Anda di halaman 1dari 51

Tutor : dra.

Taty

Ketua : Evan Albert

Penulis : Titania Rampai

Sekretaris : Winda Chandra

Anggota : - Liliani Labitta

- Philippe Christian

- Fiolita Indranita

- Jessica Elizabeth

- Dwi Afriani

- Reinhard Librades

- Ade Kurniawan

- Hendra Hamzah

- Indah Permatasari
Pemicu ISK 3
Bebas Asam Urat

Bapak Husain, seorang pekerja di salah satu instansi di Jakarta


menceritakan keluhannya kepaa temannya, tentang tangan dan
kakinya yang sering mengalami ngilu dan kram, sehngga
aktifitas kerja menjadi terganggu. Ia menderita sakit asam urat.
Untuk mensiasati penyakitnya pria berusia 49 tahun ini sering ke
dokter, tetapi keluhannya masih selalu datang. Sampai akhirnya
menemukan tawaran yang menarik tentang iklan obat penawar
“Bukit Mas” untuk penyakitnya. Saat ia berceritera kepada
temannya tentang iklan obat tersebut, temannya bahkan
menganjurkan untuk melihat iklan obat yang beragam. Menurut
temannya obat semacam itu lebih manjur dibanding obat dokter
dan mudah dicari di toko obat atau menghubunginya lewat
telpon.
Unfamiliar Terms
Asam Urat : Zat hasil metabolisme purin dalam
tubuh
Rumusan Masalah
1. Mengapa keluhan Pak Husain masih ada meskipun sering
pergi ke dokter?
2. Mengapa temannya berpendapat obat di iklan lebih
manjur?
3. Mengapa Pak Husain tertarik pada iklan obat “Bukit Mas”
tsb?
4. Mengapa orang cenderung malas ke dokter?
5. Mengapa orang bisa sakit parah (tidak bisa beraktifitas)
baru ke dokter?
Curah Pendapat
1. Adanya ketidakpatuhan pasien (pasien melanggar
pantangan)
2. Adanya pengalaman, murah, adanya promosi iklan
obat “bukit mas” yang lebih gencar
3. Adanya persoalan biaya, sulit dijangkau, invasif,
interaksi dokter yang tidak baik
4. Self treatment, kurang peka dan waspada terhadap
gejala penyakitnya
Review

Sistem
Kesehatan

Interaksi Dokter

Pelayanan
Kesehatan

Pasien

Asam Urat
Learning Objectives
1. 3M Sistem Kesehatan Masyarakat

2. 3M Interaksi Dokter dengan masyarakat melalu


Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

3. 3M Pelayanan Kesehatan (Lembaga Pemerintah


~ Puskesmas, Pengobatan Gratis)

4. 3M Pandangan dan Solusi terhadap pemicu


LO 1 : 3M Sistem
Kesehatan Masyarakat
Sistem kesehatan masyarakat

Dokter
Keluarga pasien Petugas lab

SISTEM
Pasien KESEHATAN
Perawat
MASYARAKAT

Petugas
Apoteker keamanan
Sistem Kesehatan
Dalam kehidupan sosial budaya, dokter, pasien,
dan individu lainnya adalah anggota masyarakat
yang berada di wilayah tertentu. Mereka
memiliki tempat tinggal, saling berinteraksi,
memiliki pekerjaan, kebutuhan, kepentingan,
dan tujuan tertentu di dalam kehidupannya
Sistem Kesehatan
Sistem  gabungan beberapa elemen (sub sistem)
yang saling terkait satu dengan yang lainnya dan
memiliki proses, struktur, dan tujuan tertentu 
berfungsi sebagai suatu organisasi
Hubungan dari elemen-elemen ini akan
memunculkan jejaring (network) sistem
Sistem kemudian akan berhubungan dengan aspek
tertentu : aspek kesehatan  sistem kesehatan,
aspek lingkungan  sistem lingkungan
Sistem Kesehatan
Dokter, pasien, dan individu lainnya yang berada di komunitas
tertentu  membentuk Sistem Kesehatan Masyarakat

Di dalam Sistem Kesehatan Masyarakat terdapat beberapa elemen :


dokter, pasien, perawat, keluarga pasien, petugas keamanan rumah
sakit, apoteker, petugas laboratorium

Sistem Kesehatan Masyarakat akan membentuk jejaring


antarelemen dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya

Tujuan Sistem Kesehatan Masyarakat  kesehatan masyarakat yang


terjamin dengan baik
Sistem Kesehatan
WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai berikut:
Health system is defined as all activities whose primary purpose is to
promote, restore or maintain health. Formal Health services, including the
professional delivery of personal medical attention, are clearly within these
boundaries. So are actions by traditional healers, and all use of
medication, whether prescribed by provider or no, such traditional public
health activities as health promotion and disease prevention, and other
health enhancing intervention like road and environmental safety
improvement, specific health-related education, are also part of the system .
Sistem Kesehatan Nasional
Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah dimulai sejak
tahun 1982 ketika DepKes menyusun dokumen sistem kesehatan
di Indonesia.

Didalam dokumen dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional


(SKN) didefinisikan sebagai suatu tatanan yang menghimpun
upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung,
guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945. (Depkes RI; 2004).
Tujuan
Meningkatkan status kesehatan masyarakat (indikator:
AKB, AKI, angka kejadian penyakit, dll)

Meningkatkan responsiveness terhadap harapan


masyarakat (puas terhadap pelayanan kesehatan)

Menjamin keadilan dalam kontribusi pembiayaan.


Sistem kesehatan diharapkan memberikan proteksi
dalam bentuk jaminan pembiayaan kesehatan bagi
yang membutuhkan.
Unsur Sistem Kesehatan
Elemen/komponen yg berupa aktor-aktor pelaku: pemerintah
(pusat, propinsi, kabupaten), lembaga swasta, masyarakat

Interconnection/fungsi yg saling terkait yg dimiliki masing-masing


elemen dan secara universal dibagi menjadi:
Regulator dan/atau stewardship (manajemen & informasi)
Pelayanan Kesehatan (UKM/UKP)
Pembiayaan Kesehatan (yang bertanggung jawab adalah Kemenkes)
Pengembangan Sumberdaya (sediaan farmasi, alat kesehatan,
makanan, SDM – pemberdayaan masyarakat)
Unsur Sistem Kesehatan
Hubungan antara elemen & interconnection dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini:
LO 2. M3 Interaksi Dookter
dengan Masyarakat
Melalui Sistem Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
2. Interaksi dokter dengan
masyarakat
Definisi

Fungsi dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan. (promotif,


preventif, kuratif, &rehabilitatif)
Keuntungan

Mempertahankan kesejahteraan dengan meningkatkan kesehatan.


• Potret ideal yang diharapkan pasien :
– Pasien mendapatkan perlakuan yang comfortable / baik
– Ketulusan dan sifat membantu dari dokter
– Percaya sepenuhnya terhadap dokter --- > dalam proses
penyembuhan
2. Interaksi dokter dengan
masyarakat
Menurut yuridis formal hubungan pasien dengan
dokter adalah seimbang, namun secara
sociopsikologis hubungan pasien dengan dokter
tidak seimbang.

Dalam kasus, dokter berada di posisi yg lebih


superior dari pasien (pemberian treatment,
resep, dll).
2. Interaksi dokter dengan
masyarakat
Untuk menghindari superioritas dokter, diperlukan
adanya interaksi dokter-masyarakat
4 teori interaksi dokter-pasien (Daldiyono):
Bersifat religius
Bersifat paternalistik (memosisikan pasien sbg org yg
butuh bantuan)
Bersifat penyedia jasa & konsumen
Bersifat kemitraan
Pola interaksi sosial, yaitu:
Interaksi antar-individu
Interaksi individu dengan kelompok
Interaksi kelompok dengan kelompok
Komponen yang membentuk terjadinya interaksi
sosial:
Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak sosial primer (langsung). Misal: bertemu dengan
pasien di ruang inap
Kontak sosial sekunder (tidak langsung). Misal: dokter
bertanya pada perawat mengenai keadaan pasien
Adanya komunikasi
Pola aktif-pasif: pasien bersifat pasif hanya
melakukan sesuatu yg diperintah dokter
Pola petunjuk-kerja sama: ketaatan dan morivasi
pasien berpengaruh dalam menjalankan perintah
dokter sebagai penyembuhan
Pola kerja sama: inidiatif pasien lebih kuat daripada
dokter
pemicu
Dokter berperan sebagai salah satu elemen dalam
jejaring sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Dokter merupakan penyedia pelayanan kuratif, preventif,
promotif, dan rehabilitatif pada masyarakat.

Pada kasus, pelayanan promotif dan preventif kurang


baik karena pasien yang datang hanya diberi pelayanan
kuratif, sehingga penyakit kambuh lagi dan lagi.
Dalam Pemicu
Interaksi dokter dengan pasien tidak
berlangsung baik. Hal ini dapat dibuktikkan
dengan kecenderungan Bapak Husain yang
lebih memilih ke pengobatan alternatif
LO 3 : 3M Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
(Lembaga Pemerintah ~
Puskesmas dan
Pengobatan Gratis
Hubungan antara Pemerintah dgn Sistem Pelayanan
Kesehatan di Indonesia, diwujudkan dengan SKN
(Sistem Kesehatan Nasional).
Pengertian SKN

Suatu tatanan yg menghimpun berbagai upaya bangsa


Indonesia secara terpadu & saling ,guna menjamin
derajat kesehatan yg setinggi-tingginya sbg perwujudan
kesejahteraan umum spt dimaksud dlm Pembukaan
UUD 1945.

SKN tak hanya menghimpun upaya sektor kesehatan


saja melainkan jg upaya dr berbagai sektor lainnya,
termasuk masyarakat & swasta.
Maksud dan Kegunaan Sistem
Kesehatan Nasional

Penyusunan SKN dimaksudkan utk dpt dipergunakan


sbg landasan, arah & pedoman penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, baik oleh masyarakat, swasta
maupun pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota)
serta pihak pihak terkait lainnya.
HUBUNGAN UNSUR PEMBENTUK SISTEM

KESEHATAN
PEMERINTA
H

SISTEM
KESEHATA
N

PENYEDI
A
Masyarak
PELAYAN
at
ANKESEH
ATAN
Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan dalam
terbagi menjadi 2: SKN
- Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

- Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


UKM & UKP
UKM  setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah &
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

Jenjang : UKM Strata I, II & III

UKP setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat , dan


swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah &
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

Jenjang : UKP Strata I, II & III


Jenjang UKM
Strata I (Dasar) Ujung Tombaknya adalah
mendayagunakan IPTEK kesehatan Puskesmas yang didukung secara
dasar kepada masyarakat. lintas sektoral dand idirikan
sekurang-kurangnya satu di setiap
kecamatan

Strata II (Lanjutan) Penanggung jawab adalah Dinas


mendayagunakan IPTEK kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota yang
spesialistik yang ditujukan kepada didukung secara lintas sektoral.
masyarakat

Strata III (Unggulan) Penanggung jawab adalah Dinas


Mendayagunakan IPTEK KesehatanProvinsi dan
Kesehatan subspesialistik kepada Departemen Kesehatan
masyarakat. yangdidukung secara lintas
sektoral.
Jenjang UKP
Strata I (Dasar) Praktik bidan, praktik perawat,
Mendayagunakan IPTEK kesehatan praktik dokter,praktik dokter gigi,
dasar kepada perorangan. poliklinik, balai pengobatan,praktik
dokter/klinik 24 jam, praktik
bersama dan rumah bersalin,
termasuk Puskesmas

Strata II (Lanjutan) praktik dokter spesialis, praktik


mendayagunakan IPTEK kesehatan dokter gigi spesialis, klinik
spesialistik kepada perorangan. spesialis, balai pengobatan
penyakit paru-paru (BP4), balai
kesehatan mata masyarakat
(BKMM), balai kesehatan jiwa
masyarakat (BKJM), rumah sakit
kelas C dan D

Strata III (Unggulan) praktik dokter spesialis konsultan,


mendayagunakan IPTEK kesehatan praktik dokter gigi spesialis
subspesialistik kepada konsultan, klinik spesialis
perorangan. konsultan, rumah sakit kelas B dan
kelas A
Pemicu
Peran dari Pemerintah maupun instansi yg terkait
(dokter), serta masyarakat, belum maksimal.
Diakibatkan oleh koordinasi yg buruk, sehingga kejadian
yg sama terus berulang tanpa penyelesaian yg tepat.
Melalui Undang- Undang No.23 tahun1992
pemerintah dalam mengupayakan kesehatan
mempunyai tugas dan tanggung jawab agar tujuan
pembangunan dibidang kesehatan mencapai hasil
yang optimal, yaitu melalui

pemanfaatan tenaga, sarana dan prasarana


kesehatan baik dalam jumlah maupun mutunya.
Karena itu diperlukan adanya pengaturan untuk melindungi
pemberi jasa dan penerima jasa pelayanan kesehatan,
sehingga memerlukan perangkat hukum yang dinamis yang
dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum untuk
meningkatkan, mengarahkan, dan memberi dasar bagi
pembangunan dibidang kesehatan pada umumnya.

Hal inilah yang menjadi tugas dan tanggung jawab
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
Dalam pelayanan kesehatan perseorangan, harus
tetap mendapat izin dari pemerintah sesuai dengan
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, seperti yang terdapat di dalam pasal 30
ayat (1), (2) dan (3)

 Pasal 30 ayat (1) “Fasilitas Pelayanan Kesehatan,


menurut jenis pelanyanannya terdiri: a. Pelayanan
Kesehatan Perseorangan; dan b. Pelayanan
Kesehatan Masyarakat”

 Pasal 30 ayat (2) “Fasilitas pelayanan kesehatan


sebagamana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama; b. Pelayanan
kesehatan tingkat kedua; dan c. Pelayanan
kesehatan tingkat ketiga”

 Pasal 30 ayat (3) “Fasilitas pelayanan kesehatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh pihak pemerintah, pemerintah daerah dan
Sistem Pelayanan Kesehatan

Pelayanan dokter Pelayanan Kesehatan


Masyarakat (Public Health
(Medical Services) Services)

1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
Sistem pelayanan kesehatan
Input: dokter, perawat, obat-obatan, fasilitas lain, dsb.

Proses: kegiatan pelayanan kesehatan

Output: pasien sembuh/tidak sembuh

Dampak: meningkat/menurunnya status kesehatan masyarakat

Umpan balik: keluhan-keluhan pasien thd pelayanan

Lingkungan: instansi-instansi lain di luar sistem pelayanan


kesehatan ini
Sistem pelayanan kesehatan
Pada pemicu:

Output: Pak Husain tidak sembuh


Umpan balik: keluhan Pak Husain yang rasa ngilu &
kram akibat asam uratnya tidak kunjung sembuh
Lingkungan: adanya iklan tentang obat penawar “Bukit
Mas”, anjuran temannya untuk melihat iklan obat
beragam dan testimoni mengenai kemanjurannya, toko
obat yang mudah dijangkau
Dalam Pemicu
Berlaku sistem pelayanan kesehatan dokter, karena
Bapak Husain pergi ke dokter untuk berobat
Pelayanan yang di ikuti bapak Husain adalah
pelayanan kuratif (pengobatan)
Preventif – promotif : tidak ada karena pak husain
sudah terlanjur sakit
Rehabilitatif : tidak ada karena pak husain sudah
mencari pengobatan alternatif
Pelaku pelayanan kesehatan
masyarakat
Peran pemerintah mempunyai porsi besar

Potensi masyarakat perlu digali karena keterbatasan


sumber daya pemerintah dengan 3 dimensi:
Potensi masy dlm arti komunitas (dana sehat, iuran untuk
pengadaan PMT)
Potensi masy melalui organisasi (LSM)
Potensi masy melalui perusahaan-perusahaan swasta
LO 4. 3M Pandangan dan
Solusi terhadap Kasus
Jalan Keluar
Pengendalian
pemasangan Berbagai kebijakan dengan kerja sama
iklan di antara Departemen Kesehatan
tempat-
tempat umum

Preventif: Rehabilitatif:
Promotif: Memberikan Kuratif: Pencegahan
Penyuluhan pengetahuan Pengobatan lebih lanjut
& secara jelas gratis pada pada
pemeriksaan kepada penderita penderita yg
berkala masyarakat asam urat sudah sembuh
dari asam urat
tentang
asam urat

Catatan: Beserta perencanaan, pengorganisasian, komunikasi,


pengarahan, pengawasan, serta evaluasi yang efektif sehingga masalah
dapat terselesaikan.
Pemerintah
Peningkatan Pengendalian Pemasangan Iklan
Meberikan syarat untuk memasang iklan di tempat umum
sehingga iklan yang dipasang terstandarisasi dan
masyarakat tidak banyak yang terjerumus dengan iklan
yang menggiurkan.

Meninggkatkan Promosi Kesehatan


Lebih meningkatkan promosi kesehatan agar pola pikir
masyarakat yang masih tradisional dapat diubah dengan
bekerja sama dengan dokter-dokter
Petugas Kesehatan
• Memberikan penyuluhan tentang asam urat (gejala,
cara pengobatan, cara memeriksa, bahaya)
• Pemeriksaan berkala kepada penderita asam urat.
• Memberikan pengajaran tentang bahaya
mengkonsumsi sembarang obat.
Meningkatkan interaksi dokter dengan masyarakat dalam bentuk
promosi kesehatan

Penyuluhan tentang penyakit, cara pelayanan kesehatan yang


baik

Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan membentuk


elemen2 kesehatan yg baik  sistem kesehatan

Melakukan kerjasama lintas sektoral dgn camat, lurah yang ada


 membentuk posyandu, pelatihan kader, dll

Melakukan kerja sama dengan pemerintah dan lembaga2 non


pemerintah (LSM) untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
Kesimpulan
Interaksi dokter – pasien : tidak berjalan baik

- Komunikasi kurang, sehingga pasien tidak sembuh dan mencari


pengobatan alternatif.

Lintas sektoral : kurang kerjasama sehingga sistem rujukan tidak


berjalan.

Promotif – preventif : tidak bisa dilakukan karena pasien sudah sakit

Kuratif - rehabilitatif: berjalan tetapi tidak sembuh, sehingga rehabilitatif


tidak berjalan.

Anda mungkin juga menyukai