Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

Myelitis
Disusun oleh:
Kevin Cahyadi (406161043)

Pembimbing : dr. Natan P, Sp.S

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF


RSPI SULIANTI SAROSO
PERIODE 12 FEBRUARI – 17 MARET 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PENDAHULUAN

 Pada abad 19, hampir semua penyakit pada medula spinalis disebut mielitis.
Dalam Dercum’s Of Nervous Diseases pada 1895.
 Morton Prince menulis tentang mielitis trumatik, mielitis kompresif dan
sebagainya, yaang agak memberikan kejelasan tentang arti terminologi
tersebut.
 Dengan bertambah majunya pengetahuan neuropatologi, satu persatu
penyakit di atas dapat diseleksi hingga yang tergolong benar-benar karena
radang saja yang masih tertinggal.
DEFINISI MIELITIS

 Kelainan neurologis yang disebabkan oleh peradangan dikedua sisi dari satu
tingkat, atau segmen dari sum-sum tulang belakang.
Traktus desenden yang melewati medulla spinalis
terdiri dari:

1. Traktus retikulospinalis, dapat mempermudah atau menghambat aktivitas neuron


motorik alpha dan gamma pada columna grisea anterior dan karena itu,
kemungkinan mempermudah atau menghambat gerakan volunter atau aktivitas
refleks.
2. Traktus spinotektalis, berkaitan dengan gerakan-gerakan refleks postural sebagai
respon terhadap stimulus verbal.
3. Traktus rubrospinalis bertidak baik pada neuron-neuron motorik alpha dan gamma
pada columna grisea anterior dan mempermudah aktivitas otot-otot ekstensor atau
otot-otot antigravitasi.
4. Traktus vestibulospinalis, akan mempermudah otot-otot ekstensor, menghambat
aktivitas otot-otot fleksor, dan berkaitan dengan aktivitas postural yang
berhubungan dengan keseimbangan.
5. Traktus olivospinalis, berperan dalam aktivitas muskuler.
Traktus asenden yang melewati medulla
spinalis terdiri dari :
1. Kolumna dorsalis, berfungsi dalam membawa sensasi raba, proprioseptif, dan
berperan dalam diskriminasi lokasi.
2. Traktus spinotalamikus anterior berfungsi membawa sensasi raba dan tekanan
ringan.
3. Traktus spinotalamikus lateral berfungsi membawa sensasi nyeri dan suhu.
4. Traktus spinoserebellaris ventralis berperan dalam menentukan posisi dan
perpindahan, traktus spinoserebellaris dorsalis berperan dalam menentukan
posisi dan perpindahan.
5. Traktus spinoretikularis berfungsi membawa sensasi nyeri yang dalam dan
lama.
KLASIFIKASI
 Mielitis yang disebabkan oleh virus.
 Poliomielitis, group A dan B Coxsackie virus, echovirus
 Herpes zoster
 Rabies
 Virus B
 Mielitis yang merupakan akibat sekunder akibat sekunder dari penyakit pada
meningens dan medula spinals.
 Mielitis sifilitika
 Meningoradikulitis kronik (tabes dorsalis)
 Meningomielitis kronik
 Sifilis meningovaskular
 Meningitis gumatosa termasuk pakimeningitis spinal kronik
ETIOLOGI
 Mielitis piogenik atau supurativa
 Meningomielitis subakut
 Abses epidural akut dan granuloma
 Abses medula spinalis
 Mielitis tuberkulosa
 Penyakit pott dengan kompresi medula spinalis
 Meningomielitis tuberkulosa
 Tuberkuloma medula spinalis
 Infeksi parasit dan fungus yang menimbulkan granuloma epidural, meningitis lokalisata atau
meningomielitis dan abses.
 Mielitis (mielopati) yang penyebabnya tidak diketahui.
 Pasca infeksiosa dan pasca vaksinasi
 Kekambuhan sklerosis multipleks akut dan kronik
 Degeneratif atau nekrotik.
DIAGNOSIS

 Diagnosis ditegakkan dari gejala lesi transversal medulla spinalis (meliputi


defisit motorik, sensorik dan vegetatif) disertai dari gejala umum infeksi
(yang mendahului atau menyertai berupa demam, eksantema, dan lain-lain)
ditambah dengan bukti tidak adanya blokade pada aliran LSS.
 Diagnosis Banding
 Sindroma Guillain Barre
 Lesi Kompresi Medulla Spinalis
PEMERIKASAAN PENUNJANG

 MRI
 Evaluasi awal untuk pasien mielopati harus dapat menentukan apakah ada
penyebab struktural (HNP, fraktur vertebra patologis, metastasis tumor, atau
spondilolistesis) atau tidak. Idealnya, MRI dengan kontras gadolinium harus
dilakukan dalam beberapa jam setelah presentasi.
 CT-myelografi
 Jika MRI tidak dapat dilakukan dalam waktu cepat untuk menilai kelainan
struktural, CT-myelografi dapat menjadi alternatif selanjutnya, tetapi pemeriksaan
ini tidak dapat menilai medulla spinalis
PEMERIKASAAN PENUNJANG

 Punksi Lumbal
 Jika tidak terdapat penyebab struktural, punksi lumbal merupakan pemeriksaan
yang harus dilakukan untuk membedakan mielopati inflamasi ataupun non-
inflamasi. Pemeriksaan rutin CSF (hitung sel, jenis, protein, dan glukosa) dan
sitologi CSF harus diperiksa.
Tatalaksana

 Glukokortikoid oral (prednison) 1mg/KgBB dosis tunggal selama 7 minggu


bertahap diturunkan dan dihentikan setelah 7 hari.
 Injeksi metilprednisolon 0,8mg/KgBB/hari.
Edukasi

 Penyebab mielitis dan penanganan penyebab


 Tatacara terapi non farmakologi
 Tatacara terapi farmakologis, dosis dan efek samping
Prognosis

 Ad Vitam : Bonam
 Ad Functionam : Bonam
 Ad Sanationam : Bonam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai