Anda di halaman 1dari 117

Patients And Family Rights

(PFR)
 Terdiri dari 6 Standar

 76 elemen yg diukur
Standard PFR. 1

Rumah Sakit bertanggung jawab


menyediakan proses pelayanan yang
mendukung hak pasien dan keluarga
selama perawatan
HAK PASIEN (UU RS)

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang


berlaku di rumah sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur tanpa
diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar dan profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan
keinginannya dan kemampuan serta sesuai dengan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
HAK PASIEN
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain.
9. Mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
12. Didampingi keluarga dalam keadaan kritir sesuai kebijakan RS
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak menggangu pasien lain.
HAK PASIEN

14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam


perawatan di rumah sakit.
15. Mengajukan saran perbaikan atas layanan Rumah Sakit .
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17. Menggugat Rumah Sakit apabila Rumah Sakit di duga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar tanpa
mempengaruhi mutu pelayanan yang diterima.
18. Mengeluh pelayanan RS yg tdk sesuai standar pelayanan
melalu media cetak dan elektronik sesuai peraturan Per UU-
an
19. Mendapat ringkasan medis.
KEWAJIBAN PASIEN

1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;


2. Menggunakan fasilitas ruma sakit secara
bertanggungjawab;
3. Menghormati ha-hak pasien lain, pengunjung dan hak
Tenaga Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di
Rumah Sakit;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial
dan jaminan kesehatan yang dimilikinya;
KEWAJIBAN PASIEN

6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh


Tenaga Kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh pasien
yang bersangkutan setelah mendapat penjelasan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya
untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan
oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannnya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

• Penjelasan dilakukan oleh Petugas Admisi


• Penjelasan dengan bahasa dan cara yang
dapat dimengerti
• RS menyediakan penerjemah
• Edukasi Staf dilakukan melalui kegiatan
sosialisasi
Standard PFR. 1. 1

Rumah Sakit berusaha mengurangi


hambatan-hambatan fisik, bahasa,
budaya, dan lainnya terkait akses dan
pemberian pelayanan
DAFTAR PENERJEMAH
Standard PFR. 1. 2

Rumah Sakit menyediakan pelayanan


yang menghormati nilai-nilai dan
kepercayaan pribadi pasien dan
bertanggungjawab merespon permintan
terkait agama dan kepercayaan pasien
1. Kebijakan:
- Identifikasi Agama  Formulir Identitas Pasien
- Agama : Islam, Kristen, Katolik,
Budha,Hindu dan Khong Hu Chu
2. Prosedur Pelayanan Kerohanian
- Rutin
- Permintaan Pasien
3. Identifikasi Nilai-Nilai /Keyakinan
 Formulir Pengkajian Awal Pasien
Standard PFR. 1.3

Hak pasien terkait privasi dan


kerahasiaan serta kerahasiaan informasi
dihormati
PRIVASI PASIEN

1. Privasi anamnesa, pemeriksaan dan


pelaksanaan tindakan medis dan pemindahan pasien

2. Kebutuhan privasi yang diinginkan hrs diidentifikasi 


pada pengkajian awal

3. Membangun hubungan kepercayaan dan komunikasi


yang baik dengan pasien.
KERAHASIAN PENYAKIT PASIEN

1 RS menjamin kerahasian informasi medis pasien baik


untuk kepentingan perawatan dan pengobatan,
pendidikan maupun penelitian kecuali pasien
mengungkapkan sendiri tanpa sepengetahuan rumah sakit
atau dengan persetujuan pasien

2. Untuk pengambilan dokumentasi pasien berupa foto,


rekaman wawancara diluar kepentingan keperawatan dan
pengobatan harus seijin oleh pasien.
3. Pasien/Keluarga Pasien/Pihak lain tidak diperbolehkan
untuk mendokumentasikan dalam bentuk apapun (foto,
rekaman dan lain-lain) seluruh proses pelayanan
kesehatan pasien di RSUP Nasional dr. Cipto
Mangunkusumo tanpa seijin manajemen rumah sakit.

4. Tidak Membicarakan Penyakit Pasien di Tempat Umum.

5. Kerahasian Rekam Medis Pasien harus Dijaga


Penggunaan Gordyn
sebagai sekat antar
pasien
Ruang Tunggu Pasien Radiologi
Standard PFR. 1. 4

Rumah Sakit menentukan tingkat


tanggung jawab terkait perlindungan
barang milik pasien dari pencurian
atau kehilangan
Perlindungan Terhadap
Barang Milik Pasien

1. RS bertanggungjawab terhadap barang milik


pasien yang tidak mampu membuat keputusan
mengenai barang miliknya dan pasien yang
datang ke IGD dalam kondisi tidak sadar dan tidak
didampingi oleh Keluarga
2. Kriteria barang milik pasien yang menjadi
tanggung jawab RS untuk menyimpan adalah
barang yang melekat pada tubuh pasien yaitu gigi
palsu, kaca mata, lensa kontak, alat bantu
dengar, perhiasan serta uang yang ada di kantong
pasien.
3. Barang milik pasien disimpan Manager on Duty
dan menjadi tanggungjawab Manager on Duty.
4. Setiap barang wajib dicatat spesifikasi dan kondisi
barang dan didokumentasikan.
5. Barang dikembalikan ketika pasien sudah sadar
diri atau diberikan kepada keluarga jika pasien
meninggal
6. Penyerahan barang milik pasien dibuat dengan
Berita Acara Serah Terima.
Standard PFR. 1.5

Pasien dilindungi dari kekerasan fisik, dan


populasi risiko tinggi diidentifikasi serta
dilindungi dari risiko ancaman lain
Perlindungan Pasien dari Kekerasan Fisik

a. Pasien & pengunjung dilarang membawa senjata tajam &


Senjata api serta alat yang dapat digunakan sebagai senjata.
b. Pengunjung pasien diluar jam berkunjung harus memakai
identitas
c. Pengunjung dalam pengaruh alkohol dilarang/ tidak boleh
mengunjungi pasien
d. Pasien yang berpotensi melakukan tindakan kekerasan
terhadap pasien lain atau petugas harus dilakukan
pengawasan secara ketat, bila perlu dipisahkan dari pasien
lain.
e. Pengawasan ketat dan pengamanan lingkungan terhadap
pasien dengan kecenderungan bunuh diri maupun pasien
dengan risiko jatuh.
f. Pasien dengan rawan risiko penculikan harus didampingi
orang tua atau keluarga yang telah disetujui unit pelayanan
kecuali pasien yang dirawat diruangan khusus (R. Rawat
Intensive, R.Isolasi, RIIM).
g. Pasien terlantar yang tidak memiliki keluarga dan tidak
memerlukan perawatan inap di rumah sakit, maka untuk
pemulangan pasien segera dilaporkan dan dikorrdinasikan
dengan Dinas Sosial
h. Petugas keamanan harus memeriksa tempat-tempat yang
tersembunyi secara berkala sesuai prosedur untuk
memastikan bahwa tempat tersebut aman dan cukup
penerangan.
i. Petugas melakukan pengawasan dan observasi ketat
terhadap seluruh pasien secara periodik dan apabila ada hal
yang mencurigakan segera ambil tindakan dan atau
melaporkan kepada Kepala Unit Pelayanan/
Penanggungjawab Ruangan sesuai kondisi dan situasi.
Pasien Kelompok Risiko

Kriteria pasien kelompok resiko meliputi ;

1. Anak – anak dan Remaja (usia ≤18 Tahun)


2. Pasien dengan usia lanjut (usia ≥ 60)
3. Pasien dengan sakit terminal atau stadium akhir
4. Pasien dengan nyeri hebat atau nyeri kronis
5. Wanita bersalin dan wanita yang mengalami terminasi kehamilan.
6. Pasien dengan gangguan jiwa..
7. Pasien yang dicurigai memiliki ketergantungan obat dan atau alkohol.
8. Pasien korban penganiayaan dan penelantaran.
9. Pasien dengan penyakit infeksi menular dan atau ganguan sistem kekebalan
tubuh.
10. Pasien yang menjalani kemoterapi dan atau terapi radiasi
11. Pasien cacat
Perlindungan Pasien Kelompok Risiko

Perlindungan yang diberikan kepada pasien sesuai kelompok resiko adalah sebagai
berikut ;
1. penyediaan fasilitas sesuai kebutuhan pasien.
2. penyediaan tenaga yang cukup untuk pengawasan pasien sesuai kelompok resiko.
3. mendahulukan pasien dengan dengan kelompok resiko apabila terjadi kebakaran
sesuai prioritas dan kondisi pasien.
4. mengijinkan untuk didampingi oleh 1 (satu) orang keluarga selama dalam
perawatan selama tidak bertentangan dengan peraturan dan etika rumah sakit.
5. Petugas melakukan pengawasan dan observasi ketat terhadap seluruh pasien
sesuai kelompok risiko secara periodik sesuai penyakitnya.
6. Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, Petugas kesehatan yang pertama kali
melihat segera mengambil tindakan dan atau melaporkan kepada Kepala Unit
Pelayanan/Penanggungjawab Ruangan
Standard PFR. 2

Rumah sakit mendukung hak pasien


dan keluarga untuk berpartisipasi
dan proses pelayanan
Kebijakan

1. Hak Pasien berpartisipasi dalam


keperawatan
2. Hak untuk menolak ataupun tidak
melanjutkan tindakan perawatan dan
pengobatan.
3. Hak untuk mengkonfirmasi serta
menyampaikan pendapat.
4. Hak untuk second opinion.
5. Partisipasi pasien atas penunjukan wali
pasien dalam membuat keputusan
medis..
Standard PFR. 2. 1

Pasien memahami seluruh aspek


pelayanan dan perawatan medis mereka
Kebijakan

1. Informasi pelayanan kesehatan


yang diberikan kepada pasien dan
atau keluarga meliputi ; Kondisi,
Diagnosa , Proses Pemeriksaan,
Perawatan, Pengobatan Tindakan
medis, Hasil tindakan medis, Hasil
penunjang medik
2. Tahapan PemberianInformasi ;
 Sebelum tindakan medik dan
perawatan
 Selama tindakan perawatan
 Sesudah tindakan perawatan
3. Pemberian informasi  Dokter
Penanggungjawab Pasien (DPJP),
Perawat dan Petugas Kesehatan
yang merawat pasien sesuai
kewenangannya
4. Petugas wajib memberi kesempatan
kepada Pasien dan atau Keluarga
untuk bertanya atau meminta
penjelasan ulang jika informasi
yang diberikan belum dipahami
secara jelas.
Standard PFR. 2. 2

Rumah sakit memberitahukan pasien dan


keluarga tentang hak dan kewajiban nya
untuk menolak atau tidak melanjutkan
perawatan, menghentikan pelayanan
resusitasi, dan melanjutkan atau
melepaskan peralatan penunjang hidup
WITH-DRAWING & WITH-HOLDING

1. With-drawing life supports adalah


penghentian terapi/ bantuan hidup yang
sebelumnya diterapkan untuk
mempertahankan hidup.
2. With-holding life supports adalah tidak
menerapkan /menunda terapi yang
sebelumnya dianjurkan.
Keadaan Yang Tidak Dilakukan
Resusitasi

1.Kematian normal
2.Stadium terminal penyakit yang tidak
dapat disembuhkan lagi.
3.Fungsi otak tidak akan pulih
4.Pasien dengan kriteria “do not resuscitate
(DNR)”
Pengakhiran Tindakan Resusitasi

1.Pasien dinyatakan mati


2.Mati Batang Otak
3.Stadium terminal penyakit yang tidak
dapat disembuhkan lagi.
4.Telah timbul kembali sirkulasi dan
ventilasi spontan yang efektif
PROSEDUR

1. Keputusan penghentian/penundaan bantuan hidup


atau with-drawing/with-holding adalah keputusan
medis dan etis ;
a. Dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari 3 (tiga)
orang dokter yang kompeten, dimana salah
satunya adalah dokter spesialis
anestesiologi/intensivis, dan 2 (dua) orang dokter
lainnya dengan pertimbangan yang mencakup
kondisi pasien, kondisi Rumah Sakit,
dan memberikan bantuan hidup yang tidak
efisien/kesia-siaan medis
b.Sebelum keputusan penghentian/penundaan
bantuan hidup dilaksanakan, dan pertimbangan
keputusannya.
c.Dalam hal tidak dijumpai adanya keluarga pasien,
maka harus diperoleh persetujuan dari pimpinan
Rumah Sakit atau Komite Medik Rumah Sakit.
2. Pihak pasien dan keluarga pasien (atas nama pasien)
dapat meminta dokter untuk melakukan
penghentian penggunaan life supports atau menilai
keadaan pasien untuk tujuan tersebut. Dalam hal
demikian terdapat tiga kemungkinan yaitu :
a. Pasien masih mampu membuat keputusan
(kompeten) dan menyatakan keinginannya sendiri
b. Pasien tidak kompeten tetapi telah mewasiatkan
pesannya tentang hal ini yang dapat berupa :
3. Khusus untuk pasien yang belum memenuhi
syarat untuk penghentian life support,
keluarga pasien dapat meminta untuk
melakukan penghentian life support karena
sebab apapun dengan syarat sebagai berikut ;
a. harus diatas formulir bermaterai,
b.dicantumkan dalam catatan medis dan
harus dipenuhi setelah dijelaskan risiko
akibat penghentian life supports.
4. Keputusan with-drawing/with-holding
dilakukan pada pasien yang dirawat ICU atau
HCU
KOMUNIKASI
• Segala informasi yang disampaikan
kepada keluarga pasien dicatat dalam
Rekam medik.
• Untuk tindakan with-drawing/with-holding, dokter
menjelaskan bersama-sama dengan petugas yang
ditunjuk oleh Komite Medik dan Komite Etik dan
Hukum kepada keluarga pasien tentang akan
dilaksanakannya with-drawing/with-holding.
• Penjelasan tentang Informasi dan Persetujuan
Tindakan yang disampaikan oleh Tim, dicatat dengan
lengkap pada Formulir Persetujuan Tindakan Medik
sesuai dengan prosedur dan ditanda tangani oleh
keluarga pasien sebagai bukti bahwa dokter telah
memberikan informasi dan keluarga pasien telah
memberikan persetujuan.
Standard PFR. 2.3

Rumah sakit mendukung hak pasien untuk


mendapatkan asesmen dan manajemen nyeri
dan pelayanan sepenuh hati serta penuh
hormat menjelang akhir kehidupan
Standard PFR. 3

Rumah sakit memberitahukan pasien dan


keluarga mengenai proses penerimaan dan
tindak lanjut komplain, konflik, dan perbedaan
pendapat terkait pelayanan pasien dan hak
pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
Penanganan Keluhan (Komplain)
Penyampaian dan penanganan keluhan
(komplain) pasien dan atau keluarga
• Pada jam kerja maupun diluar jam kerja
• Di Unit kerja dimana keluhan terjadi
• Di Bagian Pemasaran
• Direksi
Informasikan cara penyampaian keluhan
(komplain) atau perbedaan pendapat melalui
media :
a. Banner Pengaduan Keluhan
b. Banner hak dan kewajban pasien
c. General consent oleh Petugas Admisi
d. Petugas yang menerima keluhan
Proses penanganan pengaduan atau keluhan
1. Diselidiki, ditelusuri, dilakukan analisa dan
pemilahan oleh Bagian Pemasaran apakah keluhan
(komplain) tersebut :
– Masalah etika rumah sakit
– Masalah etika profesi
– Masalah hukum
2. Dilaporkan ke Direktur Utama dan Direktur Terkait
Standard PFR. 4

Seluruh pasien diinformasikan mengenai


hak dan kewajibannya dengan cara dan
bahasa yang dapat dimengerti
Poster
Standard PFR. 5

General consent perawatan, jika dimintakan


saat pasien masuk rawat inap atau terdaftar
untuk pertama kalinya di rawat jalan, jelas
ruang lingkup dan batasannya.
Measureable Elements of PFR. 5
Standar dan ME Kebijakan RSCM saat ini
ME.1 Pasien dan keluarganya diberi 1. SK dan SPO General Consent
penjelasan tentang lingkup dari persetujuan 2. Fromulir Genaral Consent
umum, apabila cara ini dipakai oleh rumah
sakit

ME.2 Rumah sakit telah menetapkan


bagaimana persetujuan umum, bila dipakai,
didokumentasikan di dalam rekam medis
pasien
ME.3 Pasien dan keluarga diinformasikan
mengenai pemeriksaan dan pelayanan mana
yang membutuhkan informed consent
General consent

• Pernyataan dari pasien atau keluarga


maupun seseorang yang diberi kuasa oleh
pasien sebelum mendapat pelayanan di
Rumah Sakit
• Penjelasan oleh Petugas Admisi di Rawat
Jalan dan Ruang Rawat Inap.
General Consent
Persetujuan Umum Pelayanan Kesehatan
meliputi:
• Pemeriksaan Fisik yang dilakukan oleh
Perawat dan Dokter
• Asuhan Keperawatan
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemberian dan/ atau penyuntikkan produk
farmasi dan obat-obatan.
• Pemeriksaan X-Ray
• Pemasangan alat kesehatan kecuali yang
membutuhkan persetujuan khusus
• Pembiayaan /Jaminan Kesehatan
• RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo
merupakan RS Pendidikan
3. Sayamemberi kuasa kepada setiap dan seluruh orang yang
merawat saya untuk memeriksa dan atau memberitahukan
informasi kesehatan saya kepada pemberi kesehatan lain yang
turut merawat saya selama di rumah sakit ini.

4.Saya setuju rumah sakit wajib menjamin kerahasian informasi


medis saya baik untuk kepentingan perawatan dan pengobatan,
pendidikan maupun penelitian kecuali saya mengungkapkan
sendiri atau orang yang lain yang saya beri kuasa untuk itu (Orang
tua kandung/suami Istri/kakak/adik saya)

5.Saya / keluarga saya / pihak lain tidak boleh


mendokumentasikan dalam bentuk apapun (foto, rekaman dan
lain-lain) seluruh proses pelayanan kesehatan yang saya / keluarga
saya jalani di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo tanpa seijin
manajemen rumah sakit.
6. Saya memberi kuasa kepada rumah sakit untuk menjaga privasi
dan kerahasian penyakit saya selama dalam perawatan.

7. Saya mengetahui bahwa RSUP Nasional dr. Cipto


Mangunkusumo merupakan RS Pendidikan yang menjadi tempat
praktek klinik bagi mahasiswa kedokteran dan profesi-profesi
kesehatan lainnya. Karena itu, mereka mungkin berpartisipasi dan
atau terlibat dalam perawatan saya. Saya menyetujui bahwa
mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lain berpartisipasi
dalam perawatan saya, sepanjang dibawah supervisi Dokter
Penaggung Jawab Pasien (DPJP).

8. Saya tidak boleh membawa barang-barang berharga yang tidak


diperlukan (seperti: perhiasan, elektronik dll) ke RSUP Nasional dr. Cipto
Mangunkusumo dan jika saya membawanya maka RSUP Nasional Dr.
Cipto Mangunkusumo tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan,
kerusakan atau pencurian.
9. Saya menyatakan bahwa saya telah menerima informasi tentang
adanya tatacara mengajukan dan mengatasi keluhan terkait
pelayanan medik yang diberikan terhadap diri saya. Saya setuju
untuk mengikuti tatacara mengajukan keluhan sesuai prosedur
yang ada.
10. Saya menyatakan setuju, baik sebagai wali atau sebagai pasien,
bahwa sesuai pertimbangan pelayanan yang diberikan kepada
pasien, maka saya wajib untuk membayar total biaya perawatan
yang diberikan sesuai acuan biaya dan ketentuan RSUP Nasional
dr. Cipto Mangunkusumo dengan jaminan atau pribadi.
11. Melalui dokumen ini, saya menegaskan kembali bahwa saya
mempercayakan kepada semua tenaga kesehatan rumah sakit
untuk memberikan perawatan, diagnostik dan terapi kepada saya
sebagai pasien rawat inap atau rawat jalan atau Instalasi Gawat
Darurat (IGD), termasuk semua pemeriksaan penunjang, yang
dibutukan untuk pengobatan dan tindakan yang aman.
Standard PFR. 5. 1

Informed consent didapatkan dari pasien


melalui proses yang sudah ditetapkan oleh
rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang
terlatih dengan cara dan bahasa yang dapat
dimengerti oleh pasien
Standard PFR. 5. 2

Informed consent dimintakan sebelum


tindakan operasi, anestesi, sedasi, penggunaan
darah dan produk darah, dan prosedur serta
perawatan risiko tinggi lainnya.
Standard PFR. 5. 3

Pasien dan keluarga menerima informasi yang


cukup mengenai penyakit, rencana
tatalaksana, dan tim yang merawat sehingga
mereka dapat membuat keputusan terkait
perawatan
Informed Consent

Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau


keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien.
Kebijakan
1. Informed Consent : lisan dan tertulis
2. Informed Consent secara tertulis wajib
terhadap Tindakan yg mengandung Resiko
Tinggi ( Ruang Operasi maupun di luar Ruang
Operasi).
3. Informed Consent secara tertulis  Formulir
 428
4. Informed Consent secara Lisan  Formulir
Edukasi  89
5. Persetujuan dimintakan sebelum tindakan
dilakukan dengan penjelasan terlebih
dahulu.
6. Pemberi Informasi adalah Dokter yang akan
melakukan Tindakan dan dapat di delegasikan
kepada PPDS yang ikut aktif dalam
melakukan tindakan  tanggungjawab tetap
pada DPJP
7. Penerima Informasi dan Pemberi Persetujuan ;
• Pasien yang kompeten :
Dewasa ≥ 18 Tahun atau telah menikah,
tdk terganggu kesadaran/mampuberkomunikasi,
tdk mengalami kemunduran/penyakitmental.
• Keluarga terdekat :
Suami atau istri, ayah atau Ibu kandung, anak
kandung dan saudara kandung, pengampu.
8. Penulisan Isi Informasi Persetujuan dan
Penolakan Tindakan Kedokteran tidak boleh
di singkat
9. Pemberian Informasi Persetujuan dan
Penolakan Tindakan Kedokteran harus
dengan bahasa awam.
10.Pemberi informasi harus menjelaskan
apabila ada informasi tambahan terkait
tanggung jawab praktisi atas pelayanan
pasien
11. Untuk pasien terlantar yang tidak mampu
memberikan persetujuan diwakili oleh 2
orang (DPJP dan Kepala Unit Pelayanan
dimana pasien dirawat)
12. Dalam pemberian Informasi , Persetujuan,
Penolakan atau Pembatalan Tindakan
Kedokteran harus ada 2 Saksi : 1 saksi dari
pihak pasien dan 1 saksi dari pihak RS
13. Satu Tindakan untuk satu Formulir
14. Formulir harus disimpan dalam Rekam
Medik.
Informed Consent Khusus
• Hemodialisa (HD) :
– HD kronik  informasi & persetujuan tindakan pada awal tindakan
dan di ulang setiap 6 (enam) bulan kecuali bila menurut penilaian
dokter DPJP terjadi perubahan kondisi pasien yang meningkatkan
risiko tindakan akan dilakukan pemberian informasi dan permintaan
persetujuan ulang.
• Kemoterapi :
– Informasi & persetujuan untuk tindakan Kemoterapi serial (siklus)
dilakukan setiap awal siklus kemoterapi kecuali bila menurut
penilaian dokter DPJP terjadi perubahan kondisi pasien yang
meningkatkan risiko tindakan akan dilakukan pemberian informasi
dan permintaan persetujuan ulang.
Informed Consent Khusus
• Radioterapi ;
– Radioterapi serial (siklus)  Informasi dan permintaan persetujuan
tindakan dilakukan setiap awal siklus kecuali bila menurut penilaian
dokter DPJP terjadi perubahan kondisi pasien yang meningkatkan
risiko tindakan akan dilakukan pemberian informasi dan permintaan
persetujuan ulang.
• Pemberian produk darah;
– Pemberian informasi dan permintaan persetujuan tindakan
pemberian produk darah berulang, khususnya pada pasien
thalasemia dan hemofilia dilakukan pada pemberian produk darah
pertama kali dan akan di ulang setiap 6 (enam) bulan kecuali bila
menurut penilaian dokter DPJP terjadi perubahan kondisi pasien yang
meningkatkan risiko tindakan atau perubahan produk darah yang
diberikan akan dilakukan pemberian informasi dan permintaan
persetujuan ulang.
Informed Consent
Jenis informed consent :
1. Informed consent Bedah (termasuk tindakan invasif)
2. Informed consent Anestesi
3. Informed consent Transfusi darah
4. Informed consent Radioterapi (termasuk Kemoterapi)
5. Informed consent Radiologi
6. Informed consent Penelitian
7. Informed consent Transplantasi organ
8. Informed consent Lisan (Form Edukasi Terintegrasi)
9. General consent
Formulir Edukasi Terintegrasi (Baru)

Informed
Consent
Lisan
Standard PFR. 6

Rumah sakit menginformasikan pasien


dan keluarga tentang proses
menyumbangkan organ dan jaringan
tubuh
Donor Organ dan Jaringan lain

1. Jenis transplansi organ dan atau jaringan


tubuh adalah :
Transplantasi mata.
Transplantasi ginjal.
Tranplantasi hati.
Donor Organ dan Jaringan lain

2, Informasi terkait proses donasi


 Leaflet
 Humas
 Divisi Terkait
Donor Organ dan Jaringan lain

3.Rumah sakit tidak melakukan intervensi dan


atau tidak ikut campur tangan dalam
komunikasi dan interaksi terhadap donor
maupun resipien terhadap pengadaan donor.
4. Upaya mencegah pasien merasa terpaksa
untuk melakukan donasi akan dilakukan
Advokasi oleh Komite Etik & Hukum
Measureable Elements of PFR. 6.1
Standar dan ME Kebijakan RSCM saat ini
ME.1 Rumah sakit memiliki kebijakan dan 1. Pedoman Pelayanan Transplantasi
prosedur terkait proses donor organ dan Organ atau Jaringan
jaringan dan memastikan bahwa proses 2. SPO Donor Organ dan Jaringan
tersebut sejalan dengan hukum dan peraturan Lainnya
serta agama dan nilai-nilai budaya.
ME.2 Rumah sakit mengidentifikasi kebutuhan
terkait persetujuan dan mengembangkan
proses persetujuan yang konsisten dengan 3. Informed consent Donor Organ
kebutuhan tersebut. (Ginjal, Mata, Hati)

ME.3 Staf dilatih mengenai isu dan persoalan


tentang donasi organ dan ketersediaan
transplan
ME.4 Rumah sakit bekerjasma dengan 4. MOU dengan yayasan/ organisasi
organisasi yang relevan dan badan-badan di terkait denagn donor organ/
masyarakat untuk menghormati dan jaringan
menerapkan pilihan untuk mendonasi
1. Setiap tindakan transplantasi harus mendapat
persetujuan tindakan kedokteran secara tertulis
dari donor dan resipien .
2. Tindakan transplantasi yang dilakukan setelah
donor meninggal dunia, harus dijelaskan terlebih
dahulu kepada keluarga terdekat resipien secara
adekuat.
3. Tim transplantasi harus memperhatikan etika
kesejawatan.
Standard PFR. 6. 1

Rumah sakit melakukan pengawasan


terhadap proses pengadaan organ dan
jaringan.
• Pembentukan TIM Transplantasi
Terpadu Multidisplin
• Pembentukan Tim Advokasi
• Komite Etik dan Hukum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai