Anda di halaman 1dari 48

CENTRAL VENOUS PRESSURE

DR. ANIS TAPPANG, M. KES


CENTRAL VENOUS PRESSURE
A. Pengertian.

Merupakan prosedur memasukan


kateter intravena yg fleksibel ke dalam
V. Sentral klien untuk memberi terapi
melalui V. Sentral, ujung kateter berada
pada superior V. Cava
Tekanan V. Sentral secara langsung
merefleksikan tekanan pada atrium kanan.
Secara tdk langsung menggambarkan
beban awal jantung kanan atau tekanan
ventrikel kanan pd akhir sistol. Menurut
Gardner dan Woods nilai normal tekanan
V. Sentral a/ 3-8 cm H2O a/ 2-6 mmHg.
Sementara menurut Susanto (2004) nilai
normal CVP a/ 4-10 mmHg.
Tekana V. Sentral (CVP) memberikan
informasi tentang 3 parameter :
1. Volume darah.
2. Keefektifan jantung sebagai pompa.
3. Tonus vaskuler.
B. TUJUAN
1. Mengetahui tekanan vena sentral (TVS)

2. Memberikan total parenteral nutrition


(TPN)
3. Mengambil darah vena
4. Memberikan obat-obatan secara intra
vena
5. Memberikan cairan dalam jumlah
banyak dalam waktu yg singkat
6. Dilakukan pd penderita yg
membutuhkan perawatan yg cukup lama.
CVP bukan merupakan suatu parameter
klinis yg berdiri sendiri, hrus d nilai
parameter yg lainnya seperti :
a. Denyut nadi

b. Tekanan darah
C. PERSIAPAN U/ PEMASANGAN
1. Persiapan pasien Memberikan
penjelasan ps klien & keluarga tentang :
a. Tujuan pemasangan

b. Daerah pemasangan

c. Prosedur yg akan dikerjakan


b. Persiapan Alat :
1. Kateter CVP

2. Set CVP

3. Spoit 2.5 cc

4. Antiseptik
5. Obat anastesi lokal
6. Sarung Tangan steril
7. Bengkok
8. Cairan NaCl 0,9% (25ml)
9. Plester
D. CARA KERJA
a. Daerah yang di pasang:

- V. Femoralis
- V. Cephalika
- V. Basalika
- V. Subclavia
- V. Jugularis internal
- V. Jugularis external
b. Cara pemasangan :
- Penderita tidur terlentang
(trendenberg)
- Bahu kiri diberi bantal
- Pakai sarung tangan
- Desinfeksi daerah CVP
- Pasang doek lubang
- Tentukan t4 tusukan
- Beri anastesi lokal
- ukur berapa jauh kateter
dimasukkan
- Ujung kateter sambungkan dgn
spoit 20cc yg diisi Nacl 0,95 2-
5cc
- Jarum ditusukkan kira2 1 jari
kedepan medial, ke arah telinga sisi
yg berlawanan
- Darah diisap dgn spoit tadi
- Kateter terus dimasukkan ke dalam
jarum, terus di dorong smpai dgn
v.cava superior atw atrium kanan
- Mandrin dicabut kemudian
disambung infus
- Kateter fiksasi pd kulit
- Beri betadin 10%
- Tutup kasa steril & diplester
c. Keuntungan Pemasangan di daerah
Subclavia
- Mudah dilaksanakan (diameter 1,5-2,5
cm)
- Fiksasi mudah
- Menyenangkan penderita
- Tidak menggangu perawatan rutin dpt
dipertahankan smpai 1minggu.
E. CARA MENILAI CVP DAN
PEMASANGAN MANOMETER
- Cara menentukan titik nol
- Penderita tidur terlentang
mendatar
- Dengan menggunakan slang air
berisi air ± setengahnya.
- Titik nol penderita dihbungkan dgn
batas air pd sisi slang yg satu, sisi yg
lain ditempatkan pd manometer
- Titik nol manometer dpt ditentukan
- Titik manometer a/ titik yg sama
tingginya dgn titik aliran v.cava
superior, atrium kanan & v.cava
inferior bertemu menjadi satu.
E. CARA MENILAI CVP DAN
PEMASANGAN MANOMETER
- Cara menentukan titik nol
- Penderita tidur terlentang
mendatar
- Dengan menggunakan slang air
berisi air ± setengahnya.
F. Penilaian CVP
- Kateter infus, manometer
dihubungkan dengan stopcock
- Penderita terlentang
- cairan infus kita naikkan ke dalam
manometer smpai dgn angka
tertinggi.
- Cairan infus kita tutup, dgn memutar
stopcock hubungkan manometer
akan masuk ketubuh penderita.
- Permukaan cairan manometer akan
turun & terjdi undulasi sesuai irama
napas, turun (inspirasi), naik
(ekspirasi)
- Undulasi berhenti, itu batas akhir
(nilai CVP)
- Nilai pada angka 7
- Infus dijlnkan lagi setelah diketahui
nilai CVP.
G. Nilai CVP
- Nilai rendah : < 4 cmH2O
- Nilai Normal : 4-10 cmH2O
- Nilai Sedang : 10-15 cmH2O
- Nilai Tinggi : > 15 cmH2O
Penilaian CVP & arti Klinisnya
CVP sangat berarti pd penderita yg
mengalami shock & penilaiannya a/
sbb :
1. Nilai rendah : < 4 cmH2O
- Beri darah atw cairan dgn
tetesan cepat
- Bila CVP normal, tanda shock hilang
(shock hipovoleik)
- Bila CVP normal, tanda2 shock
bertambah (shock septik)
2. CVP normal (4-14 cmH2O)
- Bila darah atw cairan dgn hati2 &
dipantau pengaruhnya dgn dlm
sirkulasi
- Bila CVP normal, tanda2 shock Negatif
(shock hipovolemik)
- Bila CVP bertambah naik, tanda2 shock
positif (septik shock, cardiogenik shock)
3. CVP Tinggi (> 15 cm H2O)
- Menunjukkan adanya gangguan
kerja jantung (insufisiensi kardiak)
- Terapi : obat kardiotonik
H. Komplikasi :
1. Perdarhan
2. Tromboplebitis (emboli thrombus, udara, sepsis).
3. Pneumothorak< hematothorak, hidrothorak
4. Pericardial effusion
5. Aritmia
6. Infeksi
7. Perubahan posisi jalur.
H. Komplikasi :
1. Perdarhan
2. Tromboplebitis (emboli thrombus, udara,
sepsis).
3. Pneumothorak< hematothorak, hidrothorak
4. Pericardial effusion
5. Aritmia
6. Infeksi
7. Perubahan posisi jalur.
I. Pengkajian
yg di kaji a/ tanda2 komplikasinya :
- Keluhan nyeri, napas sesak, rasa tdk
nyaman
- Frekwensi napas, suara napas
- Tanda kemerahan/pus pdlokasi punksi
- Adanya gumpalan drh/gelembung
udara pd kateter
- Kesesuaian posisi jalur infus set
- Tanda2 vital, perfusi
- Tekanan CVP
- Intake & out put
- ECG Monitor
J. Diagnosis Keperawatan
Risiko tinggi emboli darah brhubungan dgn
efek pemasangan kateter V. Sentral
K. Tujuan Keperawatan
Perawatan akan menangani atw
mengurangi komplikasi dr emboli darah
L. Rencana Keperawatan
1. Konsultasikan dgn dokter u/
pemberian obat heparin
dosis rendah bgi klien yg brisiko
tinggi smpi ia ambulansi.
Terapi heparin dosis rendah akan
mengakibatkan viskositas drh dan
daya ikat trombosis menurun dan
memungkinkan risiko terjdinya
embolisme.
2. Pantau tanda-tanda dan gejala
embolisme pulmonal :
a. Nyri dada akut dan jelas
b. Dispnea, kelalahan, sianosis
c. Penurunan saturasi oksigen
d. Takikardia
e. Distensi V. Jugularis
F. Hipotensi
g. Dilatasi ventrikel kanan akut tanpa
penyakit parenkim
h. Kekacauan mental
i. Disritmia jantung
3. Jika manifestasi ini terjdi, lakukan
protokol pd syok :
a. Pertahankan kateter IV (u/
pemberian cairan dan obat-
obatan)
b. Berikan pengobatan pemberian
cairan sesuai dgn protokol
c. Pasang kateter indwelling (foley) u/
memantau volume sirkulasi melalui
keluaran urine)
d. Lakukan pemantauan EKG & pemantauan
invasif hemodinamik (u/ mendeteksi disaritmia
& pedoman pengobatan)
e. Berikan vasopressor u/ meningkatkan
ketahanan perifer dan meningkatkan tekanan
darah
f. Berikan natrium bikarbonat sesuai indikasi (u/
mengoreksi asidosis metabolik)
g. Berikan obat-obat digitalis, diuretik
IV & agen aritmia sesuai indikasi
h. Berikan morfin dosis rendah secara
IV (menurunkan ansietas &
menurunkan kebutuhan
metabolisme)
i. Siapkan klien u/ prosedur
angiografi & atw skaning perfusi
paru-paru (u/ memastikan diagnosis
& mendeteksi luasnya atelektasis)
4. Berikan terapi oksigen melalui
kateter nasal & pantau saturasi
oksigen
5. Pantau nilai elektrolit, GDA, BUN, DL
(pemeriksaan laboratorium ini membantu
menentukan status perfusi & volume)
6. Lakukan pengobatan trombolisis, mis :
urokinase, steptokinase sesuai dgn
program dokter
7. Setelah pemberian infus trombolisis,
lakukan pemberian pengobatan dgn
heparin
J. Implementasi
disesuailan dgn rencana tindakan
yg telah disusun
k. Evaluasi
Tidak ditemukan tanda-tanda
emboli darah.
Terima
kasih
Daftar pustaka
1. Anna owen, 1997. Pemantauan Perawatan krisis.
EKG.Jakarta
2. Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosis
Keperawatan. EKG. Jakarta
3. Hudak &Gallo, 1997. Keperawatan krisis Edisi VI
Volume I. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai