Anda di halaman 1dari 34

BANTUAN HIDUP DASAR

RS PRIKASIH 2014
Suatu hari di ruang perawatan….
• Seorang pasien tiba tiba terjatuh dan tidak sadar.
• Pasien tidak merespon saat dipanggil atau di bangunkan.
• Pada pasien tidak terlihat muntahan, atau benda asing di
dalam mulut.
• Nafas tidak terdengar , gerak dada tidak ada.
• Nadi carotid tidak teraba.
• Apa yang harus dilakukan?
BLS  CPR
(Basic Life Support)
(Cardio Pulmonary Rescutation)

BHD  RJP
(Bantuan Hidup Dasar)
(Resusitasi Jantung Paru)
Rumusan Masalah

Definisi

Langkah
-langkah Indikasi
BHD
BHD
AHA
2010

Timing
Tujuan
BHD

Perbedaan
BHD 2005
& 2010
Pengertian BHD
Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat
BLS) adalah

Suatu tindakan penanganan yang


dilakukan dengan sesegera mungkin dan
bertujuan untuk mencegah proses yang
menuju kematian.
Indikasi BHD
1) Henti Nafas 2) Henti Jantung
• Tenggelam Cardiac
• Stroke • Penyakit Jantung Koroner
• Obstruksi jalan napas • Aritmia
• Kelainan Katup Jantung
• Epiglotitis
• Tamponade jantung
• Overdosis obat-obatan • Pecahnya Aorta
• Tersengat listrik Extra - Cardiac
• Infark miokard • Sumbatan Jalan Nafas
• Tersambar petir • Gagal nafas
• Gangguan Elektrolit
• Koma akibat berbagai
• Syok
macam kasus
• Overdosis Obat
• Keracunan
Tujuan BHD
• Mempertahankan dan mengembalikan fungsi

oksigenasi organ – organ vital (otak, jantung dan


paru)

• Mempertahankan hidup dan mencegah kematian

• Mencegah komplikasi yang bisa timbul akibat

kecelakaan

• Mencegah tindakan yang dapat membahayakan

korban
• Melindungi orang yang tidak sadar

• Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya

respirasi.

• Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi

dan ventilasi dari korban yang mengalami henti


jantung atau henti napas melalui Resusitasi Jantung
Paru (RJP).
Perbedaan BLS 2005 & 2010
1) Bukan lagi ABC, melainkan CAB
• 2005

A B C

• 2010

C A B
2) Tidak ada lagi Look, Listen, and Feel

Kunci Utama BHD :

Bertindak Menilai
3) Tidak ada lagi Rescue Breath
• Rescue breath adalah tindakan pemberian napas buatan

sebanyak dua kali setelah kita mengetahui bahwa korban


henti napas (setelah Look, Listen, and Feel).

• Pada AHA 2010, hal ini sudah dihilangkan karena terbukti

menyita waktu yang cukup banyak sehingga terjadi


penundaan pemberian kompresi dada.
4) Kompresi dada lebih dalam lagi

• Pada pedoman RJP sebelumnya, kedalaman kompresi

dada adalah 1 ½– 2 inchi (4–5 cm),

• AHA 2010 merekomendasikan untuk melakukan

kompresi dada dengan kedalaman minimal 2 inchi (5


cm).
5) Kompresi dada lebih cepat lagi
• AHA mengganti redaksi kalimat disini sebelumnya

tertulis: tekan dada sekitar 100 kompresi/ menit.

• AHA 2010 merekomendasikan kita untuk kompresi

dada minimal 100 kompresi/ menit. Pada kecepatan


ini, 30 kompresi membutuhkan waktu 18 detik.
6) Hands only CPR
• AHA 2010 (new)
• “Hands-Only (compression-only) bystander CPR
substantially improves survival following adult out-
of-hospital cardiac arrests compared with no
bystander CPR.”

• AHA menginginkan agar penolong yang tidak


terlatih melakukan Hands Only CPR pada korban
dewasa yang pingsan di depan mereka.
7) Pengaktivasian Emergency Response System (ERS)
• AHA 2010 (new)
• “Check for response while looking at the patient to determine if
breathing is absent or not normal. Suspect cardiac arrest if
victim is not breathing or only gasping.”

• AHA 2005 (old)


• “Activated the emergency response system after finding an
unresponsive victim, then returned to the victim and opened the
airway and checked for breathing or abnormal breathing.”
• Pada pedoman AHA yang baru, pengaktivasian ERS seperti meminta
pertolongan orang di sekitar, menelepon ambulans, ataupun
menyuruh orang untuk memanggil bantuan tetap menjadi prioritas,
akan tetapi sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesadaran dan
ada tidaknya henti nafas (terlihat tidak ada nafas/ gasping) secara
simultan dan cepat.
8) Jangan berhenti kompresi dada
• Prinsip Push Hard, Push Fast, Allow complete chest

recoil, and Minimize Interruption masih ditekankan


disini. Ditambahkan dengan Avoiding excessive
ventilation.
9) Tidak dianjurkan lagi Cricoid Pressure

• Cricoid pressure dapat menghambat atau mencegah

pemasangan jalan nafas yang lebih adekuat dan


ternyata aspirasi tetap dapat terjadi walaupun sudah
dilakukan cricoid pressure.
10)Pemberian Precordial Thump
• Pemberian precordial thump boleh dipertimbangkan
untuk dilakukan pada pasien
• VT yang disaksikan, termonitor, tidak stabil, dan

• bila defibrilator tidak dapat disediakan dengan segera.

• Dan yang paling penting adalah precordial thump


tidak boleh menunda pemberian RJP atau
defibrilasi.
Ketepatan Waktu Pelaksanaan BLS

Keterlambatan Kemungkinan berhasil

1 Menit 98 dari 100

2 Menit 50 dari 100

10 Menit 1. dari 100


Langkah-langkah BHD
• Chain of Surival

Penentuan Henti Jantung Mendadak


dan aktifasi respon emergensi

RJP dini dengan menekankan pada


Kompresi dada

Defibrilasi Segera

ALS yang efektif

Integrated post–cardiac arrest care


Teknik RJP
Kompresi Dada
• Kompresi dada harus efektif sehingga aliran darah ke
organ vital (otak, jantung) dapat dipertahankan.

• Kompresi dada efektif


• Posisikan pasien pada permukaan datar dan keras
• Tekan yang kuat (push hard)
• Kompresi dilakukan sedalam minimal 5 cm
• Tekan yang cepat (push fast)
• Kompresi dilakukan minimal 100x/menit
• Rekoil yang utuh (complete recoil)
• Minimalisasi frekuensi dan durasi dari penghentian RJP
(<10detik)
• Rekomendasi kompresi : ventilasi 30 : 2
Airway (Buka Jalan Nafas)
Pada AHA 2010, Circulation (C) lebih ditekankan
daripada Airway dan Breathing. Oleh karena itu
Pengelolaan Airway dan Breathing Harus dilakukan
se-efisien dan secepat mungkin sehingga tidak
menghentikan Kompresi dada terlalu lama
Teknik Membuka Jalan Nafas
Head Tilt-Chin lift
• Teknik ini dilakukan pada pasien tidak sadar tetapi
tidak memiliki kemungkinan terjadinya cidera tulang
belakang
Jaw Thrust
• Dilakukan pada pasien yang memiliki kemungkinan
cedera tulang belakang
Breathing
AHA 2010 tidak banyak merubah rekomendasi
tentang pernafasan :
• Berikan nafas bantuan lebih dari 1 detik
• Berikan nafas buatan yang cukup sehingga terlihat
dada pasien terangkat
• Kompresi : ventilasi 30 : 2
• Bila sudah terpasang alat bantu jalan nafas
(ETT,LMA) berikan nafas buatan setiap 6-8 detik (8-
10 lt/m) tanpa harus menyesuaikan dengan kompresi
dada
Teknik Nafas Buatan

Mouth-to-mouth Mouth-to-nose

Mouth-to-stoma
Mouth-to-barrier device
Bag and Mask ventilation
RECOVERY
• ROSC : RETURN OF SPONTANEUS
CIRCULATION
• TANDA : BERGERAK, BERNAFAS,
BATUK.
• JIKA NAFAS NORMAL  POSISI
RECOVERY.
STOP RJP JIKA:
1. Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang
efektif (ROSC)
2. Upaya resusitasi telah diambil alih oleh orang lain yang
bertanggung jawab meneruskan resusitasi (tim biru)
3. Korban dinyatakan mati
4. Penolong sudah memberikan secara penuh, yakni bantuan
hidup dasar dan bantuan hidup lanjut.
5. Penolong sudah merekam melalui monitor adanya asistol yang
menetap selama 10 menit atau lebih
6. Interval waktu usaha resusitasi pada henti jantung
disaksikan yang tidak dapat mengembalikan sirkulasi spontan
adalah 25 sampai 30 menit
7. Penolong sudah lelah. Ingat jangan menambah korban.

Anda mungkin juga menyukai