Anda di halaman 1dari 16

Pengantar Analisis Vegetasi

Taman Hutan Raya


Taman Nasional Baluran
Kamis, 23-25 Mei 2014
Metode Jalur Berpetak
Dalam metode ini risalah pohon dilakukan dengan metode jalur dan
permudaan dengan metode garis berpetak.

a. Petak ukur untuk pengamatan semai / anakan (no. 4) dengan ukuran petak 2 m x 2 m
b. Petak ukur untuk pengamatan pancang, non-woody liana, epifit, pandanus, palma paku-pakuan
dan semak (no. 3, 5, 6) dengan ukuran petak 5 m x 5 m
c. Petak ukur untuk pengukuran tiang (no. 2) dengan ukuran 10 m x 10 m
d. Petak ukur untuk pengamatan pohon (no. 1) dengan ukuran 20 m x 20 m
Analisa Vegetasi Kategori Pohon
Pohon dapat dibagi menurut tingkat permudaannya, yaitu:
a. Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah
sampai anakan, tinggi ≤ ½meter
b. Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi ½ - 2
meter berdiameter kurang dari 10 cm.
c. Tiang (Poles) : Pohon muda dengan tinggi 2 – 5 meter
berdiameter 10 cm – 15 cm
d. Pohon (Tree):Pohon tua dengan tinggi > 5 meter
dengan diameter > 15 cm
Bahan dan Alat
• Phiband
• Tali plastik 124m per kelompok
• Patok ukuran 1m yang ujungnya runcing
• Alat pengukur tinggi pohon Haga meter atau Chrysten
meter
• Koran
• Sasak terbuat dari bambu
• Label untuk herbarium
• Alkohol
• Tallysheet dan alat tulis
• Golok
Pengukuran Diameter
Pengukuran diameter pohon pada dasarnya
merupakan pengukuran panjang garis antara
dua titik pada garis lingkaran batang pohon
yang melalui titik pusat lingkaran batang
pohon tersebut.

d = k/π
Ketentuan Pengukuran Diameter
1. Pada pohon yang tumbuh normal, diameter diukur pada
ketinggian 1,3 m di atas tanah (dat), yang disebut sebagai
“diameter setinggi dada (diameter at breast height)”.
2. Untuk pohon yang memiliki cabang di atas 1,3 m dat, diameter
pohon diukur pada ketinggian 1,3 m dat dan dianggap sebagai 1
pohon.
3. Untuk pohon yang memiliki cabang di bawah 1,3 m dat,
diameter kedua cabang diukur pada ketinggian 1,3 m dat dan
dianggap 2 pohon.
4. Untuk pohon yang memiliki cabang tepat pada ketinggian 1,3 m
dat, diameter pohon diukur pada ketinggian 1,3 m dat dan
dianggap 1 pohon.
5. Untuk pohon yang memiliki banir di atas 1,3 m dat, diameter
pohon diukur pada ketinggian 20 cm di atas banir
Luas Bidang Dasar (LBDS)

Luas bidang dasar merupakan luas penampang


lintang batang pohon dengan asumsi bahwa
penampang lintang batang pohon tersebut
berbentuk lingkaran

V = 1/4 π (D)2
Tinggi Pohon
Dalam prakteknya, pengukuran tinggi
pohon seringkali dirancukan dengan
pengukuran panjang pohon, padahal
keduanya memilikipengertian yang
berbeda.
• Tinggi pohon didefinisikan sebagai jarak
terpendek antara suatu titik pada
puncak pohon (atau titik lain pada
pohon tersebut) dengan titik
proyeksinya pada bidang datar
(permukaan tanah).
• Panjang pohon merupakan jarak yang
menghubungkan dua titik yang diukur
baik menurut garis lurus maupun tidak.
Tinggi Pohon
1. Tinggi pohon total, yakni tinggi
yang diukur dari titik pucuk tajuk
dengan titik proyeksinya pada
permukaan tanah.
2. Tinggi bebas cabang (lepas cabang
atau sampai batas tajuk), yakni
tinggi yang diukur titik lepas
cabang atau batas tajuk dengan
titik proyeksinya pada permukaan
tanah.
3. Tinggi pada ketinggian tertentu,
yakni tergantung pada tujuan dan
kegunaan pengukuran tinggi
tersebut.
TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT SEMAI

Lokasi : Tanggal :

Tipe Hutan : Pengamat :

No. Site/HM : Ukuran Plot : 2 x 2

No. Quad No. Nama Spesies Jumlah Individu Keterangan


TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT PANCANG

Lokasi : Tanggal :

Tipe Hutan : Pengamat :

No. Site/HM : Ukuran Plot : 5 x 5

No. Quad No. Nama Spesies Jumlah Individu Keterangan


TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT TIANG

Lokasi : Tanggal :

Tipe Hutan : Pengamat :

No. Site/HM : Ukuran Plot : 10 x 10

No. Quad No. Nama Spesies Diamenter (m) Tinggi (m) Keterangan
TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT POHON
Lokasi : Tanggal :

Tipe Hutan : Pengamat :

No. Site/HM : Ukuran Plot : 20 x 2 0

No. Quad No. Nama Spesies Diamenter (m) Tinggi (m) Keterangan
Parameter Kuantitatif
Kerapatan (K) = Jumlah individu
Luas petak ukur

Kerapatan relatif (KR) = Kerapatan satu jenis x 100%


Kerapatan seluruh jenis

Frekuensi (F) = Jumlah petak penemuan suatu jenis


Jumlah seluruh petak

Frekuensi relatif (FR) = Frekuensi suatu jenis x 100%


Frekuensi seluruh jenis

Dominansi (D) = Luas Bidang Dasar suatu jenis


Luas petak ukur

Dominansi relatif (DR) = Dominansi suatu jenis x 100%


Dominansi seluruh jenis
Indeks Nilai Penting
Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakan untuk
menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya
atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan
kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas

INP untuk tingkat semai dan pancang


INP = KR + FR

INP untuk tingkat tiang dan pohon


INP = KR + FR + DR
INDEKS NILAI PENTING
Indeks Nilai Penting
No. Nama Jenis
Pohon Tiang Pancang Semai

Anda mungkin juga menyukai