Farmakologi
Hormon
Lokasi sintesis : Pada kelenjar adrenal bagian medulla oleh sel – sel kromafin
Sel target : Sel saraf dari semua reseptor simpatis di seluruh tubuh
Fungsi / Efek fisiologis : Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak
tubuh serta mengatur metabolisme glukosa terutama di saat stres.
Secara garis besar, aksi yang ditimbulkan epinefrin : menambah kadar gula darah
(hiperglikemik), merangsang adenohipofisis untuk pelepasan ACTH,
meningkatkan konsumsi oksigen dan laju metabolisme basal, menaikkan
frekuensi (efek kronotropik positif) dan amplitudo kontraksi jantung, dilatasi
pembuluh darah di otot rangka dan hati, keresahan, kecemasan, perasaan lelah,
mengurangi kadar eosinofil, meningkatkan kecepatan tingkat metabolik yang
independen terhadap hati.
Mekanisme Kerja :
Epinefrin segera dilepaskan di dalam tubuh saat terjadi respon terkejut atau
waspada. Saat tubuh mengalami ketegangan yang parah, hipotalamus
mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari agar melepaskan ACTH (hormon
adrenokortikotropis). Di sisi lain, ACTH merangsang korteks adrenal, mendorong
pembuatan kortikosteroid. Kortikosteroid ini memastikan produksi glukosa dari
molekul-molekul seperti protein, yang tak mengandung karbohidrat. Akibatnya,
tubuh menerima tenaga tambahan dan tekanan pun berkurang.
FSH (Follicle-stimulating hormone)
Hormon Protein
FSH
Ikatan antara domain protein FSH dengan reseptor spesifik FSH (R-FSH) yang terletak pada
permukaan luar membran plasma sel granulosa, dan bagian karbohidrat FSH berinteraksi
dengan komponen membran molekul reseptor (Hsueh et al., 1989; Timossi et al., 1998).
Kompleks ikatan FSH-RFSH berperan mengaktifkan protein G (Gs), selanjutnya protein G
mengaktifkan enzim adenilat siklase (AC) yang terdapat di dalam membran plasma sel
granulosa (intrinsik).
Enzim AC berperan mengubah adenosine triphosphate (ATP) menjadi cyclic-adenosine
monophosphate (cAMP) sehingga terjadi peningkatan jumlah cAMP intraseluler.
Selanjutnya, cAMP sebagai second messenger berperan mengaktifkan subunit regulatori
protein kinase A (PKA) yang selanjutnya akan mengaktifkan subunit katalitik PKA yang
berperan memfosforilasi protein kunci yang terlibat dalam pengaktifan gen-gen di dalam inti
sel granulosa.
Dilepaskan ke sel target. Pada laki-laki untuk proses spermatogenesis. Pada perempuan untuk
proses ovulasi
THANK YOU