Laporan Kasus
untuk memenuhi persyaratan
Program Internsip Dokter Indonesia
Oleh :
dr. Syahnanta Aditya Tito Putra
Pemdamping :
dr. Antonius Eko Sunaryo
Pendamping Penulis
Pembimbing/DPJP Pasien
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Semesta Alam atas bimbingan-Nya
sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan portofolio laporan kasus yang berjudul
“STATE HIPERGLIKEMIK HIPEROSMOLAR”. Dalam penyelesaian
portofolio laporan kasus ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................1
KASUS.........................................................................................................................2
2.1 Identitas Pasien............................................................................................2
2.2 Anamnesis.....................................................................................................2
2.3 Pemeriksaan Fisik........................................................................................3
2.4 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................4
2.5 Diagnosis.......................................................................................................5
2.6 Planning........................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................15
5.1 Kesimpulan.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
Angka kejadian HHS yaitu kurang dari 1 kasus tiap 1.000 orang pertahun
nya. Semakin meningkatnya prevalensi dari DM tipe 2, angka kejadian HHS juga
semakin meningkat1.HHS dihubungkan dengan angka kesakitan yang tinggi dan
angka kematian yang tinggi daripada Diabetic Ketoacidosis (DKA). Mortalitas
akibat HHS diklasifikasikan berdasarkan usia, beksiar antara 10% pada usia <75
tahun, 19% pada usia 75-84 tahun, dan 35% pada usia >84 tahun4.
1.2 Tujuan
Untuk dapat mengetahui dan memahami definisi, epidemiologi, etiologi,
patogenesis dan patofisiologi, diagnosis, terapi, monitoring, dan prognosis dari HHS.
1
BAB 2
KASUS
2.2 Anamnesis
2.2.1 Keluhan Utama
Badan Lemas
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan badan lemas, keluhan dirasakan sejak 2
minggu ini, lemas dirasakan di seluruh badan, lemas tidak membaik
hanya dengan istirahat saja pusing (-), mual (-), muntah (-) sering BAK
terbangun saat malam hari sejak 2 minggu ini. Sering merasa haus (+),
lapar (+).
2
2.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Cukup, GCS 4-5-6
Vital Signs
Tekanan Darah: 154/113 mmHg
Nadi : 102 kali / menit reguler, teratur, kuat angkat
Napas : 20 kali / menit
Suhu : 36,7 ˚C
SaO2 : 95% (Room Air)
Kepala
Anemia (-), Icterus (-), Cyanosis (-), Dyspnea (-) Konjungtiva hiperemi (-)
Nafas cuping hidung (-)
Leher
Pembesaran limfonodi (-), Deviasi trachea (-), Pembesaran thyroid (-)
Thorax
Simetris, Retraksi subcostal (-)
Pulmo: Peruksi Sonor Suara Napas: ves/ves rh -/- wh-/-
3
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (17/07/2020)
Laboratoris Hasil Nilai Rujukan Unit
Hb 13,9 11.4-15.1 g/dL
Erythrocyte 5,07 4.5- 6 /µL
Leucocyte 6.500 4.000-11.000 /µL
Hematocrit 42.9 40-80 %
MCV 85 80-93 /µL
MCH 27,4 27-31 fL
MCHC 32,3 32-36 pg
Differential count 0/0/68/28,0/4,5 0-4/0-1/51-67/25-40/2-8 g/dL
Platelet 262.000 142.000-424.000 /µL
GDS 702 <200 mg/dL
Ureum 28 10 – 25 mg/dL
Creatinin 0,97 < 1,4 mg/dL
4
2.5 Diagnosis
- Krisis Hiperglikemi susp HHS dd KAD
2.6 Planning
Diagnosis
- Gula Darah Serial
- Serum Elektrolit
- Kreatinin Serum
Terapi
- infus PZ 1lt /1jam 1 lt/2jam 1lt/4jam 30tpm
- Inj. omeprazole 1x40mg
- Inj. gavistal 3x1amp.
- drip. nerobat 1amp
- Drip. novorapid 50u dlm 50cc PZ
Monitoring
- Keadaan umum
- Vital sign
- Komplikasi
- Komplikasi terapi
Edukasi
- Bedrest
- Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga
(penyebab, perjalanan penyakit, perawatan, prognosis, komplikasi serta
usaha pencegahan komplikasi).
2.7 Prognosis
Quo ad vitam (hidup) : Dubia ad malam
Quo ad sanationam ( fungsi) : Dubia ad malam
Quo ad functionam (sembuh) : Dubia ad malam
5
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS) adalah salah satu dari komplikasi
metabolik serius yang terjadi pada pasien diabetes mellitus dan merupakan kegawat
daruratan yang mengancam nyawa. HHS lebih jarang ditemukan daripada diabetic
ketoacidosis (DKA). HHS sebelumnya memiliki istilah hyperosmolar hyperglicemic
non ketotic coma (HHNC); namun, istilah ini dirubah karena kondisi koma hanya
ditemukan pada kurang dari 20% pasien dengan HHS 1
2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, angka kejadian HHS yaitu kurang dari 1 kasus tiap 1.000
orang pertahunnya. HHS dihubungkan dengan angka kesakitan yang tinggi dan
angka kematian yang tinggi daripada Diabetic Ketoacidosis (DKA). Di Inggris, tidak
ada publikasi terbaru untuk angka mortalitas pada HHS, tetapi pada beberapa seri
laporan menyimpulkan tingginya angka kematian antara 15-20%3. Bila mortalitas
akibat HHS diklasifikasikan berdasarkan usia, beksiar antara 10% pada usia <75
tahun, 19% pada usia 75-84 tahun, dan 35% pada usia >84 tahun4..
2.3 Patofisiologi
Hiperglikemi menyebabkan diuretik osmotik yang mengarah pada
kekurangan cairan intravaskular, yang diperburuk oleh penggantian cairan yang tidak
adekuat. Mekanisme ketidakadaan ketosis pada HHS tidak sepenuhnya dimengerti.
Diperkirakan, defisiensi insulin hanya relatif dan lebih ringan daripada DKA.
Penurunan tingkat hormon kontraregulator dan asam lemak bebas lebih sering terjadi
pada HHS daripada DKA pada beberapa penelitian. Pada HHS terdapat
kemungkinkan liver memiliki kemampuan yang kurang untuk mensintesis keton
tubuh atau rasio insulin dan glukagon tidak mendukung ketogenesis. Sedangkan pada
DKA terjadi kombinasi kekurangan hormon insulin dan meningkatnya hormon
kontrainsulin yang mengakibatkan penglepasan/release asam lemak bebas dari
jaringan adipose (lipolysis) ke dalam aliran darah dan oksidasi asam lemak hepar
6
menjadi benda keton (β- hydroxybutyrate [β-OHB] dan acetoacetate) tak terkendali,
sehingga mengakibatkan ketonemia dan asidosis metabolik4.
2.4.1 Anamnesis
Riwayat poliuria, berat badan turun, dan berkurangnya asupan oral yang
terjadi dalam beberapa minggu dan akhir nya terjadi letargi / koma. Faktor presipitasi
meliputi infark miokard, stroke, sepsis, pneumonia, infeksi berat lainnya, keadaan
seperti stroke sebelumnya atau demensia atau situasi sosial yang menyebabkan
asupan air berkurang.
Tidak ada temuan fisik yang khusus untuk HHS. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tanda-tanda dehidrasi berat seperti turgor yang buruk, mukosa pipi yang
kering, mata cekung, perabaan ekstremitas yang dingin dan denyut nadi yang cepat
7
dan lemah. Dapat pula ditemukan peningkatan suhu tubuh yang tak terlalu tinggi.
Akibat gatroparesis dapat pula dijumpai distensi abdomen, yang membaik setelah
rehidrasi adekuat
8
s
2.6 Tatalaksana
9
2.6.2 Terapi insulin
10
Gambar 2.4. Algoritma Pemberian Terapi Insulin pada HHS
2.6.4 Bikarbonat
Jika pH vena < 6,9 berikan 100 mmol natrium bikarbonat dalam 400 ml
sterile water ditambah 20 mEq KCl diberikan selama 2 jam. Jika pH masih <7,
ulangi setiap 2 jam sampai pH >7. Periksa kadar kalium setiap 2 jam.
2.6.5 Pemantauan
Pantau tekanan darah, nadi, pola pernapasan, status mental, asupan cairan dan
urin tiap 1-4 jam.
11
BAB 4
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Anamnesis: Anamnesis:
Pasien datang dengan keluhan
Riwayat poliuria
badan lemas, keluhan
dirasakan sejak 2 minggu ini, Berat badan turun
lemas dirasakan di seluruh berkurangnya asupan oral yang terjadi
badan, lemas tidak membaik dalam beberapa minggu dan akhir nya
hanya dengan istirahat saja terjadi letargi / koma.
pusing (-), mual (-), muntah (-)
sering BAK terbangun saat
malam hari sejak 2 minggu ini. Faktor presipitasi
Sering merasa haus (+), lapar
Infark miokard,
(+).
Stroke,
Sepsis,
Riwayat Penyakit Dahulu
Pneumonia,
HT & DM rutin kontrol, stroke
Infeksi berat lainnya,
Riwayat Psikososial
Pasien bekerja sebagai
pedagang yang makannya
sering tidak teratur.
12
Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Fisik
takikardi dan tidak ada pernafasan
Tidak ada temuan fisik yang
kussmaul. Dan pada pemeriksaan
khusus untuk HHS.
head to toe tidak ditemukan keadaan
yang bermakna Pada pemeriksaan fisik ditemukan
tanda-tanda dehidrasi seperti
Planning Terapi:
13
Planning Terapi 1. Pemberian cairan (sesuai
- infus PZ 1lt /1jam 1lt/2jam algoritma)
1lt/4jam 30tpm 2. Terapi insulin (sesuai
- Inj. ome 1x40mg algoritma)
- Inj. gavistal 3x1amp. 3. Koreksi kalium (sesuai
- drip. nerobat 1amp algoritma)
- Drip. novorapid 50u dlm 50cc 4. Bikarbonat
PZ 5. Pemantauan
14
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Diagnosis HHS pada kasus ini didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
2. Dalam proses pendekatan diagnossis pada pasien ini sudah sesuai dangan
teori.
3. Penatalaksanaan HHS pada pasien ini sudah sesuai dengan teori.
15
DAFTAR PUSTAKA
16