Parkinson
Parkinson
Presentan :
Dr. Maula Gaharu Sp.S
Departemen Saraf Rs
Bhayangkara Tk.I Raden Said
Sukanto 1
Pendahuluan
1. Parkinson primer/idiopatik
– 7 dari 8 kasus parkinson.
2. Parkinson sekunder/simtomatik
– Pasca ensefalitis virus, ex : TB
– Toksin, ex : MPTP
– Obat - obatan, ex : fenotiazin,reserpin, tetrabenazin
3. Sindrom parkinson plus (multiple system degeneration)
– Bisa didapat ada penyakit - penyakit lain :
• Progresive supranuclear palsy
• Degenerasi kortikobasal ganglionik
• Kelainan herediter ( Peny. Wilson, Peny. Huntington, dll)
Etiologi
• Penurunan dopamin
• Kematian neuron di SNc sebesar 40-50% + Lewys
bodies
• Substantia nigra
– Pusat kontrol / koordinasi dari seluruh pergerakan
– Produksi dopamin
• Fungsi dopamin :
– Mengatur pergerakan
– Mengatur keseimbangan dan refleks postural
– Kelancaran komunikasi
Kerusakan pada substansia nigra (SN)
• 1. Secara klinis
– 2 dari 3 tanda kardinal : tremor, rigiditas,
bradikinesia
– 3 dari 4 tanda motorik : tremor, rigiditas,
bradikinesia, ketidakstabilan postural
• 2. Kriteria Koller :
– 2 dari 3 tanda cardinal gangguan motorik : tremor
saat istirahat atau gangguan refleks postural,
rigiditas, bradikinesia yang berlangsung 1 tahun /
lebih
– Respon terhadap terapi levodopa (min 1.000 mg
/hari selama 1 bulan)
• 2. Kriteria Gelb & Gillman :
– Gejala kelompok A : tremor, bradikinesia, rigiditas,
permulaan asimetris.
– Gejala kelompok B : instabilitas postural, freezing,
halusinasi (3 thn), demensia sebelum gejala motorik
(1thn).
– Diagnosis “possible” : Minimal 2 dari gejala A : tremor
/ bradikinesia, gejala kelompok B (-), gejala <3 tahun
– Diagnosis “probable” : Minimal 3 dari gejala A, gejala
kelompok B (-), gejala >3 thn dan respon jelas
terhadap levodopa atau dopamine agonis .
– Diagnosis “pasti” : kriteria probable (+),
histopatologis (+)
Penatalaksanaan
• Strategi penatalaksanaannya adalah :
1) Terapi simtomatik, untuk mempertahankan
independensi pasien,
2) Neuroproteksi
3) Neurorestorasi
• Neuro proteksi dan neurorestorasi keduanya untuk
menghambat progresivitas penyakit Parkinson.
• Strategi ini ditujukan untuk mempertahankan
kualitas hidup penderitanya.
A. Bekerja pada sistem dopaminergik
• Obat pengganti dopamine (Levodopa,
Carbidopa)
Di dalam otak levodopa dirubah menjadi
dopamine. L-dopa akan diubah menjadi dopamine
Pada neuron dopaminergik oleh L-aromatik asam
amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase).
• Agonis Dopamin
Agonis dopamin seperti Bromokriptin (Parlodel),
Pergolid (Permax), Pramipexol (Mirapex),
Ropinirol, Kabergolin, Apomorfin dan lisurid
dianggap cukup efektif untuk mengobati gejala
Parkinson.
A. Bekerja pada sistem dopaminergik
• Penghambat Monoamin oxidase (MAO
Inhibitor)
Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect).
Inhibitor MAO diduga berguna pada penyakit
Parkinson karena neurotransmisi dopamine
dapat ditingkatkan dengan mencegah
perusakannya.
• Penghambat Catechol 0-Methyl
Transferase/COMT
Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar).
Obat ini masih relatif baru, berfungsi
menghambat degradasi dopamine oleh enzim
COMT dan memperbaiki transfer levodopa ke
otak.
B. Bekerja pada sistem kolinergik
• Antikolinergik
Obat ini menghambat sistem kolinergik di
ganglia basal dan menghambat aksi
neurotransmitter otak yang disebut asetilkolin.
Obat ini mampu membantu mengoreksi
keseimbangan antara dopamine dan
asetilkolin, sehingga dapat mengurangi gejala
tremor.
Ada dua preparat antikolinergik yang
banyak digunakan untuk penyakit parkinson ,
yaitu thrihexyphenidyl (artane) dan benztropin
(congentin
C. Bekerja pada sistem glutamatergik
• Amantadin
Berperan sebagai pengganti dopamine,
tetapi bekerja di bagian lain otak.
Obat ini dulu ditemukan sebagai obat
antivirus, selanjutnya diketahui dapat
menghilangkan gejala penyakit Parkinson
yaitu menurunkan gejala tremor,
bradikinesia, dan fatigue pada awal
penyakit Parkinson dan dapat
menghilangkan fluktuasi motorik (fenomena
on-off) dan diskinesia pada penderita
Parkinson lanjut.
D. Bekerja sebagai pelindung neuron
• Neuroproteksi
Berbagai macam obat dapat
melindungi neuron terhadap ancaman
degenerasi akibat nekrosis atau apoptosis
yang diinduksi progresifitas penyakit.
2. Terapi pembedahan
a. Terapi ablasi lesi di otak
• Thalamotomy ventrolateral : tremor menonjol
• Pallidotomy : bila akinesia dan tremor
b. Deep Brain Stimulation
• Memperbaiki waktu off dari levodopa
c. Transplantasi
• Jaringan medula adrenalis
3. Non Farmakologik
a. Edukasi
b. Terapi rehabilitasi
• Latihan fisioterapi
• Latihan okupasi
• Latihan psikoterapi
Prognosis