Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN PROSES ASUHAN

KEPERAWATAN PADA GASTROENTERITIS


AHAMD AZKIA &NIRMAYA SOFA
KONSEP SISTEM
GASTROINTESTINAL

a. Definisi Sistem Gastrointestinal


Sistem gastrointestinal adalah sistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi
kedalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh.
Gastroenteritis
adalah imflamasi
pada lapisan
membran
gastrointestinal
disebabkan oleh
berbaga ivarian
entero pathogen
KONSEP PENYAKIT yang luasyaitu

GASTROENTERITIS bacteria, virus


dan parasit.
Dimana terjadi
frekuensi
defekasi yang
abnormal (lebih
dari 3x per hari)
dan konsistensi
feses cair.
ETIOLOGI
 Bakteri : shigela sp, E.coli pathogen, Salmonella sp
 Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus
 Parasit : Entamoeba hitolytica, Giardia lamblia
 Worm: A. lumbricoides, Cacing tambang, Trichuris
trichiuraa
 Fungus: Kandida/ moniliasis
 Haus
 Lidah kering GEJALA
 Turgor kulit menurun
 Suara serak
 Nadi meningkat
 Keringat dingin
 Muka pucat
 Mual, muntah
 Demam
 Nyeri perut/kejang
perut
 Mata cowong
PATOFISIOLOGI
 Akut : Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang
dari 15 hari.sedangkan menurut World Gastroenterologi
Organisation global guidelines 2005, diare akut didefinisikan
sebagai pasase tinja yang cair/ lemak dengan lebih
banyak dari normal,berlangsung kurang dari 14 hari.
(Sudoyo,2007:408)

 Kronik : Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih


dari 15 hari. Sebenarnya para pakar di dunia telah
mengajukan beberapa kreteria mengenai batasankronik
KLASIFIKASI pada khasus diare tersebut,ada yang 15 hari, 3 minggu 1
bulan dan 3 bulan,tetapi di Indonesia dipilih waktu
lebih15 hari agar dokter tidak lengah, dapat lebih cepat
menginvestigasi penyebab diare dengan lebih tepat.
(Sudoyo,2007:408)
menurut wong (2008 :1002) pengkajian fisik meliputi semua parameter.
untuk pengkajian dehidrasi seperti berkurangnya haluaran urine, menurunnya berat badan, membran mukosa kering,
turgor kulit menurun, ubun-ubun yang cekung, kulit yang pucat.
pada dehidrasi yang lebih berat, gejala meningkatnya frekuensi nadi dan respirasi, menurunnya tekanan darah, dan
waktu pengisian ulang kapiler yang memanjang (> 2 detik) yang dapat menunjukan syok yang mengancam.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi :
• Muka pucat
• Lidah kering
• Nafas cepat
• Mata cowong
• Sianosis pada ujung extremitas
2. Palpasi :
• Turgor kulit menurun
• Tenyut nadi meningkat
• Keringat dingin
• Demam
3. Auskultasi :
• Suara bising usus meningkat
• Tekanan darah menurun
• Suara serak
• Gerakan peristaltik meningkat
4. Perkusi :
• Suara perut timpani
1. pemeriksaan darah tepi lengkap PEMERIKSAAN
2. pemeriksaan, ureum, kreatinin, dan berat DIAGNOSTIK
jenis plasma GASTROENTERITIS
3. pemeriksaan urine lengkap
4. pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja
dari colok dubur
5. pemeriksaan biakan empedu bila demam
tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
6. pemeriksaan sediaan darah malaria serta
serologi Helicobacter Jejuni sangat dianjurkan
7. duodenal intubation untuk mengetahui
kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif tentang pada diare kronik.
8. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap,
analisis gas darah (GDA) & elektrolit (Na, K,
Ca,dan P serum yang diare disertai kejang)
DERAJAT DEHIDRASI

Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :


a. Kehilangan BB
1. Tidak ada dehidrasi : menurun BB < 2 %
2. Dehidrasi ringan : menurun BB 2 - 5%
3. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%
4. Dehidrasi berat : menurun BB 10%
b. Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dijepit
antara ibu jari dan telunjuk (selama 30-60 detik)
kemudian dilepaskan, jika kulit kembali dalam :
1. 1 detik ; turgor agak kurang (dehidrasi ringan)
2. 1-2 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang)
3. 2 detik: turgor sangat kurang (dehidrasi berat)
KOMPLIKASI GASTROE

 Disritmia jantung akibat deplesi elektrolit yang berlebih (Smetlzer,


2001 : 1094).
 Syok akibat terjadinya dehidrasi yang berlanjut hingga gangguan
serius pada status serkulasi(Wong, 2008 : 999)..
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan Kegawat Daruratan
Menurut John (2004:234)
•Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin
untuk dewasa, 10- 20ml
•Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien
mual muntah.
•Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah
cifrofloksasin 500mg.
•Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kali.
•Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic
•Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah
dengan dehidrasi
TERAPI
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
Jenis cairan yang hendak digunakan
Cairan ringer laktat : kalium yang rendah bila dibandingkan dengan kalium
tinja.
NaCl isotonik (0,9%) ditambahkan dengan 1 ampul nabik 7,5% 50 ml pada
setiap 1 It NaCl isotonik.
2. Diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit yang dapat
mencegah dehidrasi.
• Upaya Rehidrasi Oral (URO)
Campuran garam dan glukosa ini dinamakan Oral Rehydration Salt
(ORS) atau di Indonesia dikenal sebagai cairan rehidrasi oral (Oralit).
pemberian obat antidiare, sebagai berikut :
 Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
 Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
 Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA
DIAGNOSA GASTROENTERITIS
Pengkajian pada Pasien Gastroenteritis
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah.
Pengumpulan data diperolrh dengancara intervensi, observasi, dan pemeriksaan fisik. Sementara
pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992

1. Identitas pasien,
2. Riwayat keperawatan.
Awalan serangan, misal, anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia, sampai timbul diare.
3. Keluhan utama,
feses cair, muntah, dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi, ubun-ubun menjadi besar dan cekung, tonus
dan turgor kulit berkurang, selaput lender mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4x sehati dengan
konsistensi yang encer, jika buang air besar lebih dari 3x sehari, namun kurang dari 4x sehari dan cair,
maka disebut diare tanpa dehidrasi. BAB 4-10x/hari dan cair disebut dengan diare dengan dehidrasi ringan
atau sedang. BAB > 14x/hari disebut diare akut. Diare berlangsung selama ≥14 hari disebut diare persistem.
LANJJUT
4. Riwayat penyakit sekarang
 Suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan timbul diare.
 Feses cair, mungkin disertai lender atau darah.
 Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi.
 Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
 Apabila pasien telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi julai tampak
 Dieresis, yaitu terjadi oliguria (<1 ml/kgBB/jam) bila terjadi dehidrasi.

5. Riwayat kesehatan dahulu


 Riwayat penyakit yang di derita
 Riwayat pemberian imunisasi
 Alergi terhadap makanan/obat
6. Riwayat Kesehatan keluarga
Riwayat yang pernah dialami atau di derita keluarga pasien, Riwayat penyakit Gastroenteritis
POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak ataupun keluarga,
kecemasan bias meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan
pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anakanya, mereka akan
bereaksi denganmarah dan merasa bersalah.
a) Pola eliminasi akan mengalami perubahan, yaitu pasien buang air besar
lebih dari empat kali sehari, dan buang air kecil sedikit dan jarang.
b) Pola nutrisi di awali dengan mual, muntah, dan anopreksia, sehingga
menyebabkan penurunan berat badan.
c) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d) Pola higienitas, diare sangat dipengaruhi kebiaaan mandi setiap harinya.
e) Aktivitas pasien akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
PEMERIKSAAAN FISIK

a). Pemeriksaan psikologis :

1) Keadaan umum tampak lemah


2) Kesadaran composmentis sampaai koma
3) Suhu tubuh tinggi
4) Nadi cepat dan lemah
5) Pernafasan agak cepat
a) Pemeriksaan sistematik :
 Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lender, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, dan anus kemerahan.
 Perkusin : adanya distensi abdomen
 Palpasi ; turgor kulit kurang elastic
 Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c). Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang tinja, pemeriksaan darah lengkap, dan duodenum intubation (untuk mengetahui penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif)
DIAGNOSA KEPERAWATAN,
INTERVENSI,RASIONALITAS, TUJUAN, DAN KRITERIA
HASIL
1. Gangguan pola eliminasi b.d inflamasi, iritasi, dan malabsorbsi usus, adanya toksit, dan penyempitan
segmental usus.
Intervensi
 Observasi dan cata frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses.
Rasionalitas : mengidentifikasi beratnya diare dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
 Tingkatkan tirah baring dan siapkan alat disamping tempat tidur.
Rasionalitas : istirahat menurunkan motalitas usus dan laju metabolism
 Identifikasi makanan/cairan yang mencetuskan diare
Rasionalitas : menghindari bahan iritan dan meningkatkan istirahat usus.
 Kolaborasi dalam pemberian terapi antikolinergik
Rasionalitas : menurunkan peristaltic GI dan menurunkan sekresi digestif untuk menghilangkan kram dan diare
 Beri terapi antibiotic
Rasiolnalitas : mengobati infeksi supuratif local.
Tujuan
Diare dapat teratasi setelah dilakukan intervensi keperawatn
Kriteria hasil
Pasien akan melaporkan penurunan frekuensi defekasi dan konsistensi kembali normal.
Pasien mampu mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pemberat diare
2. deficit volume cairan b.d output cairan melalui rute normal,
status hipermetabolik, dan pemasukan cairan yang terbatas
Intervensi
 Monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, yakni urine dan feses ((jumlah, konsistensi, dan warna)
Rasionalitas : member informasi keseimbangan cairan dan pedoman penggantian cairan
 Observasi tanda vital
Rasionalitas : hipotensi, takikardia, dan demam menunjukan respon kehilangan cairan.
Observasi adanya kulit kering dan membrane mukosa, penurunan turgor kulit, dan pengisian kapiler lambat.
Rasionalitas : menunjukkan dehidrasi
Ukur berat badan setiap hari.
Rasionalitas : indicator cairan dan status nutrisi.
Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring, dan hindari beraktivitas.
Rasionalitas : mengistirahatkan kolon untuk penyembuhan dan menurunkan kehilangan cairan usus
Tujuan
Deficit volume cairan teratasi
Kriteria hasil
Asupan intake seimbang dengan output
Tanda vital dalam batas normal
Membrane mukosa kulit lembab
si ulang kapiler <3 detik
Berat badan seimbang
3. jumlah nutirisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
absorbsi nutrisi, status hipermetabolik
Intervensi
Timbang berat badan setiap hari
Rasionalitas : informasi kebutuhan diet/keefektipan terapi
Dorong tirah baring dam pembatas aktivitas selama sakit.
Rasionalitas : menurunkan kebutuhan metabolic dan mencegah penuruna kalori
Anjurkan pasien untuk istirahat sebelum makan
Rasionalitas : menurunkan gerak peristaltic dan meningkatkan energy untuk makan.
Kolabnorasi dengan tim ahli gizi untuk menentukan diet rendah serat
Rasionalitas : makana yang rendah serat akan berkontibusi dalam menurunkan peristaltic usus
Terapi vitamin B12
Rasionalitas : Meningkatkan reproduksi sel darah merah/memperbaiki anemia
Tujuan
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi
Criteria hasil
Berat badan stabil atau naik
Makan habis satu porsi
Rasa mual dapat berkurang
4. Nyeri b.d gerak hiperperistaltik usus, diare dalam waktu
lama, dan iritasi kulit/jaringan
a. Intervensi
Dorong pasien untuk melaporkan nyeri yang dialami
Rasionalitas : untuk mengetahui derajat nyeri
Observasi laporan keram abdomen atau nyeri, cata lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)
Rasionalitas : perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan penyebaran penyakit atau komplikasi.
Observasi respon nonverbal dan perubahannya
Rasionalitas : dapat diguanakan untuk mengetahui besarnya nyeri
Kaji ulang faktor yang meningkatkan/menghilangkan nyeri
Rasionalitas : mengetahui faktor pencetus
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
Rasionalitas : meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemapuan coping
Tujuan
Rasa nyeri dapat hilang atau terkontrol.
Criteria hasil
Ekspresi wajah rileks
Skala nyeri 0-2
Tanda vital normal
a. Intervensi
5. Ansietas b.d faktor
Amati perilaku pasien
psikologi rangsangan
Rasionaliats : indikasi derajat kecemasan
simpatis (inflamasi),
Bantu pasien untuk mengeksplorasi kecemasan dan berikan umpan
ancaman konsep diri, balik
perubaha status Rasionalitas : menciptakan hubungan teurapetik
kesehatan, dan status Berikan lingkungan yang tenang dan tingkatkan istirahat
social ekonomi Rasionalitas : meningkatkan relaksai dan menurunkan cemas
Berikan informasi yang nyata dan akurat tentang apa yang dilakuakan
Rasionalitas : keterlibatan pasien dalam perencanaan, memberikan rasa
control, dan membantu menurunkan kecemasan.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat seedatif
Rasionalitas : menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat
Tujuan
Kecemasan yang berlebihan dapat teratasi
Criteria hasil
Pasien rileks
Kecemaasan pasien berkurang
IMPLEMENTASI

1.Gangguan pola eliminasi b.d inflamasi, iritasi,


dan malabsorbsi usus, adanya toksit, dan
penyempitan segmental usus.
 Mengobservasi dan cata frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses.
 Meningkatkan tirah baring dan menyiapkan alat disamping tempat tidur.
 Identifikasi makanan/cairan yang mencetuskan diare
 Kolaborasi dalam pemberian terapi antikolinergik
 Beri terapi antibiotic
2. Defisit volume cairan b.d output cairan melalui
rute normal, status hipermetabolik, dan pemasukan
cairan yang terbatas
.
Memonitor dan mencatat masukan dan
pengeluaran cairan, yakni urine dan
feses ((jumlah, konsistensi, dan warna)
Mengobservasi tanda vital
Mengobservasi adanya kulit kering dan
membrane mukosa, penurunan turgor
kulit, dan pengisian kapiler lambat.
Mengukur berat badan setiap hari.
Mempertahankan pembatasan per oral,
tirah baring, dan hindari beraktivitas
3. Jumlah nutirisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d gangguan
absorbsi nutrisi, status
hipermetabolik

Timbang berat badan setiap hari


Dorong tirah baring dam pembatas aktivitas selama sakit.
Anjurkan pasien untuk istirahat sebelum makan
Kolabnorasi dengan tim ahli gizi untuk menentukan diet
rendah serat
Terapi vitamin B12
4. Nyeri b.d gerak hiperperistaltik
usus, diare dalam waktu lama, dan
iritasi kulit/jaringan

Mendorong pasien untuk melaporkan nyeri yang


dialami
Mengobservasi laporan keram abdomen atau
nyeri, cata lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-
10)
Mengobservasi respon nonverbal dan
perubahannya
Mengkaji ulang faktor yang
meningkatkan/menghilangkan nyeri
Berkolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian analgetik
5. ansietas b.d faktor psikologi rangsangan
simpatis (inflamasi), ancaman konsep diri,
perubaha status kesehatan, dan status social
ekonomi

 Mengamati perilaku pasien


 Membantu pasien untuk mengeksplorasi kecemasan dan berikan umpan
balik
 Memerikan lingkungan yang tenang dan tingkatkan istirahat
 Memerikan informasi yang nyata dan akurat tentang apa yang dilakuakan
 Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat sedatif
EVALUASI

 Pola eliminasi kembali normal


 Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai
kebutuhan tubuh
 Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh
 Rasa nyaman terpenuhi
 Kecemasan pada klien dapat teratasi

Anda mungkin juga menyukai