Mola Hidatidosa Rs
Mola Hidatidosa Rs
Histopatologik :
- Edema stroma villi
- Tidak terdapat vaskularisasi
- Proliferasi sel-sel trofoblas
Sitogenetik XX46
Mola Parsialis
Makroskopik :
gelembung mola disertai janin / bagian janin
umumnya janin mati pada bulan pertama
dapat hidup sampai aterm
Histopatologik :
villi yang edema dengan sel trofoblas tidak
begitu berproliferasi, masih tampak villi
yang normal
- Kariotip : triploid
- Jarang menjadi ganas
- Dapat berupa hamil kembar
dimana satu janin normal yang
lain menjadi mola hidatidosa
- Dapat berupa hamil tunggal berupa
mola parsial
Gejala-gejala :
• Mual, muntah, pusing dll
• Ukuran uterus besar dari hamil normal
• Bapat berupa “dying mole”
• Perdarahan syok, anemia
• Dapat terjadi preeklampsi pada kehamilan
yang lebih muda
• Tirotoksikosis
• Dapat terjadi emboli paru kematian
• Kista lutein
Diagnosis :
• Amenore disertai
• Perdarahan pervagianam
• Uterus lebih besar dari tua kehamilan
• Tidak ditemukan tanda kehamilan
(ballotemen, denyut jantung janin)
• HCG dalam darah atau urine
terutama hari ke 100 (Bioassay,
imunoassay, radioimunoassay)
• Foto abdomen
• Biopsi transplasenta
• Pemeriksaan sonde uterus
• USG (snow flake pattern)
• Ditemukan gelembung mola (diagnosa pasti)
Terapi : 4 tahap
1. Perbaiki keadaan umum
2. Pengeluaran jaringan mola
3. Terapi profilaksis dengan sitostatika
4. Pemeriksaan tindak lanjut
ad 1.- transfusi darah
- menghilangkan atau mengurangi penyulit
preeklampsi dan tirotoksikosis
ad 2. a. vakum kuretase
b. histerektomi (pada wanita telah
cukup umur, cukup anak)
batasan umur 35 th, anak 3
D/ pasti Histopatologi
Terapi :
• Sitostatika : MTX sembuh total
• Histerektomi
• Reseksi partial + sitostatika
KORIOKARSINOMA NONVILOSUM
= KORIOKARSINOMA
• Paling ganas
• 83,3 % berasal dari mola hidatidosa
• 7,6 % berasal dari abortus/ persalinan biasa
• Tumbuh cepat
• Metastasis ke organ (paru, vagina, vulva,
hepar, otak) 43,7%
• Meninggal dalam 1 th
• Periode laten dapat diukur (jarak akhir
kehamilan dan terjadi keganasan)
-Sering menyerang ♀muda
- Dapat sembuh tuntas tanpa kehilangan fungsi
reproduksi dg sitostatika
- Dapat sembuh tanpa pengobatan
Diagnosis :
- Akhir kehamilan perdarahan
Subinvolusi uterus
- Acosta sison = HBEs (kemungkinan ganas)
H = having expelled a product of conception
B = bleeding
Es= enlorgement and softeness of the uterus
Klinis : Normal :
bila kadar HCG <10 ml U/ml 2mg
setelah evakuasi mola
Bila kadar HCG turun lambat, menetap
atau ↑ ganas
Penyebaran :
- Hematogen
- Limfogen
- perkontinuitatum
Terapi :
• Tu sitostatika : MTX, Actinomycin D,
Adriamycin, chloroambucil, Vinkristin, etoposide
• Harus cek hemopoetis, faal hepar, faal ginjal
Hammand :
– Good prognosis :
»Periode laten < 4 bln
»Kadar HCG saat masuk < 100.000ml U/ml
»Metastase hanya sampai paru
– Poor prognosis : -
Bagshowe :
– Highrisk triple terapi
(MTX, Actinomycin D, chloroambucil)
Interval min 2 mg
Harahap :
histerektomi + sitostatika (pada perdarahan
hebat, uterus membesar, pdrt tidak
muda,cukup anak)
Prognosis :
– Penyembuhan 100% (pengawasan ketat,
dosis adekuat). Kecuali std IV
– Martaadisubrata 1980 & 1985 angka
kematian 45,5% dan 18,5%
– Bila sembuh, koriokarsinoma hamil (hasil
kehamilan tidak terpengaruh pemb.
Sitostatika sebelumnya)
– Pastorfide : angka abortus ↑ pada
pemberian sitostatika
– Van Thiel : tdp plasenta akreta.