Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

INISIASI MENYUSUI DINI


Pembimbing :
dr. H. Doddy Rodiat Maula Sp.OG(K)

Berka Phillia Ningrum 03015042


Fista Widawati 03015078
PENDAHULUAN

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu


indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan
masyarakat. di Indonesia, AKB mencapai 48 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2017.

sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10


juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya,
bisa dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif
selama enam bulan sejak tanggal kelahirannya

WHO dan UNICEF yang merekomendasikan IMD


sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena
IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang
meninggal sebelum usia satu bulan
PENDAHULUAN
HISTOLOGI PAYUDARA
HISTOLOGI PAYUDARA
HISTOLOGI PAYUDARA

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang


disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa
makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi
dan berenergi tinggi yang diproduksi sejak
masa kehamilan
JENIS ASI

• Kolostrum

• Transitional milk (ASI peralihan)

• Mature milk (ASI matang)


JENIS ASI

GARAM Lactobasillus Laktofer


LEMAK bifidus
DAN MINERAL in

KARBO
NUTRIEN HIDRAT
ZAT PROTEKTIF Lisozim Antibodi

Faktor
PROTEIN Komplemen antistrep
VITAMIN C3 dan C4 tokokus
KOMPOSISI ASI
FISIOLOGI SEKRESI DAN EKSRESI ASI
KONTRAINDIKASI PEMBERIAN ASI

a. Bayi yang menderita galaktosemia. Pada keadaan ini, bayi tidak memiliki enzim galaktase,
sehingga galaktosa tidak dapat dipecah. Bayi juga tidak boleh minum susu formula.

b. Ibu dengan HIV/AIDS yang dapat memberikan PASI (Pengganti ASI) yang memenuhi syarat
AFASS (Acceptable, Feasable, Affordable, Sustainable, and Save).

c. Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal jantung.

d. Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obat tertentu (antikanker).

e. Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu menghentikan


pemberian ASI kepada bayinya selama 5x waktu paruh obat. Setelah itu, bayi boleh
menyusu lagi. Sementara itu, ASI teteap diperah dan dibuang agar tidak mengurangi
produksi.
DASAR HUKUM PEMBERIAN ASI
• UU Nomor 46/2009 tentang Kesehatan

Pasal 128 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah daerah
dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat
sarana umum.

• Pasal 200 sanksi pidana dikenakan bagi setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program
pemberian air susu ibu ekslusif sebagaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat (2). Ancaman pidana
yang diberikan adalah pidana penjara paling lama 1(satu) tahun dan denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susus Ibu
Ekslusif. Pasal 6 berbunyi “Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI ekslusif kepada bayi
yang dilahirkannya”
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

Arti inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah


permulaan kegiatan menyusu dalam satu jam pertama
setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai
cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir
dengan usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan
disusui
EPIDEMIOLOGI IMD

Cakupan IMD nasional sebesar 34,5% dan terdapat 18 provinsi


yang cakupannya dibawah angka nasional dimana presentasi
tertinggi terdapat pada provinsi NTB 79,7% dan terendah pada

provinsi Maluku sebesar 25,2%


MANFAAT IMD

Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi


dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara.

Bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres,


pernapasan dan detak jantung lebih stabil, dikarenakan
oleh kontak antara kulit ibu dan bayi.

Imunisasi Dini. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu


sebelum mulai mengisap puting adalah cara alami bayi
mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang ia perlukan untuk
membangun sistem kekebalan tubuhnya
MANFAAT IMD

Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding


Atthacment) karena 1 – 2 jam pertama, bayi dalam keadaan
siaga

Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil


menyusui ekslusif dan akan lebih lama disusui.

merangsang pengeluaran hormon oksitosin.

Bayi mendapatkan ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar


TAHAP IMD

1. Tahap pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam waktu 30 menit,
biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap proses menyusu dini gagal bila setelah
30 menit sang bayi tetap diam. Bayi jangan diambil, paling tidak 1 jam melekat.

2. Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada
mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.

3. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes dari mulut bayi itu
jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi juga mencium bau air ketuban di
tangannya yang baunya sama dengan bau puting susu ibunya. Jadi bayi mencari baunya.
TAHAP IMD

4. Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya menghentak guna
membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu. Khusus tahap keempat, ibu juga
merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim membantu proses persalinan
selesai, hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari.

5. Pada tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang masuk lewat mulut akan
menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan kegiatan itu.

6. Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan menyusu untuk
pertama kalinya. "Proses sampai bisa menyusu bervariasi. Ada yang sampai 1 jam.
TAHAP IMD
MANFAAT KONTAK KULIT BAYI KE IBU

Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu


akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi.
Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian
karena hipotermia.

Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu


pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan
demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga
mengurangi pemakaian energi.
PEMBERIAN ASI PADA KONDISI KHUSUS

• Untuk bayi yang pada usia kronologis 4 minggu


Pemberian dengan masa gestasi belum 37 minggu, selain ASI
perlu ditambahkan Human Milk Fortifier atau susu
ASI pada formula untuk BKB. Untuk bayi dengan masa gestasi
> 32-34 minggu, refleks menelan sudah cukup baik
tetapi refleks hisapnya belum. ASI perlu diperah dan
Bayi Kurang diberikan dengan sendok/cangkir/pipet. Untuk bayi
dengan masa gestasi < 32 minggu, ASI perah
Bulan (BKB) diberikan dengan sonde lambung karena refleks
hisap dan menelan belum baik
PEMBERIAN ASI PADA KONDISI KHUSUS

Ibu • Kuman TBC tidak melalui ASI


sehingga bayi boleh menyusu
dengan ke ibu. Ibu perlu diobati secara
adekuat dan diajarkan
TBC pencegahan penularan ke bayi
Paru dengan menggunakan masker
PEMBERIAN ASI PADA KONDISI KHUSUS

Ibu • Transmisi virus Hepatitis B sekitar 50% apabila


ibu tertular secara akut sebelum, selama, atau

dengan segera setelah kehamilan. Transmisi, kalau terjadi


biasanya adalah selama masa persalinan. HbsAg
ditemukan di dalam ASI, tetapi dokumentasi
Hepatitis mengenai transmisi melalui ASI tidak banyak. Ibu
dengan HbsAg (+) boleh menyusui asalkan
bayinya telah diberikan vaksin Hepatitis B
B bersama dengan imunoglobulin spesifik HbIg
PEMBERIAN ASI PADA KONDISI KHUSUS

• Transmisi HIV dari ibu ke bayi adalah


Ibu 35%. Dua puluh persen saat
antenatal dan intanatal dan 15%
dengan melalui ASI. Dengan demikian,
pemberian ASI dari ibu dengan HIV
HIV dilarang dan bayi diberi susu
formula.
PEMBERIAN ASI PADA KONDISI KHUSUS

• Kalau ibu terlihat lesi antara 5 hari


sebelum dan 5 hari setelah lahir,
Ibu dengan pisahkan bayi dan ibunya sampai ibu
Varisela/Herpes tidak infeksius lagi. Bayi boleh diberi
zoster ASI perah apabila tidak ada lesi pada
payudara. Setelah tidak ada infeksius,
bayi dapat menyusui langsung.
PEMBERIAN ASI PADA KONDISI KHUSUS

• Transmisi toksoplasmosis selama


menyusui belum pernah dilaporkan. ASI
mungkin mengandung antibiotik
Ibu dengan terhadap Toxoplasma gondii. Mengingat
toksoplasmosis ringannya infeksi pascanatal dan adanya
antibodi dalam ASI, tidak ada alasan
untuk tidak memberikan ASI dari ibu
yang terinfeksi toksoplasma.
KESIMPULAN
IMD atau inisiasi menyusu dini adalah proses aktif yang
dilakukan seorang bayi (neonatus) dimana pada proses
ini bayi diperkenalkan terhadap ibu dan ASI sebagai
sumber nutrisinya. Selain itu, IMD juga memiliki banyak
sekali manfaat baik dilihat dari segi kesehatan fisik
maupun mental, meningkatkan kedekatan ibu dan anak,
bahkan memiliki manfaat dalam bidang ekonomi.

IMD juga berperan dalam mewujudkan Millenium


Developmet Goals yang dicapai dengan cara
meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak sehingga
terhindar dari berbagai macam penyakit infeksi. Selain
itu juga berperan dalam mengurangi angka kemiskinan
dan kelaparan.

Anda mungkin juga menyukai