Anda di halaman 1dari 23

Disusun oleh:

Meti Destriyana 1618012047


Nida Nabilah Nur 1618012129
Serafina Subagio 1618012053

Perseptor:
dr. Hadjiman Yotosudarmo, Sp. THT

KEPANITERAAN KLINIK SMF TELINGA HIDUNG TENGGOROK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD JENDRAL AHMAD YANI METRO
2018
Sella nasi
Dorsum nasi
Apex = tip
Supra tip
Nares
Ala nasi
Columella
Nasolabial fold
Nasolabial angle

Rangka Hidung Luar


Vestibulum nasi

Meatus inferior,
Konka inferior

Meatus media,
Konka media

Meatus superior,
Konka superior

Septum nasi

Hidung Bagian Dalam


Lamina quadrangularis cart.
septi

Lamina perpendicularis os
ethmoidalis

Os vomer

Rostrum of sphenoid

Os palatina & maxilla

Septum Nasi
• Ductus nasolacrimalis
Meatus
infeior

• Sinus frontalis
• Sinus maxillaris
Meatus
media • Sinus ethmoidalis ant

• Sinus ethmoidalis post


Meatus • Sinus sphenoidalis
superior

Sinus Paranasal
Vaskularisasi Hidung
n. Ophtalmicus
(V1)

n. Maxillaris
(V2)

n. Olfactorius
(I)

Inervasi Hidung
Regio Mukosa: epitel silindris bersilia
Respiratorius
Kelenjar: serous dan mucous
Erectil bodies (pmb. Darah cavernosus)
Septum nasi, konka infeior, konka media

Regio Mukosa: sel olfaktorius (bipoler), sel penunjang, sel basal


Olfactorius
Lamina propia: pembuluh darah dan kelenjar bowmann

Atap cavum nasi, septum nasi, koka superior

Histologi Hidung
• Sinonim: Vasomotor catarrhal, vasomotor
rinorhea, nasal vasomotor instability, non allergic
rhinitis

• Suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa


adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan
hormonal, dan pajanan obat.

Rhinitis Vasomotor
• Ergotamin, CPZ, antihipertensi,
Obat-Obatan vasokontriktor topikal

• Asap rokok, udara dingin, kelembaban


Faktor Fisik tinggi, rangsang bau tertentu, polusi udara

Faktor • Kehamilan, pubertas, pil KB,


Endokrin hipotiroidisme

Faktor Psikis • Cemas, tegang, jengkel

Etiologi dan Patofisiologi


• Ketidakseimbangan impuls saraf otonom di
Neurogenik mukosa hidung berupa bertambahnya aktivitas
parasimpastis

• Meningkatnya rangsangan terhadap saraf sensoris


serabut C diikuti dengan pelepasan neuropeptida
Neuropeptida yang menyebabkan peningkatan permeabilitas
vaskular dan sekresi kelenjar

• Kadar NO yang tinggi dan persisten di lapisan


Nitrit Oksida epitel hidung dapat menyebabkan terjadinya
nekrosis epitel

Etiologi dan Patofisiologi


Hidung tersumbat
Rinore mukoid atau Bersin jarang, gatal
bergantian kiri dan
serosa hidung mnimal
kanan

Gejala dapat
memburuk di pagi
Gejala mata minimal
hari akibat perubahan
suhu yang ekstrim

Sneezers Runners Blockers

Gejala Klinis
• Edema
Mukosa • Konka hiperemis, dapat pula pucat
hidung • Permukaan licin atau berbenjol-benjol

• Mukoid, sedikit
Sekret • Gol. runners: serosa dan banyak

• Negatif
Tes • Kadar IgE spesifik tidak meningkat
Imunologi

Pem. Fisik & Penunjang


Meningkatkan Mengurangi
perangsangan saraf perangsangan
simpatis parasimpatis

Prinsip

Mencari dan
Mengurangi peptid
menghindari zat-zat
vasoaktif
iritan

Tata Laksana
Non
Farmakologi
Farmakologi
Antihistamin Hindari Penyebab
Antikolinergik
Operatif
Kortikosteroid
Stimulasi Osilasi
Dekongestan Kinetik (KOS)

Tata Laksana
Algoritma
Tata Laksana
Rhinitis Vasomotor
Mekanisme

• Menimbulkan venokonstriksi dalam mukosa


hidung sehingga mengurangi volume mukosa dan
akhirnya dapat mengurangi penyumbatan hidung

Jenis dekongestan Nama obat Cara pemberian


Dekongestan sistemik Pseudoefedrin Oral
Efedrin
Fenilpropanolamin
Dekongestan topikal Oxymetazolin Salep, inhaler, tetes hidung atau
Xylometazolin semprot hidung

Dekongestan
Warning dan Efek samping

• Dekongestan sistemik harus digunakan secara


hati-hati pada penderita hipertensi, pria dengan
hipertrofi prostat dan lanjut usia.
• Efek samping dekongestan : takikardia,
aritmia, hipertensi, stimulasi susunan saraf
pusat.
• Penggunaan dekongestan topikal dilakukan
pada pagi dan menjelang tidur malam, dan
tidak boleh lebih dari 2 kali dalam 24 jam.

Dekongestan
Bedah beku Elektrokauter

Konkotomi
Neurektomi
parsial konka
n. vidianus
inferior

Operatif
Saat ini telah dikembangkan penelitian untuk terapi rhinitis non
alergi/rhinitis vasomotor menggunakan stimulasi osilasi kinetik
(KOS)

KOS menerapkan mekanika osilasi mirip dengan turbulensi alami


akan memiliki efek positif pada inflamasi di lapisan permukaan
mukosa

KLICK IMAGE

Stimulasi Osilasi Kinetik


Juto, J.E., Axelson, M. 2014. Kinetic Oscillation Stimulation as Treatment of Non Allergic Rhinitis: an RCT
Study. Acta Oto-Laryngologica. 134: 506-512.
Tatalaksana KOS terbukti efektif pada rhinitis non
alergi.

Dalam studi kontrol placebo 71 subjek dengan


alergi non alergi, tataksana dengan KOS megurangi
hidung tersmbat seteah 1 minggui setelah
tatatalaksana

Stimulasi Osilasi Kinetik


Juto, J.E., Axelson, M. 2014. Kinetic Oscillation Stimulation as Treatment of Non Allergic Rhinitis: an RCT
Study. Acta Oto-Laryngologica. 134: 506-512.
• Rhinitis vasomotor adalah suatu inflamasi pada mukosa hidung yang bukan merupakan
proses alergi, non infeksius dan menyebabkan terjadinya obstruksi hidung dan rinorea
1

• Etiologi rhinitis vasomotor diduga akibat beberapa faktor seperti neurogenik,


neuropeptida, serta nitrit oksid
2

• Terdapat 4 prinsip utama tatalaksana rhinitis vasomotor: 1) Meningkatkan perangsangan


saraf simpatis, 2) Mengurangi perangsangan parasimpatis, 3)Mengurangi peptid
3 vasoaktif, dan 4) Mencari dan menghindari zat-zat iritan

• Saat ini telah dikembangkan penelitian untuk terapi rhinitis non alergi/rhinitis vasomotor
menggunakan stimulasi osilasi kinetik (KOS) dengan menerapkan mekanika osilasi
mirip dengan turbulensi alami akan memiliki efek positif pada inflamasi di lapisan
4 permukaan mukosa

Kesimpulan
TERIMA KASIH
SEKIAN.

Anda mungkin juga menyukai