Anda di halaman 1dari 45

LOGO

ELEKTROKIMIA

BAB I
KONDUKSI LISTRIK
 Elektrokimia mempelajari hubungan antara
perubahan kimia dengan aliran listrik.
 Oleh karena itu ada baiknya bila pembahasan
elektrokimia diawali dengan konsep dasar listrik
dan bagaimana listrik mengalir.
1.1 Muatan Listrik dan Arus Listrik
Listrik sering dianggap seolah-olah sebagai
suatu fluida yang mampu mengalir melalui
beberapa zat yang disebut konduktor listrik,
namun tidak mampu mengalir melalui zat yang
disebut isolator listrik.
Kita menyebut jumlah fluida tersebut sebagai
muatan listrik (electric charge) atau jumlah
listrik yang dilambangkan dengan Q yang
mempunyai satuan Coulomb.
 Misal listrik mengalir melalui suatu konduktor yang
mempunyai penampang seragam seperti silinder di bawah.
Bila muatan dQ mengalir melalui bidang pada x=0 dengan
waktu interval dt, maka arus listrik (electric current), I akan
mengalir sebesar dQ/dt.
Sehingga I = dQ/dt (1.1.1)
 Satuan arus listrik adalah Ampere, sebanding dengan 1
Coulomb per detik.
 Selain itu kita juga mengenal istilah densitas/rapat arus
(current density). Bila arus I mengalir melalui permukaan
dengan luas A, maka rapat arus sama dengan,
i = I/A dengan satuan ampere/m2 (1.1.2)
I x=0 x I

Area A

I I
 Dengan menganggap listrik sebagai aliran fluida, listrik lebih bersifat
seperti liquid daripada seperti gas, karena listrik bersifat
incompressible. Artinya arus listrik yang mengalir di manapun
sepanjang kawat, nilainya adalah sama.
 Di dalam kebanyakan kasus, arus listrik mengalir melalui lintasan
yang tertutup yang disebut sirkuit. Sirkuit sederhana dapat dilihat di
bawah ini, di mana suatu alat yang disebut sumber arus memompa
fluida listrik dan menyebabkan arus mengalir melalui konduktor.
Simbol –A— menunjukkan ammeter, suatu alat yang digunakan untuk
mengukur arus listrik. Ammeter yang ditempatkan di sembarang
tempat di dalam sirkuit akan memberikan pembacaan yang sama.
 Dengan mengukur arus sepanjang suatu interval waktu, misal dari t1
ke t2, kita dapat menghitung jumlah total muatan listrik sebagai:


t2
Q  Idt 1.1.3
t1

sumber arus

A I
I
1.2 Potensial listrik dan medan listrik
 Seperti halnya air di dalam pipa, di mana tekanan pada
x=0 harus lebih besar daripada tekanan pada posisi yang
lain, demikian pula dengan potensial listrik di dalam
kawat. Potensial listrik dilambangkan sebagai  dengan
satuan Volt.
 Potensial listrik tidak dapat diukur, yang bisa diukur
hanya perbedaannya saja yang disebut dengan
perbedaan potensial listrik, , di mana kuantitasnya
disebut voltage.
 Voltmeter –V— adalah alat untuk mengukur perbedaan
potensial listrik. Alat ini mempunyai dua ujung, yaitu
ujung merah dan hitam. Voltmeter mengukur perbedaan
potensial listrik dari ujung merah terhadap ujung hitam.
I x=0 x I
A

black red
V

 Voltmeter menghitung perbedaan potensial dari bidang


x=x terhadap bidang x=0 sebesar:
  (x) - (0) (1.2.1)
 Beda potensial ini akan bernilai negatif karena potensial
listrik lebih besar ke arah ujung kiri konduktor.
 Kekuatan medan listrik, X (Volt per meter) adalah beda
potensial per satuan jarak, sehingga:
  ( x )   (0)
 (1.2.2)
x x
d
X 
dx (1.2.3)
1.3 Hukum Ohm
 Hukum Ohm menyatakan bahwa bila listrik mengalir
melalui konduktor listrik, rapat arus akan sebanding
dengan kuat medan:
iX (1.3.1)
 Konstanta proporsionalitasnya dikenal sebagai
konduktivitas listrik (satuannya Siemens per meter
(S/m), di mana 1 Siemens (S) sama dengan 1 Ampere per
volt), di mana kebalikannya disebut ketahanan
(resistivity). d
i  X  
dx (1.3.2)

 Konduktivitas listrik merupakan property karakteristik dari


material yang tidak tergantung pada geometri sample.
 Hukum Ohm juga dapat dinyatakan sebagai proporsionalitas dari arus
yang melalui material konduktor dengan beda potensial yang melaluinya.
I  G (1.3.3)
 Atau sebaliknya
   RI (1.3.4)
 Konstanta G dan R adalah konduktans (conductance) dengan satuan
Siemens (dulu disebut ‘mho’) dan tahanan (resistance) dengan satuan
Ohm. Kuantitas ini sangat tergantung pada geometri sample. Untuk
konduktor dengan panjang L dan luas area seragam A, konduktivitas
listrik dapat dinyatakan sebagai:1 A I
G  
R L  (1.3.5)
 Bila konduktivitas dan/atau luas area bervariasi terhadap panjang
koordinat maka tahanan harus dihitung dengan integrasi yang sesuai:
 d dx
  
L (1.3.6)
R
I iA( x ) 0  ( x ) A( x )
 Hukum Ohm tidak berlaku secara universal. Hukum ini tidak
diaplikasikan ke dalam sel-sel elektrokimia.
 Suatu alat yang mempunyai tahanan yang stabil dan diketahui disebut
resistor. Bila arus, I,mengalir melalui resistor dengan tahanan, R, maka
energi yang didisipasikan sebagai panas adalah I2R (Watt)
Soal

1.2. Hitunglah resistance dari batang grafit


sepanjang 10 cm dengan diameter 7.5 mm.
Hitung kembali resistance-nya bila batang tsb
mengecil ujungnya dari diameter 9 mm pada
salah satu ujungnya menjadi 6 mm pada ujung
yang lain. Diketahui konduktivitas listrik () grafit
adalah 4x104 S/m.
1.4 Klasifikasi Konduktor
 Konduktivitas listrik dari suatu material merupakan ukuran sejauh
mana suatu material mampu menghantarkan listrik. Harga 
bervariasi mulai dari nol untuk vakum hingga tak berhingga untuk
superkonduktor.
 Meski kita sering mengklasifikasikan material sebagai konduktor
dan isolator, namun tidak terdapat batas yang jelas di antara
keduanya. Material adalah konduktor atau isolator karena struktur
kimianya dan mobilitas elektron dan spesies kimianya yang
bermuatan yang bertanggung jawab terhadap konduktivitas listrik.
 Di antara berbagai cara, ada dua cara yang paling penting untuk
mengukur konduktivitas listrik, yaitu metode empat terminal dan ac
impedance. Metode empat terminal adalah dengan mengukur I, ,
A, dan x untuk menghitung .
 Berdasarkan sifatnya sebagai pembawa muatan (charge carrier),
material dapat dibedakan sebagai:
konduktor  - konduktor elektronik
- konduktor ionik
material  isolator
Konduktivitas listrik dari berbagai material (kebanyakan pada 298 K)
Material  (Sm-1) Pembawa muatan
Superconductor (suhu rendah)  Pasangan elektron
Ag 6.3 x 107 Elektron
Cu 6.0 x 107 Elektron
Hg 1.0 x 106 Elektron
C (graphite) 4 x 104 Elektron pi
Doped polypyrrole 6 x 103 Elektron pi
Leburan KCl (pada 1043 K) 217 K+ dan Cl-
5.2 M H2SO4 (asam baterai) 82 H+ dan HSO4-
Air laut 5.2 Kation dan anion
Ge 2.2 Elektron dan lubang
0.1 M KCl 1.3 K+ dan Cl-
H2O 5.7 x 10-6 H+ dan OH-
Gelas khusus 3 x 10-10 Kation univalen
Teflon 10-15 ?
Vacuum dan kebanyakan gas-gas 0

Konduktivitas listrik dari bahan isolator bervariasi karena sangat dipengaruhi oleh
pengotor (impurities)
 Konduktor elektronik memiliki konduktivitas karena adanya
elektron-elektron yang bergerak. Semua logam adalah konduktor
elektronik.
 Beberapa oksida dan sulfida anorganik (seperti PbO2 dan Ag2S) juga
mengalirkan listrik dengan aliran elektron. Material-material ini dan
kebanyakan semikonduktor lain mempunyai konduktivitas karena
adanya kelebihan/excess elektron (type n/negative) atau
kekurangan/deficit elektron (type p/positive) dibandingkan dengan
jumlah yang diperlukan untuk membentuk ikatan-ikatan kovalen dari
kisi kristal semikonduktor.
 Pada semikonduktor type p, elektron yang hilang disebut
“lubang/hole”, dan konduktivitas listrik disebabkan karena pergerakan
lubang yang bermuatan positif ini. Sebenarnya elektronlah yang
berpindah mengisi lubang, dan karenanya elektron tsb meninggalkan
lubang, dst.
 Semikonduktor intrinsik mengalirkan baik elektron maupun lubang.
Contoh: Hg0.8Cd0.2Te pada suhu kamar, Si, Ge, Gallium arsenide
 Elektron pi adalah pembawa muatan di beberapa material, seperti
grafit, polimer-polimer konduktif: polypyrrole, mengalirkan listrik
dengan pergerakan lubang elektron pi.
Garam organik kristal tertentu, seperti TTF-
TCNQ (tetrathia – fulvalene
tetracyanoquonidimethane) dikenal sebagai
metal organik dan juga menghantarkan listrik
melalui pergerakan elektron pi.
Note: pi electron
In chemistry, pi bonds (π bonds) are covalent
chemical bonds where two lobes of one involved
atomic orbital overlap two lobes of the other
involved atomic orbital. These orbitals share a
nodal plane which passes through both of the
involved nuclei.
Electrons in pi bonds are sometimes referred to
as pi electrons.
 Kelas kedua dari material yang mengalirkan listrik adalah
konduktor ionik yang terdiri dari anion dan/atau kation. Contoh:
asam, basa, dan garam di dalam air dan liquid lain.
 Konduktor ionik solid (elektrolit solid) biasanya hanya
mempunyai satu jenis ionik yang bergerak baik anion (seperti ZrO2
pada suhu tinggi yang membiarkan ion oksida O2- untuk bermigrasi
pada kisinya) atau kation (misal RbAg4I5 di mana Ag+ yang bergerak
meski pada suhu kamar).
 Sedikit material mengalirkan listrik melalui konduksi listrik dan ionik
(konduksi campuran). Contohnya adalah gas panas yang disebut
plasma, yang terdiri dari ion-ion positif dan elektron bebas. Contoh
lain adalah hidrogen yang terlarut dalam logam Pd. Konduksi di sini
melibatkan pergerakan proton (ion hidrogen) dan elektron. Larutan
yang mengandung logam Na yang melarut dalam amonia liquid,
juga menunjukkan konduksi campuran.
n and p – type Semiconductor
 Neither pure silicon (Si) nor germanium(Ge) are great
conductors. They form a crystal lattice by having each
atom share all of its 4 valence electrons with neighbouring
atoms.
 The total of eight electrons can not easily be jiggled out of
place by an incoming current.
 If , however, the crystalline array is “doped”(mixed with an
impurity) with arsenic which has five valence electrons,
the behaviour of the lattice will change. Four bonds will be
still be made but there will be a leftover electron that can
wander through the crystal.
 This is called an n-type semiconductor.
n - type semiconductor
Boron can also be used to dope a pure crystal of
silicon. But since boron only offers 3 of the four
electrons that a silicon atom needs, each silicon
center is left with a hole.
Semiconductors made in this manner are called
p-type.
In a p-type material if an atom from a
neighbouring atom fills the hole, it will leave a
hole adjacent to it.
This process will continue in a domino effect and
the hole will be moving in the direction opposite
to electron-flow. In reality the atoms are
remaining fixed in the lattice, but there is an
illusion that the holes are physically moving.
p - type semiconductor
logam

Beberapa oksida dan sulfida anorganik


1. Type n
Konduktor elektronik
semikonduktor 2. Intrinsik
3. Type p

Metal organik dan polimer konduktif

Plasma
konduktor Konduktor campuran
Beberapa solid dan larutan

Larutan elektrolit

Leburan garam
Konduktor ionik
Konduktor ionik solid

Kristal yang didoping


Mobilitas
Mari kita lihat mekanisme konduksi dari sisi pembawa muatan itu sendiri.
Arus listrik sama dengan laju di mana muatan mengalir melalui sembarang
bidang tegak lurus terhadap arah alirannya.
laju di mana Jumlah Muatan
muatan pembawa Luas pada Laju
arus = melintasi = muatan masing- pembawa
listrik penampang
sembarang per masing rata-rata
bidang satuan pembawa
Atau secara simbolis: volume
I = dQ/dt = (NAci)(A)(Qi)(vi) (1.5.1)
Di mana subskrip ‘i’ menunjukkan property yang berhubungan dengan pembawa
muatan tertentu.
ci adalah konsentrasi, Qi adalah muatan dan vi adalah kecepatan rata-rata di dalam
arah perpindahan arus. NA adalah bilangan Avogadro = 6.022x1023/mol dan A adalah
luas penampang.
I x=0 x I

Area A

I I
 Bila zi (jumlah muatan) = Qi/Qe, di mana Qe = 1.6022x10-19 C, maka
 Q i = z i Qe 1.5.2
 Dari hasil percobaan diketahui bahwa kecepatan pembawa muatan
adalah sebanding dengan gaya yang diberikan ke pembawa
muatan, di mana gaya itu sebanding dengan kekuatan medan listrik,
sehingga:
 vi  fi  X d/dx 1.5.3
 Harga absolut dari ratio kecepatan terhadap medan disebut
mobilitas pembawa muatan ( lambang ‘u’ satuan m2 V-1 s-1), namun
arah dari pergerakannya tergantung pada tanda muatan. Hal ini
dapat dinyatakan sebagai:
 vi =  uiX = -(zi/|zi|) ui (d/dx) 1.5.4
 Mobilitas elektron di dalam logam perak adalah ue- = 6.7x10-3 m2 V-1
s-1, meski elektron bergerak lebih lambat di dalam logam-logam lain.
 Mobilitas dari suatu ion di dalam larutan berair lebih kecil dari harga
tsb di atas sebesar faktor 105.
Mobilitas Ion (uo) pada Larutan yang sangat encer pada 298 K
Ionic Mobilities Ionic Mobilities
(Water 25°C)
(Water 25°C)
Ion u Ionic
Ion u (m2 s-1V-1) Radius
(m2 s-1V-1) +
(pm)
Cations H
Cu2+ 58.6x10
x  -9
x
+ +
H Li
Ag+ 64.2x10
x  -9 59
 x
+
Na+ Na
Mg2+ 55x10
x -9 102
K+  x K++
Li 40.1x10
x  -9 138
Zn2+  x Rb
NH4+
+
76.1x10
x  -9 149
2+
Anions Zn
NO -3
74x10
x -9
OH -
 x CO32- 71.8x10-9
Cl-  x
HCO3- 46.1x10-9
Br-  x
SO42-  x
 Bila persamaan 1.5.4 dan 1.5.2 dimasukkan ke dalam persamaan
1.5.1 maka diperoleh:
d
I   AN AQe zi ui ci 1.5.5
dx
Hasil kali antara NAQe adalah konstanta Faraday, yaitu:
F = (6.022x1023 /mol) (1.6022x10-19 C) = 96485 C/mol 1.5.6
• Terlihat bahwa harga F sangat besar, artinya sedikit reaksi kimia
memerlukan banyak listrik, atau sebaliknya sedikit perubahan kimia
menghasilkan banyak listrik. Di sinilah letak keuntungan dari ilmu
elektrokimia.
• Persamaan 1.5.5 valid hanya untuk konduktor yang mempunyai
satu jenis pembawa muatan. Bila terdapat beberapa, maka kita
dapat menggunakan persamaan :
d d
• I   AF
dx
 zi ui ci atau i  F  zi ui ci 1.5.7
i dx i
 Perlu dicatat bahwa untuk anion dan kation, masing-masing dari
suku |zi|, ui, dan ci bernilai positif. Artinya pergerakan dari anion-
anion dan kation-kation memberikan kontribusi tanda yang sama
pada arus total.
 Hal ini disebabkan meski anion dan kation bergerak di dalam arah
yang berlawanan, kedua pergerakan itu berhubungan dengan
pergerakan muatan listrik dalam arah yang sama sebagai kation.
Seperti diilustrasikan di bawah:

I x=0 x I

Area A

I I

 Bila ada pembawa muatan tunggal yang negatif, seperti elektron di


dalam logam, arah aliran arus adalah berlawanan dengan arah
pergerakan pembawa muatan.
Bilangan Transport (Transport Number)
 Fraksi dari arus total yang dibawa oleh salah satu pembawa muatan
disebut bilangan transport dari suatu jenis (species).
 Dari persamaan 1.5.7, bilangan transport ti dari jenis i adalah:

zi ui ci
ti  1.5.8
 zi ui ci
i

 Pergerakan ion semacam ini disebut migrasi.


 Perbandingan antara persamaan 1.5.7 dengan 1.3.2 mengantarkan
pada hasil yang penting, yaitu:

  F  zi ui ci 1.5.9
i
 Meski kebanyakan dipakai untuk konduktor ionik, persamaan ini
dapat digunakan untuk semua jenis pembawa muatan.
 Buku-buku elektrokimia memberikan istilah |zi|Fui sebagai
konduktivitas ionik ekuivalen dan Fui sebagai konduktivitas
ionik molar. Sayang keduanya sama-sama mempunyai simbol .
 Di dalam larutan yang mengandung satu jenis anion (i = -) dan satu
jenis kation (i = +), hubungan elektronetralitas menghendaki bahwa
z+c+ = -z-c-. Dalam kondisi seperti ini dapat ditentukan bahwa:

 
   F (u   u  ) 1.5.11
z c z c
  disebut konduktansi ekuivalen (equivalent conductance) dari
larutan.
 Sayangnya simbol ini juga digunakan untuk melambangkan
konduktansi molar (molar conductance) dari suatu larutan elektrolit,
di mana konduktansi molar = konduktivitas dibagi konsentrasi
elektrolit.
1.6. Perbedaan Potensial Kontak
Pb B A

C D
Cu Cu
black red
V

 Semula kita asumsikan bahwa voltmeter mampu mengukur


perbedaan antara 2 potensial listrik jauh di dalam konduktor silinder
( biasanya disebut potensial Galvani atau potensial dalam).
 Kenyataannya semua voltmeter sebenarnya mengukur perbedaan
potensial di antara kedua terminalnya, yang biasanya terbuat dari
tembaga.
 Bila konduktor silinder yang diukur misalnya terbuat dari Pb, maka
seperti yang ditunjukkan dalam gambar di atas bahwa sebenarnya
perbedaan potensial antara titik C dan D adalah yang diukur oleh
voltmeter.
 Sehingga E menunjukkan pembacaan voltmeter, di mana E = D -
C
 Perbedaan potensial antara titik A dan B dinyatakan sebagai:
 E = (D - A)+(A - B )+(B - C)
=  - (A - D)+(B - C)
 Di mana A - D atau B - C disebut perbedaan kontak potensial atau
perbedaan potensial antara timbal dan tembaga.
 Karena kedua material tersebut sama maka A - D = B - C
sehingga E = 
 Hal ini tidak akan berlaku bila ujung voltmeter dikontakkan pada 2
material yang berbeda, misalnya Pb dan Au seperti di bawah ini:

Pb Au

C D
Cu Cu
black red
V
 (Au - Pb) = E+(Au - Cu )-(Pb - Cu) = E+Au/Cu -Pb/Cu
 Prinsip secara umum menyatakan bahwa tidaklah
mungkin mengukur perbedaan potensial listrik antara
dua titik, kecuali kedua titik itu berada pada fasa yang
sama atau fasa tertentuk dengan komposisi yang sama.
 Hal ini berlaku untuk konduktor ionik maupun elektronik.
 Perbedaan potensial antara dua titik di dalam konduktor
titik tidak dapat diukur meskipun komposisi kimianya
sama, karena ‘voltmeter ionik’ hingga saat ini belum
ditemukan.
 Sebagai solusinya, kita bisa menggunakan voltmeter
elektronik yang dihubungkankan dengan elektroda ke
dalam konduktor ionik.
Pb Au

C D
Cu Cu
black red
V

Bila kedua batang Pb dan Au dikontakkan, maka


segera voltmeter akan menunjukkan angka 0.
Terbukti bahwa elektron-elektron terdistribusi
sendiri di antara keempat batang logam.
Dengan demikian:
(Au - Pb) = E+(Au - Cu )-(Pb - Cu) = 0+Au/Cu -
Pb/Cu
Problems
1. The conductivity of copper is 6x107 S/m. Assuming that
each copper atom has 2 mobile electrons, use equation
1.5.9 to calculate the mobility of electrons in copper.
Copper wire of 1.63 mm diameter is carrying 25 A of
DC current. Calculate the average speed of an
electron! Density of Cu = 0.063546 kg/mol; MW = 8960
kg/m3.
2. Use the tabulated mobilities to calculate the
conductivity of 2.55 mM aqueous solution of CuCl2.
What is the resistance between opposite faces of a
cube of this solution with edge length 3 cm? (uo Cu2+ =
58.6x10-9 m2/V.s dan uo Cl- = 7.91x10-8 m2/V.s). What is
the transport numbers of Cu2+ and Cl-?
Kapasitansi
 Kapasitansi diukur dalam satuan Coulomb/volt atau Farad.
 C = Q/-E =- Idt/E = A/L
  adalah permitivitas dari isolator yang mengisi ruang di antara dua
keping logam sejajar. Besarnya adalah antara 20 pF/m sampai 900
pF/m untuk kebanyakan liquid dan gas.
 Alat yang dapat menyimpan energi (kapasitansi) disebut kapasitor.
Kapasitor dapat digunakan sebagai integrator arus (current integrator)
 Kapasitor menyimpan energi sebesar Q2/2C
 Di dalam sirkuit, di mana sebuah tahanan dan kapasitor dipasang
secara seri dan dihubungkan melalui saklar ke sumber tegangan
konstan, muatan dapat dihitung sebagai:

  t 
Q  CEsource 1  exp   ,
  RC  
dQ Esource  t 
I  exp  
dt R  RC 
red
V

+ constant voltage source -

red
I

A V RE
R
CE red
V

I Initial current = Io = Esource/R

I = Io/e = 0.37 Io

t
RC = time constant of circuit = the rate of fall
Problems
1. Berdasarkan gambar sirkuit di atas, bila R =
740 k, C = 2 F dan sumber tegangan
konstan = 12 V, berapa arus yang mengalir
setelah 3 detik saklar ditutup? Selama waktu
itu, berapa energi yang didisipasikan oleh
tahanan dan energi yang disimpan oleh
kapasitor?
2. Arus sebesar 1.7 mA mengalir ke dalam
kapasitor 16 F selama 1.5 detik. Berapa
perbedaan potensial yang diperoleh dan
berapa energi yang disimpan?
Capacitor
 Capacitor is an electronic device that stores and delivers charge as
well as energy.
 There are two types of capacitor: electrolytic capacitor and
electrochemical capacitor. Electrolytic capacitor comprises of two
metal surfaces that constitute electrodes separated at a small
distance by air, vacuum, liquid, or solid film, being referred as
‘dielectric’.
 The capacitance is proportional to the area of the parallel plates
(electrodes) and the permittivity of the dielectric between two plates
and inversely proportional to the distance between two parallel plates.
Q I t A
C   A » d2
V V d
 Where C is capacitance (Farad), Q is charge (Coulomb), V is
potential (Volt), I is current (Ampere), t is time (second),  is
permittivity of dielectric (Fm-1), A is conductor or plate surface area
(m2), and d is dielectric thickness or distance between the two plates
in (m).
 Dielectric constant (relative permittivity) is a ratio of a material
permittivity to vacuum permittivity, 8.85419x10-12 F/m.
A parallel plate capacitor

 The ratio of the charge magnitude on each plate to the electric


potential (voltage) between the plates is known as capacitance. The
energy stored in a capacitor is the energy required to move the stored
charge through the potential of the capacitor.
 Dielectric is inserted between the plates in order to keep the charges
separate. So dielectric must be non-conductive -- an electrical
insulator. As the charge and voltage on a given capacitor are
increased, at some point the dielectric will no longer be able to
insulate the charges from each other. The dielectric then exhibits
dielectric breakdown, or high conductivity in some areas, which tends
to lower the stored energy and charge, generating internal heat. This
phenomenon, undesirable in most capacitor applications, occurs at the
capacitor's breakdown voltage.
Electrochemical Capacitor

 Electrochemical capacitors (ECs) are a special kind of capacitor


based on charging and discharging the interfaces of high specific-
area materials such as porous carbon materials or porous oxides of
some metals.
 They can store electric charge and the corresponding energy at high
densities in a highly reversible way, as does a regular capacitor, and
can be operated at specific power densities (in watts/kg) substantially
higher than can most batteries. Their capacitance for a given size of
the device is thus much higher, by a factor of 10,000 or so, than those
achievable with regular capacitors. For this reason proprietary names
such as "Supercapacitors" or "Ultracapacitors" have been coined to
describe their performance.
 The energy density (E in Joule kg-1) of a capacitor can be formulated
as: Vf
E   CVdV  2C (V f  Vi )
1 2 2
Vi

 While power density (P in Watt kg-1) of a capacitor can be written as:


Vf

P  CV
 Vi
dV
 1 C
(V f2  Vi 2 )
t 2

 0
dt t
 Where C is specific capacitance (Farad kg-1), V is potential (Volt), and
t is time (seconds)
 Capacitors store energy, the amount of stored energy being:
Q2
2C
 Where C is capacitance (Farad), Q is charge (Coulomb).
1. Electric Double Layer Capacitor (EDLC)

 Carbon is frequently used in double layer capacitor because of (1)


low cost, (2) high surface area, (3) availability, and (4) established
production technologies. Carbons are available with a specific
surface area of up to 2500 m2g-1 and fabricated as powders, clothes,
felts, and fibers.

Configuration of an EDLC requiring two Model of the double layer developed by


electrodes and thus two double-layers. Graham
 Niu et al [71] reported a specific capacitance of carbon nanotube
sheet electrodes as high as 102 F.g-1.
 Xu et al [72] prepared activated carbon fibers with high surface area
and highly mesoporous structure for EDLC from polyacrylonitrile
fibers by NaOH activation. The specific capacitances were
measured in different electrolytes which resulted in different specific
capacitances, i.e 371 F.g-1 in 6 M KOH, 213 F.g-1 in 1 M LiClO4/PC
and 188 F.g-1 in ionic liquid composed of lithium bis(trifluoromethane
sulfonyl)imide (LiN(SO2CF3)2, LiTFSI) and 2-oxazolidinone
(C3H5NO2, OZO).
 Panić et al [73] used commercial carbon blacks, Black Pearls 2000®
(BP) and Vulcan® XC 72R (XC) to prepare EDLCs. BP has higher
active surface area than XC. As a result, BP showed higher specific
capacitance as high as 310 F.g-1 than XC which had a specific
capacitance as much as 27 F.g-1 based on cyclic voltammetry
measurements.
 It is obvious that the specific capacitance of an EDLC depends on
the active surface area of carbon and its dispersion method.
Pseudocapacitor
 Charge storage and delivery in EDLC are based on the charge
stored in the double layer. On the other hand, pseudocapacitors
store and deliver charges through Faradaic reaction (oxidation and
reduction reactions), involving the changes in the oxidation numbers
of the electrode materials. Materials for pseudocapacitors usually
are metal oxides which have several oxidation states. Ruthenium
dioxide (RuO2) is the best example material for a pseudocapacitor,
as it has almost constant capacitance over a wide voltage range,
excellent reversibility, and long cycle life. Besides, the capacitances
of pseudocapacitors are higher by as much as an order of
magnitude over that of EDLCs
 The specific capacitances of anhydrous RuO2 have been reported to
be 284 F.g-1 for RuO2 crystals grown on LiNbO3 (100) and 178 F.g-1
on Al2O3 (0001) substrates [22]. Hydrous RuO2 exhibits even larger
specific capacitance as high as 720 F.g-1 when prepared by sol-gel
method [17], and 740-1300 F.g-1 when prepared by anodic
deposition technique using membrane-templated synthesis route.
 Gold Capacitors from Panasonic/Matsushita was the first
commercial ECs appeared in the market in 1978. Later NEC/Tokin
launched Supercap in 1980. Two other Japanese companies
entered into markets in the end of eighties, Dynacap from ELNA and
Polyacene Capacitor/Battery from Seiko instruments. All of those
products have voltage in the range 2.3-6 V and capacitance values
of 10-2 to several Farads. Tokin also offers capacitors at 11 V. The
products are suitable for electronic applications. Nowadays several
hundred million ECs are manufactured and shipped per year.
The applications of ECs:
 For backup power sources for memories, microcomputers, system
boards, clocks, pocket calculators, cameras, electronic agendas and
organizers, mobile phones, and pagers. In these applications there
are main power sources, e.g. batteries that supply the loads. In
cases of disconnection or turn-off of the primary source, contact
problems, etc. the ECs can supply the critical power for seconds to
minutes.
 For main power sources, for example in toys applications. The ECs
delivers one or several large current pulses of several ms to several
seconds duration. Afterwards the EC is recharged by a power
supply of low power rating.
 For alternating power sources, e.g. day-night basis. During the day
the electric load is supplied by, e.g. solar cells, which also recharge
the EC. During the night the power is delivered by EC. Typical
applications are solar watch and solar lanterns

Anda mungkin juga menyukai