Materi 7. Asuhan Keperawatan Depresi
Materi 7. Asuhan Keperawatan Depresi
2/28/2018 2
Depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana
hati yang mempengaruhi kepribadian seseorang.
Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan
perasaan sedih, murung, kesal, tidak bahagia dan
menderita. Individu umumnya menggunakan
istilah depresi untuk merujuk pada keadaan atau
suasana yang melibatkan kesedihan, rasa kesal,
tidak mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga.
(Suryantha Chandra, 2002)
2/28/2018 3
EMOSIONAL KOGNITIF
-Perasaan kesal/patah hati -Rendahnya evaluasi diri
-Perasaan negatif terhadap diri sendiri -Citra tubuh yang terdistorsi
-Hilangnya rasa puas -Harapan yang negatif
-Hilangnya keterlibatan emosional -Menyalahkan dan mengkritik diri
-Kecenderungan untuk menangis diluar sendiri
kemauan -Keragu-raguan dalam mengambil
-Hilangnya respon terhadap humor keputusan
ASPEK
DEPRESI
MOTIVASIONAL FISIK
-Kehilangan nafsu makan
Meliputi pengalaman yang
disadari penderita, yaitu -Gangguan tidur
tentang usaha, dorongan, -Kehilangan libido
dan keinginan -Kelelahan
DOC. SATRIA 2/28/2018 4
Faktor Biologis
- Faktor Genetik :
- Gangguan Pada Otak
- Gangguan Neurotransmitter
- Perubahan Endokrin
Faktor Psikologis
- Penyimpangan Perilaku
- Penyimpangan Psikodinamis
- Penyimpangan Kognitif
Faktor Sosial
2/28/2018 5
Struktur neocortical dorsal mengalami hipometabolis dan
struktur limbic ventral mengalami hipermetabolis selama
dalam keadaan gangguan depresif.
Selain itu jalur fronto-striatal pada otak memediasi
antisipasi yang mengarah ke afek (alam perasaan) yang
positif, dan abnormalitasnya bisa menghasilkan satu
ketidaksanggupan untuk mendorong antisipasi. Terjadinya
kerusakan pada sirkuit fronto-orbital dapat menimbulkan
iritabilitas, dan pengurangan sensitifitas pada isyarat-
isyarat sosial. Begitu pula kerusakan cingulata anterior
dapat menyebabkan apatis dan menurunnya inisiatif.
Kerusakan sirkuit dorsolateral dapat menyebabkan
kesulitan dalam merubah tempat, dalam belajar dan
generasi daftar kata. Begitu pula hipoaktivitas korteks
prefrontodorsolateral dan gyrus angularis telah
dihubungkan pula dengan gangguan psikomotor dan
gangguan depresif.
2/28/2018 6
Depresi dan dysphoria Suicide
Menangis Gejala-gejala psikoti
Ansietas dan agitasi Gangguan Perilaku
Menurunnya energi
dan kelelahan
(fatigue)
Anhedoni
Retardasi fisik
Defisit kognitif
Somatisasi
Hypokhondriasis
Insight
2/28/2018 7
Suasana Hati Fisik
- Sedih - Merasa lelah
- Kecewa - Pegal-pegal
- Murung - Sakit
- Putus Asa - Kehilangan nafsu
- Rasa cemas dan tegang makan
- Menangis - Kehilangan berat
- Perubahan suasana hati badan
- Gangguan tidur
- Mudah tersinggung
- Tidak bisa bersantai
- Berdebar-debar
- Berkeringat
- Agitasi
- Konstipasi
2/28/2018 8
Depresi ringan
Suasana perasaan yang depresif, Kehilangan
minat, kesenangan dan mudah lelah,
konsentrasi dan perhatian kurang.
Depresi Sedang
Kesulitan nyata mengikuti kegiatan sosial
Depresi Berat
Kehilangan harga diri dan perasaan tidak
berguna.
2/28/2018 9
Tekanan darah tinggi
Gastritis
Vertigo
Migrain
Kanker
Stroke
Penyakit Jantung
Dimensia
Reumatik
2/28/2018 10
Diri Sendiri ( Lansia) - Ajak lansia berdiskuasi
- Berfikir positif - Mendengarkan keluahan
- Terbuka bila ada - Dukung kegiatan lansia
masalah - Memberikan lansia
- Menerima kondisi beraktivitas sesuai
- Ikut Kegiatan pengajian kemampuan
- Tidur yang cukup
- Olahraga teratur Masyarakat
- Optimis - Sediakan sarana
- Rajin beribadah posbindu
- Latihan relaksasi untuk pelayanan
- Ikut beraktivitas sesuai kesahatan lansia
kemampuan - Siapkan tempat dan
waktu latihan aktivitas
Keluarga - Support group
- Dukung berkomunikasi
2/28/2018 11
2/28/2018 12
Identitas diri klien
Riwayat Keluarga
Riwayat Penyakit Klien
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik
untuk adanya tanda dan gejala karakteristik
Kaji adanya depresi.
Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan
scrining yang tepat, seperti geriatric depresion
scale.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian
keperawatan
Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.
Lakukan observasi langsung terhadap :
- Perilaku.
- Afek
- Respon kognitif
2/28/2018 13
Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau
keluarga
- Identifikasi berapa lama sudah menjadi pemberi
asuhan dikeluarga tersebut.
- ldentifikasi sistem pendukung yang ada bagi
pemberi asuhan dan anggota keluarga yang lain.
- Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan
klien dan sumber daya komunitas
- Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi kelrga.
- Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien
dan kekhawatiran pemberi asuhan tentang dirinya
sendiri.
Mengkaji Klien Lansia Dengan Depresi
- Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan
depresi, harus membina hubungan saling percaya
dengan pasien lansia. 2/28/2018 14
Data Subyektif
- Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat
- Sering mengemukakan keluhan somatic
- Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak ada
tujuan hidup
- Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan
berkonsentrasi.
Data Obyektif
- Gerakan tubuh yang terhambat
- Ekspresi wajah murung
- Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
- Pasien tampak malas, lelah
- Proses berpikir terlambat, konsentrasi terganggu
2/28/2018 15
Mencederai diri berhubungan dengan
depresi.
Gangguan alam perasaan: depresi
berhubungan dengan koping maladaptif.
Ketidak berdayaan
Risiko bunuh diri
Gangguan pola tidur
2/28/2018 16
2/28/2018 17
Dx 1 : Mencederai diri berhubungan dengan
depresi.
Kriteria Hasil:
- Lansia dapat mengungkapkan perasaanya.
- Lansia tampak lebih bahagia.
- Lansia sudah bisa tersenyum ikhlas.
Intervensi
- Bina hubungan saling percaya dengan lansia.
- Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin
dengan sikap empati dan Dengarkan pemyataan
pasien dengan sikap sabar empati dan lebih
banyak memakai bahasa non verbal.
- Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai
diri sendiri.
2/28/2018 18
Dx 2 : Gangguan alam perasaan: depresi
berhubungan dengan koping maladaptive
Kriteria Hasil :
- Klien dapat meningkatkan harga diri
- Klien dapat menggunakan dukungan sosial
- Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Intervensi
- Kaji dan kerahkan sumber internal individu
- Kaji dan manfaatkan sumber ekstemal individu
- Kaji sistem pendukung keyakinan
- Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan
- Bantu untuk memahami bahwa klien dapat
mengatasi keputusasaannya.
- Lakukan rujukan sesuai indikasi
2/28/2018 19
Dx 3 : Ketidakberdayaan
Tujuan : Berpartisipasi dalam memutuskan perawatan
dirinya, Melakukan kegiatan dalam menyelesaikan
masalahnya.
Tindakan pada Lansia :
- Beri kesempatan bagi pasien untuk bertanggung jawab
terhadap perawatan dirinya
- Beri kesempatan memilih tujuan perawatan dirinya
- Beri kesempatan untuk memilih aktifitas perawatan diri
Tujuan : Keluarga mampu mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien, Keluarga mampu membantu pasien
mengoptimalkan kemampuannya.
Tindakan pada Keluarga
- Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah
dimiliki pasien
- Bersama keluarga memilih kemampuan untuk dilakukan
pasien
- Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian
- Anjurkan keluarga untuk membantu sesuai kemampuan
2/28/2018 20
Dx 4 : Resiko Bunuh Diri
Tujuan : Klien tidak membahayakan dirinya sendiri, Pasien
mempunyai alternatif penyelesaian masalah yang konstruktif.
Tindakan pada Lansia
- Diskusikan dengan pasien tentang ide-ide bunuh diri
- Buat kontrak dengan pasien untuk tidak melakukan bunuh diri
- Bantu pasien mengenali perasaan yang menjadi penyebab
timbulnya ide bunuh diri
- Bantu pasien untuk memilih cara menyelesaikan masalah secara
konstruktif.
- Beri pujian terhadap pilihan yang telah dibuat.
Tujuan : Mengidentifikasi tanda-tanda perilaku bunuh diri pasien,
Menciptakan lingkungan yang aman untuk mencegah perilaku
bunuh diri
Tindakan :
- Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda perilaku ide
bunuh diri
- Diskusikan tentang cara mencegah perilaku bunuh diri pada
pasien
- Anjurkan keluarga meluangkan waktu bersama klien
- Anjurkan keluarga untuk membantu klien untuk menggunakan
koping positif 2/28/2018 21
Dx 5 : Gangguan Pola Tidur
Tujuan : Klien mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pola
tidur, Klien mampu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
Tindakan pada Lansia
- Bersama klien mengidentifikasi gangguan pola
tidur
- Diskusikan cara-cara utuk memenuhi kebutuhan
tidur
- Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai
dengan kebutuhannya
- Berikan pujian jika pasien memilih cara yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan tidurnya
Tujuan : Keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala
gangguan pola tidur, Keluarga dapat membantu pasien untuk
memenuhi kebutuhan tidur
Tindakan pada Keluarga
- Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala
gangguan pola tidur pada pasien
- Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang
untuk memfasilitasi agar pasien dapat tidur
2/28/2018 22
Gangguan depresi merupakan salah satu
gangguan mental-emosional yang cukup
sering dijumpai pada orang usia lanjut. Hal
ini dapat disebabkan oleh karena faktor
penyebab dari gangguan depresif begitu
besar kemungkinan akan dialami oleh orang
usia lanjut. Di lain pihak, walaupun terapi
untuk gangguan depresif tersebut bisa
dilaksanakan namun hasilnya tidaklah dapat
mencapai hasil yang maksimal, mengingat
kekurangan secara fisik dan psikososial pada
orang usia lanjut tidaklah dapat
dikembalikan seperti semula
2/28/2018 23
2/28/2018 24