Anda di halaman 1dari 24

PENYULUHAN TENTANG ASI EKSLUSIF

1. Pengertian ASI

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan Dengan kandungan gizi

yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan

baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat

baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

2. Keunggulan ASI

ASI eksklusif mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan

perkembangan fisik serta kecerdasan mengandung zat kekebalan melindungi bayi dari alergi

Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan

segar. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat di berikan kapan saja

dan dimana saja. Membantu memperbaiki reflex menghisap, menelan, dan pernapasan bayi.

3. Cara Pemberian ASI / Waktu Pemberian ASI

ASI diberikan Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan

mendapat dukungan dari keluarga Bayi segera diteteki/disusui segera mungkin paling lambat

30 menit setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan

pendarahan Teteki atau susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan

ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi ASI dari kedua

payudara secara bergantian berikan hanya ASI saja sehingga bayi berusia 6 bulan.

Setelah bayi berusia 6 bulan, selain ASI diberikan pula makanan pendamping ASI

(MP- ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur

bayi Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.

4. Cara Menyusui

Cara menyusui yang benar Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci

kedua tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih, lalu bersihkan

kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat.

Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu harus
dalam keadaan tenang (tidak tegang) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar

kepala. Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan dada

ibu atau bagian bawah payudara ibu. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu, jauhkan

hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian

dalam.

Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu kesebelah kanan sampai

bayi merasa kenyang Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi di bersihkan

dengan kapas yang telah direndam air hangat. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan

duu supaya udara yang terhisap bisa keluar dengan cara meletakan bayi tegak lurus pada ibu

dan perlahan-lahan diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan

sendirinya

5. Manfaat

Bagi ibu untuk menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi Mengurangi

pendarahan setelah persalinan Mempercepat pemulihan kesehatan ibu Mengurangi resiko

terkena kanker payudara Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap bayi

membutuhkan.

Bagi bayi agar bayi lebih sehat, lincah, dan tidak cengeng, bayi tidak sering sakit.

Manfaat bagi keluarga yaitu Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian

susu formula dan perlengkapannya Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu

formula, misalnya merebus air dan pencucian peralatan.

6. Cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI

Cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI yaitu dengan mengkonsumsi makanan

bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-buahan. makan lebih banyak dari biasanya

banyak minum air putih, paling sering sedikit 8 gelas sehari. cukup istirahat dengan tidur

siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga ketenangan pikiran susui bayi sesering mungkin

dari kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian hingga bayi tenang dan puas

7. Cara menyimpan ASI


ASI yang disimpan dirumah ditempat yang sejuk akan tahan selama 6-8jam, ASI

yang disimpan didalam termos berbisi es batu akan tahan 24jam ASI yang disimpan didalam

lemari es akan tahan 3x24jam. ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2minggu.

PENYULUHAN TENTANG IMUNISASI PADA BALITA

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit

tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

2. Tujuan Imunisasi

Agar memdapatkan imunitas atau kekebalan anak secara individu dan eradikasi atau

pembasmian sesuatu penyakit dari penduduk sesuatu daerah atau negeri. Sedikitnya 70%

dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi. Yang tidak kalah

pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam waktu-waktu

tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas/kekebalan penduduk.

3. Jenis Imunisasi
Jenis Vaksin Keterangan
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan sejak lahir.
4. Imunisasi ini betujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit
BCG tubercolocis (TBC). Apabila vaksin BCG akan diberikan pada bayi di atas
usia 3 bulan, ada baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG boleh
diberikan apabila hasil tuberkulin negatif.
Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam
setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6
Hepatitis B
bulan. Jarak antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu. Imunisasi
ini untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang bisa
Polio
menyebabkan kelumpuhan.
Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini sangat mudah
menyerang bayi dan anak. Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur lebih
DPT dari 6 minggu. Vaksin DPT dapat diberikan secara simultan (bersamaan)
dengan vaksin Hepatits B. Ulangan DPT diberikan pada usia 18 bulan dan 5
tahun. Usia 12 tahun mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6
Campak
tahun melalui program BIAS.

Cara Penanganan efek samping/kejadian ikutan setalah pemberian imunisasi


a. Bila timbul demam, lakukan:

 Berikan kompres hangat (dahi, ketiak dan leher)

 Beri banyak minum

 Beri pakian yang tipis dan menyerap keringat

 Ganti pakaina yang basah

 Berikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter

b. Bila timbul nyeri/bengkak dearah suntilkan, lakukan:

 Beri kompres air biasa ditempat sekitar suntikan

 Diusap-usap sekitar daerah suntikan

 Beri anak (ASI/mainan) agar dapat tidur

c. JIka terdapat reaksi yang berlebihan (kejang lama, demam lebih dari 38,5 derajat

Celcius, penurunan kesadaran) konsulatsikan pada dokter, perawat atau bidan.

d. Bila terjadi diare, lakukan:

 Beri bayi banyak minum air putih, oralit, kuah sayur, sari buah, atau ASI

 Jika diare berlanjut atau disertai muntah-muntah segera bawa ke puskesmas,

dokter, atau rumah sakit.

 Jangan berikan obat anti diare.

5. Hal yang perlu mendapat perhatian setelah imunisasi

Reaksi yang timbul pada imunisasi BCG dapat berupa koreng pada area penyuntikan.

Walau demikian tidak boleh dilakukan pengobatan terhadap luka, seperti memberinya

obat oles, salep, bethadin, obat merah, dll. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi

keberhasilan imunisasi.

a. Reaksi diare setelah imunisasi setelah imunisasi POLIO boleh diberikan ASI jika

lama imunisasi sudah diberikan lebih dari 6 jam (tidak boleh mewmberikan ASI

setelah imunisasi POLIO sebelum 6 jam berlalu)

b. Daerah yang disuntik tidak boleh dipijat, diberikan obat oles ataupun talk dan yang

lainnya.
PENYULUHAN TENTANG PEMBERIAN MPASI

1. Pengertian MPASI

Makanan pendamping adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi

setelah bayi berusia 6 bulan sampai berusia 24 bulan. Jadi, selain makanan

pendamping ASI, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai

usia 24 bulan.

Pasca enam bulan bayi harus mulai belajar mengenal makanan padat.

Makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah usia 6 bulan ini disebut juga

makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP- ASI ini diberikan kepada bayi karena

cadangan vitamin dan mineral dalam tubuhnya yang diperoleh semasa dalam

kandungan mulai menurun, sehingga diperlukan makanan tambahan selain ASI.

2. Manfaat MPASI

a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.

b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan

dengan

c. berbagai macam rasa dan bentuk.

d. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.

e. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

3. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI

a. Berikan secara hati-hari sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian lebih

kental

b. secara berangsur-angsur.

c. Makanan diperkenalkan secara satu per satu sampai bayi benar-benar dapat

d. menerimanya.
e. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus

dicoba

f. sedikit demi sedikit misalnya telur. cara pemberiannya yaitu kuning telurnya

terlebih

g. dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada hari berikutnya boleh diberikan

putih

h. telurnya.

i. Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan saat bayi lapar

4. Dampak Yang Akan Timbul pada pemberian MP- ASI terlalu dini
a. Resiko jangka pendek

 Menurunkan produksi ASI.

 Defisiensi zat besi dan anemia.

 Terdapat bahaya gastroenteritis (diare).

b. Resiko jangka Panjang

 Obesitas.

 Hipertensi.

c. Arterioklerosis

d. Alergi makanan (James Akre, 1994)

5. Jenis dan waktu Pemberian MP-ASI

N USIA JENIS MAKANAN YANG DIBERIKAN


O
(bulan)
1 6-9 bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai bubur
tim lumat. Berikan MP-ASI secara bertahan
sesuai pertambahan umur, sebagai berikut :
6 bln : 6 sdm bubur susu sehari ( diberikan 3
+3 sendok makan)
7 bln : 7 sdm bubur susu sehari (diberikan 3,5 +
3,5 sendok makan)
8 bln : 8 sdm bubur tim lumat (diberikan
2+3+3 sendok makan)

2 9-12 beri MP-ASI yang lebih padat dan kasar, seperti


bubur,nasi tim, nasi lembik. Berikan MP-ASI
secara bertahap sesuai pertambahan umur,
sebagai berikut :
9 Bln : 9 sdm bubur nasi sehari
(3+3+3
sendok makan)
10 Bln : 10 sdm nasi tim sehari
(3+3+4 sendok
makan)
11 Bln : 11 sdm nasi lembik
sehari (3+4+4 sendok makan)
PENYULUHAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

A. Prinsip Pengelolaan Program KIA

Bertujuan untuk memantapkan & meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara

efektif & efisien. Pemantapan pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :

1. Peningkatan pelayanan antenatal

2. Peningkatan pertolongan persalinan

3. Peningkatan deteksi dini risiko tinggi/ komplikasi,

4. Peningkatan penanganan komplikasi

5. Peningkatan pelayanan neonatal & ibu nifas

B. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal selengkapnya mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik, px

laboratorium atas indikasi, intervensi, implementasi dan evaluasi. Penerapan

operasional:

1. Timbang badan & ukur tinggi badan

2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi fundus uteri

4. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid lengkap

5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan


6. Tes laboratorium (rutin& khusus)

7. Temu wicara /Konseling

C. Pertolongan Persalinan

Tenaga kesehatan yang berhak menolong persalinan: dokter umum, dokter obsgyn,

bidan, perawat. Prinsip penolong persalinan yang baik, prinsipnya:

1. Sterilitas/ pencegahan infeksi.

2. Metode pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan.

3. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan lebih tinggi.

D. 7 Deteksi Dini Ibu Hamil Berisiko

Faktor resiko ibu hamil:

1. Primigravida ≤ 20 tahun/ ≥ 35 tahun

2. Anak ≥ 4

3. Jarak persalinan terakhir & kehamilan sekarang kurang dari 2 th

4. Tinggi badan ≤ 145 cm

5. BB ≤ 38 kg / Lila ≤ 23,5 cm

6. Kelainan bentuk tubuh, ex: kelainan tl belakang / panggul

E. Pelayanan kesehatan neonatal

Bertujuan meningkatkan akses neonatus thdp pelayanan kesehatan dasar, mengetahui

sedini mungkin bila tdpt kelainan pada bayi/ bayi mengalami mslh kesehatan.

Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehensif,

meliputi:

1. pemeriksaan tanda bahaya spt kemungkinan infeksi bakteri

2. Perawatan tali pusat

3. Imunisasi

4. Konseling pada ibu & keluarga


5. Penanganan & rujukan kasus

6. Penanganan kesh neonatus oleh tenaga kesh sdktnya 2 x dlm mgg pertama & 1 x

dalam minggu kedua setelah lahir

F. Pelayanan kesehatan bayi

1. Pemberian imunisasi dasar (BCG, Polio 1-4, Hepatitis B 1 s/d 3 & campak)

2. Stimulasi deteksi intervensi tumbang bayi

3. Pemberian vit A (6-11 bln)

4. Konseling ASI eksklusif & pemberian mak pndmpng ASI

5. Konseling pencegahan hipotermi & perawatan kesh bayi di rumah

6. Penanganan & rujukan kasus

G. Pelayanan kesehatan balita

Pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan yang tercatat dlm buku KIA/ KMS

Pemantauan tumbuh kembang ( motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi &

kemandirian) minimal 2 x/ thn. Suplementasi vit A dosis tinggi ( IU) diberikan pd

balita min 2 x/ thn. Kepemilikan & pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita.

H. Pelayanan KB berkualitas

Pelayanan KB berkualitas → pelayanan KB sesuai standar dgn menghormati hak

individu shg diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan & menurunkan

tingkat fertilitas (kesuburan). Pelayanan KB bertujuan untuk menunda, menjarangkan

dengan metode kontrasepsi.


PENYULUHAN STATUS GIZI BALITA

A. Pengertian Gizi

Gizi adalah berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan

dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghabiskan

berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri.

B. Klasifikasi Status Gizi

1. Gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas

2. Gizi baik untuk well nourished

3. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM (Protein

Calori Malnutrition).

4. Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmikkwashiorkor dan

kwashiorkor.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

1. Asupan Makanan

Pengukuran asupan makanan/konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui

kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk

mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi

(Supariasa, 2013).

2. Pola Makan
Pola makan yang baik, frekuensi ysng sesuai dengan kebutuhan, jadwal makan yang

teratur dan hidangan yang bervariasi dapat terpenuhinya kecukupan sumber tenaga,

asupan zat pembangun, zat pengatur bagi kebutuhan gizi anak balita sehingga proses

tumbuh kembang anak balita tetap sehat.

3. Pemberian ASI Ekslusif

ASI ekslusif yang dimaksud adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan

cairan lain sampai berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin. Menurut Giri, dkk (2013)

dalam Novitasari, dkk (2016) menyebutkan bahwa balita yang diberikan ASI ekslusif

cenderung berstatus gizi bak atau tidak BGM sedangkan yang tidak diberikan ASI

ekslusif cenderung berstatus gizi kurang.

4. Penyakit Infeksi

Adanya hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi merupakan suatu hal

yang saling berhubungan satu sama lain karena anak balita yang mengalami penyakit

infeksi akan membuat nafsu makan anak berkurang sehingga asupan makanan untuk

kebutuhan tidak terpenuhi yang kemudian menyebabkan daya tahan tubuh anak balita

melemah yang akhirnya mudah diserang penyakit infeksi.

D. Mengukur status gizi anak usia 0-5 tahun

1. Berat badan berdasarkan umur (BB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk

mengukur berat badan sesuai dengan usia anak. Penilaian BB/U dipakai untuk

mencari tahu kemungkinan seorang anak mengalami berat badan kurang, sangat

kurang, atau lebih. Namun, indikator ini biasanya tidak bisa dipakai jika umur anak

tidak diketahui secara pasti. Status gizi anak berdasarkan BB/U yakni:

Berat badan normal: -2 SD sampai +1 SD

Berat badan kurang: -3 SD sampai <-2 SD

Berat badan sangat kurang: <-3 SD

Risiko berat badan lebih: >+1 SD


Anak yang tergolong ke dalam risiko berat badan lebih bisa saja punya masalah

pertumbuhan. Usahakan untuk memeriksa ulang menggunakan indikator BB/TB atau

IMT/U.

2. Status gizi tinggi badan berdasarkan umur anak (TB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk

mengukur tinggi badan sesuai dengan usia anak. Penilaian TB/U dipakai untuk

megindentifikasi penyebab jika anak memiliki tubuh pendek. Akan tetapi, indikator

TB/U hanya bisa digunakan bagi anak usia 2-18 tahun dengan posisi berdiri.

Sementara jika usianya masih di bawah 2 tahun, pengukurannya

menggunakan indikator panjang badan atau PB/U dengan posisi berbaring. Bila anak

berusia di atas 2 tahun diukur tinggi badannya dengan cara berbaring, nilai TB harus

dikurangi dengan 0,7 sentimeter (cm). Status gizi anak berdasarkan TB/U yakni:

Tinggi: >+3 SD

Tinggi badan normal: -2 SD sampai dengan +3 SD

Pendek (stunting): -3 SD sampai dengan <-2 SD

Sangat pendek (severe stunting): <-3 SD

3. Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk

mengukur berat badan sesuai dengan tinggi badan anak. Pengukuran ini yang

umumnya digunakan untuk mengelompokkan status gizi anak. Status gizi anak

berdasarkan BB/TB yakni:

Gizi buruk (severely wasted): <-3 SD

Gizi kurang (wasted): -3 SD sampai <-2 SD

Gizi baik (normal): -2 SD sampai +1 SD

Risiko gizi lebih: >+1 SD sampai +2 SD

Gizi lebih (overweight): >+2 SD sampai +3 SD

Obesitas: >+3 SD

E. Permasalahan status gizi pada anak


1. Stunting

Stunting adalah gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang

membuatnya tinggi badannya terhambat sehingga tidak sesuai dengan anak

seusianya. Gejala anak yang mengalami stunting berupa:

a. Postur anak lebih pendek dari teman-teman seusianya

b. Proporsi tubuh mungkin tampak normal, tapi anak terlihat lebih muda atau kecil

untuk usianya

c. Berat badan rendah untuk anak seusianya

d. Pertumbuhan tulang terhambat

2. Marasmus

Marasmus adalah kekurangan gizi yang terjadi karena anak tidak

mendapatkan asupan energi dalam waktu yang cukup lama. Gejala khas yang muncul

pada anak dengan marasmus yakni:

a. Berat badan anak yang merosot pesat

b. Kulit keriput seperti orang tua

c. Perut cekung

d. Cenderung cengeng

Bila si kecil mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter.

3. Kwashiorkor

Sedikit berbeda dengan marasmus, kwashiorkor adalah kekurangan gizi

akibat dari rendahnya asupan protein. Padahal, protein berperan penting sebagai zat

untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Ciri khas dari

kwashiorkor biasanya tidak membuat berat badan anak turun drastis. Ini karena tubuh

anak memiliki banyak cairan sehingga membuat berat badannya tetap normal, meski

sebenarnya anak tersebut kurus. Gejala kwashiorkor lainnya seperti:

a. Perubahan warna kulit

b. Rambut rambut seperti jagung

c. Bengkak (edema) di beberapa bagian, seperti kaki, tangan, dan perut


d. Wajah bulat dan sembab (moon face)

e. Penurunan masa otot

f. Diare dan lemas

4. Wasting (kurus)

Anak dikatakan bertubuh kurus (wasting) jika berat badannya jauh berada di

bawah normal atau tidak sesuai dengan tinggi badannya. Indikator yang biasanya

dipakai untuk menentukan wasting adalah berat badan berbanding tinggi badan

(BB/TB), untuk usia 0-60 bulan. Wasting juga kerap disebut sebagai kekurangan gizi

akut atau berat. Kondisi ini biasanya disebabkan karena anak tidak memperoleh

asupan zat gizi yang cukup, atau mengalami penyakit yang mengakibatkan

kehilangan berat badan, seperti diare. Gejala yang muncul ketika anak mengalami

wasting yakni tubuh tampak sangat kurus akibat berat badan rendah.

5. Underweight (berat badan kurang)

Underweight menandakan kondisi berat badan anak yang kurang jika

dibandingkan usianya. Indikator yang biasanya dipakai untuk menentukan berat

badan kurang adalah berat badan berbanding usia (BB/U) untuk anak 0-60 bulan.

Sementara anak usia 5-18 tahun menggunakan indeks massa tubuh berbanding usia

(IMT/U). Tanda paling kentara ketika anak mengalami berat badan kurang yakni

tubuhnya terlihat kurus dan berat badannya kurang jika dibandingkan dengan teman-

teman seusianya.

Hal ini terjadi karena jumlah asupan energi yang masuk tidak setara dengan

energi yang keluar. Anak dengan underweight biasannya lebih rentan terserang

penyakit infeksi, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, hingga tidak berenergi saat

beraktivitas.

6. Overweight (kelebihan berat badan)

Anak dikatakan overweight (kegemukan) ketika berat badannya tidak

sebanding dengan tinggi badannya. Kondisi ini tentu akan membuat tubuh anak

tampak gemuk dan kurang ideal. Selain memiliki tubuh yang gemuk, anak dengan
berat badan berlebih juga memiliki ciri ukuran lingkar pinggang dan pinggul di atas

normal. Kondisi ini juga kerap membuat anak mengalami kelelahan parah serta nyeri

otot dan sendi.

Lebih buruknya, overweight berisiko membuat anak terserang berbagai

penyakit. Penyakit yang mungkin muncul contohnya penyakit jantung, stroke,

diabetes, hingga gangguan muskuloskeletal seperti arthritis. Usahakan selalu

memberikan makanan sehat untuk anak, membawakan bekal anak sekolah, dan

camilan sehat untuk anak guna mengoptimalkan kebutuhan gizinya. Bila anak susah

makan, Anda bisa memberikan susu anak agar tetap ada asupan gizi.

7. Obesitas

Obesitas tidak sama dengan kegemukan karena berat badan yang dimiliki

anak obesitas berarti sudah berada jauh di atas rentang normal. Hal ini bisa

diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk ke dalam

tubuh (terlalu banyak) dengan yang dikeluarkan oleh tubuh (terlalu sedikit). Dengan

kata lain, obesitas bisa diartikan sebagai overweight di tingkat yang lebih parah

karena terjadi penumpukan jaringan lemak di seluruh tubuh.

Obesitas pada anak ditandai dengan postur tubuhnya yang sangat gemuk,

bahkan sampai membuatnya sulit bergerak dan beraktivitas banyak. Anak yang

mengalami obesitas juga biasanya gampang kelelahan meski baru sebentar

melakukan kegiatan.
PENYULUHAN POSYANDU DISAAT WABAH COVID-19

A. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar

untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

B. Pelayanan Posyandu Balita

Pelayanan balita di posyandu mematuhi persyaratan yang cukup ketat. Adapun

persyaratannya sebagai berikut :

1. Ada ketentuan dari pemerintah daerah setempat (kepala desa/lurah)

2. Semua yang hadir dalam keadaan sehat. Kader membantu memastikan hal tersebut dengan

menskrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C)

3. Membuat pemberitahuan kepada masyarakat sasaran yang berisi : Sasaran dan anak dalam

keadaan sehat, Mengatur jadwal pelayanan dengan membagi sasaran balita dan jam

pelayanan, Pemakaian masker bagi anak dan ibu. Pemberitahuan agar diterima masyarakat

sebelum hari pelayanan

4. Tempat pelayanan berupa ruangan cukup besar dan sirkulasi udara keluar masuk yang baik

5. Area pelayanan dibersihkan sebelum dan sesudah pelayanan sesuai dengan prinsip

pencegahan penularan infeksi

6. Menyediakan fasilitas CTPS, handsanitizer di pintu masuk dan di area pelayanan


7. Mengatur jarak meja pelayanan dengan jarak 1 – 2 meter jarak antar petugas, jarak petugas

dan sasaran dan jarak antar sasaran

8. Membatasi jenis pelayanan yang diberikan yaitu vitamin A, imunisasi dasar lengkap dan

kanjutan

C. Panduan Pelaksanaan Pandemi

1. Beroperasi atau tidaknya posyandu diserahkan kepada kebijakan pemerintah daerah

(lurah)

2. Kader posyandu harus dalam kondisi sehat, terutama tidak menunjukkan gejala batuk,

pilek, dan demam

3. Kader posyandu memakai masker serta sarung tangan

4. Anak-anak dan orang tua anak juga harus dalam kondisi sehat, terutama tidak

menunjukkan gejala batuk, pilek, dan demam. Kader bisa membantu memastikan hal ini

dengan mengukur suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5 derajat Celcius

5. Meja tidak berdekatan (minimal 1 meter) dan disediakan fasilitas mencuci tangan yang

baik atau cairan pembersih tangan (disinfektan)

6. Orang tua bayi dan balita membawa kain atau sarung sendiri untuk keperluan

penimbangan berat badan

7. Atur jadwal layanan maksimal 10 orang di area layanan posyandu

8. Jika ada penyuntikan imuniasi untuk anak, anak harus menunggu di luar area posyandu

atau tempat terbuka sekitar 30 menit sebelum pulang

D. Standar pelayanan balita sakit di puskesmas

1. Pasien anak dan pengantar pasien diwajibkan menggunakan masker

2. Tenaga kesehatan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai

3. Menerapkan triage dan memisahkan ruang tunggu dan klinik pemeriksaan antara anak

yang memiliki riwayat kontak dengan orang lain yang dicurigai atau menderita Covid-19,

atau ada keluhan batuk, pilek, sakit tenggorok, demam, dengan anak tidak ada riwayat

kontak atau tidak ada keluhan batuk, pilek, sakit tenggorok dan demam

4. Alur pelayanan untuk menghindari penumpukan pasien


5. Memastikan akses pasien terhadap fasilitas cuci tangan (air bersih dan sabun, atau hand

sanitizer dengan kandungan alkohol 70 persen) selama berada di Puskesmas

6. Mengatur meja pelayanan tidak berdekatan (petugas berjarak minimal 1 meter)

Penyuluhan persalinan Yang Aman

A. Pengertian Persalinan

Serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan

lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).

B. Persiapan Menjelang Persalinan

1. Mencari informasi tentang persalinan

2. Mempersiapkan diri untuk menghadapi nyeri persalinan

3. Mempersiapkan kebutuhan persalinan

4. Memilih dokter/bidan dan tempat bersalin

5. Memahami kondisi yang tidak terduga

C. Memahami kondisi yang tidak terduga

1. Dukungan Moral

Kelahiran seorang bayi berpengaruh terhadap seluruh anggota keluarga. Karena itu bila

suami atau anggota keluarga lainnya ingin menemani ibu saat bersalin hendaknya

diizinkan.

2. Kenyamanan

Anjurkan ibu untuk berbaring dalam posisi yang dirasakan paling nyaman. Biarkan ibu

melakukan kegiatan seperti berjalan, duduk, jongkok, mengambil posisi seperti akan

merangkak atau bersalin, sesuai dengan keinginannya.


3. Cairan

Anjurkan ibu minum air selama persalinan untuk mencegah dehidrasi dan memberikan

tenaga. Untuk selanjutnya, dehidrasi dapat mengakibatkan kelelahan, memperlambat atau

menyebabkan his tidak teratur.

4. Kebersihan

Infeksi yang terjadi pada saat persalinan dapat mengakibatkan kematian atau kesakitan

pada ibu dan bayi. Ibu hendaknya dimandikan dan mengenakan pakaian bersih pada

waktu bersalin, sedangkan penolong persalinan harus sering mencuci tangan dan

menggunakan alat yang telah didensifeksi atau disterilkan.

D. Tujuan persiapan persalinan aman

1. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan

aman.

2. Persalinan direncanakan ditempat yang aman dan ditolong oleh tenaga terampil.

3. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu.

4. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

5. Untuk menurunkan kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan.

6. Meningkatkan kemungkinan dimana ibu akan menerima pelayanan yang

sesuai dan tepat waktu.

E. Memilih layanan domino

Layanan domino berarti seorang bidan mendampingi ibu sepanjang masa kehamilan,

mengantar ibu untuk proses melahirkan, dan setelah itu kembali menemani ibu pulang

kerumah untuk beberapa waktu. Meskipun tidak setiap daerah menyediakan pelayanan ini dan

dalam kenyataanya ibu mungkin mendapatkan bidan yang lain dengan bidan yang merawat

ibu disepanjang masa kehamilan (Nolan, 2004).

F. Memilih tenaga kesehatan terlatih

Ibu hamil dan suami dapat menentukan siapakah yang akan menolong persalinan.

Macam- macam tenaga kesehatan untuk menolong persalinan yang terlatih adalah: bidan

desa, bidan praktek swasta, dokter umum dan dokter ahli kebidanan.
G. Transportasi ke tempat tenaga Kesehatan

Bila ibu memilih tempat bersalin bukan dirumah sendiri maka ibu dan suami perlu

mengetahui berapa jarak yang ditempuh ke tempat bersalin, apakah ada kendaraan umum,

kalau tidak bagaimana cara ibu menuju ke tempat bersalin, meminjam kendaraan keluarga

atau tetangga, apakah ada ambulan desa.

H. Persiapan Biaya

Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya

tersebut. Apakah ibu mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, asuransi kesehatan,

Jamsostek, dana sehat dan tabulin. Ibu dan suami sudah mengetahui berapa jumlah biaya

persalinan yang dibutuhkan.

I. Pendonor Darah

Donor darah juga perlu dipersiapkan untuk persalinan. Ini tambahan darah bisa

lagsung ditangani, jadi ibu hamil perlu mencari orang yang golongan darahnya sama dan

bersedia untuk mendonorkan darahnya (Pusdiknakes, 2003).

J. Perlengkapan Ibu dan Bayi

1. Kartu periksa hamil

2. Alat mandi seperti handuk besar 1 buah, handuk kecil 2 buah, sabun, sikat gigi, pasta gigi.

3. Pakaian ganti ibu seperti : Baju atasan (blus) dengan kancing didepan atau belah depan,

kain panjang atau sarung, kutang, gurita ibu, pembalut Wanita

4. Pakaian bayi untuk pulang 1 set terdiri atas :

a. Popok bayi

b. Baju bayi

c. Celana panjang bayi

d. Gurita bayi

e. Kaos tangan dan kaki bayi

f. Topi bayi
g. Selimut bayi

h. Alat mandi bayi seperti :

PENYULUHAN VITAMIN A

A. Pengertian Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan

oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata, dan untuk kesehatan tubuh, jaringan epitel

untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lainnya.

B. Manfaat Vitamin A

1. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak, diare

2. Membantu proses penglihatan adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap

3. Mencegah kelainan pada sel termasuk pada selaput lender mata

4. Mencegah terjadinya kekeringan pada mata disebut xerosis konjungtiva

C. SASARAN Pemberian Vitamin A

1. Bayi : Umur 6 – 11 bulan diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI warna biru

2. Anak Balita : Umur 12 – 59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah.

3. Ibu Nifas (0-42 hari) setelah melahirkan diberikan 1 kapsul Vitamin A 200.000 SI warna

merah dan 1 kapsul lagi diberikan dengan selang waktu minimal 24 jam.

D. Tanda Gejala Kekurangan Vitamin A

1. Lemahnya penglihatan pada malam hari

2. Kulit kering

3. Meningkatnya resiko infeksi, dan metaplasia

4. Kekurangan Vitamin A yang parah dapat mengakibatkan kebutaan


5. Rabun senja

6. Katarak

E. Cara Mengonsumsi Vitamin A dengan Benar

1. Pastikan Anda selalu mengonsumsi suplemen vitamin A sesuai keterangan pada kemasan

atau anjuran dokter.

2. Telan secara utuh jika mengonsumsi vitamin A berbentuk tablet atau kapsul. Untuk

suplemen vitamin A dalam bentuk cair, sebaiknya gunakan sendok atau gelas takar yang

disertakan dalam kemasan. Jangan menggunakan sendok makan biasa karena

kemungkinan takarannya berbeda.

3. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi suplemen vitamin A, disarankan segera

melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah

dekat, jangan menggandakan dosis.

4. Simpan dalam suhu ruangan dan jauh dari hawa panas dan lembab, serta terhindar dari

sinar matahari secara langsung.

F. Efek Samping dan Bahaya Vitamin A

Apabila dikonsumsi dengan takaran yang sesuai, vitamin A tidak akan membahayakan.

Namun jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka panjang, kelebihan vitamin A

dapat menyebabkan beberapa efek samping berikut:

1. Diare.

2. Kehilangan nafsu makan.

3. Sakit perut.

4. Muntah.

5. Kulit dan bibir yang kering atau pecah-pecah.

6. Mengantuk dan kelelahan.

7. Lemas.

8. Uring-uringan.

9. Rambut rontok.

10.Sakit kepala.
11.Demam.

12.Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.

13.Pandangan kabur

Anda mungkin juga menyukai