Anda di halaman 1dari 28

PERSENTASI KASUS POLI

“ CTS ’’
(CARPAL TUNNEL SYNDROME)

Disusun Oleh : Diajukan kepada:


Septiana Abdurrahim dr. Hernawan, Sp.S
1620221166

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD PROF. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
2017
Anamnesis
Nama : Ny. R
No. RM : 00735630
Tanggal Pemeriksaan : 22 Agustus 2017
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 53 tahun
Alamat : Purbadana RT.2 RW.2 kembaran
Pekerjaan : Petani
Metode Anamnesis : Alloanamnesis
 Keluhan utama : Jari terasa kesemutan, baal dan kaku.

 Onset : 1 bulan yang lalu

 Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :


Pasien datang ke poli pada tanggal 22/08/2017 dengan keluhan jari masih
terasa kesemutaan, baal dan kaku. Telapak tangan pun terasa nyeri. Pundak
dan bahu juga dikeluhkan pasien sering terasa berkedut. Diakui pasien 5 bulan
yang lalu pasien pasca oprasi fraktur base phalanx proximal.
 Kuantitas :
Keluhan kesemutan dirasakan hilang timbul setiap hari

 Kualitastas :
Kesemutan dirasakan seperti disengat listrik
 Gejala Penyerta:
- Telapak tangan nyeri
- Pundak dan bahu terasa berkedut
 Faktor yang memperingan :
Berhenti beraktivitas
 Faktor yang memperberat :
Bekerja sehari-hari yaitu memetik sayuran disawah
 Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Riw. Trauma (+)
Riw. Hipertensi (-)
Riw. Kolesterol tinggi (-) • Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :
Riw. Hipertensi (-)
Riw. DM (-)
Riw. Penyakit lainnya (-)
Riw. Alergi (-)
Riw. Penyakit Jantung (-)
Riw. Penyakit Paru(-)

 Riwayat Sos-Ek :
Pasien merupakan tulang punggung keluarga, karena penghasilan dari suami
tidak cukup untuk menafkahi keluarga.
 Hubungan antar keluarga :
Hubungan dengan keluarga lainnya baik

 Riwayat Gizi :
Pasien makan sebanyak 3x/hari dengan nasi dan lauk pauk yang cukup.
 Riwayat Psikologis : Baik

 Riwayat Spiritual : Pasien beragama Islam.


Status Generalis
• Keadaaan umum : Baik
• GCS : E4 M6 V5
• Vital Sign
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 86x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36.3°C
• Wajah
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-), discharge –
- Telinga : Simetris, sekret (-), discharge (-)
• Leher : kaku kuduk (-)
• Paru : SD vesikuler (+/+) , RBH(-)
• Jantung : S1>S2 reguler, murmur (-), Gallop (-)
• Abdomen : Datar, supel, timpani, BU (+) normal
• Ekstremitas : Akral hangat (+/+/+/+), edema (-)
Status Cranialis
Sensibilitas
• N. III : RC +/+, 2mm/2mm isokor
• N III, IV, VI : GBM N
•Nyeri : +/+ +/+
• N VII : Merot (-) •Taktil : berkurang/berkurang +/+
• N XII : Pelo (-),
deviasi lidah (-)
• Phalen’s test : (+)
Status Motorik
• Gerak : B/B B/B
• Tinel’s test : (+)
• KM : 5/5 5/5 • Flic’s test : (+)
• Tonus : +/+ • Tourniquet test : (+)
• Trofi : eu/eu • Pressure test : (+)
• RF : +/+/+/+
• RP :
Kaku kuduk (-)
Babinski (-)
Kernig (-)
Klonus (-)
• Diagnosis Klinis :
Hipestesia dan parastesia manus
• Diagnosis Topis :
N. Medianus
• Diagnosis Etiologi :
Carpal Tunel Syndrome
•Non medika mentosa :
1. Istirahatkan pergelangan tangan
2. Fisioterapi

• Medikamentosa :
1. Mecobalamin 2x500mg
2. Natrium diklofenak 2x50mg
3. Ranitidine 2x150mg
4. Alphentin 2x100mg
• Edukasi :
a. Istirahat cukup, kurangi pekerjaan berat
b. Tidak membawa beban terlalu berat
c. Tidak melakukan aktivitas berulang terlalu lama
d. Olahraga tangan ringan teratur
e. Makan & minum bergizi yang sehat
f. Kontrol rutin

Terapi
Prognosis :
Dubia Ad bonam
Tinjajuan
pustaka
Pendahuluan

CTS merupakan salah satu penyakit yang paling sering mengenai Nervus medianus adalah
neuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan nervus
medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginnervasi kulit
telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah
sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling
sering mengalami tekanan yang menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal
dengan istilah Sindroma Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS). (Jagga &
Verma, 2011)
I. Anatomi
II.Definisi (Baharudin, 2011)

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah salah satu gangguan pada tangan karena
terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada
terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan
sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan.
(Baharudin, 2011)
III. Epidemiologi (Baharudin, 2011)

 National Health Interview Study (NIHS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan
sendiri diantara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% /(2,6 juta).
 lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar 25-64 tahun, prevalensi
tertinggi pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40-60 tahun.
 CTS adalah jenis neuropati jebakan yang paling sering ditemui. Sindroma tersebut unilateral
pada 42% kasus (29% kanan, 13% kiri) dan 58% bilateral.
 Penelitian yang dilakukan oleh Silverstein tahun 1987 mengevaluasi factor-faktor pekerjaan
yang biasa mempengaruhi terjadinya CTS. Pekerjaan yang menyebabkan berkembangnya
CTS yaitu :
• Gerakan pergelangan / jari tangan yang berulang
• Kontraksi yang kuat pada tendon
• Gerakan pergelangan yang menekuk ke bawah (flexi) atau menekuk ke atas (extensi)
• Gerakan tangan saat bekerja (menjepit)
• Tekanan mekanik pada saraf medianus
IV. Etiologi
(Andrew et.al 2001, Norman dan latov 2007)

 Neoplasma : kista ganglion ,


 Herediter : polineuropati lipoma

 Trauma  Penyakit kolagen vaskular

 Pekerjaan  Degeneratif : osteoatritis

 Infeksi : tenosinovitis  Iatrogenik : punksi arteri


radialis
 Metabolik : amiloidosis
 Faktor stress
 Endokrin : akromegali
 Inflamasi
V. Patofisiologi
Kompersi Insufisiensi Teori
mekanik mikrovaskular getaran

Repetetive injury

Penebalan fleksor retinaculum Fibrosis epineural


yang merusak
serabut saraf
Tekanan N. medianus

Saraf menjadi atrofi


Peningkatan tekanan intravaskuler
dan digantikan
jaringan ikat
Gangguan nutrisi intravaskular

Fungsi N.
Anoksia merusak endotel --> kebocoran endotel
medianus
terganggu
Edema epineural
VI. Gejala Klinis (Grafton, 2009)

Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari-jari


telapak tangan.
Nyeri dintelapak, pergelangan tangan, atau lengan
bawah, khususnya selama penggunaan.
Penurunan cengkraman kekuatan.
Sensasi jari bengkak.
Kesulitan membedakan panas atau dingin.
VII. Diagnosis

- phalen’s test
1. Pemeriksaan fisik - Torniquet test
- Tinel’s sign
2. Pemeriksaan EMG - Flick's sign
3. Pemeriksaan radiologi - Pressure test
- Thenar wasting
4. Pemeriksaan
laboratorium
VIII. Diagnosis banding

 Thoracic outlet syndrome : Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot thenar.
Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan dan lengan bawah.
 Pronator teres syndrome : Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan
daripada CTS karena cabang nervus medianus ke kulit telapak tangan tidak melalui
terowongan karpal.
 de Quervain's syndrome : Tenosinovitis dari tendon muskulus abductor pollicis longus dan
ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan yang repetitif. Gejalanya adalah
rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari. KHS normal.
Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila
nyeri bertambah.
IX. Penatalaksanaan
2. Terapi terhadap keadaan atau
1. Terapi langsung terhadap CTS penyakit yang mendasari CTS

 Terapi konservatif  Mengurangi posisi kaku pada pergelangan


tangan, gerakan repetitif, getaran
• Istirahatkan pergelangan peralatan tangan pada saat bekerja.
tangan.
 Desain peralatan kerja supaya tangan dalam
• Obat anti inflamasi non steroid. posisi natural saat kerja.
• Nerve Gliding  Modifikasi tata ruang kerja untuk
memudahkan variasi gerakan.
• Injeksi steroid
 Mengubah metode kerja untuk sesekali
• Vitamin B6 istirahat pendek serta mengupayakan rotasi
kerja.
• Fisioterapi
 Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang
 Terapi operatif gejala-gejala dini CTS
X. Prognosis

Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif umumnya


prognosa baik. Bila keadaan tidak membaik dengan terapi
konservatif maka tindakan operasi harus dilakukan. Secara
umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi
hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama
menderita CTS penyembuhan post operatifnya bertahap.
XI. Kesimpulan

1. Kasus yang didapat pada kasus poli ini adalah CTS (Carpal Tunnel Syndrome) bilateral
pasca traumatik.
2. Diagnosis CTS ditegakan berdasarkan anamnesis berupa riwayat trauma sebelumnya,
terasa nyeri telapak tangan, kesemutan dan kaku di kedua jari tangan. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya phalen’s dan tinnel’s test (+)
3. Pasien pernah mengalami jatuh dari motor / trauma. Hal tersebut dapat menjadi factor
predisposisi dari CTS.
4. Penatalaksanaan preventif CTS pada pasien ini adalah mengurangi aktivitas berat
ataupun yang menggunakan kerja tangan berlebih dan berulang. Sedangkan terapi
farmakologis nya ialah :
 Mecobalamin 2x500mg
 Natrium diklofenak 2x50mg
 Ranitidine 2x150mg
 Alphentin 2x100mg
Daftar pustaka

• American Academy of Orthopaedic Surgeons. Clinical Practice Guideline on the Treatment of Carpal Tunnel
Syndrome. 2008.
• Jagga, V. Lehri dan Verma S.K, Occupation and its association with Carpal Tunnel syndrome- A Review. Journal
of Exercise Science and Physiotherapy. 2011. Vol. 7, No. 2: 68-78.
• Tana, Lusianawaty Halim F.S, Ryadina Woro. Carpal tunnel syndrome Pada Pekerja Garmen di Jakarta. Buletin
Peneliti Kesehatan. 2004. vol. 32, no. 2: 73-82.
• PERDOPSI, 2011. Guidline Stroke Tahun 2011. Pekanbaru, Fakultas Kedokteran UR.
• Baharudin. Moch, 2011. Carpal Tunnel Syndrome. Vol 7 No. 14 Januari 2014.
• Snell, R. S., 2006. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta:EGC. 350-360.
• De Jong wim dan Sjamsuhidajat, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta.
• Andrew D, Pecina, Marko M. Markiewitz,. Tunnel Syndromes: Peripheral Nerve Compression Syndromes Third
Edition. New York: CRC PRESS. 2001.
• Norman dan Latov. Peripheral Neuropathy. New York: Demos Medical Publishing. 2007.
• Mardjono M dan Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Jakarta: PT Dian Rakyat. 2009.
• Grafton CH, 2009. Carpal Tunnel Syndrome. CME Resources; 17(3):1-22
• Rambe Aldi S. 2004. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK USU.

Anda mungkin juga menyukai