Anda di halaman 1dari 24

Perdarahan

subkonjungtiva ODS
Erma Royani
1711901008
Pendahuluan
• Mata merupakan salah satu organ penting bagi manusia. Organ mata merupakan
salah satu alat komunikasi manusia terhadap dunia luar.
• Banyak kelainan pada mata, hal yang paling sering dilihat adalah mata merah. Mulai
dari iritasi ringan sampai perdarahan karena trauma akan memberikan tampilan klinis
mata merah.
• Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan yang terjadi akibat rapuhnya pembuluh
darah konjungtiva. Darah terdapat di antara konjungtiva dan sklera.
• Perdarahan subkonjungtiva secara klinis memberikan penampakan mata merah terang
hingga gelap pada mata.
Anatomi konjungtiva
• Konjungtiva adalah membran mukosa yang tipis dan transparan, yang
membungkus permukaan anterior dari bola mata dan permukaan posterior
dari palpebra.
• Lapisan permukaan konjungtiva, yaitu lapisan epitel berhubungan dengan
epidermis dari palpebra dan dengan lapisan permukaan dari kornea, yaitu
epitel kornea.
Konjungtiva terdiri atas 3 bagian:
• Konjungtiva palpebra dimulai dari hubungan mukokutaneus,
lapisan epidermis dari kulit palpebraberubah menjadi
konjungtiva tarsalis dan berlanjut melapisi permukaan posterior
palpebra dan melekat erat ke tarsus
• Konjungtiva forniks merupakan konjungtiva peralihan
konjungtiva palpebra dan bulbi. Dari permukaan dalam
palpebra, konjungtiva palpebra melanjutkan diri ke arah bola
mata membentuk dua resesus, yaitu forniks superior dan
inferior.
• Konjungtiva bulbi yang menutupi sklera anterior dan
bersambung dengan epitel kornea pada limbus.
Vaskularisasi
• Arteri-arteri konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri
palpebralis
• Arteri ini beranastomosis bebas bersama dengan vena konjungtiva yang
umumnya mengikuti pola arterinya membentuk jaring-jaring vaskular
konjungtiva yang banyak
Definisi
• Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan yang terjadi akibat rapuhnya
pembuluh darah konjungtiva. Darah terdapat di antara konjungtiva dan
sklera. Sehingga mata akan mendadak terlihat merah dan biasanya
mengkhawatirkan bagi pasien.
Epidemiologi
• Dari segi usia, perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di semua kelompok
umur, namun hal ini dapat meningkat kejadiannya sesuai dengan
pertambahan umur.
• Pada perdarahan subkonjungtiva tipe spontan tidak ditemukan hubungan
yang jelas dengan suatu kondisi keadaan tertentu (64.3%). Kondisi hipertensi
memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan angka terjadinya perdarahan
subkonjungtiva (14.3%). Kondisi lainnya namun jarang adalah muntah,
bersin, malaria, penyakit sickle cell dan melahirkan.
Etiologi
• Idiopatik
• Idiopatik
• Traumatik
• Gangguan perdarahan
• Infeksi sistemik
• Manuver Valsalva
• Pemakaian lensa kontak
Patofisiologi
• Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi secara spontan, akibat trauma
ataupun adanya infeksi.
• Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah konjungtiva atau episclera
yang bermuara ke ruang subkonjungtiva. Berdasarkan mekanismenya,
perdarahan subkonjungtiva dibagi menjadi dua, yaitu :
 Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan
 Perdarahan subkonjungtiva tipe traumatik
Manifestasi klinis
• Sebagian besar tidak ada gejala simptomatis yang berhubungan dengan perdarahan
subkonjungtiva selain terlihat darah pada bagian sklera.
• Ketika terjadi perdarahan pertama kali tidak nyaman, terasa ada yang mengganjal
dan penuh pada mata, nyeri biasanya jarang
• Perdarahan di sklera dengan warna merah terang atau merah tua
• Tanda peradangan (-), kalau terdapat tanda radang biasanya ringan
• Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam pertama, kemudian akan berkurang
karena diabsorpsi
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
Penatalaksanaan
• Perdarahan subkonjungtiva biasanya tidak memerlukan pengobatan.
• Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi dalam 1- 2 minggu
tanpa diobati.
• Tetapi untuk mencegah perdarahan yang semakin meluas beberapa dokter
memberikan vasacon (vasokonstriktor) dan multivitamin. Air mata buatan
untuk iritasi ringan dan mengobati faktor risikonya untuk mencegah risiko
perdarahan berulang.
Prognosis

• Baik
Ilustrasi kasus
• Nama : Tn. A
• Umur : 39 th
• Jenis Kelamin: Laki-laki
• Pekerjaaan : Wiraswasta
• Agama : Islam
• Alamat : Selat panjang
Anamnesis
• KU: Kedua mata merah sejak 3 hari yang lalu
• RPS : Pasien datang ke poliklinik RSUD Tengku Rafian Siak dengan keluhan
kedua mata merah dan sedikit nyeri sejak 3 hari yang lalu. Sebelum mata
pasien merah, pasien mengaku telah dipukul pada bagian mata. Keluhan ini
tidak disertai adanya gatal, silau, penurunan penglihatan dan kotoran yang
berlebihan pada mata. Pasien juga mengaku sebelum terekena pukulan pada
mata pasien mengalami kabur pada kedua mata kalau melihat dekat
• Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah mengalami keluhan yang sama
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Tampak baik
• Kesadaran : Komposmentis
• Tanda Vital :
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 72x/menit
 Respirasi : Tidak dilakukan
Status oftalmologis
Diagnosis
Diagnosis kerja :
• Perdarahan subkonjungtiva

Diagnosis banding
• Konjungtivitis hemoragik akut
• Episkleritis
Penatalaksanaan
• Medika mentosa
• Naphazoline
• Vitamin
• Non medikamentosa (Edukasi)
• Kompres hangat
• Kondisi ini akan membaik dengan sendirinya, perdarahan subkonjungtiva dapat
diserap dalam satu atau dua minggu. Biasanya, pemulihan terjadi utuh, tanpa adanya
masalah jangka panjang
Pembahasan
• Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
yang mana keluhan dan hasil dari beberapa pemeriksaan fisik mengarah pada
perdarahan subkonjungtiva, antara lain: merah pada mata kanan dan kiri yang
muncul setelah pasien mengalami pemukulan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
kotoran yang berlebihan dan keluarnya air mata yang banyak, tidak ada keluhan
sering mimisan atau mudah lebam serta luka yang sukar sembuh, pasien juga tidak
sedang mengkonsumsi obat-obat tertentu.
• Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik kemungkinan penyebab timbulnya
perdarahan subkonjungtiva pada pasien ini adalah trauma akibat pemukulan.
• Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan
hal-hal yang mendukung diagnosis perdarahan subkonjungtiva pada okuli
dekstra dan sinistra, yaitu terdapat konjungtiva bulbi okuli hiperemi, kornea
tampak jernih dan intak, pupil isokor, reflek cahaya normal, lensa juga
tampak jernih.
• Temuan yang mengarah pada diagnosis banding lain seperti episkleritis
adalah hiperemi dan nyeri.
• Pada kasus ini pasien mendapatkan terapi berupa vasokonstriktor dan
vitamin, serta beberapa edukasi antara lain untuk kompres hangat dan
berdasarkan literatur, perdarahan subkonjungtiva sebenarnya tidak
memerlukan pengobatan karena darah akan terabsorbsi dengan baik selama
1-2 minggu.

Anda mungkin juga menyukai