Anda di halaman 1dari 49

HERPES ZOSTER

Pembimbing :
dr. Buih Amartiwi, Sp.KK

Disusun Oleh:
Syachnanta ATP

SMF ILMU KULIT DAN KELAMIN RS SITI KHODIJAH SEPANJANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

2
DEFINISI
Herpes Zoster adalah penyakit dengan karakteristik
ruam dan nyeri unilateral pada area dermatom akibat
dari reaktivasi virus varisela zoster dalam bentuk laten
di ganglia sensoris setelah mengalami cacar air/varisela
sebelumnya.

SINONIM

Dampa, cacar ular, shingles.


2
EPIDEMIOLOGI

Melemahnya respon specific cell-mediated


immune(CMI) terhadap virus terjadi alamiah pada
proses penuaan, penyakit imunosupresif atau
perawatan medis, yang meningkatkan terjadinya
shingles.
Terdapat lebih dari 500.000 kasus setiap tahun di
Amerika Serikat. Kejadian herpes zoster pada orang
tua usia 75 tahun melebihi 10 kasus per 1000 orang/
tahun.

4
ETIOLOGI

Varicella-zoster virus (VZV), juga dikenal


sebagai Human Herpes Virus 3 (HHV3)
merupakan keluarga herpes virus
(Herpesviridae).

Gambar 2.1
5
Herpesvirus varicellae6
PATOGENESIS

Infeksi primer VZV  Varicella


(cacar air)

Perm. Kulit dan mukosaujung saraf


sensorisganglia sensorisBentuk laten

Immunosupresi, stres emosional,


trauma lokal

Reaktivasi VZV  Herpes Zoster

6
*Sering mengenai saraf oftalmikus cabang
pertama nervus trigeminal dan dari ganglia
sensoris spinal dari T1 ke L2

Inflamasi pada kulit


dan mukosa Fase prodormal

Memicu sinyal Pengeluaran asam amino


nosiseptif dan neuropeptida ↑

Meningkatkan Cedera eksitotoksik


sensitivitas SSP
Kerusakan neuron sumsum
tulang belakang, ganglion, saraf
Alodinia perifer

Neuralgia Paska
Herpetik
7
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri otot lokal, nyeri tulang, pegal, parastesia
Stadium
Prodormal
sepanjang dermatom, gatal, rasa terbakar, malaise
dan demam. (1-10 hari).

Stadium Gatal atau nyeri terlokalisata  makula kemerahan


Erupsi  papul, vesikel jernih berkelompok (3 – 5 hari)

Isi vesikel menjadi keruh  pecah  krusta (7 – 10


Stadium hari)  involusi setelah 2 – 4 minggu  Membaik
Krustasi tanpa gejala sisa ataupun dengan gejala sisa (sering
NPH).
8
A. Stadium Erupsi
B. Stadium Krustasi

9
DIAGNOSIS

● Lesi dan nyeri pada area


dermatom
● Tzanck Smear
(Multinucleated Giant Cell)
● Kultur Virus
● Direct Immunifluorescence
Assay

10
DIAGNOSIS BANDING

11
Diagnosis Banding Herpes simpleks Varisela DKA Dermatitis
venenata
Definisi
dengan timbulnya
89,526,124$
Penyakit yang ditandai Infeksi virus akut
primer yang
Dermatitis yang
disebabkan
Kelainan kulit akibat
gigitan atau tusukan
vesikel berkelompok menye-rang kulit terpapar-nya kulit serangga
diatas dasar eritem, dan mukosa, dengan bahan yang
berulang mengenai berbentuk vesikel bersifat sebagai
permukaan muko- dan menyebar. alergen.
kutaneus
Etiologi HSV 1 Varicella Zoster Bahan alergenik Toksin atau alergen
HSV 2 Virus yang dikeluar-kan
arthropoda

Predileksi Predileksi pada wanita Badan kemudian Tergantung area Tergantung area
antara lain labium muka, kepala, dan yang terpapar bahan yang terkena gigitan
mayor, labium minor, ekstre-mitas. alergen. atau tusukan
klitoris, vagina, serviks Distri-businya serangga.
dan anus. Pada laki-laki bersifat sentripetal
antara lain di batang
penis, glans penis dan
anus. Ekstra-genital
yaitu hidung, bibir,
100%
lidah, palatum dan
faring
Gejala Klinis Gejala prodromal Gejala Lesi akut berupa Lesinya
berupa rasa panas prodromal lesi polimorf yaitu bermacam-
(terbakar) dan gatal. demam (sub- tampak makula macam dari
Setelah timbulnya febris) selama eritematus, batas makula
lesi dapat terjadi 4-5 hari, tidak jelas pada eritematus sampai
demam, malaise, dan malaise, nyeri efloresensi dan papul, urtikaria,
nyeri otot. Status kepala. diatas makula vesikel, bula atau
dermatologis berupa Gejala erupsi yang eritematus pustule. Sering
vesikel yang mudah ditandai dengan terdapat papul, gatal atau pedih
pecah/erosi/ ulkus makulo papulo vesikel, bula, yang dengan gambaran
dangkal bergelombol eritema-tosa, bila pecah yang khas berjajar
di atas dasar eritema gatal, dalam menjadi lesi seperti garis lurus
dan disertai rasa beberapa jam eksudatif. (linier).
nyeri berubah
menjadi vesikel
 pustula 
setelah
5 hari menga-
lami krustasi dan
lepas 1-3
minggu.

13
PENATALAKSANAAN

A. Umum

● Analgetika : Metampiron sehari 4 x 1 tablet


● Lokal :
- Bila basah : kompres larutan garam faali
- Bila erosi : salep sodium fusidate
- Bila kering : bedak salycil 2%

14
B. Khusus

1. Acyclovir
Dosis : Dewasa : 800 mg sehari 5 kali selama 7-10 hari
Anak : 20 mg/kgBB sampai 800 mg sehari 4 kali

2. Neuralgia Paska Herpetik

3. Herpes Zoster Oftalmikus

15
C. Pencegahan

Pemberian vaksin varicella virus vaccine


Indikasi :
• usia tua (>60 tahun)
• pasien imunokompromais dengan
penyakit kronik

16
KOMPLIKASI

Kelainan Kulit
Kelainan
Neurologis
Kelainan Viseral

17
18
A. Kelainan Kulit

1. Diseminasi/penyebaran pada kulit


• Adanya penyebaran yang lebih luas (25-50 atau lebih
lesi)  herpes zoster generalisata / varicella-like-
eruption.
• Terjadi pada 2-10% pasien yang merupakan pasien
imunodefisiensi.
• Terapi : Asiklovir IV 10 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7
hari.

19
20
2. Gangren superfisial dan infeksi sekunder
• Pada pasien imunodefisiensi sering mengalami infeksi bakteri
sekunder  terhambatnya proses penyembuhan dan
meninggalkan jaringan parut.
• Terapi : Eritromisin 250-500 mg sehari 3 x 1 tablet atau
dicloxacillin 125-250 mg sehari 3 x 1 tablet selama 5-7 hari.

21
B. Kelainan Neurologis

1. Neuralgia Paska Herpetik


• Komplikasi tersering dari kasus herpes zoster
• Akibat kerusakan neuronal ganglia sensoris dan saraf perifer.
• Nyeri yang konstan ataupun hilang timbul (rasa terbakar, sakit,
berdenyut).
• Biasanya sembuh < 3 bulan. Namun bisa menetap seumur hidup.
• Terapi :
- NSAID Aspirin 500mg 3x1
- Antidepresan gol trisiklik, amitriptilin 50-100 mg/hari
- Carbamazepine : 200mg sehari 1-2 kali (untuk trigeminal neuralgia).

22
23
2. Meningoensefalitis dan Myelitis
• Virus berkembang biak dan menyebar di dalam ganglion
 menyebabkan nekrosis neuronal dan peradangan
hebat  meningen  myelum  meningoensefalitis dan
myelitis .
• Terapi : Asiklovir IV 10 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7
hari.

24
3. Paralisis Motorik
Paralisis motorik dapat terjadi pada 1-5% kasus, yang terjadi
akibat perjalanan virus secara kontinuitatum dari ganglion
sensorik ke sistem saraf yang berdekatan. Umumnya sembuh
spontan.

25
4. Kelainan pada Mata (Herpes Zoster Oftalmikus)
Bagian yang terlibat adalah nervus trigeminus cabang pertama
(N.Ophtalmicus). Keterlibatan penglihatan yang paling sering
terjadi adalah uveitis (92%) dan keratitis (50%).

26
• Pada 80% kasus tedapat Hutchinson’s Sign akibat keterlibatan
saraf naso silari.
• Terapi : Pemeriksaan oleh dokter mata atau dapat diberikan
asiklovir salep mata setiap 4 jam dan ofloxacin atau
ciprofloxacin obat tetes mata selama 7 hari.

27
4. Kelainan pada THT (Ramsay Hunt Syndrome)
• Keterlibatan N.VII (nervus fasialis) dan N.VIII (nervus
auditorius) akibat VZV.
• Gejala yang timbul berupa herpes aurikularis; herpes
aurikularis dengan paralisis wajah ipsilateral; herpes
aurikularis, paralisis wajah dengan gejala auditorik.
• Terapi : Asiklovir intravena, 10 - 15 mg / kg tiga kali sehari
minimal 14 hari

28
C. Kelainan Organ Viseral

VZV dapat menginvasi hingga pembuluh darah,


sehingga dapat menyerang organ viseral yang akan
menyebabkan pneumonitis, hepatitis, esofagitis, gastritis,
dan sebagainya.

29
PROGNOSIS

Ruam biasanya sembuh dalam waktu 10-15 hari. Pasien


muda dan sehat memiliki prognosis yang baik. Orang tua memiliki
peningkatan komplikasi yang meningkat secara signifikan.
Herpes zoster diseminata (vesikel tersebar luas) pada pasien
imunokompromis dapat menyebabkan kematian akibat ensefalitis,
hepatitis, atau pneumonitis.

30

BAB 2
TINJAUAN KASUS

32
Identitas Pasien

Nama : An. T
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Pelajar Pondok
Alamat : Waru
Tanggal Pemeriksaan : 09 Januari 2018

33
Anamnesis
Keluhan Utama

Bintik merah di daerah perut dan punggung

34
RPS

Pasien belum pernah mengalami hal ini sebelumnya


mengeluh muncul bintik kemerahan di daerah perut
dan punggung sejak 4 hari yang lalu. Awalnya badan
terasa lemas dan meriang kemudian muncul awal
bintik kemerahan di perut kemudian selang 1 hari
muncul yang di punggung. Sudah diberi obat salep
bethasone dapat dari saudaranya yang perawat, tapi
keluhan tidak membaik. Bintik kemerahan juga terasa
gatal. Pasien juga mengeluhkan badannya terasa pegal
semua.

21
RPD

• Tidak pernah memiliki penyakit seperti sekarang.


• Pasien juga mengeluhkan gatal dan ada benjolan kecil di
kemaluan dan ekstremitas bawah sejak 2 bulan ini.
• Alergi obat disangkal

RPK

Di keluarga tidak ada keluhan serupa

36
Riwayat Sosial

• Pasien tinggal di pondok dan aktivitas hariannya


sekolah dan mengaji, teman – teman satu pondoknya
ada beberapa yang mengalami gejala gatal dan
benjolan di kemaluan seperti yang diderita pasien

37
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Lihat status dermatologi
Genitalia : Dalam batas normal
Glutea : Dalam batas normal

38
Status Dermatologi

Pemeriksaan Fisik Et regio abdomen, punggung dan


axillary dextra terdapat bintik kemerahan batas jelas
multipel.

39
Diagnosis

Herpes Zoster

Diagnosis Banding

-Varicella
- DKA
2
Planning

Diagnosis telah ditegakkan dari riwayat penyakit pasien


Diagnosis dan hasil pemeriksaan dengan mengambil kerokan
pustula pada kaki kiri pasien yang menunjukkan adanya
tungau di bawah mikroskop.

41
Terapi

a. Non Farmakologis
• Bed Rest total  tidak mondok/ sekolah  untuk
menjaga fisik pasien dan cegah penularan
• Maintenance cairan yang cukup

42
Terapi

b. Farmakologis
• Acyclovir 20 mg/kgBB sampai 800 mg
sehari 4 kali
• Metampiron 4 x sehari

43
Monitoring
• Keluhan pasien
• Bentukan efloresensi

44
Edukasi • Beritahukan kepada pengurus pasien tentang
penyakitnya, penyebab, rencana pengobatan
serta prognosis penyakitnya.
• Jelaskan cara pemakaian obat-obatan yang
diberikan, efek samping yang mungkin
muncul dan berapa lama pengobatannya.
• Pengurus yang bertanggung jawab
mengajarkan kepada pasien untuk
membiasakan cuci tangan yang bersih
• Mencuci dan mengganti sprei dan sarung
bantal secara rutin
• Menjaga kebersihan bak mandi, sebaiknya
dibersihkan 1 minggu sekali
• Kontrol 1 minggu lagi.

45
Prognosis

Baik selama pasien melakukan


pengobatan dengan baik dan
mengikuti petunjuk pemakaian obat
yang benar.

46

BAB 3
FOTO KASUS

47
49

Anda mungkin juga menyukai