD bertahap 7,5,3 dan 1,5
mL/kgBB/jam Ht meningkat Ht menurun

Bolus kedua kristaloid Perdarahan


Stop IVFD maksimal 48 jam atau koloid 10-20 Tidak Jelas
setelah syok teratasi mL/kgBB dalam waktu
10-20 menit

Bila tidak teratasi Koloid 10-20 mL/kgBB Transfusi darah


dalam 10-20 menit, jika syok menetap
dianjurkan transfusi darah
Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak, 2014
Sindrom Syok Dengue Dekompensasi
Kulit dingin dan lembab, takikardi, syok hipotensif (hipotensi, nadi cepat kecil), Syok Dalam (nadi tidak teraba
dan tekanan darah tidak terukur), pernafasan Kussmaul atau Hiperpnoe, sianosis

• Beri oksigen 2-4 L/menit


• Bolus kristaloid dan/atau koloid 10-20 mL/kgBB dalam waktu 10-20 menit
• Periksa ABCS : hematokrit, analisis gas darah, gula darah, kalsium

Ya Syok Teratasi Tidak

Koreksi segera asidosis, hipoglikemia,


IVFD 10 mL/kgBB, 1-2 jam hipokalsemia, perhatikan nilai hematokrit

Tanda vital stabil, turunkan IVFD bertahap Ht meningkat Ht menurun


7,5,3, dan 1,5mL/kgBB/jam

Bolus kedua kristaloid atau


Stop IVFD maksimal 48 jam setelah syok koloid 10-20 mL/kgBB dalam
teratasi waktu 10-20 menit
Perdarahan Klinis :
tidak jelas perdarahan

Bila tidak teratasi: Transfusi


Koloid 10-20 mL/kgBB dalam 10-20 menit, jika darah
syok menetap pertimbangkan transfusi darah

Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak, 2014
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai