ELEKTROKIMIA
BAB I
KONDUKSI LISTRIK
Elektrokimia mempelajari hubungan antara
perubahan kimia dengan aliran listrik.
Oleh karena itu ada baiknya bila pembahasan
elektrokimia diawali dengan konsep dasar listrik
dan bagaimana listrik mengalir.
1.1 Muatan Listrik dan Arus Listrik
Listrik sering dianggap seolah-olah sebagai
suatu fluida yang mampu mengalir melalui
beberapa zat yang disebut konduktor listrik,
namun tidak mampu mengalir melalui zat yang
disebut isolator listrik.
Kita menyebut jumlah fluida tersebut sebagai
muatan listrik (electric charge) atau jumlah
listrik yang dilambangkan dengan Q yang
mempunyai satuan Coulomb.
Misal listrik mengalir melalui suatu konduktor yang
mempunyai penampang seragam seperti silinder di bawah.
Bila muatan dQ mengalir melalui bidang pada x=0 dengan
waktu interval dt, maka arus listrik (electric current), I akan
mengalir sebesar dQ/dt.
Sehingga I = dQ/dt (1.1.1)
Satuan arus listrik adalah Ampere, sebanding dengan 1
Coulomb per detik.
Selain itu kita juga mengenal istilah densitas/rapat arus
(current density). Bila arus I mengalir melalui permukaan
dengan luas A, maka rapat arus sama dengan,
i = I/A dengan satuan ampere/m2 (1.1.2)
I x=0 x I
Area A
I I
Dengan menganggap listrik sebagai aliran fluida, listrik lebih bersifat
seperti liquid daripada seperti gas, karena listrik bersifat
incompressible. Artinya arus listrik yang mengalir di manapun
sepanjang kawat, nilainya adalah sama.
Di dalam kebanyakan kasus, arus listrik mengalir melalui lintasan
yang tertutup yang disebut sirkuit. Sirkuit sederhana dapat dilihat di
bawah ini, di mana suatu alat yang disebut sumber arus memompa
fluida listrik dan menyebabkan arus mengalir melalui konduktor.
Simbol –A— menunjukkan ammeter, suatu alat yang digunakan untuk
mengukur arus listrik. Ammeter yang ditempatkan di sembarang
tempat di dalam sirkuit akan memberikan pembacaan yang sama.
Dengan mengukur arus sepanjang suatu interval waktu, misal dari t1
ke t2, kita dapat menghitung jumlah total muatan listrik sebagai:
t2
Q Idt 1.1.3
t1
sumber arus
A I
I
1.2 Potensial listrik dan medan listrik
Seperti halnya air di dalam pipa, di mana tekanan pada
x=0 harus lebih besar daripada tekanan pada posisi yang
lain, demikian pula dengan potensial listrik di dalam
kawat. Potensial listrik dilambangkan sebagai dengan
satuan Volt.
Potensial listrik tidak dapat diukur, yang bisa diukur
hanya perbedaannya saja yang disebut dengan
perbedaan potensial listrik, , di mana kuantitasnya
disebut voltage.
Voltmeter –V— adalah alat untuk mengukur perbedaan
potensial listrik. Alat ini mempunyai dua ujung, yaitu
ujung merah dan hitam. Voltmeter mengukur perbedaan
potensial listrik dari ujung merah terhadap ujung hitam.
I x=0 x I
A
black red
V
Konduktivitas listrik dari bahan isolator bervariasi karena sangat dipengaruhi oleh
pengotor (impurities)
Konduktor elektronik memiliki konduktivitas karena adanya
elektron-elektron yang bergerak. Semua logam adalah konduktor
elektronik.
Beberapa oksida dan sulfida anorganik (seperti PbO2 dan Ag2S) juga
mengalirkan listrik dengan aliran elektron. Material-material ini dan
kebanyakan semikonduktor lain mempunyai konduktivitas karena
adanya kelebihan/excess elektron (type n/negative) atau
kekurangan/deficit elektron (type p/positive) dibandingkan dengan
jumlah yang diperlukan untuk membentuk ikatan-ikatan kovalen dari
kisi kristal semikonduktor.
Pada semikonduktor type p, elektron yang hilang disebut
“lubang/hole”, dan konduktivitas listrik disebabkan karena pergerakan
lubang yang bermuatan positif ini. Sebenarnya elektronlah yang
berpindah mengisi lubang, dan karenanya elektron tsb meninggalkan
lubang, dst.
Semikonduktor intrinsik mengalirkan baik elektron maupun lubang.
Contoh: Hg0.8Cd0.2Te pada suhu kamar, Si, Ge, Gallium arsenide
Elektron pi adalah pembawa muatan di beberapa material, seperti
grafit, polimer-polimer konduktif: polypyrrole, mengalirkan listrik
dengan pergerakan lubang elektron pi.
Garam organik kristal tertentu, seperti TTF-
TCNQ (tetrathia – fulvalene
tetracyanoquonidimethane) dikenal sebagai
metal organik dan juga menghantarkan listrik
melalui pergerakan elektron pi.
Note: pi electron
In chemistry, pi bonds (π bonds) are covalent
chemical bonds where two lobes of one involved
atomic orbital overlap two lobes of the other
involved atomic orbital. These orbitals share a
nodal plane which passes through both of the
involved nuclei.
Electrons in pi bonds are sometimes referred to
as pi electrons.
Kelas kedua dari material yang mengalirkan listrik adalah
konduktor ionik yang terdiri dari anion dan/atau kation. Contoh:
asam, basa, dan garam di dalam air dan liquid lain.
Konduktor ionik solid (elektrolit solid) biasanya hanya
mempunyai satu jenis ionik yang bergerak baik anion (seperti ZrO2
pada suhu tinggi yang membiarkan ion oksida O2- untuk bermigrasi
pada kisinya) atau kation (misal RbAg4I5 di mana Ag+ yang bergerak
meski pada suhu kamar).
Sedikit material mengalirkan listrik melalui konduksi listrik dan ionik
(konduksi campuran). Contohnya adalah gas panas yang disebut
plasma, yang terdiri dari ion-ion positif dan elektron bebas. Contoh
lain adalah hidrogen yang terlarut dalam logam Pd. Konduksi di sini
melibatkan pergerakan proton (ion hidrogen) dan elektron. Larutan
yang mengandung logam Na yang melarut dalam amonia liquid,
juga menunjukkan konduksi campuran.
n and p – type Semiconductor
Neither pure silicon (Si) nor germanium(Ge) are great
conductors. They form a crystal lattice by having each
atom share all of its 4 valence electrons with neighbouring
atoms.
The total of eight electrons can not easily be jiggled out of
place by an incoming current.
If , however, the crystalline array is “doped”(mixed with an
impurity) with arsenic which has five valence electrons,
the behaviour of the lattice will change. Four bonds will be
still be made but there will be a leftover electron that can
wander through the crystal.
This is called an n-type semiconductor.
n - type semiconductor
Boron can also be used to dope a pure crystal of
silicon. But since boron only offers 3 of the four
electrons that a silicon atom needs, each silicon
center is left with a hole.
Semiconductors made in this manner are called
p-type.
In a p-type material if an atom from a
neighbouring atom fills the hole, it will leave a
hole adjacent to it.
This process will continue in a domino effect and
the hole will be moving in the direction opposite
to electron-flow. In reality the atoms are
remaining fixed in the lattice, but there is an
illusion that the holes are physically moving.
p - type semiconductor
logam
Plasma
konduktor Konduktor campuran
Beberapa solid dan larutan
Larutan elektrolit
Leburan garam
Konduktor ionik
Konduktor ionik solid
Area A
I I
Bila zi (jumlah muatan) = Qi/Qe, di mana Qe = 1.6022x10-19 C, maka
Q i = z i Qe 1.5.2
Dari hasil percobaan diketahui bahwa kecepatan pembawa muatan
adalah sebanding dengan gaya yang diberikan ke pembawa
muatan, di mana gaya itu sebanding dengan kekuatan medan listrik,
sehingga:
vi fi X d/dx 1.5.3
Harga absolut dari ratio kecepatan terhadap medan disebut
mobilitas pembawa muatan ( lambang ‘u’ satuan m2 V-1 s-1), namun
arah dari pergerakannya tergantung pada tanda muatan. Hal ini
dapat dinyatakan sebagai:
vi = uiX = -(zi/|zi|) ui (d/dx) 1.5.4
Mobilitas elektron di dalam logam perak adalah ue- = 6.7x10-3 m2 V-1
s-1, meski elektron bergerak lebih lambat di dalam logam-logam lain.
Mobilitas dari suatu ion di dalam larutan berair lebih kecil dari harga
tsb di atas sebesar faktor 105.
Mobilitas Ion (uo) pada Larutan yang sangat encer pada 298 K
Ionic Mobilities Ionic Mobilities
(Water 25°C)
(Water 25°C)
Ion u Ionic
Ion u (m2 s-1V-1) Radius
(m2 s-1V-1) +
(pm)
Cations H
Cu2+ 58.6x10
x -9
x
+ +
H Li
Ag+ 64.2x10
x -9 59
x
+
Na+ Na
Mg2+ 55x10
x -9 102
K+ x K++
Li 40.1x10
x -9 138
Zn2+ x Rb
NH4+
+
76.1x10
x -9 149
2+
Anions Zn
NO -3
74x10
x -9
OH -
x CO32- 71.8x10-9
Cl- x
HCO3- 46.1x10-9
Br- x
SO42- x
Bila persamaan 1.5.4 dan 1.5.2 dimasukkan ke dalam persamaan
1.5.1 maka diperoleh:
d
I AN AQe zi ui ci 1.5.5
dx
Hasil kali antara NAQe adalah konstanta Faraday, yaitu:
F = (6.022x1023 /mol) (1.6022x10-19 C) = 96485 C/mol 1.5.6
• Terlihat bahwa harga F sangat besar, artinya sedikit reaksi kimia
memerlukan banyak listrik, atau sebaliknya sedikit perubahan kimia
menghasilkan banyak listrik. Di sinilah letak keuntungan dari ilmu
elektrokimia.
• Persamaan 1.5.5 valid hanya untuk konduktor yang mempunyai
satu jenis pembawa muatan. Bila terdapat beberapa, maka kita
dapat menggunakan persamaan :
d d
• I AF
dx
zi ui ci atau i F zi ui ci 1.5.7
i dx i
Perlu dicatat bahwa untuk anion dan kation, masing-masing dari
suku |zi|, ui, dan ci bernilai positif. Artinya pergerakan dari anion-
anion dan kation-kation memberikan kontribusi tanda yang sama
pada arus total.
Hal ini disebabkan meski anion dan kation bergerak di dalam arah
yang berlawanan, kedua pergerakan itu berhubungan dengan
pergerakan muatan listrik dalam arah yang sama sebagai kation.
Seperti diilustrasikan di bawah:
I x=0 x I
Area A
I I
zi ui ci
ti 1.5.8
zi ui ci
i
F zi ui ci 1.5.9
i
Meski kebanyakan dipakai untuk konduktor ionik, persamaan ini
dapat digunakan untuk semua jenis pembawa muatan.
Buku-buku elektrokimia memberikan istilah |zi|Fui sebagai
konduktivitas ionik ekuivalen dan Fui sebagai konduktivitas
ionik molar. Sayang keduanya sama-sama mempunyai simbol .
Di dalam larutan yang mengandung satu jenis anion (i = -) dan satu
jenis kation (i = +), hubungan elektronetralitas menghendaki bahwa
z+c+ = -z-c-. Dalam kondisi seperti ini dapat ditentukan bahwa:
F (u u ) 1.5.11
z c z c
disebut konduktansi ekuivalen (equivalent conductance) dari
larutan.
Sayangnya simbol ini juga digunakan untuk melambangkan
konduktansi molar (molar conductance) dari suatu larutan elektrolit,
di mana konduktansi molar = konduktivitas dibagi konsentrasi
elektrolit.
1.6. Perbedaan Potensial Kontak
Pb B A
C D
Cu Cu
black red
V
Pb Au
C D
Cu Cu
black red
V
(Au - Pb) = E+(Au - Cu )-(Pb - Cu) = E+Au/Cu -Pb/Cu
Prinsip secara umum menyatakan bahwa tidaklah
mungkin mengukur perbedaan potensial listrik antara
dua titik, kecuali kedua titik itu berada pada fasa yang
sama atau fasa tertentuk dengan komposisi yang sama.
Hal ini berlaku untuk konduktor ionik maupun elektronik.
Perbedaan potensial antara dua titik di dalam konduktor
titik tidak dapat diukur meskipun komposisi kimianya
sama, karena ‘voltmeter ionik’ hingga saat ini belum
ditemukan.
Sebagai solusinya, kita bisa menggunakan voltmeter
elektronik yang dihubungkankan dengan elektroda ke
dalam konduktor ionik.
Pb Au
C D
Cu Cu
black red
V
t
Q CEsource 1 exp ,
RC
dQ Esource t
I exp
dt R RC
red
V
red
I
A V RE
R
CE red
V
I = Io/e = 0.37 Io
t
RC = time constant of circuit = the rate of fall
Problems
1. Berdasarkan gambar sirkuit di atas, bila R =
740 k, C = 2 F dan sumber tegangan
konstan = 12 V, berapa arus yang mengalir
setelah 3 detik saklar ditutup? Selama waktu
itu, berapa energi yang didisipasikan oleh
tahanan dan energi yang disimpan oleh
kapasitor?
2. Arus sebesar 1.7 mA mengalir ke dalam
kapasitor 16 F selama 1.5 detik. Berapa
perbedaan potensial yang diperoleh dan
berapa energi yang disimpan?
Capacitor
Capacitor is an electronic device that stores and delivers charge as
well as energy.
There are two types of capacitor: electrolytic capacitor and
electrochemical capacitor. Electrolytic capacitor comprises of two
metal surfaces that constitute electrodes separated at a small
distance by air, vacuum, liquid, or solid film, being referred as
‘dielectric’.
The capacitance is proportional to the area of the parallel plates
(electrodes) and the permittivity of the dielectric between two plates
and inversely proportional to the distance between two parallel plates.
Q I t A
C A » d2
V V d
Where C is capacitance (Farad), Q is charge (Coulomb), V is
potential (Volt), I is current (Ampere), t is time (second), is
permittivity of dielectric (Fm-1), A is conductor or plate surface area
(m2), and d is dielectric thickness or distance between the two plates
in (m).
Dielectric constant (relative permittivity) is a ratio of a material
permittivity to vacuum permittivity, 8.85419x10-12 F/m.
A parallel plate capacitor
P CV
Vi
dV
1 C
(V f2 Vi 2 )
t 2
0
dt t
Where C is specific capacitance (Farad kg-1), V is potential (Volt), and
t is time (seconds)
Capacitors store energy, the amount of stored energy being:
Q2
2C
Where C is capacitance (Farad), Q is charge (Coulomb).
1. Electric Double Layer Capacitor (EDLC)