Anda di halaman 1dari 18

Transaksi Modern Musyarakah

Beserta contoh Perusahaan yang


Melakukan Transaksi Musyarakah
Kelompok 2
1. Adelia (1202015004)
2. Arnald Hasyim (1202015029)
3. Dewi Setyorini (1202015040)
4. Fatimah Laurent (1202015057)
5. Maya Damayanti (1202015081)
6. Rian Aditia (1202015117)
7. Sista (1202015
8. Vita (1202015105)
Pendahuluan
Prinsip bagi hasil dalam akad musyarakah dan mudharabah semula
adalah akad utama dalam pembiayaan dengan akad tersebut hanya
menghasilkan bagian kecil untuk perbankan. (Septian Riza Alfarisi,
2013: 1)

Musyarakah, yaitu pembiayaan sebagian kebutuhan modal pada


suatu usaha untuk jangka waktu terbatas sesuai kesepakatan,
sedangkan Mudharabah yaitu pembiayaan seluruh kebutuhan modal pada
suatu usaha untuk jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan.

Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan. Kerjasama yang terjadi dalam
musyarakah pada hakikatnya dilaksanakan dengan prinsip kemitraan dengan
tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan.
Pembahasan

Bagaimana implementasinya di Indonesia itu


sendiri ?

• Penjelasan Konsep dan teori Musyarakah ?

• Penerapan Musyarakah di Perbankan Syariah di


Indonesia ?
Konsep dan Teori Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak


atau lebih untuk suatu usaha tertentu, yaitu masing-
masing pihak mengkontribusi dana berdasarkan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan aqad.

Dasar hukum musyarakah adalah sebuah hadis riwayat Abu


Dawud dari Abu Hurairah yang artinya: “Rasulullah saw
bersabda: Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: Aku
adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat, selama
salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya.
Musyarakah terdiri dari dua jenis, yaitu:

Musyarakah Musyarakah akad


(kontrak)

pemilikan yang terwujud karena warisan,


wasiat, atau kondisi lainnya terwujud dengan cara kesepakatan antara
yang berakibat kepemilikan satu asset dua orang atau lebih yang setuju bahwa
oleh dua orang atau lebih. tiap orang dari mereka memberikan
modal musyarakah. Merekapun sepakat
kepemilikan dua orang atau lebih berbagi berbagi keuntungan dan kerugian.
dalam sebuah asset nyata,
dan berbagi pula dari keuntungan
yang dihasilkan asset tersebut.
Jenis - jenis musyarakah antara lain:

Syirkah Mufawadha
Setoran dana harus sama
Keuntungan dan kerugian
Kerja dan tanggung jawab
Beban Hutang
Syirkhah Al-Inan
Setiap pihak memberikan porsi dari keseluruhan dana

Berpartisipasi dalam kerja

Berbagi keuntungan dan kerugian yang besar kecilnya telah disepakati bersama

Semua ulama membolehkan jenis Musyarakah ini


Syirkhah A’Maal

Kerja sama dua pihak atau lebih yang masing-


masing memiliki keahlian yang sama

Syirkhah Wujuh

• Yang dipertaruhkan dalam praktek ini adalah Reputasi dan Prestise


• Membeli barang secara kredit dan dijual secara tunai
• Keuntungan dan kerugiaan dibagi berdasarkan jaminan yang diberikan
kepada penyuplai
• Karena tidak perlu modal, maka kontrak ini lazim disebut Syirkhah
Piutang
Penerapan Musyarakah di Perbankan
Syariah di Indonesia ?
Musyarakah yaitu pemilik modal yang mengadakan perjanjian
untuk menyertakan untuk menyertakan modalnya kepada suatu
proyek. Masing-masing pihak memiliki hak untuk ikut serta dalam
manajemen proyek tersebut. Prinsip ini juga dapat diterapkan ke
dalam semua jenis pembiayaan.

Perbedaannya dengan mudharabah ialah pembiayaan yang


dilakukan hanya untuk sebagian yang merupakan penyertaan dengan
campur tangan pengelola bank pada suatu usaha atau proyek secara
ad hoc, baik sementara maupun tetap. Untuk bank yang sehat dan
memiliki keuntungan maka keuntungan tersebut akan dibagi dalam
sistem bagi hasil, atau menurut porsi masing-masing pihak.
Bentuk-bentuk musyarakah dalam perbankan syariah
antara lain sebagai berikut:

Musyarakah Permanen, dimana pihak bank merupakan partner usaha


bentuk ini merupakan partner usaha tetap dalam suatu proyek/usaha.
Bentuk ini merupakan alternative bagi investasi surat berharga atau
saham, yang dapat dijadikan salah satu portofolio investasi bank

Musyarakah digunakan untuk skim pembiayaan modal kerja. Bank


merupakan partner awal dari sebuah usaha atau proses produksi. Dalam
skim ini pihak bank akan menyediakan dana untuk membeli aset atau
alat-alat produksi, begitu juga dengan partner musyarakah lainnya

Musyarakah digunakan untuk jangka pendek. Misalnya pembiayaan


perdagangan, eksport, import atau keperluan khusus nasabah lainnya.
Skema Musyarakah
AKUNTANSI MITRA PASIF

Pada saat akad

Investasi musyarakah diakui pada saat pembayaran kas at au penyerahan aset

Non kas kepada mitra aktif musyarakah

Pengukuran investasi musyarakah ;


Dalam bentuk kas di nilai sebesar jumlah yang di bayarkan;dan
Dalam bentuk aset di nilai sebesar nilai wajar dan jika tedapat selisih antara nilai wajar dan nilai
tercatataset non kas maka selisih tersebut di akui sebagai;
Keuntungan tangguhan dan di amortisasi selama masa akad atau Pada kerugian pada saat terjadi
Investasi musyarikah yang diukur dengan nilai wajar aset yang di serahkan akan berkurang nilainya sebesar
beban penyusutan atas aset yang di serahkan dikurangi dengan amortisasi keuntungan tangguhan.

Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah tidak dapat diakui sebagai bagian investasi
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah
Selama akad

Bagian entitas atas investasi musyarakah dengan pengembalian dana


mitra diakhir akad dinilai sebesar;

jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad di
kurangi dngan kerugian dan;

nilai tercatat aset musyarakah non kas pada saat penyerahan untuk
usaha musyarakah setelah di kurangi penyusutan dan kerugian

Bagian entitas atas investasi musyarakah menurun dinilai sebesar


jumlah kas yang di bayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad
di kurangi jumlah pengembalian dari mitra aktif dan kerugian.
Akhir Akad
Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dikembalikan
oleh mitra aktif diakui sebagai piutang.

a) Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak mitra aktif diakui


sebesar haknya sesuai dengan kesepakatan atas pendapatan usaha
musyarakah. Sedangkan pendapatan usaha untuk mitra pasif diakui
sebagai hak pihak mitra pasif atas bagi hasil dan kewajiban.
b) Kerugian investasi musyarakah diakui sesuai dengan porsi dana
masing-masing mitra dan mengurangi nilai aset musyarakah.
c) Jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif atau
pengelola usaha, maka kerugian tersebut ditanggung oleh mitra aktif
atau pengelola usaha musyarakah.
d) Pengakuan pendapatan usaha musyarakah dalam praktik dapat
diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi pendapatan
usaha dari catatan akuntansi mitra aktif atau pengelola usaha yang
dilakukan secara terpisah.
Penyajian
Mitra aktif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah
dalam laporan keuangan sebagai berikut :
Set musyarakah untuk kas yang di sisihkan dan yang di terima dari
mitra pasif;
Dana musyarakah yang di sajikan sebagai unsur dana syirkah temporer
untuk aset musyarakah yang di terima dari mitra pasif
Selisih penilaian aset musyarakah, bila ada, di sajikan sebagai
unsur ekuitas
Investasi musyarakah untuk kas atau aset non kas yang di
sisihkan kepada mitra aktif
Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset non kas yang di
serahkan pada nilai wajar di sajikan sebagai pos lawan dari investasi
musyarakah.
AKUTANSI MITRA AKTIF (LKS)

Menurut PSAK 106, Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan


kas atau aktiva selain kas untuk usaha musyarakah. Aset selain kas yang
disetorkan dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai
wajar dengan nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai Selisih
Penilaian Aset musyarakah dalam kelompok Ekuitas. Selisih Penilaian
Aset Musyarakah tersebut diamortisasi selama masa akad musyarakah.
Aset Musyarakah selain kas disusutkan dengan jumlah penyusutan yang
mencerminkan penyusutan yang dihitung dengan model biaya historis,
ditambah dengan penyusutan atas kenaikan nilai aset karena penilaian
kembali saat penyerahan aset (nilai wajar) Tetapi jika dari proses
penilaian pada nilai wajar ternyata terjadi penurunan nilai, maka
penurunan nilai ini langsung diakui sebagai kerugian, penyusutan
didasarkan pada nilai wajar.
Lanjutan..

Penerimaan dana dalam bentuk aset selain kas dari mitra pasif yang
diakui sebagai Investasi Musyarakah atau sebagai Dana Syirkah
Temporer dan aset tersebut tidak akan dikembalikan kepada mitra pasif
maka aset tersebut disusutkan selama masa akad atau selama umur
ekonomis. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misal: biaya studi
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah
kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.

Anda mungkin juga menyukai