Anda di halaman 1dari 29

GASTROENTERITIS

Etiologi
1. Faktor Infeksi
- Infeksi enteral ( Infeksi saluran cerna ) :
Bakteri, Virus, Parasit
- Infeksi parenteral ( Infeksi selain
saluran cerna ) : OMA, Tonsilofaringitis
2. Faktor Malabsorbsi
- malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein
3. Faktor Makanan
4. Faktor Psikologis
Patogenesis Diare
1. Gangguan Osmotik
Makanan/zat tidak diserap → tekanan osmotik
rongga usus ↑ → pergeseran air & elektrolit ke
rongga usus → merangsang usus u/ mengeluarkan
→ diare
2. Gangguan Sekresi
Rangsang ttt pd dinding usus → ↑ sekresi air &
elektrolit ke rongga usus → diare
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik → kesempatan usus menyerap
makanan ↓ → bakteri ↑ → diare
Patogenesis Diare Akut
1. Jasad renik masuk ke usus halus
2. Berkembang biak didalam usus halus
3. Mengeluarkan toksin diaregenik
4. Hipersekresi → diare
Patofisiologi
1. Kehilangan air & elektrolit → ganggauan
keseimbangan asam-basa
2. Gangguan gizi
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
Gejala Klinis
 Derajat Dehidrasi
- Tidak dehidrasi : ↓ BB 2,5%
- Dehidrasi ringan : ↓ BB 2,5-5%
- Dehidrasi sedang : ↓BB 5-10%
- Dehidrasi berat : ↓ BB ≥ 10%
 Maurice King Score
KU : sehat (0), Gelisah-apatis-somnolen (1), mengigau-
syok-koma (2)
Turgor : N(0), 1-2 dtk (1), ≥ 2 dtk (2)
Mata : N(0), sedikit cekung (1), sangat cekung (2)
UUB : N(0), sedikit cekung (1), sangat cekung (2)
Mulut : N(0), kering (1), kering + sianosis (2)
Nadi : < 120(0), 120-140 (1), >140 lemah (2)
Diuresis : N(0), oliguri (1), anuri (2)
RR : Biasa (0), agak cepat (1), Kussmaul (2)
Penilaian : 0-2 → Dehidrasi ringan
3-6 → Dehidrasi sedang
7-12 → Dehidrasi Berat
 Asidosis Metabolik
- HCO3 & pCO2 ↓, BE (-)
- Pernafasan Kussmaul
- Cardiac reserve ↓
- E/ : NaHCO3 ↓ lewat tinja, Ketosis
kelaparan, Produk-produk metabolik yang
bersifat asam tidak dikeluarkan, Ion
natrium pindah dari extrasel ke intrasel,
penimbunan asam laktat
- Koreksi Bicnat : BE x BB awal x 0,3
 Dehidrasi Hipotonik
Kadar Na plasma < 130 mEq/l
Dehidrasi Isotonik
Kadar Na plasma 130-150 mEq/l
Dehidrasi Hipertonik
Kadar Na plasma >150 mEq/l
Pemeriksaan laboratorium
1. Px. Tinja
a. Makroskopis & mikroskopis
b. pH & kadar gula dalam tinja
2. Px. Gangguan keseimbangan asam-basa (
AGD )
3. Ureum & Kreatinin
4. Elektrolit ( Na, K, Ca, Fosfor dalam serum )
Komplikasi
 Dehidrasi
 Renjatan Hipovolemik
 Hipokalemia
 Hipoglikemia
 Intoleransi laktosa sekunder
 Kejang
 MEP
Therapy Diare Dehidrasi
Jenis Cairan
a. Cairan rehidrasi oral
Formula lengkap ( NaCl, NaHCO3, KCl,
glukosa ) → oralit
Formula sederhana ( NaCl, sukrosa
atau karbohidrat lain )
b. Cairan parenteral
- DG aa ( D:G5% = 1:1)
- RL g (RL:G5% = 1:1),
- RL
Kecepatan Pemberian Cairan
a. Belum ada dehidrasi
Oral ad libitum atau 1 gelas setiap BAB
b. Dehidrasi Ringan
1 jam : 25-50 ml/kgBB
selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari atau ad libitum
c. Dehidrasi sedang
1 jam : 50-100 ml/kgBB
selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari atau ad libitum
d. Dehidrasi berat
- anak 1 bln-2 thn, BB 3-10 kg
1 jam : 40 ml/kgBB/jam
7 jam : 12 ml/kgBB/jam
16 jam : 125 ml/kgBB
- anak 2-5 thn, BB 10-15 kg
1 jam : 30 ml/kgBB/jam
7 jam : 10 ml/kgBB/jam
16 jam : 125 ml/kgBB
- anak 5-10 thn, BB 15-25 kg
1 jam : 20 ml/kgBB/jam
7 jam : 10 ml/kgBB/jam
16 jam : 105 ml/kgBB
Jumlah cairan yang hilang pada anak < 2thn
Derajat PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 50 100 25 175
Sedang 75 100 25 200
Berat 125 100 25 250
Jumlah cairan yang hilang pada anak 2-5thn
Derajat PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 30 80 25 135
Sedang 50 80 25 155
Berat 80 80 25 185
Jumlah cairan pada dehidrasi berat
BB Umur PWL NWL CWL Jumlah
<3kg <1bln 150 125 25 300
3-10kg 1bln-2thn 125 100 25 250
10-15kg 2-5thn 100 80 25 205
15-25kg 5-10thn 80 65 25 170
Obat-obatan
1. Anti Sekresi
Asetosal 25 mg/tahun, dosis min 30 mg
Klorpromazin 0,5-1 mg/kgBB/hari
2. Antibiotika
Kolera : Tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari
Campylobacter : Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari
Kolera
 Masa Inkubasi : 8-48 jam
 E/: Vibrio Cholerae → gram (-), btk koma, bergerak
dgn flagel, aerob, pH 7-9
 Patogenesis
V.Cholerae tertelan, masuk ke usus halus →
multiplikasi → enterotoksin yg menstimulasi enzim
adenilsiklase → ATP menjadi cAMP → pe↑ sekresi
ion Cl ke dalam lumen usus → sekresi larutan
isotonik akibat toksin
 Klinis
Tinja spt air cucian beras, muntah, turgor cepat ↓,
mata cekung, UUB cekung, pernafasan cepat &
dalam, sianosis, nadi kecil & cepat, TD ↓, bunyi
jantung ↓ → renjatan, diare mendadak tanpa
tenesmus/rasa nyeri, wash woman hands.
 Laboratorium
- Ht, BJ plasma ↑
- Kadar bikarbonat plasma, pH darah arteri ↓
- Kadar Na, K plasma N atau ↓
 Diagnosa
Menemukan V.Cholerae dgn cara :
1. Agar empedu atau GGT selama 18 jam → koloni
jernih berkilat
2. Rx. Aglutinasi dgn antiserum spesifik
3. Mikroskop Fluoresen
 Theraphy
1. RL
1 jam : 10 tts/kgBB/mnt
7 jam : 3 tts/kgBB/mnt
renjatan : cairan bolus sampai nadi teraba
2. Antibiotik
Tetrasiklin : 50 mg/kgBB/hari, dibagi 4
dosis, selama 5 hari
Escherichia Coli
 Bakteri gram (-), sifat meragi, membentuk gas
pada glukosa & laktosa.
 Adhesi pada usus halus melalui plasmin,
membentuk toksin, invasi ke mukosa usus
halus.
 3 macam strain : EPEC, ETEC, EIEC
EPEC
 Tidak produksi toksin, tidak invasi dinding usus,
adhesi melalui plasmin ( masa DNA mrp kromosom
extra bakteri, sifat kebal thd AB, produksi toksin,
daya lekat ).
ETEC
 Stable Toxin (ST) → plasmid dan Labile Toxin (LT)
→ tidak tahan panas.
 Penyebab terbanyak.
 Klinis : distensi abd, sifat tinja ( banyak, sering,
berair, mukus, tidak berwarna )
EIEC
 Menembus sel mukosa kolon → menimbulkan
kerusakan → eritrosit & leukosit dalam tinja.
 Klinis : tenesmus, kolik, hipotensi, sifat tinja ( sedikit,
sering, kental, mukus, darah, warna hijau, leukosit )
Theraphy :
Neomycin 50-100 mg/kgBB/hr dibagi 3-4 dosis
selama 5 hr
Colistin 100.000 U/kgBB/hr selama 5 hr ( efektif thd
kuman gram negatif & bersifat bakterisid )
Shigella spp.
 Patogenesis
Invasi ke epitel sel mukosa usus halus →
berkembang biak → eksotoxin →
merangsang perubahan sistem enzim adenil
siklase & sifat sititoksik → infiltrasi sel2x PMN
→ tukak → sel2x darah merah & plasma
protein keluar sel, masuk lumen usus →
keluar bersama tinja.
 Predileksi : ileum terminalis & usus besar
 Klinis : tenesmus, kolik, pusing, sifat tinja (
sedikit, sering >>, kental, mukus >>, darah
>>, hijau, leukosit.
 Theraphy :
Ampicillin 50 mg/kgBB/oral → 100
mg/kgBB/hr dibagi 4 dosis selama 5-7 hr
Salmonella spp.
 Patogenesis
Menyerupai Shigella, namun tidak
berkembang biak, tidak menghancurkan sel
epitel tapi masuk ke lamina propria →
infiltrasi sel2x radang.
 S. typhimurium → enterotoksin → diare
 KIinis : mual-muntah, panas, tenesmus, kolik,
pusing, sifat tinja ( sedikit, sering, lendir, bau
telur busuk, warna hijau, leukosit )
 Theraphy :
Trimetropim-sulfamethoxazole 4-6
mg/kgBB/hr
Vibrio Campylobacter
 Predileksi : ileum, jejenum, usus besar
 Enterotoksin ST
 Gejala : malaise, anorexia, kolik, nyeri perut
kanan bawah, demam ( 37,5-40°C), diare +
darah segar, muntah, tinja : leukosit, darah :
leukositosis ( shift to the left )
 Theraphy : Eritromycin, Fultrexin
Virus
 Rotavirus ( Penyebab terbanyak )
 Patogenesis
Pemendekan jonjot usus, pembengkakan
mitokondria, mikrovilli (brush border) yang tidak
teratur → absorbsi cairan & elektrolit usus halus
terganggu → diare.
 Klinis : mual-muntah, demam, tenesmus, sifat tinja (
vol sedang, >10/hr, berair, warna hijau kuning )
 Theraphy : oralit, Lacto B ( meningkatkan flora usus,
membentuk AB u/ membunuh virus )
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai