Anda di halaman 1dari 25

Journal Reading

NURSES ENDUREDHIGH
RISKS OF PSYCHOLOGICAL
PROBLEMS UNDER THE
EPIDEMIC OF
COVID-19 IN
A LONGITUDINAL STUDY
IN WUHAN CHINA
Della Septa 030.15.053

Siti Lidyana Samsidar 030.15.185


Pembimbing:
St Jalila Revika Putri 030.15.189
dr. Rivo Mario Sp.KJ

Angreani Patulak 030.15.023

Berka Philia Ningrum 030.15.042

NEXT
Abstrak

Latar Belakang

•Petugas kesehatan, terutama perawat garda terdepan, menghadapi tantangan besar disaat terjadinya outbreak
COVID-19

Tujuan

•Untuk menilai status psikologis dan faktor risiko terkait, diantara perawat di pusat pandemi di Wuhan, China

Metode

• Perawat dari Renmin Hospital of Wuhan University dan Wuchang Fangcang Shelter Hospital
(Fasilitas kesehatan pertama di seluruh dunia yang dibangun untuk menangani COVID-19)
• 4 Psychological assessment scales  untuk mendapatkan informasi dari para responden
• Survei pertama: 29 Januari - 2 Februari (periode outbreak) dengan 709 responden
• Survei kedua: 26 Februari - 28 Februari (periode stabil) dengan 621 responden

NEXT
Abstrak
Hasil

•Selama pandemi, lebih dari sepertiga perawat menderita depresi, kecemasan, dan insomnia. Pada periode
outbreak, perawat menunjukkan risiko depresi, kecemasan, dan gejala gangguan stres pasca trauma (PTSD)
yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pada periode stabil. Dengan kondisi fisik yang lebih buruk
dan kekhawatiran yang tidak pasti tentang pandemi dibandingkan dengan yang lain, para perawat dari
garda terdepan lebih cenderung menanggung masalah psikologis

Kesimpulan

•Status psikologis perawat perlu mendapat perhatian lebih selama pandemi COVID-19, terutama bagi
mereka yang berjuang di garda terdepan saat puncak outbreak

NEXT
Pendahuluan
Petugas kesehatan
COVID-19 di Wuhan,
Desember 2019 Pandemi global dihadapkan pada
China
tantangan besar

Stres yang hebat Pengetahuan yang terbatas tentang presentasi klinis


(terutama bagi Situasi yang penuh dan obat yang efektif, jumlah pasien yang meningkat
perawat di garda tekanan pesat, sumber daya medis terbatas, dan APD yang
terdepan) tidak memadai

NEXT
NEXT

Pendahuluan

Generalized Anxiety Disorder Patient Health Questionnaire (PHQ-9)


Questionnaire (GAD-7)
Evaluasi status psikologis perawat dan
faktor risikonya pada periode berbeda
selama pandemi COVID-19

Insomnia Severity Index (ISI) Impact of Events Scale-Revised (IES-R)


NEXT

PARTISIPAN DAN DESAIN


STUDI

• Sampel studi  semua perawat dari RS Renmin


Universitas Wuhan  kuesioner dan inform consent
secara online menggunakan WeChat
• peserta yang menyelesaikan kuesioner >1 jam 
dikeluarkan
• Penelitian ini  tidak dapat mencocokkan
kuesioner dengan individu karena kuesioner diisi
secara anonim
• Investigasi  sesuai dengan versi terbaru Deklarasi
Helsinki
• Protokol penelitian  disetujui oleh Komite Etik
Kelembagaan RS Renmin Universitas Wuhan
• Informed consent diperoleh setelah prosedur
dijelaskan sepenuhnya
NEXT

EVALUASI STATUS PSIKOLOGIS


Skala GAD-7

• Terdiri dari 7 item


• Setiap item diberi skor dari 0 sampai 3
• Tingkat keparahan kecemasan atau depresi  normal (0–4), ringan (5–9), sedang
(10–14), dan parah (> 15)

PHQ-9

• 9 item yang dinilai


• 0 ("hampir tidak pernah") hingga 3 ("hampir selalu")
NEXT

Skala IES-R ISI

• Menilai gejala gangguan stres • Tujuh item untuk penilaian


pasca trauma (PTSD) insomnia
berdasarkan kriteria DSM-IV
• 0 = tidak sama sekali, 4 = sangat)
• Item dinilai mulai dari 0 (tidak
• Status insomnia  tidak ada
sama sekali) - 4 (sangat
kesulitan tidur (0–7), insomnia
banyak)
ringan (8–14), sedang (15–21), dan
• Skor >34 poin menunjukkan berat (22–28)
kemungkinan PTSD
NEXT

ANALISIS
STATISTIK
• Analisis statistik  IBM SPSS Statistics (Versi 16) dan R software (versi 3.5.1)
• Uji ANOVA dan Chi-square satu arah  membandingkan perbedaan faktor
terkait antara status psikologis perawat berdasarkan PHQ-9, GAD-7, ISI dan
IES-R
• Regresi logistik univariabel dan multivariabel  memperkirakan faktor
potensial yang mempengaruhi kesehatan mental perawat
• confidence interval 95% (CI) yang sesuai dihitung, dan tingkat signifikansi
statistik ditetapkan pada P <0,05
KARAKTERISTIK DASAR PERAWAT

Total 1.330 peserta  709 (53,3%) dari periode


outbreak dan 621 (46,7%) dari periode stabil

Sebagian besar perawat berjenis kelamin perempuan


(96,9%) dan berusia kurang dari 40 tahun (85%)

Tingkat perkawinan (p = 0,024) dan hidup sendiri


(p <0,0001) pada periode outbreak secara signifikan
lebih rendah dibandingkan pada periode stabil

Langkah-langkah perlindungan, termasuk pelatihan


perlindungan, kondisi, kepercayaan diri, kondisi fisik dan
ketidakpastian memerangi pandemi, meningkat secara
signifikan dalam periode stabil dibandingkan dengan
periode outbreak (P <0,0001)

Proporsi yang lebih tinggi dari perawat yang mendapat


manfaat dari beberapa konsultasi psikologis online dalam
periode stabil (76,7%)
Status psikologis perawat
dalam periode pandemi yang
berbeda

• Skor psikologis perawat di 4 skala


di tampilkan pada Gambar. 2

• Perawat pada periode outbreak →


risiko yang lebih tinggi secara
signifikan untuk depresi,
kecemasan dan gejala PTSD
dibandingkan pada periode stabil

NEXT
NEXT

STATUS PSIKOLOGIS PERAWAT


NEXT

Selama pandemi → ≥ sepertiga perawat → gejala depresi kecemasan dan insomnia

Lebih dari seperlima perawat menunjukkan gejala PTSD

Selama periode outbreak → perawat di garda terdepan menunjukkan proporsi gejala depresi,
kecemasan, insomnia dan PTSD lebih tinggi → p < 0,001

Selama periode stabil →proporsi pada masalah psikologis perawat menurun secara signifikan

Namun, perbedaan dari unit garda terdepan (RS Fangcang) masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan garda
terdepan → p < 0,05

Analisis lebih lanjut → perawat dari RS Fangcang dalam periode stabil lebih mungkin mengalami masalah psikologis
dibandingkan dengan unit garda terdepan → p < 0,001 terutama untuk insomnia (38,8% dengan insomnia berat)
ANALISIS FAKTOR PENGARUH
STATUS PSIKOLOGIS

• Penelitian ini menggunakakan model regresi logistik


→ menyelidiki faktor dampak independen untuk
status psikologis perawat menggunakan univariabel
& multivariabel

• Penelitian ini mengevaluasi total 13 faktor terkait


analisis

• Diantara 13 faktor yang mempengaruhi, faktor


dampak untuk depresi, kecemasan, insomnia dan
gejala PTSD adalah perawat dari kerja yang berbeda

NEXT
NEXT

• Nilai informasi psikologis online → faktor dampak independen untuk


gejala kecemasan, insomnia, PTSD

• Analisi regresi logistik multivariabel → perawat dari garda terdepan RS


Fangcang menderita secara signifikan risiko depresi, kecemasan,
insomnia, dan gejala PTSD yang lebih tinggi
DISKUSI

Selama pandemi COVID-19 semua orang


Hasil → lebih dari sepertiga perawat
dihadapkan pada tekanan psikologis
garda terdepan menderita gejala
yang hebat terutama petugas
depresi, kecemasan dan insomnia
kesehatan

Dalam penelitian ini → kami Sementara lebih dari seperlima →

memfokuskan pada efek COVID-19 gejala PTSD selama periode outbreak

terhadap tekanan psikologis perawat


di Wuhan China

NEXT
DISKUSI

Masalah psikologis ini menurun ke


Dalam penelitian ini → ada perbedaan
tingkat yang sama antara perawat
yang signifikan dalam status perkawinan
garda terdepan dan non garda terdepan
antara dua titik waktu survei dengan
selama periode stabil dengan perbaikan
perawat yang lebih muda (18-25 tahun)
pada periode outbreak

NEXT
NEXT

DISKUSI

Lebih banyak perawat usia tua dikirim dalam periode stabil karena rotasi normal diluar pekerjaan

Perawat yang sudah menikah cenderung memilih hidup soliter untuk mengurangi kemungkinan
menginfeksi keluarga mereka

Lebih banyak apartemen / hotel gratis untuk petugas kesehatan oleh pemerintah China

Perubahan ini mungkin membawa dampak yang baik tentang status psikologis perawat, yang dikonfirmasi dalam
analisis selanjutnya
NEXT

PEMBAHASAN

• Februari 2020  Fangcang Shelter Hospital  RS pertama yang menangani COVID-19 di China
 rasio yang rendah antara tenaga kesehatan dengan pasien yang banyak, pekerjaan yang
berat, merawat banyak pasien, persediaan obat dan ruang yang terbatas, dan keadaan yang
baru pertama kali terjadi  mempengaruhi intensitas kerja dan meningkatkan risiko
gangguan psikologi pada perawat.
NEXT

PEMBAHASAN
Saat pandemi, lebih Sama dengan penelitian Saat periode stabil Saat pandemi studi ini meneliti
banyak perawat sebelumnya di China  penurunan jumlah proporsi faktor independen yang dapat
yang mengalami peningkatan insiden perawat yang mengalami mempengaruhi status psikologis
distress psikologis, gangguan stress dan masalah psikologis secara dari perawat menggunakan uji
terutama yang ansietas saat pandemi signifikan, serta angka regresi logistik.
bekerja di garda COVID-19 pada petugas kejadian antara perawat yang
terdepan. kesehatan. bekerja di garda terdepan dan
yang bukan tidak jauh
berbeda.
NEXT

PEMBAHASAN

Dari 13 faktor  perawat yang Sebagai upaya penanganan COVID-19, Intervensi yang efektif untuk
bekerja di garda terdepan dengan sebagian besar perawat adalah <40 distress psikologis pada pekerja
perburukan kondisi fisik dan
tahun dengan pengalaman dan kesehatan  kecukupan APD,
ketidakyakinannya dalam
pelatihan yang terbatas untuk jam kerja rasional, waktu
menghadapi pandemi ini  lebih
menangani infeksi seperti pada istirahat (break) yang teratur,
berisiko mengalami masalah
psikologis. pandemi ini  (+) masalah psikologis. serta identifikasi dan respon

terhadap masalah psikologis

yang tepat.
PEMBAHASAN
• Pada RS ini telah diterapkan penanganan masalah psikologis yang dialami oleh perawat, terutama

perawat yang bekerja di garda terdepan dengan cara:

1. Jaminan tempat beristirahat, suplai kebutuhan sehari-hari dan makanan

2. Pemaparan lengkap materi tentang penyakit dan bagaimana cara pencegahannya

3. Pelatihan dan protokol kesehatan dan keselamatan kerja yang detail terhadap penggunaan

APD

4. Konseling psikologi online dalam group chat dengan konselor psikologi. Petugas kesehatan

juga dapat mengakses distance mindfulness CBT, musik yang dapat memudahkan tidur,

konseling via telepon bila dibutuhkan. Konselor psikologi juga rutin datang ke RS untuk

mendengarkan cerita dan keluhan petugas dan untuk memberikan support.


• Menurut survey  3/5 perawat menganggap konsultasi psikologi online efektif.

• Pada analisis regresi logistik multivariabel  konsultasi psikologi online  faktor independen terhadap

ansietas, insomnia dan gejala PTSD.


NEXT
KEKURANGAN PENELITIAN

1. Karena pandemi, dapat terjadi bias pada seleksi partisipan karena berasal dari investigasi
secara online.

2. Investigasi data hanya melalui online yaitu melalui aplikasi WeChat yang mungkin bukan cara
terbaik untuk mengumpulkan data.

3. Perbedaan status psikologi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya masih harus dievaluasi
lebih lanjut.

4. Perawat yang diteliti sebagian besar berasal dari fasilitas kesehatan tersier, dan jumlah sampel
juga relatif sedikit.

5. Pengaruh dari pandemi terhadap status psikologi pada pekerja kesehatan masih harus diteliti
lebih lanjut, terutama Fangcang Shelter Hospitals
NEXT
KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa harus diberikan lebih banyak perhatian pada status psikologis perawat
selama pandemi COVID-19, terutama untuk perawat yang bekerja digarda terdepan. Selama pandemi ini
juga perlu mengambil tindakan dan intervensi yang memadai untuk meminimalkan tekanan psikologis
perawat, terutama selama periode outbreak. Kita menganjurkan agar perawat melakukan penilaiain
kesehatan secara berkala, intervensi psikologis, atau pengobatan yang diperlukan selama pandemi, yang
selanjutnya akan memiliki dampak relevan di masa depan, khususnya untuk perawat yang bekerja di
rumah sakit penampungan Fangcang.

Anda mungkin juga menyukai