Anda di halaman 1dari 23

TEHNIK JAHIT RUPTURA

PERINEUM GRADE 1-2


NADIA MARSHA
FAA 113 024

PEMBIMBING:
Dr. Ida Bagus Wicaksana, Sp.OG
KEPANITERAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN PEREMPUAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
2016
Anatomi
Perineum
• Perineum  bagian permukaan pintu
bawah panggul yang terletak antara vulva
dan anus.
• Panjangnya rata-rata adalah 4 cm.
• Berperan pada persalinan karena
merupakan bagian luar dari dasar panggul
Ruptur perineum
• Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada
perineum sewaktu persalinan.
• Ruptur perineum terjadi pada saat kala II yaitu pada
saat bagian terdepan bayi telah berada di dasar
panggul, sehingga perineum harus mengembang/
merengang.
• Peregangan perineum yang meregang harus ditahan
dengan tangan penolong persalinan untuk
menghindari terjadinya ruptur perineum.
• Ruptur perineum dapat terjadinya karena ruptur
spontan atau episiotomi.
RUPTUR PERINEUM SPONTAN
• Ruptur spontan  luka pada perineum
yang terjadi karena sebab-sebab tertentu
tanpa dilakukan tindakan perobekan atau
disengaja
Faktor maternal Faktor janin Faktor penolong
persalinan
• Partus • Kepala janin • cara
presipitatus dan janin besar memimpin
• Mengejan • Presentasi mengejan’
terlalu kuat bokong • keterampilan
• Perineum yang • Distosia bahu menahan
rapuh dan perineum
edema • Anjuran posisi
• Primipara meneran
EPISIOTOMI
• Insisi dari perineum untuk memperlebar ruang
pada jalan lahir sehingga memudahkan kelahiran
bayi dan mencegah ruptur perinei totalis
TUJUAN DAN INDIKASI
EPISIOTOMI
TUJUAN INDIKASI
1. Mempercepat persalinan 1. Terjadi gawat janin dan
dgn melebarkan jalan lahir persalinan mungkin
2. Mengendalikan robekan harus diselesaikan
perineum untuk dengan bantuan alat
memudahkan menjahit (ekstraksi cunam atau
3. Menghidari robekan vakum)
perineum spontan
2. Adanya penyulit
(distosia bahu,
persalinan sungsang)
DERAJAT RUPTUR PERINEUM
KETERANGAN
DERAJAT KARAKTERISTIK ROBEKAN
Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan
I
atau tanpa mengenai kulit perineum.
Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot
II perineum transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter
ani.
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter
ani.
III 3a : <50% robekan mengenai sfingter ani eksterna
3b : >50% robekan mengenai sfingter ani eksterna
3c : mengenai sfingter ani eksterna dan interna
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter
IV
ani dan mukosa rektum.
Teknik Jahit Ruptur Perineum
A. Persiapan alat
• Minor set (needle holder, gunting benang, pinset
anatomis, pinset chirurgis, kocher)
• Benang chromic catgut/vicryl 2.0-3.0, benang seide
• Anestesi Lidokain 1%, spuit 10 cc, ukuran jarum 27G
• Bengkok, duk/underpads, ball tampon, kapas dan air DTT
• Lampu sorot
B. Persiapan pasien

• Posisikan ibu litotomi dan senyaman mungkin

• Menjelaskan pada pasien agar memberitahu


penolong jika selama penjahitan masih nyeri.

C.Persiapan penolongan

• Memberitahu tindakan, tujuan dan meminta


persetujuan

• Mengambil posisi yang nyaman


D. Prosedur tindakan

1) Memakai sarung tangan

2) Pasang duk/underpads dibawah bokong ibu

3) Pastikan derajat robekan perineum

4) Bersihkan daerah perineum dengan kapas dan air DTT

5) Pasang ball tampon (jika perlu)

6) Lakukan anastesi dengan lidocain 1%

7) Tunggu 1-2 menit agar efek anastesi bekerja.


7) Buat jahitan pertama 1cm diatas ujung laserasi dibagian
dalam vagina. Setelah membuat tusukan pertama, diikat.

8) Tutup mukosa vagina dengan jahitan continous, jahit


kebawah, kearah cincin hymen.

9) Lanjutkan menjahit otot perineum dengan jahitan continous

10) Ikat benang dengan membuat simpul didalam vagina. Potong


ujung benang dan sisakan sekitar 1,5cm. Jika ujung benang
dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan laserasi
akan membuka.

11) Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut, keluarkan ball


tampon.
13. Cuci daerah genetalia dengan air DTT
14. Lalu keringkan dan posisikan ibu dengan nyaman
15. Nasehati ibu:
• Menjaga perineum bersih dan kering
• Hindari obat-obat tradisional
• Kontrol 1 minggu kemudian atau jika sewaktu-
waktu ada keluhan
• Konsumsi gizi seimbang
Teknik Teknik Jahitan
Penjahitan
Konvensional Kontinu

Vagina Kontinu, locking Kontinu non-locking

Interuptus/jelujur
Otot peritoneum Kontinu non-locking
kontinu

Interuptus
Kulit transkutan/kontinu Jahitan subkutikular
subkutan
KONVENSIONAL
JAHITAN KONTINU
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai