Case Report
Case Report
Pembimbing :
dr. Buih Amartiwi, Sp.KK
Disusun Oleh:
Syachnanta ATP
2
DEFINISI
Herpes Zoster adalah penyakit dengan karakteristik
ruam dan nyeri unilateral pada area dermatom akibat
dari reaktivasi virus varisela zoster dalam bentuk laten
di ganglia sensoris setelah mengalami cacar air/varisela
sebelumnya.
SINONIM
4
ETIOLOGI
Gambar 2.1
5
Herpesvirus varicellae6
PATOGENESIS
6
*Sering mengenai saraf oftalmikus cabang
pertama nervus trigeminal dan dari ganglia
sensoris spinal dari T1 ke L2
Neuralgia Paska
Herpetik
7
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri otot lokal, nyeri tulang, pegal, parastesia
Stadium
Prodormal
sepanjang dermatom, gatal, rasa terbakar, malaise
dan demam. (1-10 hari).
9
DIAGNOSIS
10
DIAGNOSIS BANDING
11
Diagnosis Banding Herpes simpleks Varisela DKA Dermatitis
venenata
Definisi
dengan timbulnya
89,526,124$
Penyakit yang ditandai Infeksi virus akut
primer yang
Dermatitis yang
disebabkan
Kelainan kulit akibat
gigitan atau tusukan
vesikel berkelompok menye-rang kulit terpapar-nya kulit serangga
diatas dasar eritem, dan mukosa, dengan bahan yang
berulang mengenai berbentuk vesikel bersifat sebagai
permukaan muko- dan menyebar. alergen.
kutaneus
Etiologi HSV 1 Varicella Zoster Bahan alergenik Toksin atau alergen
HSV 2 Virus yang dikeluar-kan
arthropoda
Predileksi Predileksi pada wanita Badan kemudian Tergantung area Tergantung area
antara lain labium muka, kepala, dan yang terpapar bahan yang terkena gigitan
mayor, labium minor, ekstre-mitas. alergen. atau tusukan
klitoris, vagina, serviks Distri-businya serangga.
dan anus. Pada laki-laki bersifat sentripetal
antara lain di batang
penis, glans penis dan
anus. Ekstra-genital
yaitu hidung, bibir,
100%
lidah, palatum dan
faring
Gejala Klinis Gejala prodromal Gejala Lesi akut berupa Lesinya
berupa rasa panas prodromal lesi polimorf yaitu bermacam-
(terbakar) dan gatal. demam (sub- tampak makula macam dari
Setelah timbulnya febris) selama eritematus, batas makula
lesi dapat terjadi 4-5 hari, tidak jelas pada eritematus sampai
demam, malaise, dan malaise, nyeri efloresensi dan papul, urtikaria,
nyeri otot. Status kepala. diatas makula vesikel, bula atau
dermatologis berupa Gejala erupsi yang eritematus pustule. Sering
vesikel yang mudah ditandai dengan terdapat papul, gatal atau pedih
pecah/erosi/ ulkus makulo papulo vesikel, bula, yang dengan gambaran
dangkal bergelombol eritema-tosa, bila pecah yang khas berjajar
di atas dasar eritema gatal, dalam menjadi lesi seperti garis lurus
dan disertai rasa beberapa jam eksudatif. (linier).
nyeri berubah
menjadi vesikel
pustula
setelah
5 hari menga-
lami krustasi dan
lepas 1-3
minggu.
13
PENATALAKSANAAN
A. Umum
14
B. Khusus
1. Acyclovir
Dosis : Dewasa : 800 mg sehari 5 kali selama 7-10 hari
Anak : 20 mg/kgBB sampai 800 mg sehari 4 kali
15
C. Pencegahan
16
KOMPLIKASI
Kelainan Kulit
Kelainan
Neurologis
Kelainan Viseral
17
18
A. Kelainan Kulit
19
20
2. Gangren superfisial dan infeksi sekunder
• Pada pasien imunodefisiensi sering mengalami infeksi bakteri
sekunder terhambatnya proses penyembuhan dan
meninggalkan jaringan parut.
• Terapi : Eritromisin 250-500 mg sehari 3 x 1 tablet atau
dicloxacillin 125-250 mg sehari 3 x 1 tablet selama 5-7 hari.
21
B. Kelainan Neurologis
22
23
2. Meningoensefalitis dan Myelitis
• Virus berkembang biak dan menyebar di dalam ganglion
menyebabkan nekrosis neuronal dan peradangan
hebat meningen myelum meningoensefalitis dan
myelitis .
• Terapi : Asiklovir IV 10 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7
hari.
24
3. Paralisis Motorik
Paralisis motorik dapat terjadi pada 1-5% kasus, yang terjadi
akibat perjalanan virus secara kontinuitatum dari ganglion
sensorik ke sistem saraf yang berdekatan. Umumnya sembuh
spontan.
25
4. Kelainan pada Mata (Herpes Zoster Oftalmikus)
Bagian yang terlibat adalah nervus trigeminus cabang pertama
(N.Ophtalmicus). Keterlibatan penglihatan yang paling sering
terjadi adalah uveitis (92%) dan keratitis (50%).
26
• Pada 80% kasus tedapat Hutchinson’s Sign akibat keterlibatan
saraf naso silari.
• Terapi : Pemeriksaan oleh dokter mata atau dapat diberikan
asiklovir salep mata setiap 4 jam dan ofloxacin atau
ciprofloxacin obat tetes mata selama 7 hari.
27
4. Kelainan pada THT (Ramsay Hunt Syndrome)
• Keterlibatan N.VII (nervus fasialis) dan N.VIII (nervus
auditorius) akibat VZV.
• Gejala yang timbul berupa herpes aurikularis; herpes
aurikularis dengan paralisis wajah ipsilateral; herpes
aurikularis, paralisis wajah dengan gejala auditorik.
• Terapi : Asiklovir intravena, 10 - 15 mg / kg tiga kali sehari
minimal 14 hari
28
C. Kelainan Organ Viseral
29
PROGNOSIS
30
“
BAB 2
TINJAUAN KASUS
32
Identitas Pasien
Nama : An. T
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Pelajar Pondok
Alamat : Waru
Tanggal Pemeriksaan : 09 Januari 2018
33
Anamnesis
Keluhan Utama
34
RPS
21
RPD
RPK
36
Riwayat Sosial
37
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
38
Status Dermatologi
39
Diagnosis
Herpes Zoster
Diagnosis Banding
-Varicella
- DKA
2
Planning
41
Terapi
a. Non Farmakologis
• Bed Rest total tidak mondok/ sekolah untuk
menjaga fisik pasien dan cegah penularan
• Maintenance cairan yang cukup
42
Terapi
b. Farmakologis
• Acyclovir 20 mg/kgBB sampai 800 mg
sehari 4 kali
• Metampiron 4 x sehari
43
Monitoring
• Keluhan pasien
• Bentukan efloresensi
44
Edukasi • Beritahukan kepada pengurus pasien tentang
penyakitnya, penyebab, rencana pengobatan
serta prognosis penyakitnya.
• Jelaskan cara pemakaian obat-obatan yang
diberikan, efek samping yang mungkin
muncul dan berapa lama pengobatannya.
• Pengurus yang bertanggung jawab
mengajarkan kepada pasien untuk
membiasakan cuci tangan yang bersih
• Mencuci dan mengganti sprei dan sarung
bantal secara rutin
• Menjaga kebersihan bak mandi, sebaiknya
dibersihkan 1 minggu sekali
• Kontrol 1 minggu lagi.
45
Prognosis
46
“
BAB 3
FOTO KASUS
47
49