Anda di halaman 1dari 20

Penggolongan Obat

Farmakasi Praktis 1
Defenisi Obat
• Secara Umum obat adalah semua bahan
tunggal atau campuran yang dipergunakan
oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan
luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit

Syamsuni, 47
• Menurut Undang-Undang, Obat adalah suatu
bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan
dalam menentukan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah atau rohaniah pada manusia atau
hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau
bagian tubuh manusia.
Syamsuni, 47
Penggolongan Obat
Obat dapat digolongkan berdasarkan beberapa
kriteria diantaranya :
1. Kegunaan Obat
2. Cara Penggunaan Obat
3. Cara Kerja Obat
4. Undang-Undang
5. Sumber Obat
6. Bentuk Sediaan Obat
7. Proses Fisiologi dan Biokimia dalam tubuh
Syamsuni, 48
Menurut Kegunaan Obat
Penggolongan Obat berdasarkan Kegunaannya:
1. Untuk Menyembuhkan (Terapeutik)
2. Untuk Mencegah (Prophylactic)
3. Untuk Diagnosis ( Diagnostic)

Syamsuni, 48
Menurut Cara Penggunaan Obat
Penggolongan Obat berdasarkan Cara
Penggunaannya yaitu :
1. Medicamentum ad usum internum
(pemakaian dalam)
=> melalui oral
=> diberi etiket putih

Syamsuni, 48
2. Medicamentum ad usum externum
(pemakaian luar)
=> melalui impalantasi, injeksi, membran
mukosa, rectal, vagina, nassal,
=> diberi etiket biru

Syamsuni, 48
Menurut Cara Kerja Obat
Penggolongan Obat berdasarkan cara kerjanya
didalam tubuh adalah :
1. Lokal
=> obat yang bekerja pada jaringan setempat.
Seperti pemakaian topikal
2. Sistemik
=> obat yang didistribusikan keseluruh tubuh.
Seperti tablet analgetik.
Syamsuni, 48
Menurut Undang-Undang
Penggolongan Obat berdasarkan Undang-Undang
yaitu:
1. Narkotik (obat bius atau daftar O = opium) yaitu
merupakan obat yang diperlukan dalam bidang
pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan
ketergantungan dan ketagihan (adiksi) yang
sangat merugikan masyarakat dan individu
apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan
pengawasan dokter. Misalnya : Kodein, opium,
metadon, petidin, morfin
Syamsuni, 49
2. Psikotropika (Obat Berbahaya) yaitu
merupakan obat yang mempengaruhi proses
mental, merangsang atau menenangkan,
mengubah pikiran/ perasaan/ kelakuan
seseorang.
Misalnya yaitu golongan ekstasi, diazepam, dan
barbital/luminal
Syamsuni, 49
3. Obat Keras (daftar G = geverlijk = berbahaya)
yaitu semua obat yang :
 Memiliki takaran/ dosis maksimum (DM) atau
yang tercantum didalam daftar obat keras
yang ditetapkan pemerintah
 Diberi tanda khusus lingkaran berwarna
merah dengan garis tepi bewarna hitam dan
huruf “K” yang menyentuh garis tepinya
Syamsuni, 49
4. Obat Bebas Terbatas (daftar W=
waarschuwing = peringatan) adalah obat keras
yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
dalam bungkus aslinya dari produsen atau
pabrik obat itu, kemudian diberi tanda lingkaran
bewarna biru dengan garis tepi hitam dengan
tanda peringatan (P No 1 sampai dengan P No 6)
Syamsuni, 49
5. Obat Bebas adalah obat yang dapat diberi
secara bebas dan tidak membahayakan
sipemakai dalam batas dosis yang di anjurkan.
Diberi tanda lingkaran bulat bewarna hijau
dengan garis tepi hitam.

Syamsuni, 49
Menurut Sumber Obat
Penggolongan Obat berdasarkan Sumbernya
yaitu :
1. Tumbuhan (flora atau nabati). Conothnya
Digitalis, kina, dan Minyak jarak
2. Hewan (fauna dan hayati). Conothnya minyak
ikan, adeps lanae, dan cera.
3. Mineral (pertambangan). Conothnya iodkali,
garam dapur, parafin, vaselin
Syamsuni, 50
4. Sintetis (tiruan/ buatan). Conothnya Kamper
sintesis, dan vitamin C
5. Mikroba dan Fungi/ Jamur. Conothnya
Antibiotik Penisilin.

Syamsuni, 50
Menurut Bentuk Sediaan Obat
Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaannya
yaitu :
1. Bentuk Padat. Contohnya serbuk, tablet, pil,
kapsul, supositoria.
2. Bentuk Setengah padat. Contohnya Salep, Krim,
Pasta, Gel
3. Bentuk Cair/ Larutan. Contohnya Sirup, eliksir
4. Bentuk Gas. Contohnya Inhalasi/aerosol/spray
Syamsuni, 50
Menurut Proses Fisiologi dan Biokimia
Tubuh
Penggolongan obat berdasarkan fisiologi dan
biokimia tubuh adalah :
1. Obat farmakodinamik.
=> bekerja terhadap inang (host) dengan jalan
mempercepat/ memperlambat proses fisiologi atau
fungsi biokimia dalam tubuh. Misalnya hormon,
hipnotik, diuretik

Syamsuni, 50
2. Obat Kemoterapeutik.
=> obat ini dapat membunuh parasit atau
kuman didalam tubuh inangnya. Obat ini
hendaknya memiliki kegitan farmakodinamik
yang sekecil-kecilnya terhadap organisme
inangdan berkhasiat untuk melawan sebanyak
mungkin parasit (protozoa, cacing) dan
mikroorganisme (bakteri, virus).
3. Obat Diagnostik
=> obat yang membantu dalam
mendiagnosis. Misalnya barium sulfat untuk
mendiagnosis penyakit pada saluran lambung-
usus.

Syamsuni, 50
Referensi
• Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan
Hitungan Farmasi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai