Anda di halaman 1dari 18

Nama Kelompok :

1. Ade Prasetyo
2. Shofia Maghfiroh
3. Moch. Nasir
definisi
Leukemia adalah penyakit yang ditandai oleh
penimbunan sel darah putih yang abnormal dalam
sumsum tulang, yang dapat menyebabkan kegagalan
sumsum tulang dan sel darah yang putih sirkulasinya
meninggi (Murwani, 2011).
Klasifikasi Leukemia
Menurut Rofinda (2012) leukemia diklasifikasikan
berdasarkan tipe sel, baik menurut maturitas sel
maupun turunan sel. Berdasarkan maturitas sel,
leukemia dibedakan atas akut dan kronik. Jika sel
ganas tersebut sebagian besar immature (blast) maka
leukemia diklasifikasikan akut, sedangkan jika yang
dominan adalah sel matur maka diklasifikasikan
sebagai leukemia kronik. Berdasarkan turunan sel,
leukemia diklasifikasikan atas leukemia meloid dan
leukemia limfoid.
Menurut Mubin, A (2012)

Perjalanan alamiah penyakit : akut dan kronis


Tipe sel predominan yang terlibat : limfoid dan
myeloid
Jumlah leukosit dalam darah
Berdasarkan pengombinasian dua klasifikasi
pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi :
• Leukemia limfositik akut (LLA)
• Leukemia mielositik Akut (LMA)
• Leukemia limfositik kronis (LLK)
• Leukemia mielositik kronis (LMK)
Etiologi Leukimia

Menurut Lupiyanah (2016),


• Radiasi
• Leukemogenic
• Herediter
• Virus
Patofisiologi
Leukimia
Manifestasi Klinis Leukimia
• Anemia
• Perdarahan
• Terserang infeksi
• Nyeri tulang dan persendian
• Nyeri perut
• Pembengkakan kelenjar limpa
• Kesulitan bernapas (Dyspnea)
Pemeriksaan Penunjang Leukimia
Pemeriksaan laboratorium
• Leukositosis biasanya >50 x 109/L dan terkadang >500
x 109/L
• Peningkatan basofil yang bersirkulasi.
• Anemia normositik normokron sering ditemui.
• Jumlah trrombosit dapat meningkat (paling sering),
normal, atau menurun.
• Sumsum tulang hiperselular dengan dominasi
granulopoietik.
• Terdapat gen gabungan BCR-AAL1 pada pemeriksaan
PCR dan pada 98% kasus pada pemeriksaan sitogenetik
ditemukan kromosom Philadelphia.
• Asam urat serum biasanya meningkat.
• Skor alkali fosfatase leukosit rendah.
Penatalaksanaan Leukimia
Menurut Mubin (2012) :
Terapi umum
Prinsip terapi
1) Mencapai remisi.
2) Mempertahankan keadaan remisi dengan obat
3) Bila terjadi relaps, usahakan reinduksi remisi kembali
4) Istirahat. Perawatan di tujukan pada perdarahan dan
infeksi
5) Diet
6) Medika mentosa
Obat pertama :
• Leukemi mieloblaster akut (LMA)
• Leukemi limfoblaster akut (LLA)
Diobati dengan kombinasi kemotrapi:
• Daunorubicin
• Vincristine
• Prednison
• Asparaginase
• Busulfan (mylersn) per oral, 4-8 mg/hari hingga
leukosit turun 50% dari sebelum terapi atau mendekati
batas normal, yaitu 15.000/µL
• Hidroksiurea (Hydrea) per oral:
• 20-30 mg/kg/hari sampai penyakit teratasi
• Interferon alfa (INF-α) 3-9 juta unit/m2/hari IM
7) Transplantasi sum-sum tulang
8) Splenektomi bila ada hipersplenisme yang refrakter
9) Leukoforesis bila jumlah leukosit sangat tinggi
10) Radioterapi, efektivitasnya sama dengan busulfan
dan hidroksiurea
Komplikasi Leukimia
• Perdarahan
• Gagal organ
• Anemia defisiensi besi
• Splenomageli
• Hepatomegali
• Kematian
Kasus
Tn. I usia 40 tahun, agama Islam, alamat tinggal Jln.
Ambengan No.XX S1, Surabaya. Tn. I bekerja sebagai buruh
pabrik. Tn. I masuk rumah sakit tanggal 8/11/2011 di ruang
isolas. Klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak nafas
yang tidak tertahan sejak 2 hari yang lalu, klien mengatakan
demam, tidak enak badan, tidak nyaman (gerah), klien juga
mengatakan tidak ada nafsu makan sejak 5 hari yang lalu, BB
sebelum sakit 60 kg. Saat pengkajian didapatkan data: klien
tampak sesak, tampak menggunakan otot bantu napas, klien
tampak pucat, terpasang oksigen 3 liter. Klien demam, klien
tampak lemah berkeringat, dan badan klien tampak kurus .
Dari hasil pemeriksaan fisik saat pengkajian diperoleh : TD :
80/50 mmHg, N : 80x/I, RR : 37x/I, S : 38,60C, konjungtiva
anemis, sianosis, CRT 4 detik, akral teraba dingin, mukosa
bibir kering, tubuh klien teraba hangat, klien terlihat gelisah,
BB klien turun 3 kg sejak sakit, BB saat pemeriksaan 57 Kg,
makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi, mual (+), muntah (+).
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil lab :
Hb: 6,7 gr/dl, leukosit: 16.500 ml3, trombosit: 340.000 ml3.
Asuhan Keperawatan
Diagnosis
Pengkajian Keperawatan

Intervensi Implementasi

Evaluasi
PEMBAHASAN
• Kanker menjadi salah satu penyakit ganas
sepanjang sejarah, yang bersifat tersembunyi dan
jahat, mudah menyebar serta merusak. Kanker
diartikan sebagai kumpulan penyakit yang memiliki
karakteristik pertumbuhan dan penyebaran sel
abnormal yang tidak terkendali atau menyerang sel
normal dan apabila tidak dapat dihentikan akan
menyebabkan kematian (Sheridan & Radmacher,
1992). Kanker dapat menyerang segala usia, baik
dewasa maupun anak-anak (Manne & Andersen,
1991), misalnya kanker payudara lebih banyak
ditemukan pada wanita dewasa, kanker paru-paru
banyak ditemukan pada perokok akut, sedangkan
kanker yang sering diderita oleh anak-anak salah
satunya adalah leukemia (Siegel & Hudson, 1992).
• Kecemasan yang dirasakan anak dapat
menghambat prosedur medis dan jika prosedur
medis terhambat, maka akan memperlambat
proses kesembuhan. Intervensi pada penelitian ini
menggunakan Terapi Kognitif Perilaku. Tujuan
intervensi ini adalah untuk mengurangi kecemasan
anak penderita leukemia terhadap prosedur medis.
• Dalam penelitian ini diperlukan seorang terapis
dan dibantu oleh observer. Ada beberapa tahap
yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
• Tahap awal. Tahap ini dilakukan sebelum
memulai penelitian, di mana peneliti melakukan
persiapan penelitian. Persiapan penelitian
meliputi beberapa hal, yaitu:
• 1) proses pemilihan dan pembekalan terapis;
• (2) proses penyusunan alat ukur dan modul
terapi kogitif perilaku {termasuk di dalamnya uji
coba modul untuk memperbaiki instruksi dan
bahasa yang digunakan dalam panduan Terapi
Kognitif Perilaku pada subjek yang memiliki
kriteria yang sama dengan subjek penelitian);
• (3) Seleksi subjek penelitian.
Pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian
berupa pemberian Terapi Kognitif Perilaku sebanyak
5 kali pertemuan, masing-masing selama 40-60
menit. Rincian pelaksanaan terapi dapat dilihat
dalam Tabel t. Jumlah pertemuan dalam terapi ini
disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.
Adapun materi terapi kognitif perlakuan secara garis
besar meliputi {Staflard, 2005) : psikoedukasi,
sensitisasi emosi, relaksasi, bicara diri positif,
penguatan positif, dan desensitisasi sistematik.

Anda mungkin juga menyukai