I. DEFINISI
Batu ginjal adalah adanya batu di ginjal atau saluran
perkemihan
Kalkulus
Umum pada kolik dan pelvis
Kecil besar
NEPROLITHIASIS / BATU GINJAL
ETIOLOGI
Infeksi traktus urinarius
Statis urine
Immobilitas lama
Dehidrasi
Hiperparatiroidisme
Gout
Inflamasi usus
Obat (antasid, laksatif, aspirin)
Intake kalsium dan vitamin D berlebihan
PATOFISIOLOGI
I. DEFINISI
Terjadi pada laki-laki > 50 th
Pengaruh hormon
Hiperplasia dan hipertrofi
II. PATOFISIOLOGI
Prostat membesar menyumbat kolum vesikal /
uretra prostatik urine inkomplit / retensi urine
hidroureter hidronefrosis
MANIFESTASI KLINIK
Rektal digital
Urinalisis
Darah kimia
IVP, cistografi
Jantung dan pernafasan
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Antibiotik
Hindari phenylpropandamin
Alpha-Adrenergik (terazosin)
Anti androgen (finasteride)
PENATALAKSANAAN
II. BEDAH PROSTAT
Transurethral Resection ( TUR /TURP )
Suprapubic Prostatectomy
Retropubic Prostatectomy
Perineal Prostatectomy
Transurethral Incision Of The Prostate ( TUIP )
Transurethral Laser Insisi Of The Prostat ( TULIP)
PENGKAJIAN
Masalah urinari yang terjadi
Nyeri
Riwayat keluarga
Cemas
Palpasi kandung kemih
DIAGNOSA
Pre operasi
Ansietas b.d ketidakmampuan berkemih
Menurunkan ansietas :
Kenalkan lingkungan rumah sakit
Komunikasi
Diskusi masalah
Jaga privasi
Nyeri b.d distensi kandung kemih
Menghilangkan ketidaknyamanan
Tirah baring
Analgeetik
Pantau pola urinari, distensi kandung kemih
Kateterisasi / cistotomi
- Kurang pengetahuan b.d masalah dan protokol pengetahuan
Pendidikan kesehatan
Penjelasan persiapan pra operasi, post operasi
Prosedur operasi
DIAGNOSA
Post operasi
- Nyeri b.d insisi bedah, pemasangan kateter, spasme kandung kemih
Menghilangkan nyeri
Tirah baring 24 jam
Lokasi dan penyebab
Medikasi
Pantau obstruksi
Pantau balutan
Latihan berkemih
Kardiovaskuler
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
Pulmoner
Krekel
Nafas dangkal
Kusmaul
Riwayat keluarga
Penyakit yang dialami
Obat-obatan nefrotoksis
Kebiasaan diet
Penambahan BB atau kehilangan BB
Manifestasi klinik yang muncul pada sisitem organ
DIAGNOSA DAN
Kelebihan volume cairan INTERVENSI KEPERAWATAN
b.d penurunan haluaran urine, retensi cairan dan
natrium
Kaji status cairan
• timbang BB harian
• keseimabngan masukan dan haluaran
• turgor kulit dan adanya edema
• distensi vena leher
• tekanan darah, denyaut dan irama nadi
Batasi masukan cairan
Identifikasi sumber potensial cairan
Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional dari pembatasan
Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan
cairan
Tingkatkan dan dorong higiene oral dengan sering
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Diabetus mellitus
Glumerulonefritis kronis
Pielonefritis
Hipertensi tak terkontrol
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Gangguan vaskuler
Lesi herediter
Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
PATOFISIOLOGI
Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan
klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka klirens kretinin akan menurun,
kreatinin akan meningkat, dan nitrogen urea darah (BUN) juga akan meningkat.
Gangguan klirens renal
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah
glomerulus yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah yang
seharusnya dibersihkan oleh ginjal)
Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin
secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko terjadinya
edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk terjadi
perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal balik, jika
salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka terjadi
peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan
kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal,
tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi parathormon, akibatnya kalsium di
tulang menurun menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang.
Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan parathormon.