Anda di halaman 1dari 33

CEDERA PADA GERIATRI

Tuesday, March 31st 2016 Kelompok 21 & 22


 ELMA MALINO  EUNIKE D. PONGLITIN
 ELISON PANGGALO  ESTER J. MERRY KAYAME
 ERITA WARDHANI  ESTER SAMBER
 OBET N. NAA  NANCY J. GRISELDA
 PANDU LEWERISSA  NYCODEMUS SESA
 PENGALANITA  OLAMO KALABETME
 QUEEN P. ARUNGLAMBA  REZA A. PUTRA

KELOMPOK 21 KELOMPOK 22
Perubahan sistem tubuh pada lansia

 Pengertian Lanjut Usia


Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan
pada daur kehidupan manusia yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan dan juga kegagalan untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Berdasarkan
definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia bila
apabila usianya sudah mencapai 65 tahun ke atas.
1. Perubahan pada Sistem Sensoris
Pada lansia yang mengalami penurunan persepsi
sensori akan terdapat keengganan untuk
bersosialisasi karena kemunduran dari fungsi-fungsi
sensoris yang dimiliki.
 Penglihatan

Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang


dianggap normal pada proses penuaan termasuk
penurunan kemampuan dalam melakukan
akomodasi, konstriksi pupil, dan perubahan warna
serta kekeruhan lensa mata.
 Pendengaran
Penurunan pendengaran merupakan kondisi yang
secara dramatis dapat mempengaruhi kualitas
hidup. Kehilangan pendengaran pada lansia disebut
presbikusis. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada penglihatan akibat proses menua adalah :
terdapat penurunan fungsi sensorineural (telinga
dalam), pengecilan daya tangkap membran timpani
(telinga tengah), dan rambut menjadi panjang dan
tebal, kulit menjadi tipis dan kering, dan
peningkatam keratin (telinga luar)
 Perabaan
Perabaan merupakan sistem sensoris pertama
yang menjadi fungsional apabila terdapat
gangguan pada penglihatan dan pendengaran.
 Pengecapan
Perubahan yang terjadi pada pengecapan
akibat proses penuaan yaitu penurunan jumlah dan
kerusakan papila atau kuncup-kuncup perasa lidah.
Implikasi dari hal ini adalah sensitivitas terhadap
rasa berkurang
 Penciuman
Perubahan yang terjadi pada penciuman akibat
proses menua yaitu penurunan atau kehilangan
sensasi penciuman.
2. Perubahan pada Sistem Integumen

Pada lansia, epidermis tipis dan rata, terutama yang


paling jelas di atas tonjolan-tonjolan tulang, telapak
tangan, kaki bawah dan permukaan dorsalis tangan dan
kaki. Penipisan ini menyebabkan vena-vena tampak lebih
menonjol. Sedikit kolagen yang terbentuk pada proses
penuaaan, dan terdapat penurunan jaringan elastik,
mengakibatkan penampilan yang lebih keriput. Tekstur
kulit lebih kering karena kelenjar eksokrin lebih sedikit
dan penurunan aktivitas kelenjar eksokrin dan kelenjar
sebasea. Degenerasi menyeluruh jaringan penyambung,
disertai penurunan cairan tubuh total akan menyebabkan
penurunan turgor kulit.
3. Perubahan pada Sistem Muskuloskeletal

Pada umur lanjut terjadi kekakuan ligamen, tulang rawan, diskus


intervertebral, kapsula sendi,dll
Kelainan pada muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling banyak
pada orang tua. Kelainan ini menjadi penghambat kehidupan sehari-
hari dan menjadikan pasien tergantung pada lingkungannya.
Memburuknya tendon, ligamen, kapsula sendi memegang peranan
penting dalam meningkatnya resiko terhadap trauma, ruptur spontan,
dan hilangnya stabilitas sendi.
Pada usia lanjut terjadi penurunan sifat respon terhadap hormon
anabolik dan pengurangan mutlak kadar growth hormon. Sesudah
umur 25 tahun ukuran otot akan berkurang 4% setiap 10 tahun.
Sesudah umur 50 tahun berkurang 10 % setiap dekade. Keadaan ini
bermanifestasi mengecil ukurannya dan jumlah sel yang berkurang.
Berkurangnya masa otot berhubungan dengan menurunnya kekuatan
otot yang terjadi pada usia lanjut
4. Perubahan Sistem Kardiovaskular

Jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan


baik struktural maupun fungsional. Penurunan yang
terjadi berangsur-angsur sering ditandai dengan
penurunan tingkat aktivitas, yang mengakibatkan
penurunan kebutuhan darah yang teroksigenasi.
Perubahan struktur :
Pada fungsi fisiologis, faktor gaya hidup berpengaruh
secara signifikan terhadap fungsi kardiovaskular
 Penebalan dinding ventrikel kiri karena peningkatan densitas
kolagen dan hilangnya fungsi serat-serat elastis . Implikasi :
ketidakmampuan jantung untuk distensi atau penurunan kekuatan
kontraktil
 Jumlah sel-sel peacemaker mengalami penurunan dan berkas his
kehilangan serat konduksi yang membawa impuls ke ventrikel.
Implikasi : disritmia
 Sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus karena
peningkatan serat kolagen dan hilangnya serat elastis dalam
lapisan medial arteri. Implikasi : penumpulan respon baroreseptor
dan penumpulan respon terhadap panas dan dingin
 Vena meregang dan mengalami dilatasi. Implikasi : vena tidak
kompeten atau gagal dalam menutup secara sempurna sehingga
mengakibatkan terjadinya edema pada ekstremitas bawah dan
penumpukan darah
5. Perubahan pada Sistem Pulmonal

Perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru


dan dinding dada turut berperan dalam peningkatan
kerja pernapasan sekitar 20% pada usia 60 tahun.
Di bawah ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi
akibat proses penuaan :
- paru-paru kecil dan kendur, hilangnya rekoil elastik,
dan pembesaran alveoli. Implikasi : penurunan daerah
permukaan untuk difusi gas
- Penurunan kapasitas vital,penurunan PaO2 residu.
Implikasi : penurunan saturasi O2
 Pengerasan bronkus dan peningkatan resistensi. Implikasi : dispnea
saat aktivitas
 Kalsifikasi kartilago costa, kekakuan tulang iga pada kondisi
pengembangan. Implikasi : Emfisema senilis, pernapasan abdominal,
hilangnya suara paru pada bagian dasar
 Hilangnya tonus otot toraks, kelemahan kenaikan dasar paru.
Implikasi : atelektasis
 Kelenjar mukus kurang produktif. Implikasi : akumulasi cairan, sekresi
kental dan sulit dikeluarkan
 Penurunan sensitivitas sfingter esofagus. Implikasi : hilangnya sensasi
haus dan silia kurang aktif
 Penurunan sensitivitas kemoreseptor. Implikasi : tidak ada
perubahan dalam PaCO2 dan kurang aktifnya paru-paru pada
gangguan asam basa
6. Perubahan pada Sistem Endokrin
 Sekitar 50% lansia menunjukan intoleransi glukosa,
dengan kadar gula puasa yang normal. Penyebab
dari terjadinya intoleransi glukosa ini adalah faktor
diet, obesitas, kurangnya olahraga, dan penuaan.
 Frekuensi hiptiroid pada lansia yaitu sebanyak
25%, sekitar 75% dari jumlah tersebut mempunyai
gejala, dan sebagian menunjukan “apatheic
thyrotoxicosis”
7. Perubahan pada Sistem Renal dan
Urinaria
 Seiring bertambahnya usia, akan terdapat
perubahan pada ginjal, bladder, uretra, dan sistem
nervus yang berdampak pada proses fisiologi
terkait eliminasi urin. Hal ini dapat mengganggu
kemampuan dalam mengontrol berkemih, sehingga
dapat mengakibatkan inkontinensia, dan akan
memiliki konsekuensi yang lebih jauh
8. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal

a. Rongga mulut :
- Hilangnya tulang periosteum dan periodental,
penyusutan dan fibrosis pada akar halus,
pengurangan dentin, dan retraksi struktur gusi
- Hilangnya kuncup rasa
- Atrofi pada mulut
b. Esofagus, lambung, dan usus
- Dilatasi esofagus dan penurunan refleks muntah
- Penurunan motilitas lambung
c. Saluran empedu, Hati, kandung empedu, dan
pankreas
- Pengecilan ukuran hati dan pankreas

- Perubahan proporsi lemam empedu tanpa diikuti

perubahan metabolisme asam empedu yang


signifikan
9. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Pria
- Penurunan produksi spermatozoa yang berangsur-
angsur
- Atrofi asini prostat otot dengan area fokus
hiperplasia. Hiperplasia noduler benigna
terdapat pada 75% pria>90 tahun
b. Wanita
- Penurunan estrogen yang bersirkulasi
- Peningkatan androgen yang bersirkulasi
TRAUMA GERIATRI
 Faktor penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor-faktor
antara lain:
1. Kecelakaaan
 Merupakan faktor penyebab jatuh yang utama bagi lansia, yaitu sekitar 30-50% kasus jatuh
 Murni kecelakaan, misalnya karena jatuh terpleset atau tersandung sesuatu.
 Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat proses menua, misalnya
karena penglihatan pada lansia sudah menurun, kemudian menabrak benda-benda yang ada
dirumah sehingga akhirnya jatuh.
2. Nyeri kepala dan atau vertigo
3. Hipotensi orthostatik
 Hipovolemia (curah jantung rendah)
 Difungsi otonom
 Penurunan kembalinya darah vena ke jantung
4. Obat-obatan
 antihipertensi, misalnya alfa-bloker
 Anti depresan trisiklik
 Sedativa
 Antipsikotik
 Obat-obatan hipoglikemi dan alkohol
5. Proses penyakit yang spesifik. penyakit-penyakit akut seperti;
a. Kardiovaskuler
Aritmia

Stenosis aorta

Sinkop sinun karotis

b. Neurologi
TIA

Stroke

Serangan kejang

Parkinson

Kompresi saraf spinan karena spondilosis

Penyakit sereblum

6. Idiopatik
7. Sinkop
 Drop attack

 Penurunan darah ke otak secara tiba-tiba

 Terbakar matahari

8. Faktor lingkungan
 Perabotan rumah tangga yang tidak layak pakai

 Tempat tidur yang tidak layak

 Tempat berpegang yang tidak kuat

9. Faktor situasional
 Aktifitas

 Lingkungan

 Penyakit akut
Pemeriksaan
Pada pasien geriatri, kita harus melakukan
pemeriksaan secara holistik, dan tepat, meliputi:
a. Anamnesa riwayat penyakit

b. Pemeriksaan fisik

c. Assesmen fungsional
Evaluasi dan Penanganan
 Kesalahan evaluasi pada orang tua setelah terjadi
cedera adalah kesalahan menilai tekanan darah
dan denyut nadi yang normal.
Penanganan
 Airway
 Pemasangan nasogastric tube atau nasotracheal tube
harus hati-hati karena kerapuhan nasopharynx
terutama sekitar concha.
 Pendarahan yang akan terjadi merupakan penyulit
yang berbahaya.
 Penggunaan endotracheal tube untuk definitif airway.
Jika terjadi obstruksi akut atau plika vokalis tidak
terlihat maka dikerjakan krikotirotomi surgical.
 Breathing
 Penurunan cadangan respirasi disebabkan oleh
pertambahan umur dan penyakit-penyakit menahun.
Oksigen tambahan harus diberikan dan dilakukan
pemasangan intubasi dan ventilasi mekanik.
 Pada cedera dinding dada (patah tulang iga dan
contusio paru), simple pneumothoraks, hemotoraks 
penanggulangan nyeri dan pulmonary toilet.
 Kompilkasi paru : atelektasis, pneumonia, dan edema
paru  perawatan RS.
 Circulation
 Monitoring dini dan penanganan secara cepat.
 Monitoring pemberian kristaloid pada pasien dengan
hipertensi yang mendapat pengobatan diuretik jangka
lama  cegah terjadinya gangguan elektrolit balance.
 Resusitasi awal dengan cairan elektrolit isotonis 1-2 liter
diberikan dengan cepat  pantau respon pasien 
pemberian cairan berikutnya.
 Cedera yang hebat dan disertai hipertensi dan
metabolik asidosis disertai cedera otak  kematian.
 Disability (cedera kepala)
 Cedera pada orang tua lebih sering terjadi subdural
dan intraparenkimal hematom.
 Penggunaan antikoagulan menjadi salah satu faktor
terjadinya hematom.
 Pemeriksaan CT pada kepala memberikan informasi
yang cepat,tepat dan akurat pada struktur yang rusak
seperti pada otak,tulang tengkorak dan jar. penyokong
lainnya.
 Disability (cedera servikal spine)
 Cedera tulang belakang akan sulit didiagnosis karena
adanya osteoporosis dan osteoatritis.
 Degenerasi pada ligamen intervertebralis dapat
menyebabkan subluxasi.
 MRI sangat berguna untuk menengakkan diagnosis
pada kelainan ini.
 Exposure
 Kulit dan jaringan ikat pada orang tua mengalami
perubahan seperti jumlah sel yang berkurang, kekuatan
yang berkurang dan fungsi yang menurun.
 Dermis berkurang 20% ketebalannya akibat penurunan
aliran darah dan jumlah sel  menurunnya kemampuan
pengaturan panas tubuh dan penurunan fungsi barier
terhadap infeksi bakteri  menurunnya kemampuan
penyembuhan luka.
 Cegah terjadinya hipotermia.
Perhatian Khusus
 Penggunaan obat-obat
 Beta-adrenergik blocking agent  menurunnya fungsi
kronotropik.
 Ca channel blocker mencegah terjadinya vasokonstriksi perifer
 hipotensi.
 NSAID  terjadinya kehilangan darah karena efek pada fungsi
platelet.
 Steroid dan beberapa macam obat lain penurunan respon
inflamasi.
 Pemakaian Antikoagulan jangka panjang  kehilangan darah.
 Penggunaan diuretik jangka panjang  dehidrasi dan
berkurangnya kadar kalsium dan natrium.
 Penggunaan obat hipoglikemik  kesulitan kontrol glukosa
serum.
 Usaha menghilangkan rasa nyeri dilakukan setelah resusitasi.
 Kekerasan pada orang tua digolongkan menjadi :
 Physicalabuse
 Sexual abuse

 Tidak diperdulikan

 Psychological abuse

 Exploitasi finansial dan material

 Pelanggaran HAM
Keputusan pada akhir hayat

 Usia meningkatkan mortalitas namun dengan


pengelolaan yang agresif dan pengelolaan awal
akan menurunkan mortalitas.
 Panduan dibawah ini dapat bermanfaat :
 Penting : hak pasien untuk menentukan sendiri
 Terapi hanya dilakukan bila bermanfaat untuk pasien

 Terapi harus lebih besar efek baik dari pada efek


buruk.

Anda mungkin juga menyukai