0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan15 halaman
Laporan kasus ini membahas tentang kombinasi anestesi spinal dan epidural yang diberikan pada pasien yang menjalani kolesistektomi. Teknik anestesi regional memberikan keuntungan seperti pemulihan yang lebih cepat, respons metabolik yang berkurang terhadap stres operasi, dan relaksasi otot. Prosedur spinal dan epidural anestesi digambarkan beserta pemantauan dan manajemen pasca operasi untuk mencegah komplikasi.
Laporan kasus ini membahas tentang kombinasi anestesi spinal dan epidural yang diberikan pada pasien yang menjalani kolesistektomi. Teknik anestesi regional memberikan keuntungan seperti pemulihan yang lebih cepat, respons metabolik yang berkurang terhadap stres operasi, dan relaksasi otot. Prosedur spinal dan epidural anestesi digambarkan beserta pemantauan dan manajemen pasca operasi untuk mencegah komplikasi.
Laporan kasus ini membahas tentang kombinasi anestesi spinal dan epidural yang diberikan pada pasien yang menjalani kolesistektomi. Teknik anestesi regional memberikan keuntungan seperti pemulihan yang lebih cepat, respons metabolik yang berkurang terhadap stres operasi, dan relaksasi otot. Prosedur spinal dan epidural anestesi digambarkan beserta pemantauan dan manajemen pasca operasi untuk mencegah komplikasi.
DM ANESTESI RSML Kolesistektomi O Kolesistektomi adalah prosedur bedah untuk mengambil kantung empedu O Organ yang berbentuk seperti buah pir di bawah hati, bertempat di kuadran kanan atas dari abdomen. Kantung empedu menyimpan dan menyalurkan empedu, sebuah cairan digestif yang diproduksi di hati. O Kolesistektomi diperlukan jika penderita mengalami sakit batu empedu yang menghambat aliran empedu, disebut kolesistitis. Kolesistektomi merupakan operasi umum dan memiliki resiko kecil terjadinya komplikasi. Pemilihan teknik anestesi Penggunaan regional anestesi pada kolesistektomi merupakan metode yang mudah dikerjakan dan aman. Keunggulan dari teknik ini: O Recovery cepat O berkurangnya respon metabolic terhadap stress pembedahan O relaksasi otot O menghindari intubasi trakhea dan ketidaknyamanan yang lain O keuntungan yang signifikan menggunakan metode ini adalah mengurangi nyeri pasca operasi, penggunaan analgesik yang lebih sedikit, fungsi pulmonal tetap terjaga, dan berkurangnya rawat inap di rumah sakit O Sehingga, teknik ini dapat dijadikan pilihan pada Negara berkembang dimana faktor biaya menjadi masalah. Medikasi pre-anestetik O Fentanyl 50 mg IV, O Ranitidine 50 mg IV O Ondansetrone 4 mg IV
Yang perlu dipantau:
O Nadi O RR O MAP O Saturasi oksigen Spinal Anestesi
O Pada spinal anestesi, pasien dalam
keadaan duduk atau left lateral decubitus senyaman mungkin. O Subarachnoid space puncture dilakukan di antara L3-L4 apofisis dan 2,5-3,5 ml bupivacaine 0,5% hiperbarik diinjeksikan. O Setelah itu pasien diletakkan posisi supinasi dengan posisi head-down. O Jika MAP turun dibawah 60 mmHg, 3 μg mefenataramine diberikan. O Selama prosedur dilakukan, kecemasan ditatalaksana dengan 2 mg midazolam dan nyeri dengan fentanyl 50 μg pada IV bolus. Epidural anestesi O Pada epidural anestesi, posisi pasien seperti pada spinal anestesi. O Epidural kateter dimasukkan hingga T4-T6 pada preoperative holding area. O Tuohy needle dimasukkan pada thoracal space parallel yang sesuai ke prosesus spinosus. O Hilangnya resistensi pada teknik udara menggunakan glass syringe digunakan untuk menentukan letak epidural space. O Syringe dilepaskan dan kateter dimasukkan bersama dengan jarum kemudian dimajukan kurang lebih 8 cm pada epidural space. O Kemudian jarum ditarik sedangkan kateter tetap berada di dalam. O Dose test menggunakan solusi lokal anestesi (3 ml lidocaine 1,5% dengan epinefrin 1:200.000) diberikan untuk mengekslusi intravaskuler atau injeksi intratekal. O Kateter diperban pada punggung pasien menggunakan dressing steril. O Regimen epidural anestesi termasuk 20-25 ml lidocaine 2% dimulai dengan 5 ml bolus dan kemudian dititrasi 5 ml bolus untuk menghasilkan T2/T4 blokade sensoris. O Level anestesi dibawah T4, distribusi dermatom dipastikan dengan pemeriksaan sensorik sebelum operasi dimulai. Manajamen post-operatif O epidural kateter dilepas, kemudian pasien ditransfer ke post-anesthesia care unit. O Vital sign (Nadi, RR, dan tekanan darah) dipantau pada fase ini. O Pemberian cairan maintenance IV diberikan selama 4 jam post-operatif. O Untuk meredakan nyeri diberikan tramadol tablet 50 mg setiap 8 jam. O Selain vital sign, mual, muntah, kesadaran, nyeri bahu, retensi urin, nyeri kepala dan gejala neurologis lain juga dipantau.