Kelompok IV:
Vitamin
Sumber-sumber Utama
• Sumber-sumber makanan dari vitamin D adalah telur, hati dan ikan,
seperti halnya susu dan margarine yang diperkaya dengan vitamin D.
Fungsi
• Vitamin D bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan
penyerapan kalsium dan fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga
kadarnya di dalam darah meningkat. Hal ini dilakukan dengan mengambil
kalsium dari tulang dan dengan mendorong penyimpanannya oleh ginjal.
Gejala kekurangan
• Penyebab kekurangan vitamin D sama dengan gejala
kekurangan kalsium. Tulang tidak dapat mengeras dengan
cara biasa.Tulang dapat menjadi lemah seperti halnya
tulang bengkok akibat berat badan.Kekurangan vitamin D
dapat juga menyebabkan kelainan bentuk dan rasa nyeri
pada lengan dan tungkai, punggung, torax (rongga dada)
dan panggul. Kekurangan vitamin D juga merusak sistem
syaraf dan otot, yang menyebabkan kekejangan otot.
Keracunan
• Kelebihan vitamin D menyebabkan peningkatan konsentrasi
kalsium didalam darah. Kalsium dapat membentuk batu
ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di dalam darah juga dapat
menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang sangat
berbahaya bagi arteri pada hati dan paru-paru dan dapat
berakibat fatal. Gejala tambahan dari keracunan vitamin D
adalah kehilangan nafsu makan, sakit kepala, lemah, lelah,
dahaga yang berlebihan, sifat lekas marah dan lesu.
Vitamin E
Kebutuhan
• RDA untuk vitamin E adalah 10 mg perhari untuk pria dan 8
mg perhari untuk wanita.
Sumber-sumber utama
• Vitamin E banyak tersedia dalam sayuran dan minyak biji-
bijian, yang dapat ditemukan dalam bentuk margarine, salad
dressing, dan shortening. Minyak kacang dan minyak kulit
gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang tertinggi.
Tingkat selanjutnya adalah minyak jagung dan minyak biji
bunga matahari. Satu sendok makan dari sumber tersebut
mengandung lebih dari RDA vitamin E. Sebaliknya, lemak
hewani seperti butter dan susu hampir tidak mengandung
vitamin E. Hal ini karena vitamin E mudah rusak oleh
pemanasan, maka akan lebih baik memperolehnya dari
makanan segar.
Fungsi
• Seperti halnya vitamin C, Vitamin E juga
merupakan antioksidan. Vitamin E membantu
menstabilkan membran sel, mengatur reaksi
oksidasi dan melindungi vitamin A. Dalam
peranannya sebagai anti oksidan, vitamin E
mempunyai pengaruh besar terhadap sel,
seperti sel darah merah dan sel darah putih
yang melewati paru-paru.
Gejala kekurangan
• Ketika kadar vitamin E dalam darah sangat rendah, sel
darah merah dapat terbelah. Proses ini
disebut hemolisis eritrodit dan dapat dihindari dengan
vitamin E. Kekurangan vitamin E dapat berakibat pada
sistem syaraf dan otot yang menyebabkan kelemahan,
kesulitan berjalan dan nyeri pada otot betis.
Keracunan
• Keracunan dapat terjadi jika konsumsi berlebih, tetapi
hal ini tidak mudah terjadi seperti pada vitamin A dan
D. Gejalanya adalah sakit kepala, lemah, lelah, pusing
dan penglihatan tidak normal.
Vitamin K
Kebutuhan
• Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil
sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan. Sumber
vitamin K dalam makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna
hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.
Sumber-sumber utama
• Sistem pencernaan dari manusia mengandung bakteri yang
dapat mensintesis vitamin K, yang sebagian diserap dan
disimpan didalam hati. Tubuh perlu mendapat tambahan
vitamin K dari makanan.
Fungsi
• Vitamin K merupakan kebutuhan penting untuk sintesis
beberapa protein termasuk dalam pembekuan darah. Vitamin K
juga dibutuhkan untuk pembentukan tulang.
Gejala Kekurangan
• Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak
dapat membeku. Hal ini dapat meyebabkan penyakit
hemoragik. Bagaimanapun, jarang terjadi kekurangan
vitamin K: hanya bayi yang mudah mengalami hal tersebut.
Hal ini karena sistem pencernaan bayi yang baru lahir
masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat
mensintesis vitamin K, air susu ibu mengandung hanya
sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah
vitamin K saat lahir.
Keracunan
• Keracunan vitamin K terjadi hanya pada orang yang
menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala-gejalanya
adalah hemolisis sel darah merah, penyakit kuning dan
kerusakan otak.
Vitamin yang larut dalam air
Vitamin B kompleks
Thiamin (Vitamin B1)
Kebutuhan
• RDA untuk thiamin adalah 0,5 mg/1000 kkal
perhari. Diperkirakan konsumsi rata-rata
makanan per hari sekitar 2000 kkal/orang, jadi
RDA untuk thiamin sekitar 1 mg perhari.
Makanan yang seimbang akan memberikan
cukup thiamin. Orang yang berpuasa atau
melakukan diet harus memastikan bahwa mereka
mendapat sejumlah thiamin yang sama seperti
dalam 2000 kkalori makanan.
Sumber-sumber utama
• Daging babi merupakan sumber yang sangat
baik untuk thiamin, sama seperti ragi, hati, biji
bunga matahari, sejumlah padi, biji-bijian,
kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan
tepung terigu.
Fungsi
• Thiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu
koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme
energi. Sistem syaraf dan otot tergantung pada
thiamin.
Gejala kekurangan
• Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin
dalam jangka panjang. Penyakit ini ditemukan
pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras
‘poles' (polish rice) tersebar luas. Beras yang
dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang
kaya akan thiamin. Beri-beri dapat merusak
sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala
kekurangan yang lain adalah irama jantung yang
tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah
berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.
Keracunan
• Pemakaian thiamin yang melebihi normal
mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena
reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh
pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah
dan susah tidur. Sistem darah dapat
terpengaruh, karena denyut nadi menjadi
cepat.
Riboflavin (Vitamin B2)
Kebutuhan
• RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/1000 kkal
perhari. Jadi sekitar 1,2 mg perhari untuk
2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil
membutuhkan tambahan riboflavin karena
vitamin ini penting untuk pertumbuhan.
Sumber-sumber utama
• Susu dan produk-produk susu, misalnya keju,
merupakan sumber yang baik untuk riboflavin. Untuk
itu ketersediaannya dalam makanan sehari-hari sangat
penting. Hampir semua sayuran hijau dan biji-bijian
mengandung riboflavin; brokoli, jamur dan bayam
merupakan sumber yang baik.
Fungsi
• Seperti halnya thiamin, riboflavin berfungsi sebagai
koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh
manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari
metabolisme energi nutrisi tersebut
Gejala kekurangan
• Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan
riboflavin. Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala
seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan
sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang
berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini dapat juga
menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis).
Keracunan
• Belum diketahui gejala keracunan akibat riboflavin
Fungsi
• Dua koenzim yang dibentuk oleh niacin, NAD dan
NADP dibutuhkan untuk beberapa aktivitas
metabolis, terutama metabolisme glukosa, lemak
dan alkohol. Niasin memiliki keunikan diantara
vitamin B karena tubuh dapat membentuknya dari
asam amino triptophan. Niasin membantu
kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem
pencernaan.
Gejala kekurangan
• Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan
gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini
meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala
kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu
makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit
dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral,
khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari
langsung.
Keracunan
• Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun
pada sistem syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala
– gejala seperti muntah, lidah membengkak dan
pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat
berpengaruh pada fungsi hati dan dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah.
Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal,
piridoksamin)
Kebutuhan
• Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam
metabolisme asam amino, sehingga konsumsi
sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi
protein, karena protein dibuat dari asam
amino. RDA untuk vitamin B6 adalah 0,16
mg/g protein. Rata-rata konsumsi adalah 2
mg/hari untuk pria dan 1,6 mg/hari untuk
wanita.
Sumber utama
• Daging, ikan dan unggas (itik, ayam dll) merupakan sumber
utama vitamin B6. Sumber yang lain adalah kentang,
beberapa sayuran hijau dan buah berwarna ungu.
Fungsi
• Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan
asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk
mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga
berperan dalam produksi sel darah merah.
Gejala kekurangan
• Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah,
menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan
susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan,
kerusakan fungsi motorik dan sawan.
Keracunan
• Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama
menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-
kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai
dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya,
perasaan hilang pada tangan dan mulut yang
mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala
keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan
dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi,
gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu
hilang sepenuhnya.
Folat (folasin, asam folat, asam
pteroilglutamat)
Kebutuhan
• RDA untuk folat adalah sekitar 3 mg/kg berat badan. Untuk
pria, konsumsi harian sebaiknya sekitar 200 mg perhari dan
untuk wanita sekitar 180 mg perhari. Peningkatan konsumsi
folat direkomendasikan selama hamil dan pada saat
pertumbuhan sel. Kekurangan asam folat dapat disebabkan
tidak hanya oleh konsumsi yang rendah, tetapi juga oleh
berkurangnya penyerapan atau kebutuhan metabolik yang
tidak biasa untuk vitamin. Orang yang mengkonsumsi
banyak alkohol atau banyak mengkonsumsi makanan yang
tidak berkalori juga mudah kekurangan folat. Selain itu,
pada kondisi yang berhubungan dengan pertumbuhan sel,
seperti kehamilan, kanker atau penyakit kerusakan kulit,
seperti measles , meningkatkan kebutuhan akan folat.
Sumber utama
• Sumber terbaik untuk folat adalah sayur-sayuran, khususnya
sayuran berdaun hijau. Hati juga mengandung banyak folat.
Daging, susu dan produk-produk susu mengandung sedikit folat.
Fungsi
• Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam
sintesa sel-sel baru.
Gejala kekurangan
• Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah.
Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak
matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini
disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh
kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat
adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sring
terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal
ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi,
kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.
Keracunan
• Gejala keracunan adalah diare, susah tidur
dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis
tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn
B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.
Vitamin B12 (Kobalamin)
Kebutuhan
• RDA untuk vitamin B12 adalah sekitar 2 mikro-gram
perhari.
Sumber utama
• Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan
produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran
(vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan
defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu,
keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau
satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang
vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan
dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai
atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang
kaya akan vitamin B12.
Fungsi
• Vitamin B12 berperan penting pada saat
pembelahan sel yang berlangsung dengan cepat.
Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang
mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan
mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu
juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme
sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk
melepaskan folat, sehingga dapat membantu
pembentukan sel-sel darah merah.
Gejala kekurangan
• Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan
kekurangan darah (anemia), yang sebenarnya
disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12,
folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel
darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel
darah merah menjadi belum matang (immature), yang
menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan
vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf,
berperan pada regenerasi syaraf peripheral,
mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat
menyebabkan hipersensitif pada kulit.
Keracunan
• Tidak ada gejala keracunan yang berhubungan dengan
vitamin B12
Asam pantotenat
Kebutuhan
• Tidak ada RDA untuk asam pantotenat. Diperkirakan
konsumsi yang aman dan cukup adalah antara 4 sampai
7 mg perhari .
Sumber utama
• Asam pantotenat umumnya ada dalam sebagian besar
makanan. Daging, ikan, unggas (ayam, itik dll), semua
biji-bijian dan sayuran merupakan sumber utama.
Fungsi
• Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai
bagian dari koenzim A. Koenzim ini berperan untuk
membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa,
asam lemak dan metabolisme energi.
Gejala kekurangan
• Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi dapat
menyebabkan muntah, sulit tidur dan
kelelahan.
Keracunan
• Gejala keracunan kadang-kadang
menyebabkan diare dan perut kembung.
Biotin (Vitamin B8)
Kebutuhan
• Biotin dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, jadi tidak
ada nilai RDA. Perkiraan aman dan cukup yang dapat
dikonsumsi dalam makanan sehari-hari antara 30-100 mikro-
gram perhari.
Sumber-sumber utama
• Biotin ditemukan dalam sejumlah besar makanan. Umumnya
defisiensi tidak terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi
berbagai makanan.
Fungsi
• Dibandingkan dengan berbagai vitamin B yang lain, sedikit
sekali yang diketahui tentang fungsi biotin seperti yang
ditemukan baru-baru ini. Biotin memainkan peranan penting
dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Gejala kekurangan
• Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat
muncul pada pasien rumah sakit yang
menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan
gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual,
depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis
tambahan biotin diberikan pada pasien untuk
mencegah defisiensi.
Keracunan
• Keracunan biotin tidak biasa terjadi.
Vitamin C
Kebutuhan
• RDA untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini
bervariasi pada setiap individu. Stres fisik seperti luka
bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok,
penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu
(termasuk aspirin, obat tidur) meningkatkan kebutuhan
tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C
sekitar 100 mg/hari
Sumber-sumber utama
• Jeruk merupakan sumber utama vitamin C. Brokoli,
sayuran berwarna hijau, kol (kobis), melon dan
strawberi mengandung vitamin C bermutu tinggi.
Fungsi
• Vitamin C mempunyai banyak fungsi. Vitamin C
berperan membantu spesifik enzim dalam melakukan
fungsinya. Vitamin C juga bekerja sebagai antioksidan.
Perusahaan kadang–kadang menambahkan vitamin C
pada produk makanannya untuk menjaga kandungan
bahan tertentu. Vitamin C juga penting untuk
membentuk kolagen, serat, struktur protein. Kolagen
dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi dan
juga untuk membentuk jaringan bekas luka. Vitamin C
juga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi
dan membantu tubuh menyerap zat besi.
Gejala kekurangan
• Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan
disekitar gigi dan merusak pembuluh darah di bawah
kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages .
Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem
syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan
kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf
dan depresi. Gejala selanjutnya adalah anemia, sering
terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam
menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi
sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen
dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan
menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C
dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-
tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses
ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.
Keracunan
• Gejala keracunan vitamin C adalah mual,
kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan
dan susah tidur. Hal ini juga dapat
mengganggu tes medis, atau menyebabkan
buang air kecil yang berlebihan dan
membentuk batu ginjal.