Kelompok 4 7. Windia Anggraini 1. Ririn Dwi Anggita P 8. Yeni Rezki Putri 2. Sekar Ayu W 9. Yova yulianti 3. Sella Oktarika 10. Yuni Silvia Putri 4. Tri Astuti 5. Tri Wulandari PENGERTIAN PARTOGRAF
Patograf adalah alat bantu untuk memantau
kemajuan persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama penggunaan patograf adalah untuk : Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan BBL. PEMANTAUAN KALA I, II, III, IV MENGGUNAKAN PARTOGRAF Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang dibatasi oleh pembukaan serviks : fase laten : pembukaan serviks kurang dan 4 cm
fase aktif : pembukaan serviks dan 4 sampai 10
cm Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus di catat. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu : denyut jantung janin: setiap 1/2 jam frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap 1/2 jam nadi: setiap 1/2 jam pembukaan serviks: setiap 4 jam penurunan: setiap 4 jam tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam KALA I PERSALINAN
1. Informasi tentang ibu:
nama, umur
gravida, para, abortus (keguguran)
nomor catatan medis/nomor puskesmas
tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di
rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu) waktu pecahnya selaput ketuban. 2. Kondisi janin Bagan atas grafik pada patograf adalah untuk pencatatan: a. DJJ nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dewngan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus . b. warna dan adanya air ketuban Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ . Gunakan lambang-lambang berikut ini : U : ketuban utuh (belum pecah) J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium D : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (“kering”) c. Molase (penyusupan kepala janin) Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan dikotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini : 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi 1 : tulang-tulang jepala janin hanya saling bersentuhan 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan 3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan 3. Kemajuan persalinan a. pembukaan serviks Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dan setiap pemeriksaan. Tanda “X’ harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Hubungkan tanda ‘X” dan setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus). b. penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin Kata-kata “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dan 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda “S’ di nomor 4. Hubungkan tanda “0” dan setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus 4. Jam dan waktu: waktu mulainya fase aktif persalinan
waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
5. Kontraksi uterus: Nyatakan lama kontraksi dengan :
beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik beri garis-garis dikotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik. Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik. 6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan: Oksitosin
obat-obatan lainnya dan cairan IV yang
diberikan. 7. Kondisi ibu: nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh urin (volume, aseton atau protein). KALA II
Kala II terdiri dari episiotomi,
pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah lain, penatalaksanaan masalah dan hasilnya. Beri tanda √ pada kotak disamping jawaban yang sesuai. KALA III
Data untuk kala II terdiri dari
lamanya kala II, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, rangsangan pada fundus, kelengkapan plasenta saat lahir, retensio plasenta yang >30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda √ pada kotak disamping jawaban yang sesuai. KALA IV
Berisi data tentang tekanan darah, nadi,
temperatur, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai deteksi dini resiko atau kesiapan penolong mengantisipasi komplikasi perdarahan pascapersalinan. Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam berikutnya. Isikan hasil pemeriksaan pada kolom atau ruang yang sesuai pada tabel pemantauan. Gambar Partograf Halaman Depan Gambar Partograf Halaman Belakang TERIMA KASIH