Definisi Ideologi Menurut Oesman dan Alfian (1990: 6), ideologi berintikan serangkaian nilai (norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki atau dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup bangsa mereka. Ideologi merupakan kerangka penyelenggaraan negara untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Namun, Menurut Prof. W. Howard Wriggins, pada negara-negara yang baru merdeka dan sedang berkembang, ideologi berfungsi sebagai sesuatu yang memperkuat dan memperdalam identitas rakyatnya (confirm and deepen the identity of their people). Ideologi ialah alat untuk mendefinisikan aktivitas politik yang berkuasa, atau untuk menjalankan suatu politik “cultural management”, sehingga ideologi rentan disalahgunakan oleh elit penguasa. Dimensi Ideologi (Menurut Alfian)
1. Dimensi Realita (nilai-nilai yang terkandung
dalam ideologi secara nyata berakar dan hidup dalam bangsanya) 2. Dimensi Idealisme (nilai-nilai dasar ideologi mengandung idealisme yang memberikan harapan tentang masa depan) 3. Dimensi Fleksibilitas (ideologi memiliki keluwesan untuk mengikuti perkembangan zaman) Fungsi Ideologi (Menurut Soerjanto Poespowardojo)
1. Struktur kognitif, 4. Bekal dan jalan
yakni keseluruhan bagi seseorang pengetahuan yang untuk menemukan dijadikan landasan identitasnya untuk memahami 5. Kekuatan yang dan menafsirkan mampu dunia menyemangati dan 2. Orientasi dasar mendorong dengan membuka seseorang wawasan yang 6. Pendidikan bagi memebrikan makna seseorang atau dan tujuan masyarakat 3. Norma-norma yang menjadi pedoman • Mempunyai ajaran-ajaran yang memang mengandung nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi lain. • Menurut filsuf Inggris, Bertrand Russel, Pancasila merupakan sintesis kreatif antara Declaration of American Independence (ideologi demokrasi kapitalis) dengan Manifesto Komunis (ideologi komunis). Pancasila dan Liberalisme Periode 1950 – 1959 disebut periode pemerintahan demokrasi liberal. Memberlakukan sistem pemerintahan parlementer dengan sistem multi partai sebagaimana terjadi di dunia Barat. Pancasila tetap menjadi dasar negara Republik Indonesia meski dengan Konstitusi 1950 Indonesia tidak cocok menggunakan ideologi liberalisme Pancasila VS Liberalisme
Memandang manusia sebagai Mengutamakan kebebasan
makhluk individu sekaligus individu di atas kepentingan makhluk sosial umum Tidak memisah-misahkan Membedakan dan antara negara dan agama memisahkan antara negara (negara yang religius) dan agama (bersifat sekuler) Tujuan negara tercapai Tujuan negara tercapai melalui keadilan sosial bagi melalui kesejahteraan seluruh rakyat individu Pancasila dan Komunisme Dalam Pemilu 1955, PKI menduduki empat besar dalam pemilu, tetapi secara ideologis belum merapat pada pemerintah Pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali ke UUD NRI Tahun 1945 Pada tahun1965 terjadi pemberontakan PKI yang ingin mengubah RI menjadi negara komunis Komunisme tidak pernah diterima dalam kehidupan masyarakat Indonesia Negara berdasar pada Menolak agama dalam KetuhananYang Maha Esa suatu negara (bersifat atheis) Menjunjung tinggi Tidak menghormati martabat manusia sebagai manusia sebagai makhluk makhluk individu individu Bersifat terbuka (dinamis) Bersifat tertutup (totaliter/otoriter) Pancasila dan Agama Menurut terminologi Pancasila, Tuhan adalah TuhanYang Maha Esa Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari- hari bangsa Indonesia sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang (kemerdekaan) negara Indonesia Prinsip KetuhananYang Maha Esa mengandung makna bahwa manusia Indonesia harus mengabdi kepada satu Tuhan Pancasila tidak mengistimewakan kedudukan salah satu agama sebagai komitmennya terhadap masyarakat yang plural dan egaliter Persoalan yang Menyangkut Hubungan Agama dengan Pancasila Dikelompokkan dalam Tiga Tahap (Menurut Kaelan) 1. Terjadi ketika kaum nasionalis islam dan nasionalis terlibat tentang dasar filsafat dan ideologi negara 2. Respon umat islam terhadap Pancasila tatkala pemerintah orba mengajukan P-4 untuk disahkan (tahun 1978) 3. Ketika tahun 1985 pemerintah mengajukan Pancasila sebagai asas tunggal bagi semua organisasi politik dan kemasyarakatan di Indonesia Untuk menengahi permasalahan tersebut, Abdurrahman Wahid secara gamblang menyatakan:
Agama tetap menjadi
referensi umum bagi Pancasila, dan agama-agama harus memperhitungkan eksistensi Pancasila sebagai “polisi lalu lintas” yang menjamin semua pihak dapat menggunakan jalan raya kehidupan bangsa tanpa terkecuali. Hubungan Negara dengan Agama Menurut NKRI yang Berdasarkan Pancasila 1. Negara adalah berdasar 3. Tidak ada tempat untuk atas KetuhananYang atheisme dan Maha Esa sekulerisme karena 2. Setiap warga negara hakekatnya manusia memiliki hak asasi adalah makhluk Tuhan untuk memeluk dan 4. Tidak ada tempat bagi menjalankan ibadah pertentangan agama, sesuai dengan agama golongan agama, antar masing-masing dan inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama. Hubungan Negara dengan Agama Menurut NKRI yang Berdasarkan Pancasila 1. Tidak ada tempat bagi 1. Segala aspek dalam pemaksaan agama karena melaksanakan dan ketakwaan bukan hasil menyelenggarakan negara paksaan siapapun harus sesuai dengan nilai- 2. Memberikan toleransi nilai KetuhananYang terhadap orang lain Maha Esa dalam menjalankan 2. Negara pada hakekatnya agama dalam negara adalah “…berkat rahmat Allah yang Maha Esa”. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius KetuhananYang Maha Esa merupakan dasar kerohanian bangsa dan menjadi penopang utama bagi persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka menjamin keutuhan NKRI Kesimpulan
Ideologi Pancasila berfungsi untuk:
1. Menggambarkan cita-cita bangsa, ke arah mana bangsa ini akan bergerak 2. Menciptakan rasa kebersamaan dalam keluarga besar bangsa Indonesia sesuai dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika 3. Menggairahkan seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara Republik Indonesia